[at] 4DMYN
Vinaya dalam Theravada, kebanyakan tidak berlaku (atau diberi kelonggaran) untuk orang sakit, jadi jika memang tujuannya untuk obat, maka kandungan arak/alkohol tidak akan dipermasalahkan.
Saya juga pikir obat tradisional walaupun mengandung alkohol, tetap bukan dibuat untuk mabuk-mabukan, jadi konsumsinya yang sesuai "resep" tidak akan menyebabkan orang mabuk.
Mengenai kisah Svagata, barangkali maksudnya adalah Thera Sagata. Namun kalau dalam tradisi Theravada, tidak seperti itu kisahnya. Awalnya ada seekor naga di Ambatittha, dan Sagata dengan kemampuan bathinnya menaklukkan naga tersebut. Orang-orang mendengar kejadian itu dan kemudian ingin memberikan "hadiah" pada Sagata, namun Sagata diam saja.
Kemudian para perumahtangga itu yang memutuskan untuk memberikan minuman keras.
Keesokan harinya, ketika ia berpindapata (meminta dana makanan), ia diberikan minuman itu. Ia pun mabuk dan pingsan di tengah jalan. Ia dibawa oleh para bhikkhu menghadap Buddha. Dalam keadaan mabuk, dia memindahkan badannya sehingga tidur dengan kaki menghadap Buddha. Buddha Gotama menunjukkan pada para bhikkhu berbahayanya konsumsi zat yang melemahkan kesadaran tersebut. Esok hari ketika sadar, Sagata menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Buddha. Setelah itu, ia mengembangkan pandangan terang dan menembus Arahatta. Ia adalah siswa terbaik Buddha Gotama dalam hal perenungan terhadap elemen api.
Perhatikan bahwa waktu mabuk, Sagata belum Arahat.