//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah  (Read 55223 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #120 on: 21 March 2010, 04:10:45 PM »
Quote from: Riky
pertanyaan saya,"Apa beda antara Samatha dan Vipasanna yang anda ketahui?"

meditasi samatha itu sistem meditasi untuk mengembangkan konsentrasi menuju pada tercapainya jhana-jhana. melalui meditasi ini pula seseorang bisa meraih upekha bojangha, yakni pencerahan dari keseimbnagan batin.

sedangkan meditasi vipasana adalah sistem meditasi untuk mengembangkan kebijaksanaan, untuk melihat kebenaran dhamma.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #121 on: 21 March 2010, 04:12:07 PM »
Quote from: Riky
pertanyaan saya,"Apa beda antara Samatha dan Vipasanna yang anda ketahui?"

meditasi samatha itu sistem meditasi untuk mengembangkan konsentrasi menuju pada tercapainya jhana-jhana. melalui meditasi ini pula seseorang bisa meraih upekha bojangha, yakni pencerahan dari keseimbnagan batin.

sedangkan meditasi vipasana adalah sistem meditasi untuk mengembangkan kebijaksanaan, untuk melihat kebenaran dhamma.

itu sajakah?terlalu teoritis.. :)

kalau itu saja saya juga bisa jawab...ayo sertakan pengalaman meditasi anda yang sudah anda yakini mencapai jhana ke 4,apa beda diantara jhana ke 4 yang anda peroleh dengan vipasanna?saya akan bandingkan dengan meditasi saya yang cupu ini.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #122 on: 21 March 2010, 04:17:13 PM »
Quote from: Riky
nah terangkan lah kepada saya apa itu sati bojangga menurut yang anda ketahui,saya tidak tahu apa itu,,...saya belum menyentuh Visudhi Magga,yang saya jelaskan ini hanya berdasarkan kajian pengalaman meditasi saya belaka...

sati bojangha adalah pencerahan yang muncul dari kekuatan perhatian penuh terhadap objek. bila sati bojangha sudah terbentuk, maka itulah saat yang tepat untuk beralih dari samatha ke vipasana.

apa hubungan sama ini :

Quote
dnegan memusatkan perhatian apda keluar masuk nya nafas, kita menjaga agar pikiran tidak teringat dengan persoalan-persoalan eksternal sehingga muncul sati bojangga. betul tidak?

apakah itu bedanya dengan melarikan diri dari persoalan hidup?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #123 on: 21 March 2010, 04:20:32 PM »
 [at]  Riky

sepertinya anda sangat ingin menyelidiki, apkah saya benar-benar telah mencapai jhana ke-4 ataukah tidak?

jika saya mengungkapkan lebih banyak lagi pengalaman meditasi saya, terutama hal-hal yang terjadi ketika jhana ke-4 tercapai, maka itu akan menimbulkan lebih banyak masalah bagi saya. karena jarang orang yang mampu mencapai jhana ke-4, dan mereka cenderung tidka mempercayai sesuatu yang tidak mereka alami sendiri. oleh karena itu, sikap ketidak percayaan umat budhis kepada saya aka lebih keras lagi. mereka akan mencocok-cocokan pengalaman saya dengan teori-teori yang mereka baca. padahal apa yang terjadi, tidak selalu sama dengan apa yang ditulis di buku.

jika anda ingin saya mengaku bahwa saya belum pernah mencapai jhana ke-4, maka baiklah saya akui itu, agar anda berhenti mempertanyakan itu.

apa yang terjadi pada saat bathin mencapai jhana ke-4, sulit sekali dilukiskan. justru teori-teori jhana yang ada di dalam ajaran budha membantu saya untuk menggambarkan pengalaman jhana saya. dan saya kagum kepada sang budha yang mampu menggambarkan suatu pengalaman bathin yang rumit dijelaskan. tetapi, bila saya menggunakan kata-kata sang budha untuk menjelskan pengalaman jhana saya, tentu orng akan menganggap saya cuma nyontek kata-kata dari sang budha. oleh karena itu, jadi serba salah buat saya.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #124 on: 21 March 2010, 04:24:14 PM »
Quote from: Riky
apa hubungan sama ini :

di situ... di dalam sati bojangga ada kelezatan yang non pancaindra. dan orang bisa melekat pada kelezatan-kelezatan tersebut. bila melihat kehidupan ini sudah menyakitkan dirinya, maka ia dapat menghibur dirinya dengan menemukan kelezatan-kelezatan tersebut di dalam bojanggha2. apa bedanya dengan melarikan diri dari kenyataan hidup?

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #125 on: 21 March 2010, 04:27:56 PM »
[at]  Riky

sepertinya anda sangat ingin menyelidiki, apkah saya benar-benar telah mencapai jhana ke-4 ataukah tidak?

jika saya mengungkapkan lebih banyak lagi pengalaman meditasi saya, terutama hal-hal yang terjadi ketika jhana ke-4 tercapai, maka itu akan menimbulkan lebih banyak masalah bagi saya. karena jarang orang yang mampu mencapai jhana ke-4, dan mereka cenderung tidka mempercayai sesuatu yang tidak mereka alami sendiri. oleh karena itu, sikap ketidak percayaan umat budhis kepada saya aka lebih keras lagi. mereka akan mencocok-cocokan pengalaman saya dengan teori-teori yang mereka baca. padahal apa yang terjadi, tidak selalu sama dengan apa yang ditulis di buku.

jangan GR dong...Ajahn Chah,Ajahn Brahm,Bhante Uttamo,Sri Pannavaro,mereka semua yang ahli didalam meditasi buktinya selaras dengan Sutta,apakah anda mau mengatakan anda lebih hebat dari segi meditasi dari mereka semua? :)

Quote
jika anda ingin saya mengaku bahwa saya belum pernah mencapai jhana ke-4, maka baiklah saya akui itu, agar anda berhenti mempertanyakan itu.

adakah saya berkata begitu?yang saya inginkan anda,cerita anda tentang jhana ke 4 anda,karena di forum ini mungkin saja ada yang sudah sotapanna..jadi pernyataan anda bisa dikonfontir.. :P

Quote
apa yang terjadi pada saat bathin mencapai jhana ke-4, sulit sekali dilukiskan. justru teori-teori jhana yang ada di dalam ajaran budha membantu saya untuk menggambarkan pengalaman jhana saya. dan saya kagum kepada sang budha yang mampu menggambarkan suatu pengalaman bathin yang rumit dijelaskan. tetapi, bila saya menggunakan kata-kata sang budha untuk menjelskan pengalaman jhana saya, tentu orng akan menganggap saya cuma nyontek kata-kata dari sang budha. oleh karena itu, jadi serba salah buat saya.

silakan saja,,saya bisa menganalis apakah anda nyontek atau bukan,silakan gunakan bahasa anda,atau cara terjemahan versi anda,nanti bisa saja lihat koq,,...
Anda mengakui luar biasanya sutta Buddha,anda mengatakan bahwa teori2 jhana yang ada didalam sutta Buddha membantu anda,,lantas apa ya maksud anda menulis ini :

Quote
[at]  Riky

sepertinya anda sangat ingin menyelidiki, apkah saya benar-benar telah mencapai jhana ke-4 ataukah tidak?

jika saya mengungkapkan lebih banyak lagi pengalaman meditasi saya, terutama hal-hal yang terjadi ketika jhana ke-4 tercapai, maka itu akan menimbulkan lebih banyak masalah bagi saya. karena jarang orang yang mampu mencapai jhana ke-4, dan mereka cenderung tidka mempercayai sesuatu yang tidak mereka alami sendiri. oleh karena itu, sikap ketidak percayaan umat budhis kepada saya aka lebih keras lagi. mereka akan mencocok-cocokan pengalaman saya dengan teori-teori yang mereka baca. padahal apa yang terjadi, tidak selalu sama dengan apa yang ditulis di buku.

tidakkah anda merasa anda "terlalu" ngotot?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #126 on: 21 March 2010, 04:30:53 PM »
 [at] Riky

baiklah kalau begitu. entahlah kenapa saya menanggapi permintaan anda dengan serius.

atas permintaa riky, saya akan mencoba menyampaikan pengalaman saya.

tapi sebelum itu, izinkan saya menyampaikan kata pengantar dulu

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #127 on: 21 March 2010, 04:32:42 PM »
dan mohon, jangan ada yang berkomentar dulu, sebelum saya selesai menuturkan pengalaman saya.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #128 on: 21 March 2010, 04:32:58 PM »
semua yang menembus kebijaksanaan pastinya menolak perbuatan buruk karena telah mengetahui akibat dari perbuatan buruk, apabila seseorang yang masih melakukan perbuatan buruk pastinya bukanlah orang yang bijaksana, sesederhana itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #129 on: 21 March 2010, 04:33:23 PM »
[at] Riky

baiklah kalau begitu. entahlah kenapa saya menanggapi permintaan anda dengan serius.

atas permintaa riky, saya akan mencoba menyampaikan pengalaman saya.

tapi sebelum itu, izinkan saya menyampaikan kata pengantar dulu

tapi saya minta tolong,dalam "menerjemahkan" kata-katanya lebih di teliti...dan jangan bersifat menghina...nanti anda di tegur sama Mod,jangan salahkan saya ya...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #130 on: 21 March 2010, 04:33:47 PM »
semua yang menembus kebijaksanaan pastinya menolak perbuatan buruk karena telah mengetahui akibat dari perbuatan buruk, apabila seseorang yang masih melakukan perbuatan buruk pastinya bukanlah orang yang bijaksana, sesederhana itu.

Bro Ryu,Jhana ke 4 apakah sudah bisa dikatakan menembus kebijaksanaan? ^^
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #131 on: 21 March 2010, 04:34:56 PM »
Bagian Pertama :

Ungkapan Terima Kasih
Sebelumnya, saya ungkapan rasa terima kasih saya kepada Sang Budha, dimana ajarannya telah membawa diri saya kepada suatu pencerahan yang tinggi. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Para Bikhu, kaum Cendikiawan Budhis, umat Budhis dan kawan-kawan diskusi saya di media internet. Dimana, melalui merekalah ajaran sang budha telah sampai kepada saya, melalui naskah-naskah yang ditulis dan dipublikasikan di internet, dan naskah-naskah yang dibukukan, baik karya asli cendikiawan budhis Indonesia, maupun luar negeri yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Saya merasa sangat beruntung dapat mempelajari ajaran-ajaran mulia sang Budha.

Baik para bikhu, para cendikian budhis, dan kawan-kawan budhis yang yang selama ini sering berdiskusi dengan saya di internet, mereka semua saya anggap sebagai guru-guru saya, dimana saya belajar dan berkonsultasi tentang meditasi dan budhisme kepada mereka.

Perbedaan Faham
Tetapi, kemudian dalam diskusi, terasa bahwa saya memiliki banyak faham yang berbeda dengan umumnya umat budhis. Lalu, bagaimana bisa, bila saya belajar dari mereka, tapi kemudian bertentangan faham dengan mereka? Hal itu disebabkan oleh kesimpulan-kesimpulan yang saya buat dan pengalaman-pengalaman spiritual saya yang berbeda dengan kesimpulan dan pengalaman spiritual mereka.

Perbedaan faham sebenarnya bukanlah suatu masalah, karena setiap manusia satu sama lain sudah pasti memiliki perbedaan faham. Bahkan menurut seorang kawan budhis, 1000 kepala itu artinya 1000 pemahaman yang berbeda. Dan jika kita mau membesar-besarkan perbedaan, maka pipi kiri dan kanan sekalipun itu memiliki banyak perbedaan. Yang menjadi masalah bukanlah perbedaan faham tersebut, tapi “rasa pertentangan” yang muncul karena perbedaan. Saya pikir, rasa pertentangan ini dapat dihindari bila kita dapat melakukan diskusi dengan cara yang terbaik.

Sebuah Pengakuan
Belakangan ini, saya mengaku telah dapat menembus jhana ke-4. Dan saya tidak menyangka pengakuan saya tersebut mendorong kawan-kawan budhis di dhammacitta.org untuk menyelidiki kebenarannya secara lebih mendalam.

Penyelidikan Terhadap Diri Saya
Rupanya, kawan-kawan  Budhis sangat tertarik dengan pengakuan saya, dan ingin memastikan benar atau kah salah pernyataan saya tersebut. Kemudian mereka berusaha mengidentifikasi, menganalisa dan menyimpulkan hasil dari penyelidikan terhadap saya. Di sini, saya merasa menjadi sebuah objek penyelidikan.  Tak masalah, jika memang mereka menginginkan hal tersebut.

Beberapa kawan diskusi saya di dhammacitta tampaknya telah menyimpulkan bahwa saya bukanlah orang yang telah menembus jhana ke-4, dan ingin membuktikan kebenaran kesimpulannya tersebut. Sebenarnya, saya tidak terlalu peduli, apakah saya sudah mencapai jhana-jhana di dalam meditasi ataukah tidak. Seandainya mereka mempunya keyakinan bahwa saya bukanlah orang yang tembus hingga jhana ke-4, maka saya dapat menerima penilaian tersebut dengan berlapang dada. Tetapi, rupanya mereka juga bukan hanya sekedar menyatakan bahwa saya bukanlah seorang pencapai jhana ke-4, tetapi juga ingin meyakinkan diri saya tentang hal tersebut. Jika hal ini benar, maka tentulah mereka perlu mengemukakan argumentasi-argumentasi yang dapat meyakinkan diri saya. Tetapi jika mereka sekedar ingin menyampaikan pendapat dan hasil kesimpulan mereka tentang saya, tentu tidak perlulah mereka melelahkan diri dengan cara menyampaikan argument-argument yang meyakinkan diri saya.

bersambung.....

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #132 on: 21 March 2010, 04:39:32 PM »
bagian dua :

Saksi
Ketika seorang bikhu telah tembus hingga jhana ke-4, siapa orang yang dapat dijadikan saksi, dan barang apa yang dapat dijadikan bukti, dan apakah mungkin orang-orang yang belum sampai ke tahapan jhana tersebut dapat menilai benar tidaknya pencapaian bikhu tersebut?

Di zaman sang budha, tidak ada yang lebih terampil dan lebih objektif dalam menilai sampai dimana tahap pencapaian para bikhu, selain dari sang Budha sendiri sebagai orang yang waspada dan “yang tercerahkan sepenuhnya”. Bila saja masih ada kekotoran di dalam batin kita, maka mungkinkah kita dapat menilai secara objektif sampai di mana tahap pencapaian jhana seseorang? Prinspinya, seseorang yang memiliki kebijaksaan yang tinggi dapat menilai dengan tepat orang yang kualitas batinya lebih rendah, tetapi sseorang tidak akan dapat menilai dengan benar orang yang kualitas batinnya lebih tinggi.

Sang Budha adalah orang yang memiliki “pandangan yang menembus”. Dan sang Budha menilai tahap pencapai para bikhu melalui pandangan yang menembus tersebut, dan tidak semata-mata menilainya dari apa yang dikatakan dan dilakukan oleh bikhu tersebut. Banyaklah orang yang tampak “jahat” dalam lahirnya, tetapi sang Budha menyatakan kesucian bathinnya. Maka, ketika ada orang menilai keadaan bathin saya, melalui apa yang saya katakan di forum diskusi, sungguh itu tidak sesuai dengan bagaimana cara sang Budha melakukan penilaian. Mereka harus memiliki pandangan bathin yang menembus ke dalam batin saya sendiri dan kepada kehidupan lampau, untuk melihat kebenaran, apakah betul atau tidak saya telah mencapai jhana ke-4, dan tidak semata-mata menjadikan “apa yang nyatakan di forum” sebagai tolak ukur benar tidaknya pencapaian jhana ke 4. tetapi, untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang, saya mempersilahkan mereka untuk menganalisa keadaan batin saya melalui kata-kata yang saya sampaikan. Sayapun tidak mengharapkan hasil penilaian yang objektif dan adil. Saya pasrah saja dengan apapun dari hasil penilaian mereka terhdap saya.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #133 on: 21 March 2010, 04:42:57 PM »
sampai bagian ke berapa ya?saya bisa ngomentarinya mungkin minggu depan..
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #134 on: 21 March 2010, 04:43:31 PM »
bagian tiga :

Tidak Terampil Menyenangkan Orang Lain
Berikut ini, terlebih dahulu saya menceritakan perasaan saya. Sekali lagi, ini soal perasaan, yang belum tentu benar dan objektif. Tetapi apa yang dirasakan oleh saya, belum tentu pula salah. Tapi saya mohon maaf, bila apa yang dirasakan oleh saya, jauhlah ari kebenaran.

Pendapat umat budhis terhadap saya itu berubah-ubah dan berbeda-beda. Dalam suatu diskusi, kadang mereka percaya bahwa saya telah mencapai jhana-jhana. Di lain diskusi, mereka sangat tidak percaya kalau saya sudah mencapai jhana. Dan saya merasa bahwa standar mereka untuk percaya atau tidak itu bergantung dari “apakah mereka sedang menyukai saya atau tidak”. Hal yang sama terjadi pada persoalan “ingatan saya tentang kehidupan masa lampau”. Thread pertama  saya di forum budhis mengupas tentang kemampuan saya mengingat kehidupan lampau. Hampir semua kawan budhis yang diskusi dengan saya waktu itu mendukung, setuju dan percaya bahwa saya memang dapat mengingat kehidupan lampau. Tapi, belakangan, setelah “mereka tidak suka dengan saya” karena perdebatan saya yang kasar dengan beberapa orang, kepercayaan mereka berubah menjadi ketidak percayaan, dan ingatan saya terhadap kehidupan lampau dianggap sebagai khayalan saja.

Sang Budha mengatakan bahwa kalau orang merasa suka terhadap sesuatu, maka ia akan menilainya baik dan benar. Semakin suka, berarti semakin baik dan benar. Kalau orang benci sesuatu, maka ia akan menilainya buruk dan salah. Semakin benci pada sesuatu itu, berari sesuatu itu dinilainya lebih buruk dan salah. Dan benarlah kata sang Budha, seharusnya kita menjelaskan dhamma dengan cara yang menyenangkan. Tetapi saya tidak terlalu terampil dalam hal ini.