Demikian juga dengan kekotoran batin kita yg lainnya (kemarahan, kebencian, ketamakan), yg telah laten kita pupuk semenjak kecil (bahkan sejak berkalpa-kalpa kehidupan lampau). Tidak segampang itu dihilangkan, hanya dengan 'menyadari' maka kilesa ini akan terkikis. Tidak. Pada mulanya SILA tetap diperlukan, sembari melatih SAMADHI (konsentrasi, agar pikiran kuat) dan mengajarkan PANNA (buku2 dan pengalaman langsung). Kombinasi ketiga ini, SILA SAMADHI dan PANNA dapatlah kita katakan "praktik vipassana dalam keseharian" yg berguna mengikis kekotoran batin latent kita secara permanen.
Itu cara Anda. Cara MMD sangat berbeda. Tidak ada tahapan-tahapan dalam perkembangan batin. Vipassana dalam keseharian adalah sadar tanpa konsentrasi akan kilesa yang muncul, tanpa menindas, mengendalikan. Ini telah dibuktikan oleh ratusan praktisi MMD, Buddhis dan non-Buddhis.
'Hanya menyadari' mungkin bisa berhasil pada beberapa orang, yg sy yakin hanya sedikit orang (lihat saja di zaman SB hanya pada Bahiya dan Malunkyaputta). Pada zaman sekarang, sy yakin tidak ada lagi yg bisa mengikis endapan kilesa - nya hanya dengan 'menyadari'.
Atas dasar apa "keyakinan" Anda itu? Itu cuma spekulasi tanpa dasar, dan terbukti salah. Para praktisi MMD bisa menerapkan tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya dalam kesadaran mereka sehari-hari.
Buktinya, pada MMD, ketika 'keluar' dari sesi meditasi, kelakuan / kecenderungan batin kembali seperti semula. Pada sesi MMD, memang meditator merasa seakan2 hidup ini adalah arus sungai, merasa seakan2 tiada himpitan batin, merasa terbebas dari LDM. Tapi keadaan mental ini hanyalah sementara. Ketika keluar dari 'khanika samadhi', para meditator kembali seperti biasanya. Pada meditasi vipassana yg sebenarnya berusaha direalisasi adalah 'peningkatan kebijaksanaan / pengikisan kilesa'
Ini juga spekulasi tanpa dasar. Tidak ada yang benar dalamn semua spekulasi Anda terhadap MMD dari awal sampai sekarang. ... Kesadaran MMD justru melimpah ke dalam kesadaran sehari-hari. ... Vipassana bukan "peningkatan kebijaksanaan" yang hanya membuat orang menjadi besar kepala; vipassana adalah menyadari gerak-gerik pikiran/aku tanpa keinginan untuk menjadi "bijaksana".
Untuk bisa mengendalikan, memang tahap awalnya perlu 'disadari'. Tapi tidak berhenti sampai disadari saja. Untuk kecenderungan batin jelek yg telah mengakar kuat bahkan perlu ditindaklanjuti dengan "paksaan untuk tidak melakukan". Perlu kegigihan untuk mengatasi dorongan nafsu. Itu pada awalnya. Jika sudah bisa mengatasi beberapa kali, untuk selanjutnya akan mudah, hanya dengan disadari saja, maka dorongan tsb sudah bisa hilang. Pada tingkatan 'intermediate' ini, anda benar, cukup disadari maka niat jelek sudah bisa hilang. Namun pada tahap awal, tidak akan bisa begitu. Saat ini Sila, Samadhi dan Panna masih tetap diperlukan untuk keberhasilan vipassana.
Untuk keberhasilan MMD tidak perlu persiapan sila, samadhi, panna, atau apa pun. Apa yang Anda katakan itu cuma lagu lama yang Anda ulang-ulang ad infinitum ad nauseam. ...
Dalam MMD, tidak ada tingkat elementary, intermediate, advanced. Semua sama, yang ada hanyalah
sadar atau tidak sadar dari saat ke saat.