bung andry... dan juga buat semua teman,
saya bagi inspirasi lagi, jangan disalah artikan saya mengajari anda. (sebab klo saya bilang inspirasi anda cukup baca saja, tetapi klo dianggap mengajari, ada merasa tersinggung keakuannya. sebab secara umum umat/praktisi oleh karena merasa sudah memiliki pengetahuan atau kebijaksanaan malah-malah bukan menanggalkan ego seperti yang diajarkan guru Buddha tetapi malah semakin besar mengikat, melekat dan menggengamnya.)
inspirasi :
cukup anda baca, klo dapat mencerap, anda bawa kedalam renungkan yang lebih mendalam biar menjadi teguh, tidak ada keraguan. Tetapi bila belum dapat melihat atau belum muncul terang kebenarannya, cukup anda ketahui saja dari pembacaan, jangan dicari-cari.
lakukan saja seperti itu berulang-ulang, sebab setiap yang masuk itu akan terekam,dan pada saatnya masak, inspirasi terang kebenaran itu akan muncul juga dengan sendirinya mengingatkan diri pada saat kondisi tertentu.
dan satu hal lagi yang umat/awam yang dangkal atau carnal (seperti yang umum saat ini) sukar untuk menyelami, adalah bahwa saat inspirasi terang kebenaran itu muncul (sudah masak), itu bukan karena hasil usaha kebijaksanaan diri yang terkondisi (bukan dari hasil usaha atau kekuatan aku dari aku yang berkondisi),
tetapi ada dua kemungkinan, yaitu
pertama, orang tersebut dengan tanpa menyadari sedang terlepas dari ikatan kemelekatan cangkang yang terkondisi dirinya (seperti dibilang keBuddhaan/keTuhanan ada dalam setiap makhluk) sehingga kebenaran yang terekam itu mengingatkan kembali (seperti yang diumpamakan sebagai sebuah rakit), dia dapat menyelami makna kebenaran tersebut.
yang kedua, oleh karena saatnya sudah masak bahwa memang ada pendamping yang mendorong, menyertai dan mengajarinya (para Buddha yang gak keliatan oleh mata jasmani atau yang duniawi).
klo dicari-cari dimunculkan oleh (sok) kepandaian diri (catatan : bukannya gak boleh merenungi yah, tetapi biarkan ide/inspirasi kebenaran itu muncul secara wajar, sehingga bukan oleh karena logika kesombongan kekuatan aku diri, tetapi seperti penjelasan no.1 dan 2), yah jadinya seperti itu, menimbulkan konsep yang salah malah yang benar tidak dapat diselami, yang salah menjadi doktrin/konsep kebenaran, sehingga malah menjadi LIEURRRRR.
(contohnya adalah seperti teman baikku yang ahli kekeristenan, maaf yah bukan maksud menyinggung tetapi ada baiknya loh untuk mendorong pembinaan yang lebih baik teman..., dan secara umum, semua umat, sehingga ada saya tulis 'yang ada pada umat hanya kebingungan, kekacauan dan keraguan).
maaf-maaf klo ada yang tersinggung lagi. maksud aye baik loh.
semoga dapat menyelami
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
nb : klo memang dirasakan sebagai nasihat yang baik, please dong beri dorongan grpnya
biar terbukti ada yang dapat menerima dan mencerap. thks.
klo bingung jangan kasih brp yah, menambah karma buruk loh.
tambahan :
Makanya dalam melakukan pembinaan rohani ada menyebutkan nama sang guru pembimbing. (ada unsur keberserahan/keyakinan/kepercayaan). Dan itu adalah hal yang paling terpenting bagi umat yang harus dicermati, (kualitas) siapakah yang kita kaitkan dalam kepercayaan kita dalam kehidupan kita, sebab sesungguhnya praktisi atau umat ada melakukan pengikatan atau penyatuan kepada nama tersebut.
klo umat jalan umum/luar seolah-olah dengan keangkuhan dirinya bilang tidak ada hal itu, itu oleh karena masih bersifat keawamannya saja alias carnal. tetapi klo disimak/diperhatikan pada isi parita etavatta contohnya (umumnya dibaca pada setiap acara kematian contohnya) apa isinya?.
(apakah syair itu dari guru Buddha bukan?, atau muncul pada masa selanjutnya?)