//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah  (Read 54752 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #150 on: 21 March 2010, 11:39:54 PM »
sepengetahuan saya devadatta semua lokiya jhana dikuasai, artinya arupa jhana ke 4 pun sudah dicapai
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #151 on: 21 March 2010, 11:45:52 PM »
sepengetahuan saya devadatta semua lokiya jhana dikuasai, artinya arupa jhana ke 4 pun sudah dicapai

Jadi bagaimana menjelaskan bahwa seorang individu yang telah mahir di dalam pencapaian jhana bahkan sampai jhana ke-4 masih bisa memiliki pikiran buruk (contoh nya Devadatta)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #152 on: 21 March 2010, 11:50:31 PM »
sepengetahuan saya devadatta semua lokiya jhana dikuasai, artinya arupa jhana ke 4 pun sudah dicapai

Jadi bagaimana menjelaskan bahwa seorang individu yang telah mahir di dalam pencapaian jhana bahkan sampai jhana ke-4 masih bisa memiliki pikiran buruk (contoh nya Devadatta)...

mungkin maksudnya selama dalam jhana, kalo keluar dari jhana ya lain cerita lagi

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #153 on: 21 March 2010, 11:57:32 PM »
sepengetahuan saya devadatta semua lokiya jhana dikuasai, artinya arupa jhana ke 4 pun sudah dicapai

Jadi bagaimana menjelaskan bahwa seorang individu yang telah mahir di dalam pencapaian jhana bahkan sampai jhana ke-4 masih bisa memiliki pikiran buruk (contoh nya Devadatta)...

mungkin maksudnya selama dalam jhana, kalo keluar dari jhana ya lain cerita lagi

Mungkin oleh sebab itu, seorang yang bahkan mahir keluar masuk jhana s/d jhana ke IV tetapi belum merealisasikan jalan (minimal sotapanna) masih bisa terjerumus ke dalam perbuatan jahat.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #154 on: 22 March 2010, 05:59:58 AM »
tambahan, bisa mencapai jhana ke 4 belum tentu langsung punya idhi, perlu dilatih lagi. contohnya saja sariputta yg sebagai siswa utama yg memiliki jhana 1-4 dan arupajhana, sepertinya tidak ada abhinna. cmiiw

penilaian terhadap orang yg mengaku mencapai jhana biasanya bisa negatif yah bisa saja karena iri?

imo, memang jhana ini sudah terlalu dianggap "tinggi", terlalu high expectation. contohnya dalam anupada sutta dijelaskan bagaimana pada jhana 4 masih terdapat analisa.

tetapi bukan jhana yang terpenting khan ;D

emang ada yg bilang terpenting? :hammer:
There is no place like 127.0.0.1

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #155 on: 22 March 2010, 03:16:43 PM »
sebelum saya mengomentari[waktu saya tidak banyak]

[Anda bisa cari cerita ini di Mudulakkhana-jataka No.66,disini saya ceritakan secara singkat saja]

Boddhisatta terlahir di sebuah keluarga kaya di negri Kasi.Boddhisatta meninggalkan keduniawian dan membuang semua nafsu keinginannya untuk menjalani kehidupan sebagai petapa[kehidupan non perumah tangga],pergi untuk hidup di suatu tempat yang sunyi di pegunungan Himalaya.Disana Boddhisatta mencapai jhana ke 4 yang terdiri dari 8 pencapaian dan 5 kemampuan istimewa..

Singkat cerita,Raja mengagumi tingkah laku petapa[Boddhisatta] tersebut dan menawarkannya untuk menetap di wilayah kerajaannya.Pada suatu hari terjadi pemberontakan di salah 1 wilayah kerajaan Raja tersebut,sehingga Raja tersebut turun tangan untuk memadamkan pemberontakan tersebut,sebelum pergi Raja memerintah kepada istrinya untuk melakukan kewajiban yang dia lakukan kepada sang petapa[melayani kebutuhan-kebutuhan(makanan) petapa suci tersebut]

Suatu hari,Ratu menyiapkan makanan untuk petapa tersebut,tetapi sang petapa terlambat datang,sehingga Ratu merasa jenuh/gerah dan pergi ke kamar pribadinya untuk mandi,setelah selesai mandi dan memakai semua perhiasaan mahal,dia menunggu kedatangan sang petapa.

Boddhisatta datang melalui udara,sang Ratu mendengar suara desiran jubah jangat kayu si petapa,terbangun terburu buru untuk menyambutnya,ketika berdiri baju Ratu merosot sehingga kecantikan ratu terlihat oleh petapa tersebut saat ia masuk melalui jendela dan segera melihat hal tersebut petapa tersebut melanggar moralitas,nafsu seksualitas/keinginan berkobar didalam dirinya..

Sejak saat itu sang petapa kehilangan semua pengetahuannya dan terbelenggu oleh nafsu..Sang Raja dan Ratu sepakat untuk menyadarkan si petapa dengan cara mereka...

Setelah "mengerjai" si petapa yang terbelenggu oleh nafsu ,si Ratu menegur sang petapa,"Sudahkah anda lupa bahwa anda dulunya adalah orang yang mulia?"

tersadar dari teguran tersebut,ia mengingatkan dirinya bagaimana belenggu nafsu ini dapat menyebabkannya terlahir di 4 alam apaya[Niraya/neraka,tiracchana/binatang,peta/hantu kelaparan,asura/raksasa]..

Boddhisatta mengucapkan syair,"Sampai Ratu menjadi milikKu,satu2nya nafsu yang saya miliki[untuk mendapatkannya].Ketika kecantikan[nafsu dan keinginan] membelenggu saya,Oh Raja..Nafsu muncul dan muncul lagi.."

Setelah mengucapkan syair tersebut,ia pergi melalui udara menuju pegunungan Himalaya..Ia tidak pernah kembali lagi ke lingkungan manusia;tetapi mengembangkan Brahma Vihara[4 kediaman luhur[metta,karuna,mudita,upekkha]] dalam dirinya,hingga mencapai jhana yang tidak terputus..

dari cerita tersebut kita akan tahu bahwa "bahayanya" nafsu dan keinginan didalam diri kita..kita bisa menjadi "gelap mata" karena "nafsu keinginan" kita...

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #156 on: 22 March 2010, 05:21:29 PM »
sebelum saya mengomentari[waktu saya tidak banyak]

[Anda bisa cari cerita ini di Mudulakkhana-jataka No.66,disini saya ceritakan secara singkat saja]

Boddhisatta terlahir di sebuah keluarga kaya di negri Kasi.Boddhisatta meninggalkan keduniawian dan membuang semua nafsu keinginannya untuk menjalani kehidupan sebagai petapa[kehidupan non perumah tangga],pergi untuk hidup di suatu tempat yang sunyi di pegunungan Himalaya.Disana Boddhisatta mencapai jhana ke 4 yang terdiri dari 8 pencapaian dan 5 kemampuan istimewa..

Singkat cerita,Raja mengagumi tingkah laku petapa[Boddhisatta] tersebut dan menawarkannya untuk menetap di wilayah kerajaannya.Pada suatu hari terjadi pemberontakan di salah 1 wilayah kerajaan Raja tersebut,sehingga Raja tersebut turun tangan untuk memadamkan pemberontakan tersebut,sebelum pergi Raja memerintah kepada istrinya untuk melakukan kewajiban yang dia lakukan kepada sang petapa[melayani kebutuhan-kebutuhan(makanan) petapa suci tersebut]

Suatu hari,Ratu menyiapkan makanan untuk petapa tersebut,tetapi sang petapa terlambat datang,sehingga Ratu merasa jenuh/gerah dan pergi ke kamar pribadinya untuk mandi,setelah selesai mandi dan memakai semua perhiasaan mahal,dia menunggu kedatangan sang petapa.

Boddhisatta datang melalui udara,sang Ratu mendengar suara desiran jubah jangat kayu si petapa,terbangun terburu buru untuk menyambutnya,ketika berdiri baju Ratu merosot sehingga kecantikan ratu terlihat oleh petapa tersebut saat ia masuk melalui jendela dan segera melihat hal tersebut petapa tersebut melanggar moralitas,nafsu seksualitas/keinginan berkobar didalam dirinya..

Sejak saat itu sang petapa kehilangan semua pengetahuannya dan terbelenggu oleh nafsu..Sang Raja dan Ratu sepakat untuk menyadarkan si petapa dengan cara mereka...

Setelah "mengerjai" si petapa yang terbelenggu oleh nafsu ,si Ratu menegur sang petapa,"Sudahkah anda lupa bahwa anda dulunya adalah orang yang mulia?"

tersadar dari teguran tersebut,ia mengingatkan dirinya bagaimana belenggu nafsu ini dapat menyebabkannya terlahir di 4 alam apaya[Niraya/neraka,tiracchana/binatang,peta/hantu kelaparan,asura/raksasa]..

Boddhisatta mengucapkan syair,"Sampai Ratu menjadi milikKu,satu2nya nafsu yang saya miliki[untuk mendapatkannya].Ketika kecantikan[nafsu dan keinginan] membelenggu saya,Oh Raja..Nafsu muncul dan muncul lagi.."

Setelah mengucapkan syair tersebut,ia pergi melalui udara menuju pegunungan Himalaya..Ia tidak pernah kembali lagi ke lingkungan manusia;tetapi mengembangkan Brahma Vihara[4 kediaman luhur[metta,karuna,mudita,upekkha]] dalam dirinya,hingga mencapai jhana yang tidak terputus..

dari cerita tersebut kita akan tahu bahwa "bahayanya" nafsu dan keinginan didalam diri kita..kita bisa menjadi "gelap mata" karena "nafsu keinginan" kita...

_/\_

Kalau tidak salah, ada thread yang membahas bahwa seorang bodhisatta bahkan secara tingkat kesucian masih di bawah seorang sotapanna yang tidak akan merosot lagi.... Ini pandangan dari kaum Theravadin (kalau boleh di katakan demikian)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #157 on: 22 March 2010, 05:28:48 PM »
 [at] Dilbert
betul,itu yang hendak saya tekankan dalam cerita tersebut.. ^^
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #158 on: 22 March 2010, 07:18:23 PM »
Bro dewa 19 yang baik, perkenankan saya mengomentari tulisan bro yang panjaaang banget... :) satu demi satu.

bagian satu:

Saya rasa tidak pada tempatnya bila saya menghakimi meditasi yang dilakukan oleh bro 19. Saya hanya berkomentar dengan membandingkan tehnik meditasi bro 19 dengan tehnik meditasi Buddhis Theravada.
Terus terang saya tak dapat mengatakan  secara pasti pengalaman bro 19 adalah Jhana ke 4 atau bukan.

bagian dua:
yang dapat menentukan dengan lebih pasti pencapaian tersebut tentu Sang Buddha dan para Meditator yang memiliki kemampuan melihat batin mahluk lain. Masalahnya sulit menemui orang seperti itu, selain dari mereka guru pembimbing meditasi kita yang telah mengalami Jhana ke 4 juga bisa memastikan bila kita ceritakan pengalaman kita.

Kadang-kadang (hanya kadang-kadang) kita juga bisa menerka dengan tepat pencapaian kita berdasarkan literatur yang ada mengenai subjek tersebut.

bagian 3:
Saya juga setuju dengan apa yang bro 19 kemukakan, tidak objektif bila menilai seseorang berdasarkan perasaan "suka atau tidak suka" kepada orang itu. Sudah sepantasnya bila seseorang memberikan pendapat yang benar kita harus membenarkan, walaupun secara pribadi kita tidak menyukai orang tersebut, bahkan walau kebenaran itu tidak kita sukai.

jadi: benar katakan benar, salah katakan salah, terlepas dari hal-hal lainnya, beginilah seharusnya bila kita bicara selaras Dhamma.

Tapi saya rasa memang umumnya manusia yang masih memiliki kegelapan batin (kita) akan cenderung memberikan pendapat berdasarkan rasa "suka tidak suka", persamaan golongan, persamaan keyakinan dsbnya. Itu manusiawi sekali. Saya rasa kemanapun bro 19 pergi akan menemukan hal-hal seperti ini, bukan berarti mereka jahat, tetapi ini disebabkan oleh karena kadang-kadang pada waktu kita memberikan pendapat masih dipengaruhi konsep-konsep duniawi juga, mungkin kecuali Arahat yang telah terbebas sama sekali dari kekotoran batin.

bagian 4:
Saya setuju dengan bro 19, setahu saya seseorang yang telah mencapai Jhana ke 4 hanya memiliki kemampuan batin yang sangat terbatas, untuk memiliki kesaktian seperti yang kita baca dari buku-buku, seorang meditator Samatha masih memerlukan keahlian melatih keseluruhan Jhana pada kasina dan memiliki keahlian ( 14 vasi). Bila ia hanya memiliki Jhana ke-4 dalam Anapanasati mustahil ia bisa terbang, menyelam ke dalam bumi menutup sinar matahari membuat matahari gelap dlsbnya, karena menurut Visuddhi Magga, kesaktian seperti itu bisa dicapai bila sang meditator memiliki ke-8 Jhana dengan objek kasina dan memiliki 14 keahlian (14 vasi) berkenaan Jhana dan kasina.

Bila hanya Jhana ke 4 belum dapat membangkitkan Iddhividdha nana (kekuatan gaib).

Bagian 5:
Mungkin selama ini kerancuan timbul karena pertanyaan mengenai pencapaian Jhana berputar pada bagaimanakah pengalaman mencapai Jhana?
Sebenarnya bila dikaji tehnik meditasi yang dipraktikkan oleh bro 19 sudah berbeda, bagian ke 5 ini memberikan uraian yang jelas mengenai perbedaan tehnik meditasi yang dilakukan bro 19 dengan tehnik meditasi mazhab Theravada.

Sang Buddha memang ada mengajarkan 40 objek meditasi Samatha. ke 40 objek meditasi Samatha ini dijelaskan dan diuraikan dengan mendetil dan sistematis pada kitab Visuddhi Magga, tetapi tehnik meditasi bro 19 berbeda dengan 40 objek meditasi yang terdapat di Visuddhi Magga. Saya telah membaca semua yang terdapat di Visuddhi Magga dan saya tidak menemukan keterangan mengenai cara menembus cakra seperti yang dilakukan dalam meditasi bro 19. Demikian  juga saya rasa dalam meditasi yang dilakukan bro 19 juga tidak ditemukan keterangan mengenai Jhana.

Saya tak tertarik untuk membuat kesimpulan mengatakan mana lebih baik atau mana yang lebih tinggi, saya hanya berpendapat bahwa kedua metode meditasi ini berbeda.

Perbedaannya demikian: Saya ada mengenal orang yang berlatih meditasi chikung/prana dan neikung. menurut aliran mereka bila mereka mengumpulkan energi dengan meditasi dan kemudian diarahkan untuk menembus/membuka cakra-cakra maka setiap kali penembusan salah satu diantara ke 72 cakra (termasuk cakra minor), maka energi mereka akan bertambah 2 kali lipat. Jadi diperlukan energi untuk menembus dan mengaktifkan cakra-cakra ini. (Kalau tidak salah pada Yoga adalah kundalini yang digerakkan untuk menembus/membuka).
Menurut saya tehnik-tehnik meditasi seperti ini masih berkaitan dengan fisik melibatkan pengaturan dan pengembangan energi.

Pada meditasi Samatha tak ada pengembangan atau pengaturan energi seperti yang ada pada Yoga, Chikung, Kundalini dsbnya. ke 40 objek meditasi Buddhis Theravada lebih berkaitan dengan batin, nimitta dsbnya.

Bagian 6:
Konsentrasi pada meditasi Samatha dapat diarahkan ke Vipassanna, demikian juga dengan Konsentrasi Vipassana dapat membantu kita berlatih meditasi Samatha.

menurut bro 19 konsentrasinya malah menurun setelah berlatih meditasi Vipassana, ini menarik, karena berbeda dengan semua guru-guru meditasi Vipassana yang mengatakan bahwa konsentrasi, perhatian dll mengalami peningkatan, konsentrasi mereka bertambah lama bertambah kuat.

Bila ingin berdiskusi lebih jauh mengenai hal ini bro 19 bisa buat thread baru.

Bagian 7:

Quote
Dalam sistem meditasi sebelumnya, saya tidak pernah mengerahkan energi untuk “melihat dhamma”.  Semua usaha dan energi, dikerahkan untuk terus menerus mengembangkan kekuatan konsentrasi. Tetapi, dalam meditasi vipasanna, lebih banyak usaha dikerahkan untuk dapat “melihat dhamma”, dan konsentrasi dikembangkan cukup sampai pada batas “dhamma yang terlihat”.

Saya rasa pengertian bro 19 sudah hampir tepat mengenai Vipassana, Dalam meditasi Vipassana kita tidak dianjurkan untuk mengerahkan energi untuk dapat melihat Dhamma, kita hanya dianjurkan untuk melihat proses yang terjadi pada batin dan jasmani dengan semangat, penuh perhatian, teliti, seksama, cermat dan sebagaimana apa adanya.
Dhamma akan nampak dengan sendirinya bila bro 19 berlatih dengan cara demikian.
Saya percaya ada cakra-cakra walaupun saya tak berlatih menembus atau membuka cakra, (kurang sejalan dengan  Kalama Sutta ya? :)  )
 
Bagian 8:
Saya tidak bisa berkomentar mengenai persamaan antara membuka cakra dengan Jhana, saya tak bisa mengatakan sama atau tidak sama karena minimnya pengetahuan saya mengenai cakra-cakra ini.

Adapun pengalaman bro 19 mengenai Jhana ke 4, sejauh ini saya melihat tak nampak yang tidak sejalan dengan Tipitaka karena pengetahuan saya mengenai Jhana ke 4 hanya didapat dari buku juga, jadi saya tak dapat menyelidiki lebih jauh mengenai pengalaman Jhana ke 4 bro 19.

Cuma saya bisa bertanya sedikit mengenai pengalaman Jhana ke 1 (pertama) bro 19: "Bisakah diceritakan sedikit bagaimanakah ketenangan yang dialami bro jhana 19 pada Jhana pertama?" Saya yakin sebelum bisa mencapai Jhana ke 4 kita harus melalui Jhana ke 1 dulu kan? apa yang dirasakan pada waktu memasuki Jhana pertama?

Bagian 9:
Dikatakan di Visuddhi Magga bahwa untuk mengembangkan Iddhividdha nana kita harus memiliki 8 Jhana terhadap kasina dan juga menguasai 14 vasi (keahlian), kemungkinan pengalaman yang dialami oleh bro 19 disebabkan latihan membuka Chakra yang dilakukan sebelumnya, pengalaman gaib bro 19 sangat menarik, walaupun ada juga perbedaan dengan  pengalaman praktisi Samatha Bhavana

Terutama pengalaman mendengar pembicaraan  tumbuhan yang terasa aneh bagi saya karena menurut kitab Abhidhamma tumbuhan tak memiliki jiwa, jadi tak dapat berbicara seperti manusia.

Bagian akhir:
Pengalaman bro 19 sangat menarik, saya juga masih belajar, saya juga tak tahu pasti benar atau tidaknya pengalaman bro 19, tetapi usaha bro 19 menguraikan pengalaman yang telah dialami saya rasa harus dihargai oleh teman-teman Dhammacitta, karena akan menambah pengetahuan bagi pengunjung Dhammacitta.

Mungkin suatu ketika jika bro 19 telah berlatih metode Samatha Bhavana seperti yang diajarkan di Tipitaka, bro 19 tak perlu lagi pengakuan dari orang lain mengenai pengalaman itu, dan tak seorangpun yang dapat menggoyahkan pengalaman yang telah dialami oleh bro 19.

Karena kita sendiri yang mengalami. Semoga bro 19 bertambah maju secara spiritual.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #159 on: 22 March 2010, 08:28:53 PM »
 [at] Deva

kalau mau berbicara dengan saya lebih panjang lagi,silakan ajak saya ke forum discus yang lain,karena mungkin nanti ada kata2 saya yang menyingung dan menjadi permasalahan lagi di forum ini..

atau kunjungi facebook saya : Rikydave [at] yahoo.com atau Riky Liau

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #160 on: 22 March 2010, 08:33:04 PM »
[at] Deva

kalau mau berbicara dengan saya lebih panjang lagi,silakan ajak saya ke forum discus yang lain,karena mungkin nanti ada kata2 saya yang menyingung dan menjadi permasalahan lagi di forum ini..

atau kunjungi facebook saya : Rikydave [at] yahoo.com atau Riky Liau

Anumodana _/\_
lah.. ntar kalau deva19 ngomongnya keras dan bilang anda bodoh.. anda ngambek lagi..
bagus diskusi di sini saja.. gak perlu sok dewasa lah.. sama2 belajar di sini
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #161 on: 23 March 2010, 09:22:54 AM »
sepengetahuan saya devadatta semua lokiya jhana dikuasai, artinya arupa jhana ke 4 pun sudah dicapai

Jadi bagaimana menjelaskan bahwa seorang individu yang telah mahir di dalam pencapaian jhana bahkan sampai jhana ke-4 masih bisa memiliki pikiran buruk (contoh nya Devadatta)...

mungkin maksudnya selama dalam jhana, kalo keluar dari jhana ya lain cerita lagi

Mungkin oleh sebab itu, seorang yang bahkan mahir keluar masuk jhana s/d jhana ke IV tetapi belum merealisasikan jalan (minimal sotapanna) masih bisa terjerumus ke dalam perbuatan jahat.
Kalau tidak salah, ketika berpikiran jahat (ingin memecah sangha), jhananya langsung "luntur". Itulah sebabnya ia yang tadinya ahli dalam penggunaan kekuatan bathin tidak bisa menggunakan kekuatannya, maka memakai pemanah dan batu besar.

Ada lagi kisah dalam Jataka, seorang petapa yang sedang terbang mendengar nyanyian wanita dan terpikat. Pada saat itu juga kemampuan terbangnya hilang. Jadi seperti kita lihat, jhana ini juga sangat rentan akan perubahan, tidak kekal sama sekali.


Offline chen83

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #162 on: 23 March 2010, 12:35:05 PM »
jangankan jhana, waktu meditasi aja nggak ada.  :'(

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #163 on: 23 March 2010, 12:56:56 PM »
Baca dr awal sampai akhir, ternyata meditasi jg bisa menjadi masalah spt ini.  Kalo dlm dunia spritual ketenangan adalah yg utama, Dgn ketenangan berbagai masalah akan bisa dihadapi/diselesaikan dgn pikiran jernih & lebih baik, tp kok disini malah menjadi sebuah masalah?
Dulu pertama kali baca buku & bljr ttg meditasi Buddhist yaitu samatha bhavana, tujuan yg ingin dicapai adalah "Ketenangan" itu sdr, rasanya benerlah apa yg dikatakan oleh Guru2 bahwa semua pelatihan ini hrslah diawali/dilandasi dgn fondasi yg kuat yaitu sila2/moral yg baik.  Dgn berpegang pd sila yg baik diharapkan berbagai hal2 yg tdk diinginkan itu bisa dihindari.

maaf sobat cuma ikut berpendapat aja _/\_

thanks Buddha...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #164 on: 23 March 2010, 04:36:03 PM »
 [at]  febian

terima kasih anda telah memberikan komentar yang baik, teliti dan hati-hati

secara umum, saya sependapat dengan anda. dan beberapa hal yang berbeda.

Quote from: febian
bagian dua:
yang dapat menentukan dengan lebih pasti pencapaian tersebut tentu Sang Buddha dan para Meditator yang memiliki kemampuan melihat batin mahluk lain. Masalahnya sulit menemui orang seperti itu, selain dari mereka guru pembimbing meditasi kita yang telah mengalami Jhana ke 4 juga bisa memastikan bila kita ceritakan pengalaman kita.

Kadang-kadang (hanya kadang-kadang) kita juga bisa menerka dengan tepat pencapaian kita berdasarkan literatur yang ada mengenai subjek tersebut.

betul sekali, bro febian!

intinya, bila kita menilai sesuatu, harus jelas asal-usulnya, apakh itu berdasarkan argument, keyakinan, ataukah "melihat langsung sebagaimana adanya".

 

anything