//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - seniya

Pages: 1 ... 8 9 10 11 12 13 14 [15] 16 17 18 19 20 21 22 ... 228
211
Theravada / Re: Jual kitab suci buddha!?
« on: 28 January 2018, 07:18:21 PM »
seperti yang saya tulis sebelumnya, itu cuman alasan doank, pebisnis emang gitu, banyak alasan. udah biasa. tapi kalau kitab suci dijual, harusnya kita katakan free alias tidak diperjualbelikan. tentu saja terbitan DC itu (terutama kitab suci buddhisnya) free, sesuai Dhamma.

Iya dan itu hak mereka, silahkan protes ke penerbit yang bersangkutan saja

212
Buddhisme Awal / Re: Apakah Theravada adalah Buddhisme Awal?
« on: 28 January 2018, 07:17:21 PM »
kita harusnya membaca Mahavamsa dan Dipavamsa. lihat apakah theravada buddhisme awal atau bukan, jawabannya buddhisme awal = theravada. kitab suci yang kita gunakan apa? punya theravada bukan? yang lengkap theravada bukan? gak ada kitab yang aliran buddhayana apalagi tsu chi. mereka pakainya juga punya theravada. buddhisme awal = theravada, bukan buddhayana/ekayana.

Theravada bukan Buddhisme awal. Mahavamsa dan Dipavamsa bukan teks Buddhisme awal melainkan teks sektarian Theravada yang historisitasnya meragukan. Buddhayana/Ekayana juga bukan Buddhisme awal, apalagi Tzu Chi. Silahkan baca baik2 dulu post2 sebelumnya

213
Theravada / Re: Jual kitab suci buddha!?
« on: 28 January 2018, 03:28:27 PM »
Seharusnya kitab suci itu diterbitkan penerbit yang memberikan secara gratis, itu cuman alasan keuntungan saja kalau berbayar. Hak cipta memang penerbit, tetapi ada perjanjian tertentu dengan pencipta, antara pencipta/penulis dan penerbit. Seharusya tidak diperjualbelikan karena kitab suci. mencari keuntungan dari kitab suci itu tidak dengan cara jual beli. Kalau jual buku karya non-kitab suci masih sesuai dhamma, tapi kalau kitab suci yang dijual, itu tidak sesuai dhamma, penyelewengan namanya, cari untung dari karya orang.

Bahkan penerbit yg non-profit spt Wisdom Publication yg menerbitkan buku2 Nikaya Pali terjemahan Bhikkhu Bodhi jg menjual bukunya dg harga tertentu (tdk gratis) dg alasan tertentu. Masing2 penerbit punya alasan sendiri kenapa buku Tipitaka dijual, selengkapnya bisa dibaca di https://discourse.suttacentral.net/t/dhamma-and-commerce/6052/

Tetapi DC masih menerbitkan teks2 kitab Buddhis dg gratis baik dlm bentuk hardcopy maupun softcopy (e-book) dg dana sukarela para donatur :)

214
Buddhisme Awal / Re: Apakah Theravada adalah Buddhisme Awal?
« on: 28 January 2018, 03:12:25 PM »
oh gitu ya, jadi buddhisme awal ini maksudnya adalah buddhayana/ekayana? Yang saya tahu buddhisme awal adalah theravada. Jadi buddhayana dan tsu chi bukan sekte ya? mau sampai kapan dipertahankan hal ini? Tidak ada yang perlu disembunyikan dalam agama buddha

Silahkan baca di thread https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24689.0

215
Theravada / Re: Jual kitab suci buddha!?
« on: 28 January 2018, 01:33:32 PM »
Krn penerbit yg menerbitkan buku2 Tipitaka tsb berorientasi pd profit jg selain memerlukan biaya utk percetakannya. Kalo soal hak cipta selama blm expired tetap dipegang sama penerbitnya...

216
Buddhisme Awal / Re: Apakah Theravada adalah Buddhisme Awal?
« on: 28 January 2018, 01:26:07 PM »
Tambahakan juga histori sekte buddhayana (ekayana), sama sekte tsu zhi.

Buddhayana bukan aliran, melainkan wadah organisasi yg berusaha menyatukan semua aliran Buddhis di Indonesia berdasarkan semangat non-sektarian.

Tzu Chi juga bukan aliran, melainkan organisasi Buddhis Taiwan yang bergerak di bidang sosial tanpa membeda2kan SARA.

Sedangkan yg dibahas di sini adalah aliran2 Buddhisme awal, yg terbentuk beberapa ratus tahun setelah Buddha Parinibbana yg skrg tdk ada lg saat ini, tdk membahas ttg aliran2 yg muncul belakangan yg masih ada saat ini spt Theravada, Mahayana, dan Vajrayana krn sudah ada board/subforumnya tersendiri...

217
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 09:55:27 AM »
Namo Buddhaya _/\_ saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan semoga saya bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan disini!!!!

1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?

Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra dari seluruh para dewa
Keempat mahluk kadewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung
Dan seluruh mahluk-mahluk surga yang lain
Beserta ratusan ribu laksa pengikut
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub
Dengan memohonKu agar memutar Roda Hukum
Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan
Tidak akan mampu mempercayai hukum ini
Dan dengan melanggar hukum lewat ketidakpercayaan
Akan terjatuh kedalam 3 jalan mara
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan hukum itu
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera(dikutip pada
saddharma pundarika sutra bab 2-upaya kauslya) .

Secara Mahayana dikatakan Buddha melakukan semacam pertunjukan sandiwara untuk memberikan pemahaman kepada semua makhluk bahwa kemunculan seorang Buddha adalah jarang dan Dharma yang ditembus oleh Buddha sangat mendalam sehingga tdk semua orang bisa memahaminya (ini juga sebab keengganan Buddha mengajar dlm sutta2 awal). Permohonan Brahma juga menunjukkan bahwa Buddha adalah yg tertinggi di antara semuanya krn Brahma merupakan dewa tertinggi yg dipuja masyarakat India Kuno saat itu.

Quote
2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.

Kalo gak salah, dlm Upaya Kausalya Sutra dikatakan Bodhisattva menyadari tindakannya akan membawanya ke neraka namun tetap melakukannya demi menyelamatkan banyak org. Pada akhirnya Bodhisattva tetap masuk neraka, tetapi bukan dalam neraka yg siksaannya sangat berat.

218
Theravada / Re: Sila ke tiga
« on: 25 January 2018, 07:42:14 AM »
Jadi kalo adat/lingkungan setempat tidak mengijinkan seks di luar nikah, bagi yg melakukan kena hukuman, maka ini adalah pelanggaran sila?

Tentu saja

Quote
Kalo adat/lingkungan setempat mengijinkan seks di luar nikah dan tidak ada hukuman maka ini bukan pelanggaran sila?

 _/\_

Pada masa modern saat ini sangat jarang ditemui ada adat yang demikian, saya pernah baca ada suku terasing di Afrika masih ada tradisi seperti ini, namun sudah dilarang oleh pemerintah negaranya. Kalo pun seorang Buddhis berada di lingkungan yg demikian, saya kira dia tdk akan menggunakan "kesempatan dlm kesempitan" melakukan sesuatu yg bertentangan dg Dhamma ajaran Sang Buddha yang mengajarkan pengendalian diri dan peninggalan nafsu...

219
Theravada / Re: Budaya dan seks
« on: 24 January 2018, 04:58:11 PM »
Moralitas Buddhis khususnya dalam hal hubungan seksual didasarkan pada budaya India kuno saat Sang Buddha mengajar, maka budaya barat yang lebih bebas dlm hal hubungan seksual akan dianggap tabu dan melanggar moralitas Buddhis.

220
Theravada / Re: Sila ke tiga
« on: 24 January 2018, 04:54:36 PM »
Kalau org tua tidak setuju,... Gmana sedangkan batas usia mereka katakan usia 25 tahun. Apakah ini masih dalam dalam perlindungan orang tua?

IMO, kalo udah dewasa dan dapat bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dianggap tdk dlm perlindungan orang tua lagi, kecuali dia memiliki cacat fisik/mental sehingga harus terus-menerus diawasi dan dilindungi oleh ortu dan keluarganya.

221
Theravada / Re: Sila ke tiga
« on: 24 January 2018, 04:52:42 PM »
Sila itu ajaran sang buddha.
Hukum setempat itu aturan manusia.
Menurut saya kalo tdk sah secara adat namanya tdk sah secara adat bukan pelanggaran sila. Kita perlu jelas dalam memilah mana yang ajaran buddha mana yang adat istiadat.

Kalo liat definisi dari kutipan sutta di atas, faktor norma hukum/adat setempat jg mempengaruhi aturan moralitas Buddhis. Sama halnya beberapa aturan monastik Buddhis jg ditetapkan Sang Buddha berdasarkan kritik/kecaman dr masyarakat thd perilaku para bhikkhu yg dianggap tdk baik....

222
Theravada / Re: Sila ke tiga
« on: 24 January 2018, 07:57:55 AM »
Bagaimana kalau pasang tersebut pindah ke negara yang mengesahkan hal hal macam ini contoh di amerika pasangan kumpul kebo boleh,...

Berarti tdk melanggar sila kamesumicchacara asalkan syarat yg lain tdk dilanggar jg

223
Sains / Re: All About Astronomy
« on: 24 January 2018, 07:40:32 AM »
Sekalian...  ^-^ ^-^
1. Bagaimana terbentuknya kilat di langit?

Spoiler: ShowHide
Ini sebenarnya bukan topik astronomi walaupun masih nyangkut2 dikit heheh


Kilat terbentuk krn awan bermuatan listrik membuang kelebihan muatannya ke bumi dalam bentuk kilat/petir. Proses terjadinya muatan di dalam awan, karena awan berjalan secara teratur, dan selama perjalanannya dia akan berhubungan dengan awan-awan lainnya yang mengakibatkan berkumpulnya muatan negatif di salah satu sisi, entah itu di atas atau di bawah. Sedangkan muatan positif berkumpul di sisi lainnya. Apabila perbedaan potensial diantara awan dan bumi besar, akan mengakibatkan terjadinya pembuangan muatan negatif atau disebut elektron.

Dalam proses pembuangan ini, udara merupakan media yang akan dilalui elektron. Apabila pada saat muatan elektron dapat menembus batas isolasi udara inilah menjadikan suara ledakan atau guntur.

Quote
Terbentuknya di lapisan atmosfer bumi sebelah mana?

Terjadi di lapisan troposfer yg merupakan lapisan atmosfer terendah dekat permukaan bumi sampai ketinggian 15 km.

Quote
2. Bagaimana mekanisme kilat ada yg sampai menyentuh tanah dan sebenernya itu koq bisa ada aliran listriknya darimana?

Aliran listrik itu sebenarnya elektron yg berpindah/bergerak, pada kasus kilat/petir, elektron berpindah dari awan ke bumi melalui udara.

Quote
3. Apakah pengaruh astronomi terhadap jumlah musim di suatu daerah? Misalnya di nagera tropis ada 2 musim di sub tropis ada 4 musim?  Kenapa itu?

Bukan pengaruh astronomi sih istilahnya, melainkan adanya kemiringan rotasi bumi terhadap bidang ekliptika (bidang edar bumi mengeliling matahari) sebesar 23,5o sehingga di negara2 yg terletak di subkhatulistiwa (23,5o LU/LS) tdk mendapatkan pancaran panas matahari yg sama sepanjang tahun dan menyebabkan adanya 4 musim. Di negara2 yg terletak di khatulistiwa akan mendapatkan pancaran panas matahari yg sama sehingga hanya ada 2 musim (panas dan hujan).

Quote
4. Kenapa di negara subtropis bisa turun salju dan di negara tropis enggak bisa,  thanks lagi _/\_

Di negara tropis sebenarnya bisa turun salju asalkan suhunya tidak begitu panas sehingga salju yg turun tdk mencair, contohnya di daerah pegunungan Jayawijaya di Papua yg merupakan puncak tertinggi di Indonesia bisa turun salju krn suhu di sana sangat dingin. Beberapa tahun yg lalu jg pernah kejadian turun hujan es di Bandung

224
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« on: 24 January 2018, 07:25:50 AM »
Saya mau tanya, saya tertulis beragama Buddha di KTP, tetapi ketika saya bertanya ke ortu, ortu menjawab Konghucu. Tetapi saya dan keluarga biasanya beribadah ke kelenteng yang bertuliskan vihara di papan namanya. Di dalam kelenteng terdapat hio dan lilin. Di dalam kelenteng juga banyak tertera tulisan mandarin, banyak patung dewa, dan ada patung Buddha.  Saya sebenarnya bingung, saya ini beragama Buddha atau Konghucu? Bukankah agama Buddha berasal dari India dan menggunakan bahasa Pali dan Sansekerta? Jika saya beragama Buddha, mengapa ada tulisan mandarin di kelenteng? Selain itu, ada sekolah minggu di kelenteng yang memakai bahasa Pali, bukan Mandarin.

Kelenteng itu tempat ibadah Tridharma, yaitu akulturasi dari 3 ajaran agama yang ada di Tiongkok (Konfusianisme/Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddhisme). Orang Chinese zaman dulu tidak menganggap ketiga ajaran sbg agama yg terpisah, mereka menganut ketiganya krn ketiganya sudah menyatu dlm kehidupan sehari2 mereka.
Tentu saja, jika anda ingin mempelajari Buddhisme bagi pemula, anda dapat membaca buku Pertanyaan Baik Jawaban Baik terlebih dahulu sebelum mendalami lebih lanjut....

225
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tolong saya
« on: 24 January 2018, 06:43:12 AM »
selamat malam
perkenalkan, saya adalah seorang yang terlahir bukan di keluarga buddist.
saya akui sedari kecil saya gemar menyiksa apalagi membunuh hewan,
tetapi sejak mengenal ajaran buddha sekitar 2 tahun dan baru setahun belakangan saya coba" cari tau lebih banyak.
dalam keseharian, saya mencoba menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari
tidak seperti dulu, minat membunuh hewan kecil (spt semut, kecoa, nyamuk) itu gk ada sama sekali.
tetapi saya merasa dalam diri saya ini tertanam kebencian & sifat jahat.

contohnya saja kemarin saya bermain" dengan anak anjing & lama kelamaan timbul rasa ingin menjahili
sampai" anak anjiing tersebut merasa kesakitan, parahnya lagi saya merasakan perasaan "puas" mendengar suara kesakitan hewan tsb.
anehnya tidak seperti dulu, tangan saya gemetar hebat saat menyiksa hewan dan muncul perasaan bersalah setelahnya.
saya ingin sekali menghilangkan sifat jahat di dalam diri saya, ini hal yang bener" kelewatan.
saya percaya akan hukum karma tetapi disisi lain saya dengan sengaja menjalankan perbuatan buruk.
menurut saya ini sangat penting sekali untuk kedepannya saya paling nggak gk punya "niat" jahat lagi
jadi, menurut para senior disini adakah kiranya hal yang dapat menghilangkan / mengalihkan sifat jahat di diri saya?
seorang relasi saya pernah menyarankan meditasi, dia berkata meditasi dapat menjernihkan pikiran?
tetapi saya gk tau cara meditasi yang benar, ataukah ada cara lain?

Saya berterimakasih sekali jika ada yang dapat membantu saran.

Nasehat Sang Buddha kepada Rahula, putranya sendiri, dlm MN 61 ttg bagaimana merefleksikan suatu perbuatan ketika akan dilakukan, sedang dilakukan, dan telah dilakukan berikut dapat diterapkan utk kasus anda:

“Bagaimana menurutmu, Rāhula? Apakah gunanya cermin?”

“Untuk merefleksikan, Yang Mulia.”

“Demikian pula, Rāhula, suatu perbuatan melalui jasmani harus dilakukan setelah direfleksikan berulang-ulang; suatu perbuatan melalui ucapan harus dilakukan setelah direfleksikan berulang-ulang; suatu perbuatan melalui pikiran harus dilakukan setelah direfleksikan berulang-ulang.

“Rāhula, ketika engkau ingin melakukan suatu perbuatan melalui jasmani, engkau harus merefleksikan perbuatan jasmani yang sama itu sebagai berikut: ‘Apakah perbuatan yang ingin kulakukan melalui jasmani ini mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya? Apakah ini adalah perbuatan jasmani dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan?’ Ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang ingin kulakukan melalui jasmani ini akan mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani tidak bermanfaat dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan,’ maka engkau tidak boleh melakukan perbuatan melalui jasmani itu.
Tetapi ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang ingin kulakukan melalui jasmani ini tidak akan mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani bermanfaat dengan akibat yang menyenangkan, dengan hasil yang menyenangkan,’ maka engkau boleh melakukan perbuatan melalui jasmani itu.

“Juga, Rāhula, ketika engkau sedang melakukan suatu perbuatan melalui jasmani, engkau harus merefleksikan perbuatan jasmani yang sama itu sebagai berikut: ‘Apakah perbuatan yang sedang kulakukan melalui jasmani ini mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya? Apakah ini adalah perbuatan jasmani dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan?’ Ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang sedang kulakukan melalui jasmani ini mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani tidak bermanfaat dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan,’ maka engkau harus menghentikan perbuatan melalui jasmani itu.
Tetapi ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang sedang kulakukan melalui jasmani ini tidak mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani bermanfaat dengan akibat yang menyenangkan, dengan hasil yang menyenangkan,’ maka engkau boleh melanjutkan perbuatan melalui jasmani itu.

“Juga, Rāhula, setelah engkau melakukan suatu perbuatan melalui jasmani, engkau harus merefleksikan perbuatan jasmani yang sama itu sebagai berikut: ‘Apakah perbuatan yang telah kulakukan melalui jasmani ini mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya? Apakah ini adalah perbuatan jasmani dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan?’ Ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang telah kulakukan melalui jasmani ini mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani tidak bermanfaat dengan akibat yang menyakitkan, dengan hasil yang menyakitkan,’ maka engkau harus mengakui perbuatan melalui jasmani itu, mengungkapkannya, dan menceritakannya kepada guru atau temanmu yang bijaksana dalam kehidupan suci. Setelah mengakuinya, mengungkapkannya, dan menceritakannya, engkau harus menjalani pengendalian di masa depan. Tetapi ketika engkau merefleksikan, jika engkau mengetahui: ‘Perbuatan yang telah kulakukan melalui jasmani ini tidak mengarah pada penderitaanku, atau pada penderitaan makhluk lain, atau pada penderitaan keduanya; ini adalah perbuatan jasmani bermanfaat dengan akibat yang menyenangkan, dengan hasil yang menyenangkan,’ maka engkau dapat berdiam dengan bahagia dan gembira, berlatih siang dan malam dalam kondisi-kondisi bermanfaat.

[Hal yang sama juga dilakukan ketika ingin melakukan, sedang melakukan, dan setelah melakukan perbuatan melalui ucapan dan pikiran]

Pages: 1 ... 8 9 10 11 12 13 14 [15] 16 17 18 19 20 21 22 ... 228
anything