//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - ENCARTA

Pages: [1] 2 3
1
Kafe Jongkok / [Youtube] Dijamin ngakak
« on: 25 October 2010, 12:03:10 AM »

2
Kafe Jongkok / Test if u r male or female...
« on: 16 April 2009, 02:21:14 PM »
..
test whether ur male/female
test whether u r a male or female
test whether u r a male or female
Test to confirm weather ur a guy or a gal

Quick Eye Exam...

This will blow your mind...!

Just do it - don't cheat!!!!!!!!!!!!

Try this its actually quite good.

But don't cheat!

Count the number of F's in the following text in
15 seconds:

FINISHED FILES ARE THE
RESULT OF YEARS OF SCIENTIFIC
STUDY COMBINED WITH THE
EXPERIENCE OF YEARS



Managed it?

Scroll down only after you have counted them!



OK?



How many?



Three? (You r definitely male!!!)











Wrong, there are six - no joke!














Read again!



FINISHED FILES ARE THE
RESULT OF YEARS OF SCIENTIFIC
STUDY COMBINED WITH THE
EXPERIENCE OF YEARS



The reasoning is further down...

The MALE brain cannot process the word "OF".



Incredible or what?

Anyone who counts all six F's on the first go has
a brain of a Female



You can test this by asking a Guy/Girl near you
to work it out.



bener bisa diandalkan :))
buat aye beneran manjur nih tesnya

3
Diskusi Umum / Kebenaran sejati?
« on: 05 April 2009, 01:35:54 PM »
diinspirasi topic sebelah
apa itu kebenaran sejati?

4
Meditasi / Metode Dasar Meditasi | Ajahn Brahmavamso
« on: 04 April 2009, 11:52:52 PM »
Metode Dasar Meditasi

oleh Ajahn Brahmavamso

NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA



Bagian 1

Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi orang melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik dan dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini, terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan membahagiakan.

Selama retret meditasi ini akan diperlukan kerja keras pada mulanya, namun embanlah kerja kerasnya dengan menyadari bahwa hal itu akan mengarahkan anda untuk mengalami keadaan-keadaan yang sangat indah dan berarti. Semua itu akan sebanding dengan usahanya! Merupakan sebuah hukum alam bahwa tanpa usaha orang takkan dapat membuat kemajuan. Entah orang tersebut adalah seorang perumah-tangga ataupun rahib, tanpa usaha orang takkan sampai ke manapun, dalam meditasi atau apapun juga.

Usaha saja, walau demikian, tidaklah cukup. Usaha perlu kecakapan. Ini berarti mengarahkan energi anda persis pada tempat yang benar dan menjaganya di sana sampai tugasnya selesai. Usaha yang penuh kecakapan tidaklah merintangi maupun mengganggu anda, sebaliknya itu menghasilkan kedamaian yang indah dari meditasi mendalam.

Untuk dapat mengetahui ke mana usaha anda semestinya diarahkan, anda harus memiliki pemahaman yang jernih mengenai tujuan meditasi. Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran. Bila anda dapat mengerti tujuan tersebut maka tempat untuk mengerahkan usaha anda, cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut menjadi sangat jelas.

Usahanya diarahkan untuk melepas, untuk mengembangkan pikiran yang condong pada pelepasan. Salah satu dari banyak pernyataan sederhana namun mendalam dari Sang Buddha adalah bahwa "seorang meditator yang pikirannya condong pada pelepasan, dengan mudah mencapai Samadhi (tujuan meditasi)". Meditator seperti itu memperoleh tingkat-tingkat kebahagiaan batin secara hampir-hampir otomatis. Apa yang Sang Buddha katakan adalah bahwa penyebab utama untuk mencapai meditasi yang mendalam, untuk mencapai tingkat-tingkat yang sangat kuat ini adalah kemauan untuk meninggalkan, untuk melepas dan untuk menanggalkan.

Selama retret meditasi ini, kita tidak akan mengembangkan pikiran yang menumpuk dan melekat pada segala hal, namun sebaliknya kita mengembangkan pikiran yang mau melepas segala hal, melepas segala beban. Di luar meditasi kita harus membawa beban berupa tugas-tugas kita yang banyak, bagaikan begitu banyak kopor-kopor berat, namun di dalam masa meditasi muatan sebanyak itu tidaklah diperlukan. Jadi, di dalam meditasi tinjaulah apakah anda dapat membongkar muatan sebanyak mungkin. Pikirkan segala hal ini sebagai beban, bobot berat yang menghimpit anda. Kemudian anda akan mempunyai sikap yang benar untuk melepas segala hal ini, meninggalkan mereka dengan bebas tanpa memandang balik. Usaha ini, sikap ini, gerakan pikiran yang condong pada pelepasan ini, adalah apa yang akan mengarahkan anda ke dalam meditasi yang mendalam. Bahkan selama tingkat-tingkat awal dari retret meditasi ini, cobalah apakah anda dapat membangkitkan energi pelepasan, kemauan untuk memasrahkan segala hal, dan sedikit demi sedikit pelepasan akan terjadi. Ketika anda memasrahkan segala hal dalam pikiran anda maka anda akan merasa lebih ringan, tak berbeban dan bebas. Dalam jalan meditasi, meninggalkan segala hal itu terjadi secara bertahap, langkah demi langkah.

Anda boleh melewati tahap awal secara cepat bila anda mau, namun hati-hatilah bila anda melakukannya. Kadang kala ketika anda melewati langkah-langkah awal terlalu cepat, anda temukan bahwa pekerjaan pendahuluan belum selesai. Seperti mencoba membangun sebuah rumah di atas landasan yang lemah dan terburu-buru. Strukturnya dibangun dengan cepat, namun runtuh dengan cepat pula! Jadi anda bijaksana menghabiskan banyak waktu pada landasannya, dan juga pada "lantai pertama", membuat pekerjaan dasar dengan baik, kuat dan kokoh. Kemudian ketika anda berlanjut ke lantai yang lebih tinggi, tingkat-tingkat kebahagiaan meditasi, mereka pun stabil dan kokoh.

Dalam cara saya mengajar meditasi, saya suka memulai pada tahap yang sangat sederhana berupa pelepasan muatan masa lalu dan masa depan. Kadang anda mungkin berpikir bahwa ini adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, bahwa ini terlalu dasar. Namun, bila anda memberikan segenap usaha anda, tidak berlari mendahului menuju tahap-tahap meditasi yang lebih tinggi sampai anda telah secara layak mencapai tujuan pertama berupa perhatian yang terus-menerus pada saat kini, maka anda akan temukan nantinya bahwa anda telah membentuk landasan yang sangat kuat untuk membangun tahap-tahap yang lebih tinggi.

Meninggalkan masa lalu berarti bahkan tidak memikirkan pekerjaan anda, keluarga anda, komitmen-komitmen anda, tanggung jawab-tanggung jawab anda, sejarah hidup anda, masa-masa baik maupun buruk yang anda alami sewaktu kecil..., anda meninggalkan semua pengalaman masa lalu dengan tidak memperlihatkan minat padanya sama sekali. Anda menjadi seseorang yang tanpa sejarah hidup selama waktu anda bermeditasi. Anda bahkan tidak berpikir dari mana anda berasal, di mana anda dilahirkan, siapa orang tua anda atau bagaimana anda dulu diasuh. Semua sejarah hidup ditinggalkan dalam meditasi. Dengan begini, setiap orang di retret ini menjadi sebanding, hanya seorang meditator. Tidak penting seberapa banyak tahun anda telah bermeditasi, entah anda seorang kawakan atau pemula. Bila anda meninggalkan semua sejarah hidup tersebut maka kita semua sebanding dan bebas. Kita membebaskan diri kita dari berbagai keprihatinan, pencerapan dan pemikiran ini yang membatasi kita dan yang menghentikan kita dalam mengembangkan kedamaian yang timbul dari pelepasan. Jadi setiap "bagian" dari sejarah hidup anda akhirnya dilepas, bahkan sejarah hidup mengenai apa yang telah terjadi pada diri anda sejauh ini dalam retret ini, bahkan ingatan mengenai apa yang terjadi pada diri anda sesaat yang lalu! Dengan begini, anda tidak membawa beban dari masa lalu ke dalam masa kini. Apapun yang telah terjadi, anda tidak lagi berminat padanya dan anda melepaskannya. Anda tidak membiarkan masa lalu berkumandang dalam pikiran anda.

Saya menggambarkan ini umpamanya mengembangkan pikiran anda laksana sel berbantal. Sewaktu pengalaman, pencerapan atau pemikiran apapun menghantam tembok dari "sel berbantal", ia tidak mental balik kembali. Ia cuma tenggelam dalam bantalan dan berhenti tepat di sana. Jadi kita tidak membiarkan masa lalu bergema dalam kesadaran kita, pastinya bukan hari kemarin dan segala masa sebelumnya, sebab kita sedang mengembangkan pikiran yang condong pada pelepasan, pemasrahan dan tak berbeban.

Beberapa orang mempunyai pandangan bahwa bila mereka mengambil masa lalu untuk perenungan, mereka entah bagaimana dapat belajar sesuatu darinya dan memecahkan masalah-masalah masa lalu. Namun, anda harus mengerti bahwa sewaktu anda menatap masa lalu, anda bagaimanapun juga melihat melalui lensa yang terdistorsi. Bagaimanapun itu anda pikirkan, sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh demikian! Inilah mengapa orang-orang berdebat mengenai apa yang sesungguhnya terjadi, bahkan beberapa saat yang lalu. Diketahui secara luas oleh polisi yang menyelidiki kecelakaan lalu lintas bahwa walaupun kecelakaan tersebut mungkin baru terjadi setengah jam yang lalu, dua saksi mata yang berbeda, keduanya sungguh-sungguh jujur, akan memberikan penuturan yang berbeda. Ingatan kita tak dapat dipercaya. Bila anda mempertimbangkan betapa tidak terpercayanya ingatan, maka anda tak akan menaruh nilai pada pemikiran tentang masa lalu. Kemudian anda akan melepaskannya. Anda dapat menguburnya, sebagaimana anda mengubur orang yang telah meninggal. Anda menaruhnya dalam peti mati kemudian menguburnya, atau mengremasinya, dan berakhirlah sudah, selesai. Jangan lekat pada masa lalu. Jangan terus membawa peti dari saat-saat yang mati di kepala anda. Bila anda lakukan maka anda memboboti diri sendiri dengan beban berat yang bukan benar-benar milik anda. Biarkan semua masa lalu lewat dan anda punya kemampuan untuk bebas pada saat kini.

Sedangkan untuk masa depan, antisipasi, kekhawatiran, rencana-rencana, dan pengharapan -- lepaskan pula semua itu. Sang Buddha suatu ketika berkata mengenai masa depan "apapun yang anda bayangkan, itu akan selalu sesuatu yang berbeda"! Masa depan ini diakui oleh orang yang arif sebagai tak pasti, tak diketahui dan begitu tak terduga. Seringkali merupakan suatu kedunguan untuk membayangkan masa depan, dan selalu merupakan kesia-siaan besar dari waktu anda untuk memikirkan masa depan di dalam meditasi.

Sewaktu anda bekerja dengan pikiran anda, anda temukan bahwa pikiran begitu anehnya. Ia dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan dan tak terduga. Sangatlah umum bagi para meditator yang sedang mengalami masa sulit, yang tidak merasa damai, untuk duduk di sana berpikir "Nah ini lagi, satu jam frustasi". Walaupun mereka mulai berpikir seperti itu, menyangka akan gagal, sesuatu yang aneh terjadi dan mereka masuk ke dalam meditasi yang sangat damai.

Baru-baru ini saya mendengar seorang laki-laki yang menjalani retret sepuluh hari pertamanya. Setelah hari pertama tubuhnya terasa begitu sakit hingga ia meminta pulang ke rumah. Gurunya berkata "Tinggallah sehari lagi dan rasa sakitnya akan lenyap, saya janji". Maka ia tinggal sehari lagi, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi hingga ia ingin pulang ke rumah lagi. Gurunya mengulangi "satu hari lagi saja, rasa sakitnya akan pergi". Ia tinggal untuk hari ketiga dan rasa sakitnya semakin parah. Tiap-tiap sembilan hari itu, di sore hari ia mendatangi gurunya dan, kesakitan, meminta untuk pulang ke rumah dan gurunya akan berkata, "satu hari lagi saja dan sakitnya akan lenyap". Sungguh-sungguh melampaui harapannya bahwa, pada hari terakhir, sewaktu ia mulai duduk pertama di pagi hari, rasa sakitnya benar-benar lenyap! Tidak datang kembali. Ia dapat duduk dalam jangka waktu yang panjang tanpa rasa sakit sama sekali! Ia begitu keheranan pada betapa menakjubkannya pikiran ini dan bagaimana ia dapat membuahkan hasil-hasil yang begitu tak terduga. Jadi, anda tidak mengetahui masa depan. Bisa sedemikian anehnya, bahkan ganjil, benar-benar melampaui apapun yang anda harapkan. Pengalaman-pengalaman seperti ini memberikan anda kebijaksanaan dan keberanian untuk meninggalkan semua pikiran mengenai masa depan, dan semua harapan-harapannya sekalian.

Sewaktu anda sedang bermeditasi dan berpikir "Masih berapa menit lagi mesti dijalani? Berapa lama lagi saya harus menahan semua ini?" maka itu hanyalah mengeluyur ke dalam masa depan lagi. Rasa sakitnya bisa saja lenyap dalam sekejap. Kejap berikutnya bisa saja bebas. Anda tak bisa menyangka apa yang akan terjadi.

Sewaktu dalam retret, anda telah bermeditasi selama banyak sesi, anda barangkali berpikir bahwa tak satupun dari meditasi-meditasi itu yang bagus. Dalam sesi meditasi berikutnya anda duduk dan segalanya menjadi begitu damai dan mudah. Anda berpikir "Wah! Sekarang saya bisa bermeditasi!", namun meditasi berikutnya jelek kembali. Apa yang terjadi di sini?

Guru meditasi pertama saya memberitahukan saya sesuatu yang waktu itu terdengar sangat aneh. Ia bilang bahwa tak ada meditasi yang buruk! Ia benar. Semua meditasi-meditasi itu yang anda sebut buruk, mengecewakan dan tak sesuai dengan harapan-harapan anda, semua meditasi itu adalah di mana anda melakukan kerja keras untuk "cek gajian" anda...

Ini seperti seseorang yang pergi bekerja hari Senin seharian dan tak mendapat uang di akhir hari tersebut. "Untuk apa kulakukan semua ini?', ia berpikir. Ia bekerja hari Selasa seharian dan masih tetap tidak mendapat apa-apa. Satu hari yang buruk lagi. Hari Rabu seharian, hari Kamis seharian, dan tetap tak terlihat apa-apa dari kerja keras tersebut. Itu adalah empat hari buruk berturut-turut. Kemudian datang hari Jumat, ia melakukan pekerjaan yang persis sama seperti sebelumnya dan di akhir hari tersebut boss-nya memberikan ia sebuah cek gajian. "Wah! Kenapa tiap hari tak bisa jadi hari gajian?!"

Mengapa tiap meditasi tak bisa jadi "hari gajian"? Nah, apakah anda mengerti perumpamaan itu? Adalah dalam meditasi-meditasi yang sulit anda membangun kredit anda, anda membangun sebab-sebab untuk sukses. Bekerja mencari kedamaian dalam meditasi-meditasi yang sulit, anda membangun kekuatan anda, momentum untuk kedamaian. Kemudian sewaktu terdapat cukup kredit dari hal-hal yang baik, pikiran masuk ke dalam meditasi yang bagus dan itu terasa laksana "hari gajian". Di dalam meditasi-meditasi yang buruklah anda bekerja.

Dalam retret yang saya berikan di Sydney baru-baru ini, selama waktu wawancara, seorang wanita memberitahu saya bahwa ia telah jengkel pada saya seharian, namun untuk dua sebab yang berbeda. Dalam meditasi-meditasi awal ia mengalami masa yang sulit dan merasa jengkel pada saya karena tidak membunyikan bel untuk mengakhiri meditasi lebih dini. Dalam meditasi berikutnya ia masuk ke dalam keadaan damai yang indah dan merasa jengkel pada saya karena membunyikan bel terlalu dini. Sesi-sesi tersebut semua sama panjangnya, persis satu jam. Anda tak bakalan menang sebagai seorang guru, membunyikan bel!

Inilah yang terjadi sewaktu anda mengantisipasi masa depan, berpikir "Berapa menit lagi sampai belnya berbunyi?" Itulah di mana anda menyiksa diri sendiri, sewaktu anda mengangkat sebuah beban berat yang bukan urusan anda. Jadi hati-hatilah untuk tidak mengangkat kopor berat berupa "Berapa menit lagi mesti dijalani?" atau "Apa yang mesti kulakukan selanjutnya?" Bila itu adalah apa yang sedang anda pikirkan, maka anda tidak menaruh perhatian pada apa yang terjadi sekarang. Anda tidak melakukan meditasi. Anda telah kehilangan alurnya dan mencari kesulitan.

Dalam tahap meditasi ini jagalah perhatian anda tepat pada saat kini, pada titik di mana anda bahkan tidak mengetahui hari apa itu atau pukul berapa itu -- pagi? sore? tidak tahu! Apa yang anda ketahui adalah saat apa itu -- saat kini! Dengan begini anda tiba pada skala waktu monastik yang indah di mana anda hanya bermeditasi dalam saat kini, tidak tahu berapa banyak menit yang telah lewat dan berapa banyak yang masih tersisa, bahkan tidak ingat hari apa saat itu.

Suatu kali, sebagai seorang rahib muda di Thailand, saya betul-betul lupa tahun apa saat itu! Adalah mengagumkan hidup dalam alam yang nirwaktu, sebuah alam yang begitu jauh lebih bebas daripada dunia yang dikejar waktu yang biasa kita tinggali. Dalam alam yang nirwaktu, anda mengalami saat kini, sebagaimana semua orang-orang bijak telah alami saat-saat yang sama ini selama beribu-ribu tahun. Itu akan selalu seperti ini, tidak berbeda. Anda telah tiba ke dalam kenyataan mengenai sekarang.

Kenyataan mengenai sekarang itu menakjubkan dan mengagumkan. Sewaktu anda telah meninggalkan semua masa lalu dan masa depan, itu seolah-olah anda telah bangkit hidup. Anda ada di sini, anda eling. Inilah tahap pertama dari meditasi, keelingan yang terus-menerus hanya pada saat kini. Mencapai hal ini, anda telah melakukan banyak sekali. Anda telah melepas beban pertama yang menghentikan meditasi mendalam. Jadi berikan upaya yang banyak untuk mencapai tahap pertama ini sampai kuat, kokoh dan teguh. Setelah itu kita akan memperhalus keelingan saat kini tersebut ke dalam tahap berikutnya -- keelingan sunyi atas saat kini.

5
Diskusi Umum / [ask]Untuk Apa Sang Buddha Meditasi??
« on: 04 April 2009, 08:42:34 PM »
kalau Buddha sudah mencapai pencerahan sempurna, kenapa mesti meditasi?
apa sih manfaat meditasi bagi yg telah tercerahkan?

kebiasaan

6
Kafe Jongkok / [pic]Debat terbuka krist'en vs Katoli'k
« on: 03 April 2009, 02:02:00 PM »





siapa yg menang :P

7
Pojok Seni / [PIC]FILM HIT di masa mendatang (Next Generation Movies)
« on: 03 April 2009, 01:45:15 PM »
Spoiler: ShowHide

















8
Kafe Jongkok / ingin ngobrol apa saja dengan tanpa inisial?
« on: 01 April 2009, 10:37:33 PM »
coba saja deh seru wakkaaaaaaaa

http://omegle.com/

9
Pojok Seni / [pic]Desktop
« on: 30 March 2009, 10:30:13 AM »













10
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi / [info] speedy unlimited
« on: 29 March 2009, 12:09:59 PM »
aye mampir diforum sebelah

katanya dimulai 1 april 2009



internet murah akhirnya datang horeeee <:-P

11
Kafe Jongkok / aye mau traktir
« on: 28 March 2009, 10:36:56 AM »

12
Pojok Seni / lagu samson yg misterius
« on: 21 March 2009, 03:48:24 AM »


Di Tahun 1980-an, Dunia heboh mengetahui ternyata banyak sekali artis tenar seperti Michael Jackson, Bee Gees, Guns 'n Roses, dan lainnya - ternyata banyak mendoktrin manusia dengan ajaran sesat di balik lagu-lagunya... Sebagai contoh, Lagu 'BEAT IT' - milik Michael jackson jika diputar secara terbalik ternyata ada kata-kata yang menghujat Tuhan dan menyembah iblis secara berulang-ulang. Kasus ini ditemukan, hampir di semua lirik lagu artis tenar pada jaman itu. Pihak pemerintah, pemimpin agama dan usahawan - menutup rapat-rapat skandal ini tanpa ada penjelasan apapun.

Salah satu Sobat Gemintang, tanpa sengaja memutar lagu 'Kenangan Terindah' - Samsons secara terbalik, entah kebetulan atau disengaja, dia menemukan sesuatu di'balik' lagu tersebut... Bahkan jika dilihat pada gambar di samping, sang Drummer membentuk simbol segitiga yang merepresentasikan simbol tertentu.

Mari ikuti studi yang dibuat salah satu Sobat Gemintang tersebut melalui layar interaktif di bawah ini.

untuk mendengar lagu itu dengan terbalik silakan ke tkp saja
http://gemintang.com/misteri_di_balik_lagu_samson.php


13
Pojok Seni / [pic]Attitudeis
« on: 14 March 2009, 06:17:57 PM »



Spoiler: ShowHide














:>-

14
Waroeng English / aplikasi kamus bahasa inggris punya iwan senta
« on: 13 March 2009, 10:11:06 PM »
request dari bos ;D

kamus yang ini agak unik, ada keistimewaannya coba sendiri saja filenya gak besar ;D

donload dulu aplikasinya dihalaman
http://www.freelang.net/dictionary/indonesian.php

sesudah diinstal siap untuk digunakan

kalau mau tambah kosa kata lebih banyak lg bahasanya donlod di
http://rapidshare.com/files/208760497/English_Indonesian.rar

sesudah itu file [English_Indonesian.wn] dicopy ke "folder language"

thanks pada iwan senta  ^:)^

15
Atlantis

OUR KNOWLEDGE OF THE world’s most
famous lost continent comes from
the work of one man – Plato. The
great Greek philosopher was the singular
source of all information about the ill-fated
island race and whilst experts write longwinded
theses about the age and position of
Atlantis, nobody is entirely sure that Plato
did not just invent the Atlantean people as
an allegory for what happens when a civilisation
over-reaches itself. Despite this, the
hunt for Atlantis is as fierce as ever.
Plato lived in Greece between 428 and 348
BC, and revealed the story of Atlantis in his
dialogues ‘Timaeus’ and ‘Critias’. Many of
Plato’s fables were fictional creations used to
illustrate a point, but the history of Atlantis
was repeatedly stated as fact. The dialogues
recount the story of Solon, a Greek scholar
who travelled to Egypt in around 600 BC to
learn more about the ancient world. The
Egyptians were known to have knowledge
and records dating back centuries, and as
Solon tried to impress his hosts with tales of
Greece’s achievements, the wise old
Egyptian priests put him in his place. They
revealed a story about a continent and a
people completely unknown to him.
Around 10,000 BC, a powerful race lived
on an island in the west, beyond the ‘Pillars
of Hercules’, now believed to be the land
masses along the coasts of the Straits of
Gibraltar. The island was the kingdom of
Poseidon, the Sea God. It had a huge central
mountain with a temple dedicated to the
deity, and lush outlying districts, there was
an elaborate system of canals to irrigate its
successful farms, and a bustling central city.
The island was rich in vegetables, and was
home to different types of exotic animals.
The Atlanteans were originally a powerful
but fair race. They were an advanced people
with a prosperous trading industry, a strong
and noble army and a highly educated,
cultured society. Their influence reached far
and wide, and they controlled large areas of
Africa, Asia and the Mediterranean.
Although the island left its inhabitants
wanting for nothing, their taste for power
and empire led to them over-extending
themselves. An attempt to conquer Athens
failed, and the Atlanteans retreated home to
face a cataclysmic disaster. Legend says that
the great god Zeus saw the corruption that
had seized the island’s people, and sent
down upon them an immense barrage of
earthquakes, fire and water. Atlantis
disappeared under the waves.
Whilst Plato’s story was well known, the
renewed modern interest in Atlantis began in
1882 with the publication of Atlantis: The
Antediluvian World by a former US
congressman, Ignatius Donnelly. Donnelly’s
book was a mixture of conjecture, misinterpreted
fact and actual history. But there were
some interesting ideas; he noted similarities
in the science and culture of native races
which apparently could never have met.
Likewise, the great ancient flood, which is
said to have destroyed Atlantis, is logged in
ancient writings and traditions of peoples
around the world.
Exactly who the Atlanteans were is
unknown. Some say they were aliens, some

believe they were descendants of the
Lemurians (see p. 81), and some say they
eventually travelled westward and became
Native American tribes. Similarly, the actual
placing of Atlantis is a subject open to
argument. Many experts suggest the island
was actually in the Mediterranean, and a
constant stream of archaeological investigations
in the area has tried to prove this.
There are theories that Sardinia in the
Mediterranean, and the island of Thera in
the Aegean Sea, could be Atlantis. Both had
highly-evolved civilisations: the Nuraghi
people on Sardinia and the Minoan culture
on Thera. Both also suffered terrible natural
disasters. But neither of these islands are
westwards of the Straits of Gibraltar, so to
accept them is to doubt Plato’s geography.
Also, the advanced races on these islands
disappeared about 900 years before Plato –
he stated that Atlantis became extinct 9,000
years before him.
Other experts say Atlantis was in the
middle of the Atlantic, and all that is left of
the island are its mountains, the peaks of
which show through above the waves. These
are now believed by many to be the Azore
islands. There is also evidence to suggest a
huge comet or asteroid crashed into the
southwest Atlantic Ocean many thousands
of years ago and two 23,000-feet-deep holes
have been identified on the seabed close to
Puerto Rico. Experts believe the falling rock
that caused them would have created
massive natural movements, enough to
destroy any mid-Atlantic islands.

Pages: [1] 2 3
anything