//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - GandalfTheElder

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 95
46
Nimbrung dikit.

Quote
Kalo kami suka perumpamaan hewan domba, tidaklah serendah ajaran buddhis yg merendahkan manusia sama seperti binatang, betul nggak?  Masa manusia disama kan dgn babi, anjing, kecoa? Ajaran apa itu? Sungguh merendahkan manusia.

Pennyanyi terkenal Bjork pernah mengkritik Buddhisme:

“The Buddhists say we come back as animals and they refer to them as lesser beings. Well, animals aren’t lesser beings, they’re just like us. So I say f**k the Buddhists.” (Bjork)

Penyanyi non-Buddhis yang sempat belajar Buddhis, Bjork, saja tau kalau Buddhisme tidak memandang manusia dan hewan itu sederajat meskipun ada ide reinkarnasi. Dan Bjork tidak suka, karena ia menganggap hewan dan manusia sederajat :D

Ketika Bodhisattva Sutasoma menegur seorang raksasa pemakan manusia, si raksasa bertanya "manusia toh juga bunuh hewan untuk dimakan?" Lalu Bodhisattva Sutasoma menjawab, "Beda. Manusia adalah makhluk yang lebih mulia daripada hewan." Untuk kisah ini baca Jatakamala.

Tapi di luar masalah sederajat atau tidak, bukankah kita juga harus mengasihi hewan-hewan? Banyak Santo Katholik  yang vegetarian dan mengasihi hewan-hewan ciptaan Tuhan. Demikian juga Buddhisme diajarkan mengasihi mereka sama seperti mengasihi manusia.

Quote
Pada ayat 3 Tuhan menjadikan terang.  Terang itu telah ada sebelum Tuhan memposisikan matahari, bulan dan bintang pada tempat yg tepat untuk menerangi, mengatur musim dll.  Apakah tumbuhan bisa hidup tanpa matahari?  Tentu saja bisa. Lihat  Wahyu 21: 23 Allah menerangi Yerusalem baru tanpa memerlukan matahari. Allah bisa memakai energi cahaya lain untuk menerangi tumbuhan.

Ini aneh. Pada ayat 3 Tuhan memisahkan terang dan gelap. Jika terang disebut Siang dan jika gelap disebut Malam. Apakah cahaya Tuhan ON OFF? Karena kita tahu bahwa apa yang kita sebut siang dan malam adalah karena ada dan tiadanya matahari bukan? Apakah ini cahaya yang masih non-saintifik?

Lalu ayat ini menunjukkan bahwa kegelapan adalah "sesuatu", jadi kisah hoax Albert Einstein yang menyatakan kegelapan adalah tiadanya cahaya menjadi nullified secara kemuliaan Tuhan. Kenapa? Karena si "Einstein palsu" itu mengkaji kegelapan dan terang melalui konsep terang dan gelap menurut Sains, BUKAN cahaya dan terang Tuhan pada ayat 3 yang beberapa orang sebutnya sebagai cahaya Shekinah, cahaya kemuliaan Tuhan.

Lalu saya ingin tanya juga, apakah ayat pada Wahyu tersebut maksudnya bukan perumpamaan? Saya kutip kitab Yesaya (Isaiah) mengenai hadirnya zaman baru:

Isaiah 30:26 The moon will shine like the sun, and the sunlight will be seven times brighter, like the light of seven full days, when the LORD binds up the bruises of his people and heals the wounds he inflicted.

Jadi zaman baru ada matahari bulan atau tidak?

Lalu ini yg saya mikir kalau Wahyu itu hanya perumpamaan saja:

Isaiah 60:20 Your sun will never set again, and your moon will wane no more; the LORD will be your everlasting light, and your days of sorrow will end.

Kita sering dengar Yesus adalah Terang Dunia, tentu maksudnya ini adalah cahaya harapan bagi semua umat manusia bukan? Zaman sekarang masih ada matahari, tetapi terang Tuhan bukankah sudah ada bersama kita? Ayat Yesaya di atas mengatakan "Your days of sorrow will end" mungkin merujuk bahwa cahaya ini adalah cahaya kebahagiaan dan penderitaan kita berakhir, bukan cahaya yang menggantikan matahari sebagai penumbuh tanaman??

Dan ayat di atas menunjukkan matahari dan bulan tetap ada. Matahari tidak akan terbenam dan bulan tidak akan hilang pada zaman baru. Berbeda dengan cahaya yang diciptakan Tuhan sebelum matahari pada Kitab Kejadian?

 _/\_

47
Quote
kiranya kelanjutannya bisa diteruskan disini, DC     

Percuma rasanya kalo BJ / SB keras kepala dan masih suka memelintir, bukan orang yang cocok buat diskusi, buang2 waktu saja...hahaha

48
Diskusi Umum / Re: Jati Diri Menurut Ajaran Buddha
« on: 05 May 2012, 06:12:41 AM »
 [at] tesla (and ariyakumara)

Saya kira "menjadi diri sendiri" ini adalah bahasa awam untuk membuat orang-orang mengerti. Seperti yang Buddha sendiri katakan, pengertian Tathagatagarbha atau Diri Sejati (Mahatman) sebenarnya adalah upaya terampil untuk menjelaskan Shunyata / Anatman bagi mereka yang masih belum mengerti / masih terikat pandangan Atman sehingga lbh mudah mencerna.

Kalu Rinpoche pernah berkata:
"Take a break. Be yourself. When you are trying to be like someone, it doesn't make you a Buddha. When you be yourself, you are the Buddha"

Ajahn Brahm pernah berkata:
Your true home is inside of yourself. You can see that in your meditation. Home is a place where you can just be yourself, be at peace, be at ease, be nothing, just empty and free.

Itulah makna menjadi diri sendiri dalam Buddhisme: diri sejati yang bebas, kosong, tidak ada apa-apa alias Buddha. Ini adalah pengertian Anatman / Anatta. Kita beristirahat di dalam Alaya, kita berada saat ini, dan beristirahat dalam momen ini, sadar akan diri kita sepenuhnya, be yourself.

Tentu dalam Buddhisme kita mempunyai tujuan hidup. Seperti kata Ajahn Chah, kita menggunakan keinginan untuk mencapai non-keinginan. Kita  berusaha menjadi / menemukan tujuan hidup untuk mencapai sesuatu yang "tanpa tujuan" dan "tanpa kemenjadian"

Desire is a defilement. But we must first have desire in order to start practicing the Way. Suppose you went to buy coconuts at the market and while carrying them back home someone asked: "Why did you buy those coconuts?" "I bought them to eat," you reply. "Are you going to eat the shells, too?" "Of course not!" "I don't believe you," he insists. "If you're not going to eat the shells, then why did you buy them?" Well, what do you say? How are you going to answer that question?

We practice with desire to begin with. If we didn't have desire, we wouldn't practice. Contemplating in this way can give rise to wisdom, you know. For example, those coconuts: Are you going to eat the shells as well? Of course not. Then why do you take them? They're useful for wrapping the coconuts in. If after eating the coconuts you throw the shells away, there is no problem. Our practice is the same. We keep desire first, just like we do with the coconut shells, for it's still not time to "throw" it away. This is how the practice is. If somebody wants to accuse us of eating coconut shells, that's their business. We know what we're doing.
(Ajahn Chah)

Tapi tentu "tanpa tujuan" dan "tanpa kemenjadian" seharusnya tidak dimaknai secara negatif. Pemahamannya adalah: kita bisa bebas sepenuhnya menentukan tujuan dan mau menjadi apa, tanpa TERIKAT "diriku itu sebenarnya begini, tidak bisa kalau begitu, atau ooo seharusnya diriku gini, aku percaya diriku gini, maka aku harus seperti itu (rata2 orang kaya gini)."

Jadi kita bisa fleksibel sepenuhnya dan mampu menggunakan potensi yang tidak terbatas dari pikiran kita, inilah kebijaksanaan atau prajna.

 _/\_

49
Diskusi Umum / Re: Jati Diri Menurut Ajaran Buddha
« on: 04 May 2012, 06:55:17 AM »
 [at] ariyakumara

Tidak bertentangan. Saya prnh bertanya pada Ajahn Brahm: "Ajahn, kenapa para bhikkhu terkadang ngomong tidak ada aku (anatta) tetapi terkadang juga ngomong jadilah diri kita sendiri?" Ajahn Brahm menjawab: "Itu berarti anda dapat menjadi apapun yang anda inginkan! Karena tidak ada aku (anatta), maka jadilah apapun yang kita suka." Seorang ayah bisa juga adalah seorang anak, demikian sebaliknya. Seorang pelukis bisa saja seorang arsitek atau koki. Jati diri yang manakah kita? Karena Anatta kita dapat terus beradaptasi.

Dalam pandangan Mahayana juga demikian. Justru karena semua bersifat Anatman dan Sunyata, maka berbagai potensi dan kemungkinan bisa muncul dalam "diri" kita. Seperti yg dikatakan Andrie Wongso, banyak potensi di dalam diri kita, kualitas-kualitas yang baik. Dahulu di board Mahayana saya pernah bahas ini, bahwa Shunyata adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa hidup ini selalu berubah-ubah, dinamis dan penuh potensi.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19035.0

Perumpamaan Andrie ttg air dan ombak sebenarnya adalah pengertian anitya. Setiap waktu sellau berubah-ubah, air bisa jadi ombak.

Andrie juga berkata, kita sama-sama manusia, tidak ada alasan menjadi kerdil. Dalam filsafat Tiantai, setiap manusia memiliki 10 dunia di dalamnya, dari Buddha sampai neraka. Semua manusia sama, memiliki potensi 10 alam, menjadi Buddha, Bodhisattva, Arhat, Dewa, Manusia, Hewan, Asura, Preta atau masuk ke Neraka. Semuanya sederajat, semuanya mempunyai potensi tertinggi menjadi Buddha, jangan kita jadi kerdil lagi. 10 Dunia ini adalah potensi dari Anatman. Ada potnesi kemampuan yang luar biasa dalam diri kita untuk menjadi Dewa (berkelimpahan, kekayaan) bahkan sampai untuk menjadi Buddha.

 _/\_

50
Diskusi Umum / Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« on: 26 April 2012, 06:30:16 AM »
Tambahan:

Evolusi Alam Abhasvara apakah masuk akal? Manusia evolusi dari dewa? Ini tipikal penjelasan agama-agama dan paham-paham kuno. Shinto juga demikian. Atau agama2 Samawi. Atau mungkin ini indikasi buat orang-orang yang mengatakan dulu para Alien berkelana di bumi dan mengajari manusia peradaban?  8) sehingga kadang muncul anggapan kalau Tuhan = Alien?  salah satu referensi: gambar suku Maya di atas  ;D

Kalau di kitab Taois Taishang Laojun Zhenjing dikatakan para dewa mengajari para yuanren (kera besar / manusia purba) peradaban.

Tapi klo dalam kitab Buddhis Tibetan sih... dikatakan ada "manusia kera" yang evolusi jd manusia, mirip Darwin.  ;D

 _/\_

51
Diskusi Umum / Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« on: 26 April 2012, 06:00:30 AM »
 [at] tesla and morph:

as I said, namanya aja masih tergolong CRYPTOZOOLOGY :D ...

Quote
saya bahkan meragukan puja relik itu ajaran Buddha


Yang pasti puja relik sudah ada di kitab-kitab sebelum Mahayana, jd klo otentik sih otentik, tp bener apa nggak ya nggak tau :D

Quote
para Buddha masa lampau juga masih di atas normal, tapi juga tidak raksasa banget.

Berapa hattha tinggi Buddha Kassapa, Kanakamuni dan Kakusandha?

Mungkin ada perhitungan juga berapa kappa umur mereka, krn penerjemahan skrg jadi 20.000-40.000 tahun hitungan zaman skrg.

Lalu berapa hattha tinggi manusia pada zaman Mahasammata (Manu) ketika peradaban manusia dimulai?

-------------------------------------------

Kalau dari novel Fengshen Yanyi yang referensinya dari kisah2 oral legenda zaman dulu, Buddha Krakucchanda hidup pada masa Dinasti Shang di Tiongkok (1600 SM). Anw, itu hanya legenda omongan orang dan novel belaka. Tp siapa tahu?

 _/\_

52
Diskusi Umum / Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« on: 25 April 2012, 08:54:14 PM »
 [at] morph:

Ini Museum org Kristiani Creationist:

http://www.mtblanco.com/



"On the earth there once were giants."
- Greek poet Homer, 400 B.C.E.

 _/\_

53
Diskusi Umum / Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« on: 25 April 2012, 07:42:48 PM »
Quote
bagi mereka yang beriman pada sutta, maka asumsi cerita itu benar sampai ada bukti yang sebaliknya.
bagi mereka yang netral ataupun tidak beriman pada sutta, maka cerita itu masuk dalam kategori dongeng sampai ditemukan bukti keberadaannya, mengingat tidak ada satupun dari genus homo (contohnya homo sapiens, homo erectus, homo neanderthalensis) yang berukuran sebesar itu dan berumur sepanjang itu, mendekati itu pun tidak.

hoax: there might be giants

Uniknya, banyak agama dan legenda menceritakan adanya manusia raksasa... kalau dalam Alkitab dikenal Nephilim yang tingginya bisa sampai 300 cubit / 150 m. Buddha Kasyapa aja 20 cubit alias 10 m  :))

Bbrp foto mungkin hoax.. tp ada banyak desas desus fosil manusia raksasa dan foto2 lain bahkan ada yang ditampilkan di museum.. yah masih tergolong cryptozoology..haha

Yang pasti di Indonesia ini (waktu pameran relik keliling) sudah banyak ditampilkan relik Buddha Kashyapa. Dari catatan2 Xuanzang dan Faxian pun dulu di sekitar Nepal ada stupa-stupa yang menyimpan relik Buddha Kanakamuni dan Krakucchanda.

 _/\_

54
Mahayana / Re: 7 Buddha masa lampau
« on: 08 April 2012, 11:41:43 PM »
Apa ini  ??? ??? ???

55
Quote
setahu saya web tersebut tidak dibuat asal-asalan atau dibuat hanya berdasarkan pendapat pribadi.
kalau memang hanya bagian tertentu yang anda anggap salah,  sepertinya tidak usah menulis atau meng-co-paste langsung semuanya . karena akan terjadi miss-communication.

dan sepertinya memang dibagian tersebut hanya secara briefly saja . dalam artian memang bukan untuk menjelaskan secara mendetail sejarah yang selama ini sudah terjadi.
jika memang ingin secara lengkap mungkin bisa kami masukan dalam website kami.

Setuju.. saya sangat suka dengan webnya... ditangani dengan baik sekali...  :)

Untuk sejarah memang terkesan alurnya tidak tertata.... saya kira ini karena si notulen mencatat cermaah bpk Cornelis Wowor tanpa memahami nama2 Buddhis dalam sejarah Buddhisme di Indo, jadinya ya salah salah kaya Tanah Kuti (Tanah Putih), Te Huan An (Tee Boan An) dan sebagainya. Harusnya ini ada perbaikan, karena pasti ada yang merasa risih baca begini, termasuk saya. Seharusnya notulen mengcrosscheck lagi sebelum mempublish...

Di mana-mana, notulen yang baik biasanya akan mengedit bahasa yang dipakai pembicara supaya enak dibaca plus kalau ada istilah yg kurang jelas ia akan mengcrosscheck di buku atau internet.

Moga2 ini jadi masukan.. Thanks... _/\_

56
Informasi kegiatan Buddhis Berbayar / Re: Tribute to Buddha's Legacy
« on: 06 April 2012, 09:32:44 AM »
great and innovative event... semoga sukses  _/\_ _/\_ _/\_

57
Mahayana / Re: adakah petugaas alam neraka
« on: 06 April 2012, 08:10:08 AM »
Quote
ini pertanyaan anak saya, tolong saya jawab. . apakah benar di alam neraka ada petugas penyiksa..? misalnya berbohong,nanti ada petugas neraka yg potong lidahnya... nah petugas itu gak dapat karma buruk apa kalau berbuat begitu terus..? kalau begitu,berarti yg katanya ada petugas neraka itu bohong dong..? 

Salam bro.khiong

Ya memang ada petugas neraka menurut Sutra. Mereka hanya PROYEKSI PIKIRAN para makhluk yang tersiksa saja, demikian penjelasan guru agung Mahayana, Vasubandhu. Vasubandhu menjelaskan para penyiksa atau petugas neraka itu bukan benar-benar makhluk hidup dan sama sekali tidak menerima karma buruk karena mereka bukan makhluk nyata, hanya proyeksi pikiran dari para makhluk yang terjerumus ke dalam neraka saja.

Makhluk alam Surga Yama tidak ada kaitannya dengan penyiksa neraka.

 _/\_

58
Quote
hallo semua nya... 

saya member baru di sini, secara kebetulan saya menemukan forum ini saat sedang googling mencari rupang kuan yin..

saya adalah seorang TAO yg baru saja pada akhir akhir ini sangat tertarik pada buddhism.. saya percaya dengan agama saya, namun ada ajaran ajaran dari agama buddha yang sangat menyentuh hati saya.. apakah ada saran bagi saya? ataukah memang ada suatu kesamaan antara kedua nya sehingga saya dapat menggabungkan kedua ajaran ini?

saya bahkan telah menempatka rupang YM sang buddha di altar saya di samping rupang mahadewa thay sang law tjin.. apakah ini salah? karena saya sangat mengormati kedua Nya...

mohon pencerahan nya...

terima kasih....

Hehe... pengalaman unik. Apakah anda umat Tao Taishang Men? Atau hanya sembhayang di kelenteng?

Kesamaan tentu ada, dipelajari dua2nya juga boleh, tapi tentu tidak bisa digabungkan

Kaisar2 Dinasti Han di Tiongkok dahulu menghormati rupang Buddha dan Taishang Laojun di altar bersamaan pada saat awal masuknya Buddhisme ke Tiongkok. Jadi kalau anda baru menyentuh Buddhisme, tidak masalah anda memiliki altar demikian. Tapi kalau seandainya anda menemukan ajaran Buddha lebih cocok dengan diri anda, maka susunan altar juga sebaiknya agak dirubah dengan menempatkan Sang Buddha di posisi utama, menunjukkan anda  berlindung pada Triratna.

Saya juga punya beberapa teman yang pernah belajar Tao Taishang Men, tapi akhirnya malah tertarik ke ajaran Buddha Dharma, beberapa jadi aktivis Buddhis.

 _/\_

59
Regional / Re: Regional Surabaya
« on: 17 January 2012, 05:49:05 AM »
Quote
tongkrongan enak bt liat yg cantik dan ganteng cuma di univ petra dnk wakakakkaaka

Sepopuler itu yah? hahaha

Quote
mohon dicerahkan oleh2 khas surabaya unt imlek, kira2 apa yah ? (khususnya untuk makanan, dari kelas pinggir jalan s/d istimewa punya)
dan cari-nya dimana ?

Hmm.. cari aja di Pasar Atom ;D... kalau mau oleh2 khas Surabaya di seberang pasar genteng

Quote
Bukannya malu tp rasanya sby emg  mayoritas kr****n atau ka****k
Cri yg agama buddha susah amir...
Makanya pindah aja ke jkt

Kalau dibilang banyak, ya mmg banyak yg Kristiani terutama Kharismatik. Tapi kalau dibilang nyari yg Buddhis itu susah, ya nggak juga. Buktinya d sby sini aku ketemu buanyaakk muda mudi Buddhis sampai yang tua-tua sudah jadi bos-bos...

karmanya msh gak pas kali...hahaha

 _/\_

60
Sutra Mahayana / Re: [ask] Saddharmma Pundarika Sutra
« on: 10 January 2012, 02:18:57 AM »
Quote
Dikatakan dlm SPS bahwa dg mempraktekkan ajaran dlm sutra ini bisa menghasilkan banyak manfaat, tetapi saya baca gak ada ajaran yg bisa dipraktekkan kecuali tentang manfaat penyebutan nama Avalokitesvara (bab yg terkenal dlm SPS), selebihnya lebih banyak memuji keagungan Buddhayana, keajaiban2 para Bodhisattva dan Buddha, perumpamaan2, atau pun keagungan sutra ini sendiri. Jadi ajaran praktis apa yg terkandung di sana? Mungkin saya bacanya terlewat (krn fast reading, soalnya sutranya terlalu panjang  )

Bila batin dan jodoh karma telah matang, membaca SPS pun pasti akan memahami maknanya dan tahu apa yang mesti dipraktekkan. Bila masih belum matang tentu tidak akan tahu maknanya, maka butuh guru yang otentik untuk membimbing kita.

Bhiksu Fa Da terus melafalkan SPS tapi tidak tahu maknanya, baru setelah bertemu Patriark Chan Hui Neng dan beliau menjelaskan makna SPS dengan koan-koan, bhiksu Fa Da memahami maknanya dan tahu bagaimana sesungguhnya harus berpraktek melafalkan Sutra.

Sebenarnya dalam SPS (babnya saya lupa) disebutkan kita seharusnya melafalkan SPS. Ini seperti yang dilaksanakan Fa Da pun juga seperti yang dilaksanakan oleh umat Buddhis Nichiren di seluruh dunia dengan menyebutkan Namu Myoho Renge Kyo (Namu Saddharmapundarika Sutra) yang dianggap sama dengan praktik melafalkan seluruh isi sutra SPS. Master Rinzai (Linji) Zen Hakuin juga memberikan wejangan Dharma agar orang-orang melafalkan Namu Myoho Renge Kyo. Bukankah praktik jenis ini terlewatkan oleh anda ketika membaca SPS dengan cara fast reading?  :)

Dan juga satu kalimat sutra pun bisa memberikan efek yang luar biasa. Master Chengyen terinspirasi oleh satu kalimat Sutra Amitartha yaitu sutra pembuka SPS, "Batin yang jernih dan hening, tekad yang luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan, dalam masa tak terhingga." Dan bayangkan, mendasarkan dari satu kalimat tersebut, Master Chengyen melaksanakan praktik yang luar biasa dan mendirikan Tzu Chi yang gerakannya dan kiprahnya sangat mendunia. Jika memahami isi sutra, anda bisa berpraktek luar biasa hanya dari satu kalimat saja.

Mahatma Gandhi juga rajin melafalkan sutra SPS, yaitu dengan cara melafalkan Namu Myoho Renge Kyo secara rutin di ashram-nya. Hasilnya? Gerakan beliau sangat berhasil dan sampai sekarang masih dikenang sebagai salah satu tokoh hebat dunia dengan pengaruhnya yang besar. Itu cuma gara2 judul sutranya saja malah, bukan kalimat isinya.

Pertama2 saya juga nggak tahu makna SPS, sampai skrg juga tidak terlalu paham juga. Tapi karena saya baca komentar-komentar guru-guru agung akan SPS pun juga tindakan nyata yang dihasilkannya lewat Tzu Chi dan SGI maka saya baru menyadari kalau SPS adalah sutra yang sangat indah.

 _/\_

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 95