//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?  (Read 41618 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #75 on: 28 September 2009, 11:44:38 PM »
berkata seperti itu karena saya belum merealisasi. ^^
saya tidak bisa berkata ini yang benar dan itu yang salah selama saya belum mencicipi rasa benar dan salah..
dalam hal ini kaitannya dengan pencerahan..
mungkin jika teman-teman sudah mencapai.. kasih tau ya ^^ hehe  _/\_

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #76 on: 29 September 2009, 06:02:48 PM »
nvm bro.. cm becanda koq ;)
appamadena sampadetha

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #77 on: 29 September 2009, 10:36:59 PM »
saya lebih cocok ke MARA ;D

Aku tau ini Mara cantik yg menggoda
Sidarta Gautama sebelum mencapai penerangan sempurna...

mara nya ada beberapa lho, bukan cuma satu
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #78 on: 03 November 2009, 08:43:23 PM »
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #79 on: 04 November 2009, 12:38:51 AM »
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.

Setuju Reverend.... I am too the same lah. Ketika seseorang terjun di dalam praktik Dhamma secara langsung, yang ada hanya rasa Dhamma, rasa kebebasan. Di sana seseorang tidak akan mengidentifikasikan dirinya dengan istilah2 Theravāda atau Mahāyana atau sekte2 tertentu. Dalam kehidupn masyarakat Buddhist, seseorang mungkin hidup di bawah naungan organisasi tertentu seperti Theravāda atau Mahāyana atau Buddhayana, namun dalam Dhamma, label demikian akan lenyap.

Be happy.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #80 on: 04 November 2009, 09:29:26 AM »
bagaimana mungkin pratik dhamma secara langsung yang ada rasa dhamma....?
rasa yg mana?

misalkan saya.....saya praktisi theravada ambillah contoh theravada rasa mangga.....dan mahayana apel...

apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...

--------------------------------------------------------------------
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.

Setuju Reverend.... I am too the same lah. Ketika seseorang terjun di dalam praktik Dhamma secara langsung, yang ada hanya rasa Dhamma, rasa kebebasan. Di sana seseorang tidak akan mengidentifikasikan dirinya dengan istilah2 Theravāda atau Mahāyana atau sekte2 tertentu. Dalam kehidupn masyarakat Buddhist, seseorang mungkin hidup di bawah naungan organisasi tertentu seperti Theravāda atau Mahāyana atau Buddhayana, namun dalam Dhamma, label demikian akan lenyap.

Be happy.
IMO, kalau pendapat anda, mungkin bisa terjadi apabila tidak ada perbedaan mendasar antara Theravada dan mahayana.
sedangkan apa yang saya rasakan Theravada ibarat rasa mangga dan mahayana ibarat apel....

kalau dibilang masalah label, biar Theravada diganti sebagai aliran buddha Mangga juga tidak masalah...rasanya tetap sama lah....yakni
"hidup itu menyedihkan"

may all being happy
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #81 on: 04 November 2009, 09:32:50 AM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)
thanks Buddha...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #82 on: 04 November 2009, 01:53:08 PM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)

sungai bisa beda, tapi prinsip-nya kan isi-nya air... kalau isi-nya lumpur kayak lapindo ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #83 on: 04 November 2009, 11:47:43 PM »
bagaimana mungkin pratik dhamma secara langsung yang ada rasa dhamma....?
rasa yg mana?

misalkan saya.....saya praktisi theravada ambillah contoh theravada rasa mangga.....dan mahayana apel...

apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...


Saya tetap yakin bahwa seseorang yang mempraktikkan Dhamma, yang ia rasakan adalah rasa Dhamma, yaitu RASA KEBEBASAN.  Dan rasa kebebasan tersebut tidak concern terhadap apakah seseorang Theravadin ataukah Mahayanist ataukah penganut2 organisasi2 lain. Ada satu pernyataan Sang Buddha yang sangat menarik terdapat di AN, vol.4, hal. 203 versi P.T.S, sebagai berikut:

"Seyyathāpi,  pahārāda, mahāsamuddo ekaraso loṇaraso; evamevaṃ kho, pahārāda, ayaṃ dhammavinayo  ekaraso,  vimuttiraso".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"O, Pahārāda, seperti halnya, samudera yang luas memiliki satu rasa yaitu rasa garam, demikian pula, O, Pahārāda, Dhamma dan vinaya ini memiliki satu rasa, yakni rasa kebebasan".

Rasa kebebasan di atas muncul tentu karena kekotoran batin yang selama ini membebani pikiran kita sedikit demi sedikit terkikis melalui praktik Dhamma, dan saya yakin bahwa meskipun seseorang belum mampu menghancurkan kekotorang batin secara total, melalui praktik Dhamma, ketika beban mental mulai berkurang, rasa kebebasan / kondisi batin yang damai, ringan karena tidak terbebani, akan secara alami  muncul. This is what I believe  and if anyone does not agree, I also cannot do anything.

May you all be happy.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #84 on: 05 November 2009, 06:01:39 AM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)

sungai bisa beda, tapi prinsip-nya kan isi-nya air... kalau isi-nya lumpur kayak lapindo ??

isinya Lumpur, air tidak bisa bergerak (mandek), bahkan keburu kering kena panas matahari.
jadi tinggal pilih, sungai arus airnya lancar atau sungai airnya yang berlumpur, kalau sungai air lancar lebih cepat nyampe ke muara mendekati Lautan Bebas
 _/\_
« Last Edit: 05 November 2009, 06:06:20 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #85 on: 05 November 2009, 07:57:41 AM »
apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...

Saya tetap yakin bahwa seseorang yang mempraktikkan Dhamma, yang ia rasakan adalah rasa Dhamma, yaitu RASA KEBEBASAN.  Dan rasa kebebasan tersebut tidak concern terhadap apakah seseorang Theravadin ataukah Mahayanist ataukah penganut2 organisasi2 lain.

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #86 on: 05 November 2009, 08:27:01 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #87 on: 05 November 2009, 08:31:25 AM »

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Darimana pun ajaran berasal, jika ajaran tesebut tidak menuju pada pengurangan dan pelenyapan kekotoran batin, jika ajaran tersebut tidak menuju pada pembebasan, maka ajaran tersebut bukan Dhamma. Kita harus ingat bahwa Sang BUddha pernah mengatakn bahwa "Dari dulu sampai sekarang, apa yang beliau ajarkan hanya dua hal: penderitaan dan lenyapnya penderitaan". Singkatnya, ajaran beliau berhuungan dengan pengetahuan yang mendalam mengenai Samsara dan perealisasian Nibbāna (lenyapnya penderitaan samsara / true liberation).

May you be happy.

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #88 on: 05 November 2009, 08:57:18 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.


Benar sekali.. yang terjadi saat dan pada abad ini adalah kita selalu mencari kepuasan dalam bentuk logika berpikir, ketimbang terjun dalam praktek langsung.. termasuk saya pribadi..
Entah apakah hal ini apabila di biarkan terus akan menjadi suatu 'trend' baru dalam berkeyakinan nantinya..

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #89 on: 05 November 2009, 08:59:51 AM »

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Darimana pun ajaran berasal, jika ajaran tesebut tidak menuju pada pengurangan dan pelenyapan kekotoran batin, jika ajaran tersebut tidak menuju pada pembebasan, maka ajaran tersebut bukan Dhamma. Kita harus ingat bahwa Sang BUddha pernah mengatakn bahwa "Dari dulu sampai sekarang, apa yang beliau ajarkan hanya dua hal: penderitaan dan lenyapnya penderitaan". Singkatnya, ajaran beliau berhuungan dengan pengetahuan yang mendalam mengenai Samsara dan perealisasian Nibbāna (lenyapnya penderitaan samsara / true liberation).

May you be happy.

Entah kenapa, saya pribadi lebih suka menggunakan istilah "Sebab Dukkha" dan "Terhentinya Dukkha"
Btw.. terima kasih atas 'pedoman' apakah sesuatu ajaran dapat dikatakan Dhamma ataupun Adhamma..

 

anything