hello. Baru pertama ketemu ada forum begini.
Kakak perempuan gua masuk agama K aliran tertentu yg sangat fanatik (aliran Prosperity gitu yg menjanjikan kekayaan). Dia bahkan sudah dianggap menjadi salah seorang pemimpin umatnya.
Sementara saudara2 yg lain beragama Buddha.
Sukar utk dijelaskan pakai kata2 betapa kita sekeluarga seringkali mendapatkan hinaan , perendahan dari dia.
Bahkan sampai kakak laki2 gua yg sudah berkeluarga sampai saat ini tidak pernah lagi ngomong.
Kakak P gua cenderung menghakimi orang lain seenaknya, dan ini seringkali jadi menimbulkan keributan & sakit hati.
Orangnya tidak boleh disinggung /dikritik sama sekali, karena sikapnya saat ini sudah menjurus ke arah "Gua selalu benar. Kalian harus tunduk sama kata2 gua." Dia seringkali mudah sekali memarahi anggota keluarga lain bahkan mama sendiri. Kata2nya seringkali menyakitkan & bersifat merendahkan martabat saya, kakak saya, & mama. Tapi ketika dia sendiri di-argumentasi, dia cenderung semakin marah. Kata2 kasar yg diucapkan dia seolah2 dapat dibenarkan, sementara kata2 orang lain tidak boleh menyinggung perasaannya. Diapun bahkan tidak segan2 melakukan ancaman2 sperti "Kalo tidak seperti begini, maka jangan elu harap bantuan gua yach. Gua udah ingetin elu orang".
Memang dia kaya (setidaknya 2 anak nya , yg jujurnya adalah anak salah satu konglomerat di Indo, tapi tidak bisa gua sebutkan group nya), sementara saya, kakak saya justru sebaliknya. Saya tinggal sama mama & kakak dengan keluarganya. Realitas kami justru sebaliknya. Hidup kami serba pas-pas-an, tidak ada simpanan sedikitpun utk menghadapi emergency financial apapun. Karena keadaan kami, justru sering kali kami dijadikan sasaran kemarahan kakak P saya. Hidup kami ditekan terus secara psikologis. Sikap ini lebih disebabkan karena kami masih tetep menolak utk masuk agamanya.
Sampai detik ini, saya & mama, serta kakak saya masih terus bertahan dalam keyakinan ajaran Buddha. Dan ini yg sepertinya yg menjadi alasan mengapa hidup kami sering ditekan. Dan bukan kami tidak tahu bahwa seringkali dia berusaha "melemahkan" posisi kami secara SENGAJA, dengan tujuan agar kami tunduk. Tapi kami belum juga tunduk.
Sukar sekali utk tidak sakit hati menghadapi dia dalam setiap perdebatan. Dia pintar sekali berargumentasi.
Kalo kesalahannya diungkit, dia akan menghindar bicara lebih lanjut dengan argumentasi "Buat apa gua dengerin omongan elu orang yg jelas2 tujuannya cuma buat merusak pikiran gua". Tapi sebaliknya dia seringkali mencari2 kesalahan kami yg terkecil.
Secara mental, kita semua merasa capai sekali. Kita merasa kemiskinan kami sering dijadikan senjata utk menyerang kami sendiri. Dia selalu berulang2 mengatakan "Lihat gua. Rumah gua mewah. Anak gua sukses. Gua tidak pernah kekurangan berkat. Bandingkan dengan elu orang yg sampe saat ini saja masih juga hidup kesusahan! ". Kata2 macam itu sudah biasa kami telan. Memang agama dia menjanjikan kekayaaan kepada umatnya, setidaknya itu janji Tuhan mereka kepada mereka.
Sering saya pikir, mungkin lebih baik menjauhi aja seorang saudara seperti itu, karena justru keberadaan dia bukan utk menghibur kami, tapi justru lebih banyak menekan, menghina, merendahkan kami. Tapi mama saya yg sudah tua (>70) bilang "Yahh biarin aja laah, daripada ribut2. Biarin aja dia mau hina kita kayak apa juga. Emang dia kaya, kita cuma orang miskin. Ngak usah dipikirin & jadi sedih".
Secara pribadi, saya sulit sekali utk setiap kali membiarkan diri saya utk terus dihina & direndahkan. Saya sering stress sendiri.
Gimana yach menurut pendapat kalian ?