//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - naviscope

Pages: 1 ... 6 7 8 9 10 11 12 [13] 14 15 16 17 18 19 20 ... 132
181
Meditasi / Re: Pedoman Meditasi Jalan
« on: 04 April 2010, 01:39:12 PM »
 [at] bro fabian, tapi untuk pemula diperlukan pedoman2 konsep terlebih dahulu
setelah itu baru bisa pelan2 meninggalkan konsep..... :)

182
Lingkungan / Re: Gay&Lesbi Buddhisme(Aturan Moral)
« on: 04 April 2010, 01:35:07 PM »
mumi, uda lama ga muncul ke permukaan....
muncul2 postingnya gay & lesbi :hammer:  =)) =)) =))

sudah meluncur ke tekape, cowo2 nya cakep2....  :x  :o  ups, salah tekan emoticon  ;D  :P =))

183
Tolong ! / Re: Buka kembali thread Demokrasi
« on: 25 March 2010, 05:01:27 PM »
^
hush bro dewa19

*pelototin*

baca postingan diatas sblm bro dewa posting..... wkwkwkwkw....

bener2, tahan diri dulu

 [at] bro forte
ups, i am sori
i am khilaf.....  :|

184
Tolong ! / Re: Buka kembali thread Demokrasi
« on: 25 March 2010, 04:41:10 PM »
^
setubuh, eh salah se7....

traktirrrrrrr!!!!  ^-^

185
LOCCCCCKKKKKK!!!!!

186
^
buset.... "binatang"

n satu lg, ga da komplotan di DC yang berusaha jatuhin nama baik kamu loh
as far as, i know ;D

bro riky, sabar ya, jgn terbawa emosi.... tar kita coba klarifikasi lg....

_/\_

187
kalau gitu, kita tunggu statement dari bro riky dave.... :D

oh ya, mr bond, lain kali tidak boleh nakal lg yach....  ^-^

188
Meditasi / Pedoman Meditasi Jalan
« on: 25 March 2010, 09:54:44 AM »
oleh : Sayadaw U Silananda

Dikegiatan penyunyian kita berlaku, yogi mempraktekkan meditasi kesadaran (Vipassana) dengan menggunakan empat sikap yang berbeda.

Mereka berlatih kesadaran ketika berjalan, berdiri, duduk dan berbaring. Mereka harus mengembangkan sepenuhnya sadar pada setiap saat dalam segala situasi.

Sikap utama tubuh dalam meditasi kesadaran duduk bersila dengan punggung lurus. Namun yogi's umumnya sulit untuk duduk berjam-jam tanpa mengubah posisi. Jadi kami akan mengganti waktu duduk meditasi adalah jalan meditasi.

Karena meditasi ini sangat penting artinya untuk diskusi lebih lanjut.

Diskusi tentang manfaat, pentingnya dan kondisi alam yang dapat ditafsirkan sebagai suatu cara praktek meditasi.

Praktek meditasi kesadaran dapat dibandingkan dengan air mendidih. Pertama kita mengisi air di teko. Kemudian kendi diletakkan di atas kompor dan kompor dinyalakan.

Air mendidih sebelum ia meletakkan kompor. Sementara kompor dimatikan sejenak dan kemudian berbalik lagi untuk sementara, air dalam panci tidak mendidih segera.

Jika hal ini terus berlanjut, nonaktifkan dan set kompor (sebelum air mendidih) air dalam panci tidak akan pernah mendidih.

Demikian pula, jika jeda atau kesenjangan antara kesadaran kita tidak bisa membangun konsentrasi yang layak.

Itu sebabnya para yogi yang berada dalam kendali kami ditugaskan untuk membangun kesadaran sepanjang waktu. Dari ketika aku terbangun dari tidur di pagi hari untuk tidur di malam hari. Dengan cara ini praktek meditasi bersama kesadaran yang berkelanjutan.

Namun, kami telah mendengar dari orang-orang yang mengkritik praktek meditasi jalan. Kritikus ini mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan hasil yang baik atau manfaat dari latihan meditasi jalan.

Memang, Buddha adalah orang pertama yang lay out ini praktek meditasi jalan.

Diskusi meditasi cara dia bergerak dua kali. The "bagian" yang disebut "sikap" Dia mengatakan bahwa seorang yogi tahu, "aku berlari", ketika ia berjalan, kau tahu, "Aku", karena ia, tahu "Aku", ketika ia duduk dan tahu kemudian mereka berbohong seperti "aku berbohong".

Di bagian lain dari "pemahaman yang jelas" Sang Buddha berkata: "Seorang biksu dengan pemahaman yang jelas ketika Anda berjalan kembali dan sebagainya. Tujuan dari "pemahaman yang jelas" di sini adalah pemahaman yang benar dari semua yang diamati.

Dengan pemahaman yang benar dari pengamatan seorang yogi dapat membangun konsentrasi.

Membangun merger harus menggunakan pikirannya. Sang Buddha juga mengatakan: "Para biarawan digunakan jernihmu konsep.

Kita harus menyadari bukan hanya pemahaman yang jelas, tetapi juga kesadaran dan konsentrasi sambil berjalan bolak-balik. Jadi, meditasi jalan merupakan bagian penting dari proses ini.

Meskipun Buddha tidak ada instruksi khusus dan informasi tentang meditasi untuk memberikan (hanya sebuah deskripsi singkat termasuk dalam Sutta), kami percaya bahwa Dia telah memberikan instruksi secara bersamaan.

Indikasi itu dianggap oleh para murid Sang Buddha dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Selain guru sebelumnya memiliki "resep" berdasarkan pengalaman meditasi mereka sendiri.

Saat ini kami memiliki serangkaian petunjuk yang ketat tentang cara mempraktekkan meditasi jalan.

Mari kita bahas khususnya praktek meditasi jalan. Jika Anda memulai guru akan disarankan untuk melihat secara penuh pada suatu hal dalam praktek meditasi jalan, "Sadar kaki sambil rekaman kota yang berjalan ... .. ... .. go go. ... Atau kiri-kanan-kiri-kanan ... ... "

Perlu diingat bahwa Anda berjalan lebih lambat dari biasanya ketika ia pergi berlatih meditasi.

Setelah beberapa jam atau setelah satu atau dua hari untuk bermeditasi, Anda akan diarahkan ke dua tahap dalam langkah, langkah dan meletakkan kaki Anda. Ini harus tetap dalam pikiran, angkat-up-up ... up .... Lift-tempat ".

Anda benar-benar harus melihat proses dua langkah. Maka Anda mendapat instruksi untuk pelaksanaan dari tiga proses yang berjalan, proses mengangkat pertama, kedua dan ketiga untuk meningkatkan proses kaki.

Maka Anda mendapatkan instruksi lebih lanjut sepenuhnya menyadari empat tahapan dalam proses langkah yang merupakan urutan pertama, kedua maju, ketiga turun, keempat sentuh atau memindahkan pijakan.

Anda akan diperintahkan untuk gerakan batin empat, angkat-up-dan-turun-tekan ".

Sebagai pemula para yogi akan sulit untuk berjalan perlahan-lahan. Tetapi ketika ia benar-benar perhatian yang baik, ia bisa mencapai semua gerakan.

Jadi semakin lama dia menerima perhatian penuh. Saat itulah secara otomatis ia berjalan perlahan-lahan. Tidak perlu sengaja memperlambat kakinya. Namun, dengan perhatian penuh dari kaki secara otomatis melambat.

Aku akan menjadi mirip dengan pernyataan di atas untuk menjelaskan. Selama berkendara di jalan raya kecenderungan untuk mempercepat kendaraan pada kecepatan 60-70 atau bahkan 80 mil per jam. Dengan kecepatan seperti itu akan sulit baginya untuk membaca tanda-tanda, lalu lintas di jalan. Jika dia ingin membaca tanda-tanda ini ia telah memperlambat kendaraan. Tidak perlu untuk mengingatkan siapa pun, "rendah-pelanlah. Namun, pengemudi akan secara otomatis memperlambat kendaraan untuk benda-benda.

Dengan konsep yang sama, sebagai seorang yogi ingin memberi perhatian lebih pada gerakan mengangkat maju, turun dan turun, ia akan secara otomatis memperlambat kakinya. Hanya dengan perlahan-lahan ia dapat sepenuhnya waspada dan menyadari gerakan kaki.


______________________________________________________________________________

Pedoman Meditasi Jalan

Oleh Bhante Thich Nhat Hanh


Langkahmu Yang Paling Penting
Aktivitas apa yang paling penting dalam hidupmu? Lulus ujian, membeli rumah atau mobil, atau promosi jabatan? Banyak orang yang lulus ujian, mereka yang sudah membeli mobil dan rumah, mereka yang sudah naik jabatan, namun mereka tetap saja tidak menemukan kedamaian batin, tanpa keriangan, tanpa kebahagiaan. Menemukan harta karun, dan kemudian berbagi harta karun itu kepada orang lain dan semua makhluk, inilah hal yang paling penting dalam hidup ini.

Demi memperoleh kedamaian dan keriangan, kamu mesti sukses meraih kedamaian dalam setiap langkahmu. Langkahmu merupakan hal yang paling penting. Langkahmu sebagai penentu semua keputusan. Saya menyalakan dupa ini dan menyatukan telapak tanganku seperti kuncupan bunga teratai untuk berdoa demi kesuksesanmu.

Kamu Bisa Melakukannya
Meditasi jalan merupakan latihan meditasi ketika kamu sedang berjalan. Apabila kamu berlatih meditasi ini, maka keriangan dan kedamaian akan muncul. Mari melangkah dengan santai, perlahan-lahan melangkah sembari menabur senyum di bibir, membuka hatimu untuk menerima pengalaman kedamaian. Kamu bisa merasakan ketentraman dalam dirimu. Langkah kakimu bisa membuatmu menjadi orang yang paling sehat dan bebas dari bahaya di dunia ini. Semua kesedihan dan kekuatiran dilepaskan ketika kamu sedang berjalan. Demi memperoleh batin yang damai, mencapai pembebasan diri, belajarlah untuk berjalan dengan cara demikian. Berjalan tidaklah sulit, kamu bisa melakukannya. Mereka yang memiliki perhatian penuh kesadaran dalam kadar tertentu bisa melakukannya dan mereka mempunyai niat luhur untuk berbahagia.

Kepergian Tanpa Ketibaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa dipaksa untuk maju. Kita selalu harus tergesa-gesa. Kita selalu bertanya pada diri sendiri, kemanakah aku harus tergesa-gesa pergi.

Ketika kamu berlatih meditasi jalan, anggap saja kamu sedang pergi jalan-jalan santai. Kamu tidak memiliki tujuan atau arah. Tujuan meditasi jalan adalah meditasi jalan itu sendiri. Kepergian itu penting, bukan ketibaan. Meditasi jalan bukan berarti untuk mengakhiri, namun itu adalah suatu pengakhiran. Setiap langkah merupakan kehidupan, setiap langkah merupakan kedamaian dan keriangan. Oleh karena itu, kita tidak perlu tergesa-gesa, itulah sebabanya kita memperlambat langkah kaki. Tampaknya kita berjalan maju ke depan, namun kita tidak pergi ke manapun, kita tidak terpicu oleh tujuan. Dengan demikian ketika kita sedang berjalan sembari tersenyum.

Langkah Pembebas Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, langkah kaki kita selalu terbebani oleh kegelisahan dan ketakutan. Kehidupan ini terlihat seperti suatu rantai kesinambungan perasaan ketidakamanan, sehingga setiap langkah kita kehilangan keentengan alaminya.

Dunia kita ini sungguh indah. Setiap jalur dan jalan di seluruh dunia ini begitu anggun dan pemandangan begitu natural. Tahukah kamu bahwa ada berapa banyak jalur kecil berlumpur, batang-batang bambu yang dijejerkan, tiupan angin sepoi-sepoi memperwangi sawah? Tahukah kamu ada berapa banyak jalur-jalur kecil di hutan, terbentang oleh daun warna-warni, memberikan keteduhan dan kesejukan? Semua ini tersedia bagi kita, sementara itu kita tidak sanggup menikmatinya karena hati kita tidak terbebas dari masalah, dan langkah kita tidak enteng.

Meditasi jalan merupakan latihan untuk berjalan lagi dengan penuh keentengan. Ketika umurmu baru satu tahun, kamu mulai berjalan dengan tertatih-tatih. Sekarang ini, latihan meditasi jalan adalah kesempatan bagimu untuk belajar berjalan lagi. Setelah berlatih untuk beberapa minggu, kamu mulai bisa berjalan dengan kokoh dalam setiap langkah, langkahmu penuh kedamaian dan keleluasaan. Saya menulis beberapa baris tulisan ini untuk membantumu melakukan meditasi jalan. Semoga sukses.

Mengibaskan Beban dan Kekuatiran
Apabila saya punya mata seperti Buddha dan bisa melihat tembus segala sesuatu, saya bisa melihat tanda-tanda kebimbangan dan kesedihan yang kamu tinggalkan pada setiap jejak langkahmu, bagaikan seorang ilmuwan yang sanggup mendeteksi adanya makhluk hidup kecil dalam setetes air yang berasal dari kolam dengan menggunakan mikroskop. Berjalanlah sedemikian rupa sehingga jejak kakimu meninggalkan bekas kedamaian, keriangan, dan kebebasan total. Agar bisa melakukan hal seperti itu, kamu perlu belajar untuk melepaskan, lepaskan kesedihanmu, lepaskan kebimbanganmu, inilah rahasia meditasi jalan.

Dunia ini Mengandung Semua Keajaiban Tanah Suci
Untuk memperoleh kedamaian dan keriangan serta kebebasan dalam hati nurani, kamu perlu belajar untuk melepaskan kesedihan dan kebimbangan, dua ini merupakan faktor pencipta kondisi tidak bahagia. Pertama-tama, perhatikan bahwa dunia ini mengandung semua keajaiban yang bisa kamu temukan di Tanah Suci Buddha. Kamu tidak bisa melihat keajaiban itu karena pandanganmu terselubungi oleh lapisan-lapisan kesedihan dan kebimbangan.

Saya selalu berpikir, tampaknya saya lebih senang berada di dunia ini daripada Tanah Suci, karena saya senang dengan berbagai pemberian dunia ini seperti pohon lemon, pohon jeruk, pohon pisang, pohon pinus, buah aprikot, pohon willow. Ada orang yang bilang bahwa di Tanah Suci ada kolam bunga teratai, tujuh jenis pohon permata, jalan yang bertaburan emas, burung indah. Tampaknya saya tidak akan suka tempat seperti itu. Sebaiknya saya tidak melangkah di atas jalan yang bertaburan emas dan perak. Bahkan saya tidak akan melangkah di jalan yang dilapisi marmer di dunia ini. Jalan berlumpur yang ada padang rumput dikedua sisinya merupakan jalan kesukaan saya; saya suka batu kerikil dan daun yang bertaburan di jalan. Saya suka semak, sungai kecil, pagar bambu, dan perahu.

Ketika saya masih berlatih sebagai sramanera kecil, saya bilang kepada guruku, “Apabila Tanah Suci tidak ada pohon lemon, maka saya tidak mau ke sana”. Guruku mengeleng-geleng kepalanya dan senyum. Mungkin dia pikir saya ini anak kecil yang keras kepala. Walaupun demikian, dia tidak bilang saya benar atau salah. Dikemudian hari saya menyadari bahwa dunia ini maupun Tanah Suci muncul dari batin kita, saya pun menjadi bahagia. Sejak itu saya bahagia bahwa pohon lemon dan pohon belimbing juga ada di tanah suci, dan disitu juga ada jalan berlumpur dan rumput hijau dikedua sisinya.

Saya sadar, ketika saya tetap membuka mata dengan perhatian penuh kesadaran dan setiap langkahku begitu enteng, saya menemukan Tanah Suci-ku. Oleh karena itu, saya tidak akan membiarkan hari-hariku berlalu begitu saja tanpa berlatih meditasi jalan.

Segel Sang Kaisar
Pilihlah jalan yang indah untuk berlatih, sepanjang pinggiran pantai, di taman, di gedung yang beratap datar, di atas kayu, disekitar pagar bambu. Tempat-tempat seperti itu bagus, namun tidak esensial. Saya tahu ada orang yang berlatih meditasi jalan di kemah reformasi atau bahkan meditasi di ruang gelap penjara.

Jalan yang tidak terlalu kasar atau terlalu mendaki, ini cukup baik buat latihan meditasi jalan. melangkah dengan lambat dan konsentrasikan pada setiap langkah. Awasi setiap pergerakan. Berjalan dengan tegap ke depan dengan penuh kewibawaan, kedamaian, dan kenyamanan. Dengan penuh kesadaran meninggalkan jejak di tanah. Berjalanlah seperti seorang Buddha yang akan berjalan. Letakkan kakimu di permukaan tanah bagaikan seorang kaisar membubuhkan stempelnya pada pengumuman kerajaan.

Pengumuman kerajaan bisa membawa kebahagiaan atau kesengsaraan bagi rakyat. Pengumuman itu bisa memberikan hujan anugerah atau menghancurkan kehidupan mereka. Langkahmu juga demikian. Apabila langkahmu begitu mendamaikan, dunia ini menjadi damai. Apabila kamu bisa berjalan satu langkah dengan penuh kedamaian, maka kamu bisa berjalan untuk langkah yang kedua. Kamu bisa berjalan sebanyak seratus delapan langkah dengan penuh kedamaian.

Bunga Teratai Mekar Di Bawah Setiap Langkahmu
Ketika seorang seniman atau tukang pahat menggambar lukisan atau memahat patung Buddha yang duduk di atas teratai, maka itu bukan sekedar ungkapan hormat kepada Buddha. Seniman itu ingin menunjukkan keadaan batin Buddha yang sedang duduk, keadaan penuh kedamaian dan kebahagiaan sangat luar biasa. Dalam satu hari, kita duduk beberapa kali, namun hanya beberapa orang diantara kita yang sanggup duduk dengan kedamaian dan keentengan. Banyak diantara kita begitu resah setelah duduk sekian lama, bagaikan duduk di atas tungku panas. Buddha bisa saja duduk di atas rumput atau batu, namun beliau tampak cerah seperti duduk di atas bunga teratai.

Ketika saya baru diterima di wihara, guruku mengajarkan untuk mengamati pikiran ini sebelum duduk: “Duduk dengan punggung lurus, saya berharap semua makhluk berkesempatan untuk duduk di serambi pencerahan, hati mereka terbebas dari semua khayalan dan pandangan keliru”. Setelah saya mengucapkan kata-kata itu, saya baru mau pelan-pelan duduk. Cara belajar duduk seperti Buddha.

Ada sebuah pesan untuk mereka yang menganut ajaran Buddha Tanah Suci: Duduklah di atas tahta bunga teratai saat ini, pada momen ini, jangan menunggu ketika kamu tiba di Tanah Suci. Terlahirlah dari bunga teratai setiap momen ini. Jangan menunggu ketika kamu sudah sekarat. Ketika kamu mengalamai kelahiran dari bunga teratai saat ini, apabila kamu bisa duduk di atas bunga teratai saat ini, maka kamu tidak perlu kuatir apakah Tanah suci itu ada atau tidak. Demikian juga dalam berjalan. Ketika bayi bodhisatwa lahir ke dunia ini, umumnya ia dilukiskan berjalan tujuh langkah, dan di bawah setiap langkahnya tumbuh bunga teratai. Kita juga perlu melangkah dengan cara demikian sehingga bunga teratai tumbuh disetiap langkah perdamaian kita.

Pada kesempatan lain, ketika kamu berlatih meditasi jalan, visualisasikan bunga teratai mekar di bawah setiap langkahmu, bagaikan bayi bodhisatwa yang baru lahir. Jangan merasa sia-sia atas visualisasi itu. Kamu adalah Buddha, demikian pula semua orang. Saya tidak sedang mengkhayal. Buddha sendirilah yang menyatakannya. Buddha bilang bahwa setiap makhluk memiki potensi untuk menjadi sadar. Berlatih meditasi jalan adalah berlatih hidup dengan perhatian penuh kesadaran. Perhatian penuh kesadaran dan pencerahan adalah satu. Pencerahan menghasilkan kesadaran dan kesadaran menghasilkan pencerahan.

Keajaiban adalah Berjalan di Bumi
Berjalan dengan keentengan dan kedamaian batin di bumi ini merupakan keajaiban menakjubkan. Ada orang yang bilang bahwa berjalan di atas bara api, berjalan di atas duri, berjalan di atas air, itulah keajaiban, namun saya merasa bahwa berjalan di atas bumi merupakan keajaiban. Neige Marchand, penerjemah buku “Keajaiban dari Perhatian Penuh Kesadaran” ke bahasa Perancis, dia memberi judulnya La Miracle, C’es de Marcher sur Terre. Saya senang sekali dengan judul itu.

Bayangkan kamu dan saya adalah astronot. Kita telah mendarat di bulan, dan tiba-tiba kita tidak bisa kembali lagi ke bumi karena pesawat rusak sampai titik tidak bisa diperbaiki lagi. Kita akan segera kehabisan oksigen sebelum pusat kendali di bumi sempat mengirimkan pesawat lagi untuk menjemput kita. Kita hanya bisa bertahan dua hari, apa yang akan kamu pikirkan, selain berusaha untuk kembali ke dunia yang sangat kita cintai itu dan berjalan berdampingan, berjalan dengan penuh kedamaian tanpa kekuatiran? Hanya ketika kita berhadapan dengan masa-masa genting, kemudian kita baru sadar betapa bermaknanya setiap langkah kita di planet hijau ini.

Sekarang, mari kita bayangkan diri kita sebagai astronot yang selamat dari pengalaman buruk itu. Mari kita merayakan kebahagiaan dan kegirangan karena masih bisa berjalan di dunia ini lagi. Kita menciptakan keajaiban dalam setiap langkah. Bunga teratai mekar ketika kita berjalan.

Pertahankanlah latihanmu, sadari bahwa setiap langkahmu menciptakan keajaiban. Bumi yang muncul dihadapanmu ini sangat ajaib. Bermodalkan pengertian tepat dan pikiran meditatif, kamu akan mencapai kebahagiaan dalam setiap langkah di planet bumi ini.

Berdiri dengan satu kaki, sadari kaki sedang berehat di bumi; lihatlah pengaruh lingkugan tempat kita berehat. Lihatlah dengan jelas, begitu mengagumkan sekeliling kita. Ketika sedang berjalan, lihatlah ke bawah dan rasakan tanah tempat kamu akan memijakkan kakimu, ketika kamu meletakkan kakimu, perhatikan pengalaman itu dengan penuh kesadaran, perhatikan tanah pijakan, perhatikan koneksi antara kaki dan tanah. Bayangkan kakimu sebagai segel kaisar.

Dalam aula meditasi, ketika kita sedang melakukan kinhin (meditasi jalan), ingatlah “segel kaisar” atau “Bunga teratai mekar” atau “Bumi muncul” sebagai latar utama meditasi jalan

Sumber: http://www.abuddhistlibrary.com/

189
[at] marcedes

mgkn berarti anda belum berjodoh dengan bodhisatva kwan im, harap bersabar yach.... karena pasien bodhisatva kwan im kan banyak.....  ^-^

anda mgkn berjodoh dengan dewa kuang kong.... ;D

190
Lingkungan / Heboh, Kamera Ponsel Tangkap Wujud 5 Tuyul
« on: 25 March 2010, 09:09:42 AM »

Gambar yang tertangkap kamera ponsel (Foto:Miftahuddin/RCTI)

CIREBON - Ratusan warga Karangjalak, Cirebon, dibuat heboh. Warga pun tumpah-ruah di rumah Samino, lantaran penasaran ada lima tuyul yang berhasil ditangkap dan dimasukan ke dalam botol.
 
Kabar tertangkapnya lima mahluk gaib ini dengan cepat menyebar di kalangan warga. Maklum sebagian warga masih percaya dan tertarik dengan hal-hal yang berbau gaib atau mistik.

Buktinya, rumah Samino mendadak ramai. Kejadian tak masuk akal ini menjadi buah bibir. Tuyul dalam botol ini tentu menjadi rebutan warga yang penasaran. Namun wujud kelima tuyul itu tidak nampak dengan kasat mata.

Sepintas, memang botol tampak kosong. Tapi boleh percaya boleh tidak, kamera ponsel beberapa warga berhasil mengabadikan dan menangkap wujud mahkluk halus itu. Bentuknya seperti janin bayi dalam kandungan. Warga yang membawa ponsel berkamera akhirnya bergantian mengabadikan tuyul dalam botol tersebut.

Tertangkapnya lima tuyul ini diawali dari keresahan warga yang mengaku sering kehilangan uang akhir-akhir ini. "Nilainya, kalau saya simpannya kecil jadi mungkin dia ngambilnya kecil. Nilainya ganjil 135, 155," ujar Beni, warga setempat yang mengaku uangnya hilang, Rabu (24/3/2010).

Dia mengaku, uangnya hilang dengan cara yang tidak masuk akal. Padahal uang tersebut disimpang dalam dompet yang ada restleting.

Sementara itu Samino mengaku kehilangan uang pada malam hari yang diduga pelakunya adalah tuyul. "Hilangnya itu kalau tengah malam. Jam 11 kita lihat masih ada malamnya sudah enggak ada," ujar Samino yang juga dikenal sebagai dukun.

Seperti terkesan mustahil, tapi bagi sebagian warga masih mempercayai jika dua botol kosong itu menyimpan lima tuyul. Sang dukun pun berjanji akan membuang jauh-jauh tuyul-tuyul tersebut agar tidak ada lagi warga yang kehilangan uang.

Apa iya hanya tuyul yang mencuri barang berharga milik warga? Apa benar ada tuyul apa tidak? Lagi-lagi tuyul yang dijadikan kambing hitam.(Miftahuddin/RCTI/ram)

sumber : okezone

gimana menurut medis yach? eh salah menurut buddhist?  ^-^

191
[at]  All

Maaf,bentar ya...Mohon izin OOT,karena dari sini lah sumber konflik terjadi...

Setelah menerima banyak nasihat dari para senior[saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senior yang telah bertindak lurus,baik,benar dan patut,dengan menegur saya dengan ciri khas yang elok,bukan melalui personal attack dan memaki dengan kata2 kasar..Semoga para senior,tidak bosan2 menegur saya bilamana dilain waktu saya "kelepasan" didalam berdiskusi,dan mengarah kepada hal2 yang dapat menimbulkan "pelecehan" terhadap Mahayana], akhirnya saya sadar. oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya menyampaikan secara terbuka permintaan maaf kepada rekan2 mahayanist atas pernyataan2 saya yg terkesan kasar. semoga rekan2 dapat menerima maaf saya ini. terima kasih kepada para senior yg sudah mengingatkan saya.


Catatan : Terima kasih khususnya kepada Sdr. Chingik yg telah berusaha memberikan penjelasan kepada saya..Semoga bro Chingkik tetap setia dan berkenan berdiskusi dengan saya dengan cara2 yang lebih elegan dimasa yang mendatang.. ^:)^

permintaan : Semoga para senior masih dapat menerima saya didalam forum ini.. :)

Anumodana _/\_
  [at] bro Riky,
Terima kasih dan saya memberi apresiasi atas keterbukaan pikiran bro. Butuh satu keberanian besar untuk menyatakan permohonan maaf secara terbuka. Saya percaya bila ada seorang ariya yang melihat ini, akan mengucapkan "sadhu , sadhu, sadhu".
Berhubung bro sekarang telah bersedia mendengarkan, maka pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan isi hati.  Saya belajar agama Buddha sejak bertahun-tahun. Di sini kita tentu setuju semua bahwa kita sama-sama mengagumi guru agung kita Sang Buddha.  Bahkan ketika ada yang saling berebutan ingin menyatakan diri mewakili pandangan paling benar dari ajaran Buddha, saya juga merasa tertantang dan ingin menonjolkan diri dengan meneriakkan "Sayalah murid kesayangan Buddha".  Saya sangat bersemangat. Saya senang dan luap dalam kegembiraan bila ada yang mengatakan saya adalah siswa Buddha yang baik, terpuji, dan lain-lain. Begitu mengagumi Buddha, saya membaca Sutta dengan perasaan haru, kagum, sampai bersujud sambil membayangi Sang Buddha berdiri diri depan saya. Begitu mengagumi Buddha, saya sejujurnya kehilangan akal sehat. Kehilangan akal sehat terhadap sikap kritiis seperti rekan2 kita yang lain. Mereka bisa memilah-milah dan membuat kesimpulan bahwa ini yg asli , ini yg palsu. ini yg otentik, ini yang cult. Baik, mereka mungkin telah mencapai satu keberhasilan setingkat di atas saya. Saya belum. Saya mungkin jauh di bawah, tapi terus terang karena itulah , mengapa saya katakan saya tidak menggunakan akal sehat, tidak kritis yang akhirnya membuat saya memutuskan utk tidak mau memilah-milah, tidak mau membuat kesimpulan. Memang banyak yg menganggap itu bodoh, mungkin. Okelah, lalu jangan melarang saya utk menundukkan kepala dan biarkan saya tetap bersujud di kaki Sang Buddha.  yaah, saya lebih bahagia dgn berpegang padnagnan bahwa Theravada benar, Mahayana benar, Tantrayana benar dan gunakan salah satu utk kecocokan di kemudiannya. Saya membaca tulisan Ajahn Chah, Ajahn Brahm, Ajahn Sumedho, Sri Dhammananda, Buddhadasa , Maha Sayadaw, dan seterusnya.   Saya senang sekali, saya anggap mereka guru2 besar, lebih besar dari tokoh dunia lainnya seperti  Einstein, Bertrand Russell, Newton, Da Vinci, Galileo ,dll.  Apalagi Sutta2 dalam Nikaya, saya menjadikannya sebagai koleksi pribadi, barang siapa yang menyentuhnya dgn tidak sopan, saya bisa jadi kesal, karena betapa besar rasa berharganya terhadap Sutta itu, betap besar rasa cinta saya pada Sang Buddha. Begitu besar cinta saya, sampai saya tidak menggunakan akal sehat, saya katakan tidak menggunakan akal sehat karena tidak lagi mau memilah-milah, tidak mau menyimpulkan seperti rekan2 lain yg bisa menyimpulkan yang asli yang palsu, yg otentik yg cult. Sehingga saya koleksi saja semua, dan hasilnya, saya pun tidak mau membuat penolakan secara sepihak , sy ingin berdamai dgn batin saya, saya mencintai Buddha dlm aliran manapun (yg tentu saja diakui secara luas 3 yg maintstream itu).     
Begitulah akhirnya apa pun sikap cinta saya, pada akhirnya saya sama seperti rekan2 lainnya, bahwa saya harus melepas semuanya. Saat semua itu dilepaskan dalam kesadaran meditasi, tidak lagi label2 asli palsu, otentik cult. Saya duduk lalu melepaskan semua ide-ide yg muncul di masa lalu, membiarkan ide2 masa depan lewat bak awan berlalu, saya hanya mengamati nafas, dan disitu tidak ada konsep2, tidak ada kesimpulan kesimpulan asli palsu, otentik cult, benar salah. Setelah kesadaran saya berjalan stabil, pancaindra saya menghilang, bahkan diri itu pun sirna, yang tertahan adalah kesadaran murni,yang sedang mengamati nimitta-nimitta. Tapi semua ini tidak ada kesimpulan2  ,tidak ada ide2. Semua hanya kesadaran tok.
Saya masih ingat ketika membaca senandung pencerahan dari master Shengyen, senandung itu mengatakan bhw seorang yang telah mencapai pencerahan tidak membuang khayalan juga tidak mengejar pencerahan. ahaa...tentu saja orang yg tercerahkan, batinnya yang sati terus menerus, kahyalan apalagi yg harus dibuang, karena sudah tdk ada kahyalan, pencerahan apalagi yg ingin dikejar, karena sudah berada di atas track pencerahannya. Sekejap itu juga saya menegasi semua diskriminasi terhadap bentuk2, dan senandung pencerahan ini mengingatkan saya, saat memasuki kesadaran murni ini, apa bedanya metode chan dgn anapanasati, toh sama2 mengarah ke sana yang tidak butuh konsep2 , seperti menapaki jalan yang beda tapi bertemu di persimpangan yg sama. Begitu juga ketika menjampar Budho, Budho, atau Amituofo2, semuanya diarahkan pada kesadaran yang sedikit demi sedikit menghilangkan ide2 yg muncul dr kepalsuan pancakhanda, hingg tidak lagi terkontaminasi gerak gerik pancakhanda.  Dari sini , saya berkata bahwa maaf teman2, mungkin inilah jalan terbodoh yang saya pilih, yak, memilih mencintai Buddha bukan dgn akal sehat.
Uneg2 ini saya sampaikan hanya utk bermohon setulus-tulusnya sperti orang rendahan ,orang sesat, orang yg dicurigai ingin mempropagandakan doktrin Mahayana,  kepada rekan2 bijak ,  bahwa jangan mencibir saya sebagai non-Theravada karena saya mencintai Sang Buddha bukan karena saya berdiri di pihak mana, saya ingin mencinta dgn segala irasional yg mungkin terdengar konyol,  sehingga saya bukan saja Mahayana, saya juga Theravada. Mungkin saya dihujat tidak ada pendirian , tapi pendirian juga bukan jalan satu2nya.  Saya adalah semuanya dan semuanya adalah bagian dari yg ingin saya peluk, karena nilai2 ajaran Buddha ada di dalamnya. Mungkin saya adlah cacing yg menyukai kotoran, tapi dewa di surga yang jijik sama kotoran blm tentu memahami kesamaan sifat antara kotoran dan istana surgawinya, sama-sama kosong dari inti.
Setelah keluar dari meditasi , semua memang terlihat berbeda, matahari masih bersinar terang, malam hari masih menunjukkan kegelapannya, masih ada diskriminasi dlm pikiran, tapi ah...itu kan kepalsuan pikiran yg digerakkan oleh pancakhanda, dan kesadaran murni itu bebas dari itu, tidak ada diskriminasi. Maka mari kita masuk ke dalam kesadaran murni, sirnalah diskriminasi, dan alangkah indahnya itu.
Terima kasih bro Riky, terima kasih bro Forte, terima kasih bro Bond, all...
I love u pull..... :))
 

 


i loph u pull juga....
bro chingik
lain kale pake paragraf ya ketiknya yach...
pake titik, pake koma, ama spasi

gw ampek mabok baca-nya, ampek tahan nafas baca sampai selesai..... wkwkwkw.....

192
Diskusi Umum / Re: membahas Dhamma diwaktu yang tepat
« on: 22 March 2010, 11:43:18 AM »
kalau tidak tepat pada waktunya, kamu akan dianggap aneh... ^-^
misalnya lg bahas gosip, malah nimbrung, eh kalian tidak boleh ya, ngegosip
gosip itu menurut dhamma, tidak bole bla bla bla...
kamu malah akan ditinggalkan ama teman...

contohnya:
cakap kotor itu boleh2 saja, malahan di anjurkan untuk diperbanyak....
misalnya, kita bergaul dilingkungan yang dimana dianggap lazim
bangs*t, kont**, dll
itu tidak masalah,
nah klu diacara formal, jgn dipake.... ^^V

kalau misalnya kita memaksakan di lingkungan yang dimana dianggap lazim
spt : bangs*t, kita sopan sophian....
maka mereka anggap menganggap kamu aneh
dan bertanya "makluk dari mana nech?"

CMIIW  :P
 _/\_

193
Diskusi Umum / Re: Demokrasi yang IRONIS..[cacat dalam demokrasi]
« on: 22 March 2010, 10:33:32 AM »
Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak (jika tidak dicapai kesepakatan). Apanya yang cacad?
Kalau kebenaran ilmiah, memang bukan berdasarkan suara terbanyak.

Masalah BRP juga bukan masalah benar/salah, tapi masalah sikap. Misalnya dalam suatu diskusi, sekumpulan orang sedang membahas Brahmajala Sutta yang dikatakan berasal dari Khuddaka Nikaya. Kemudian datang satu orang berkata, "Brahmajala Sutta itu ada di Digha Nikaya, bego amat sih kalian!", maka orang itu menyatakan kebenaran (Brahmajala Sutta memang di Digha Nikaya), tapi rasanya lebih cocok untuk diberi BRP ketimbang GRP.


sependapat _/\_


194
begini saja, bagi yang mempercayai sutta ini ya silahkan saja, bagi yang tidak mempercayai ya sudah biarkan saja, ini masalah kepercayaan antar aliran tidak bisa di ganggu gugat, misalkan sutta ini palsu pun memangnya mau diapakan? memangnya ini urusan kaum Theravada? sebaiknya mengurus diri sendiri saja untuk mencapai tujuan masing2 yang dipercaya ;D


setuju bgtssss.....

om ryuana siti hum =))

195
[at]  all. sori OOT bentar

saya rasa ada satu sisi kelemahan penganut Buddhisme, maka yang suka berkata : ah. objek itu netral. Pandanglah segala sesuatu itu secara netral. Di sini terkesan wah.. orang tersebut "Buddhist banget"
Namun ketika seseorang tersebut mengeluarkan statement2 kasar / tidak menyenangkan, hendaknya dia lebih bercermin pada diri sendiri, apakah dia sendiri sudah baik dalam menjalankan sila / belum ? Jika belum, tidak perlu mengatakan objek itu netral, dll karena menjalankan sila aja belum sempurna.. Dan tidak perlu menggunakan statement "objek itu netral" untuk menutupi ketidakmampuan menjalankan sila dengan baik.

Tanyakan kepada diri sendiri :
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya dihina ?
- Apakah saya bisa merasa netral jika saya diperlakukan dengan tidak layak ?

Jika hal2 tersebut di atas masih belum bisa diwujudkan, stop statement sok buddhist tersebut dan berlakulah normal, karena kita masih berada di dalam lingkungan normal dan belum mencapai tahap kesucian tertentu.
object itu netral  ^-^

sebaiknya kita keluar dari lingkaran "BENAR" atau "SALAH"
tapi melihat sesuatu itu sebagaimana adanya  :whistle:

_/\_

Pages: 1 ... 6 7 8 9 10 11 12 [13] 14 15 16 17 18 19 20 ... 132
anything