Hmm, judulnya menarik...
Ijinkan saya ikut mencoba 'memahaminya'..
Bunga Lotus di Kota Perang
'Meskipun berada di kondisi lingkungan yang tidak baik, maka jadilah objek/orang yang menentramkan hati.'
Kondisi perang sarat akan ketakutan, kegetiran dan kesedihan berkepanjangan. Berada di tengah-tengah perang, tentu akan terlibat dengan segala ketidakbahagiaan. Karena itu, diperlukan suatu tekad dan kemauan yang luar biasa untuk dapat mengubah kondisi yang serba negatif menjadi sesuatu yang inspiratif. Yang dapat menyejukkan mata bagi orang yang memandanginya.
Bunga lotus di Kota Perang, menjadi semacam pelipur bagi mereka yang tertekan. Perang tidaklah selalu berupa gencatan sejata. Perang urat syaraf, perang hujatan dan perang harga diri juga perlu ditengahi. Menjadi bunga lotus, artinya mampu tumbuh di tengah-tengah situasi seperti itu. Mampu menyejukkan orang-orang yang berkonflik tanpa terlibat konflik. Itulah sesungguhnya simbol bunga Lotus, yang mampu hidup dalam kondisi yang 'berlumpur' tanpa ternoda oleh lumpur.
So, mengenai kebiasaan yang ci Lily lakukan (selalu memberi salam dan sekuntum bunga lotus) pada akhir postingan, cukup mencerminkan perwujudan 'Bunga Lotus di Kota Perang'.
Beberapa kali postingan ci Lily ditanggapi dengan kurang baik ataupun kasar, ci Lily tetap mempersembahkan salam dan bunga Lotus. Dan hampir selalu, di postingan ci Lily, kalo kebetulan saya baca (meski sekilas), menunjukkan sifat bunga lotus yang tidak 'ternoda' oleh lumpur...
Nama ci Lily, Lily Warsiti, Bunga Lotus di Kota Perang, semoga selalu membawa kesejukan bagi mereka yang mengenal ci Lily...
Salam,
Huiono