untuk mod : tempatnya bener ga ya di sini?
ini artikel didpt dr milis bebas, kebetulan menyinggung soal kesadaran dan ttg buddhism juga.
[link]Babat: TIME - Conciousness
Minggu lalu majalah Time mengangkat sisi lain dari pengembangan hegemoni Cina: investasi besar2an di negara2 ketiga, berperan luas sebagai negara superpower - hal yg tidak pernah dilakukan Jepang di 'masa jaya' mereka -- sisi yg jarang dilihat pada perkembangan superpower Cina. HA mengangkat isu ini di satu thread AK - topik ini mestinya diulas lebih mendalam lagi. Apa arti sesungguhnya menjadi kekuatan global itu.
Time membuktikan dirinya sebagai majalah yg membawa issue2 penting
kedepan.
Minggu ini aku lebih surprised lagi. Time mengangkat isu ttg The
Brain, A User Guide. Seri topik tulisan mengenai Consciousness --
Kesadaran (Cons). Topik science paling utama abad 21 ini.
Dan seri tulisan2 di edisi ini benar2 jelegur! Aku rasa ini tidak
kalah dari artikel2 di majalah2 science populer, membahas bukan hanya
issue2 utama, juga riset yg terakhir -- secara populer.
Khususnya tulisan Steven Pinker - scientist dengan nama besar untuk
studi ttg Cons -- The Mystery of Consciousness.
http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1580394,00.htmlSteve membahas apa itu Kesadaran, dengan berbagai hasil riset terakhir.
Banyak orang awam sangat dianjurkan membaca tulisan2 spt ini. Isu2 yg
secara tradisional dibahas hanya melalui agama mendapat diskusi yg
sangat serius.
Penemuan fMRI - sering kubahas -- membuat sisi empiris terbuka. Banyak
sekali studi dapat dilakukan pada otak manusia. Artikel Pinker ini
merupakan suatu wide-view pada issue2 ttg Kesadaran yg semuanya luar
biasa menarik. Implikasi2 nya yg sangat luarbiasa. Terutama pada
pemikiran awam ttg apa itu Kesadaran, yg berkaitan erat dengan Jiwa
(Soul), dan ultimately Moral. Yang berarti Agama.
Pembahasan Pinker ini bukanlah melalui debat teoritis filosofis.
Tetapi lebih mirip merupakan diskusi penemuan2 kosmologi ttg
pengukuran2 jagad raya -- lalu konsekuensinya.
Di bagian pertama Pinker menjabarkan posisi riset sampai saat ini,
dengan foto hasil fMRI. Lalu merumuskan framework pemikiran ttg Cons,
yg menggunakan pendekatan sangat luas (ingat efficient market nya Fama,
atau debat kosmologi awal - menggunakan definisi luas). Yaitu The Easy
Problem dan The Hard Problem menyangkut Cons.
Kurasa definisi ini membantu untuk membelah masalah menjadi lebih clear
(Dennett menentang klasifikasi ini - nanti kita bahas). The Easy
Problem (TEP) adalah problem memetakan proses2 dalam otak, unconscious
maupun conscious processes, dan memetakannya pada fisik otak kita (saat
ini studi paling penting menggunakan fMRI itu). Jelas bahwa dalam
tubuh kita ada process2 yg unconscious / tak-sadar (spt nafas, denyut
jantung dll) -- dan sebaliknya ada yg conscious / sadar. Walau batasan
keduanya bisa blurry -- tetapi spt laut dan daratan. Kita bisa mendebat
mana garis pantai, tetapi mana laut dan mana darat itu jelas.
Proses pemetaan ini dikatakan 'easy' secara relatif saja -- hanya
karena kita sudah tahu apa yg harus dilakukan untuk kesana -- sama
'easy' nya spt mengirim manusia ke Mars.
The Hard Problem (THP) adalah menemukan jawaban mengapa ada subjective
experience - perasaan individu kita. THP ini real hard karena kita
tidak tahu bagaimana menjawabnya! Ini pula pertanyaan yg berujung pada
hal2 yg hakiki : Apa artinya subjective experience itu? Apakah saya
melihat warna 'hijau' yg sama spt anda melihat warna 'hijau'? menjawab
pertanyaan2 ini akan berujung ke problem spiritual, termasuk apa itu
Soul dan 'kemana perginya nanti' (!)
Tidak ada persetujuan apakah THP itu bisa dijawab - Dennett bahkan
mengatakan THP itu bukan problem!
Nah, sama spt pada banyak science lain, ketidak setujuan para ahli ini
tidak berarti bahwa tidak ada yg telah diketahui sejauh ini. Kurasa
statement Pinker berikut ini yg paling penting untuk banyak orang awam,
bahwa apa2 yg sudah disetujui para ahli sampai saat ini - itulah yg
paling menggemparkan bagi awam!
==
Although neither problem has been solved, neuroscientists agree on many
features of both of them, and the feature they find least controversial
is the one that many people outside the field find the most shocking.
Francis Crick called it "the astonishing hypothesis"--the idea that our
thoughts, sensations, joys and aches consist entirely of physiological
activity in the tissues of the brain. Consciousness does not reside in
an ethereal soul that uses the brain like a PDA; consciousness is the
activity of the brain.
==
Ya, walaupun Crick mengusulkan penjelasan THP yg sangat aneh
--
mereka semua sepakat bahwa
"consciousness is the activity of the brain". Tidak ada 'soul' yg
menggunakan Otak spt PDA (komputer genggam)
Tidak ada split
antara soul dan brain.
Berikutnya artikel ini semakin bagus - karena Pinker membahas
pertanyaan2 yg akan segera muncul.
The Brain as machine.
The Illusion of Control
Believing our own lies
Waves of Brain
New Morality
Ttg illusion of control. siapa sesungguhnya 'Self' (atau 'diri kita' -
bagian dari kita yg merasa 'aku' ). Secara awam kita merasa ada 'aku'
didalam otak kita, yg konsisten -- percaya pada KS, baik hati,
lelananging jagad atau apalah
Yang sangat menarik disini adalah dari studi ttg complexities dan
emergent phenomena (yg sering kusebut sebagai efek agregat kumpulan
atomis - yaitu watak baru yg timbul akibat interaksi banyak sekali
komponen dibawahnya, spt pasar modal, tekanan gas dalam ruang, badai
dlsb) - menunjukkan interaksi kumpulan synapses di neuron otak kita -
atomis yg tak terbilang banyaknya -- membangkitkan emergent phenomena
berupa 'suara bersama'.
Contoh yg elegant (tidak seluruhnya benar, karena masih ada pemain
musik) diberikan oleh Gazzaniga: Pipe organ. Jika anda memainkan
organ pipa (spt yg ada di katedral2) yg terdiri dari banyak pipa yg
masing2 menyuarakan hanya satu note (dengan kekerasan yg bisa diatur)
-- masing2 pipa hanya main sangat sebentar ---- tetapi (jika dimainkan
dengan benar!) anda akan mendengar sesuatu yg kita sebut 'musik' .
Apa itu 'musik' ? tidak ada persisnya yg bernama musik -- hanya
kumpulan note yg dimainkan secara tertentu. Itu lah parabel untuk soul
-- dengan catatan bahwa sang pemain musik tidak ada (!).
Self kita adalah kumpulan dari 'vote winners' di kancah otak kita.
Masing2 winners hanya menguasai 'executive branch' itu sangat sebentar.
Ber-ubah2 terus. Lalu ada bagian yg membuatkan suatu flow consistent.
Ide ini sudah agak lama beredar, yg baru pada artikel ini adalah
bukti2nya!
Pinker menceritakan test2 yg bisa dilakukan dengan fMRI untuk
membuktikan komponen2 dari Self itu apa. Banyak yg mengherankan dari
test2 empiris itu. Misalnya, anda semua merasa bahwa di sekeliling
anda ada persepsi yg kontinu ttg alam sekitar. Meja kursi tembok yg
konsisten - jelas kontras dan exact - yg anda lihat saat ini.
Sesungguhnya sebagian besar dari informasi itu adalah 'out-of date' -
itu di construct dari memory,.dugaan, persepsi dan hanya sebagian kecil
dari informasi saat ini !!
Mirip spt Google Earth. Jika anda install program ini di PC anda, anda
bisa melihat foto satelit dari semua tempat (ya, hampir semua, jika
anda tinggal di Jakarta atau kota2 besar dunia, anda bisa melihat atap
rumah anda!!). Foto itu nampak realistis, padahal Google collating
foto2 satelit yg berumur sampai dengan 3 tahun untuk rekonstruksi nya.
Demikian juga persepsi anda. Ini bisa di test ber-kali2. Dan jika
'hardware' anda mulai fail - either karena rusak atau aus atau tua --
anda bisa 'melihat setan' yaitu diskontinuitas pada persepsi
sekeliling.
Well?
Tulisan Pinker ttg Illusi ini - dan Believeing our own lies -- cukup
untuk membuka mata awam untuk berpikir keras (kalau mau! ) ttg hal2 ini
dan konsekuensi2 nya yg sangat luar biasa.
Ada sidebar dari Dennett (salah satu fave ku!) yg mengatakan bahwa
tidak ada garis jelas ttg TEP dan THP - menggunakan thought experiment
seandainya Pinker kena penyakit yg merusak sistem tubuhnya pelan2 dari
luar ke dalam - dan semuanya di ganti dengan robot / artificial organs,
dg otak yg terakhir (asumsi teknologi memungkinkannya) -- pada titik
mana ada beda? Ini menarik.
Sebaliknya ahli2 lain berpendapat bahwa menyelesaikan THP itu tidak
urgent, lebih penting membahas TEP terus2an 'chipping at the problem'
-- sampai suatu saat nanti gunung informasi TEP ini memadai - dan akan
lahir seorang Darwin atau Einstein yg membuat formulasi baru yg membuat
kita semua terperangah ... ooo begitcu tho!
Bagian terakhir adalah Morality. Pinker mendebat serangan kaum agama yg
mengatakan bahwa memahami Cons sebagai bagian dari brain tanpa adanya
agama itu mendorong seseorang jadi kejam tak bermoral (ini adalah
argumen agamawan yg meluas, dari mereka yg anti-harry-potter sampai
posisi VH soal anaknya di negara sekuler
). Pinker mengatakan bahwa
jika kita menyadari bahwa 'harta kita' yg paling utama itu adalah
bagian dari brain -- dan brain yg sama juga beroperasi pada jews,
negros maka mungkin kita malah jadi lebih humble. Tentu saja Pinker
tidak memperhitungkan mereka2 yg menolak untuk tahu - dan ngotot bahwa
semua orang lain juga tidak boleh tahu - serta kemungkinan mereka
mempunyai power untuk melakukan hal itu (spt osama ..)
Aku sering mengatakan bahwa membaca buku Science itu bisa sangat
mencerahkan. Spt pada waktu mata terbuka ttg 'Kebesaran Alam' itu arti
sesungguhnya apa (kosmologi). Waktu menyadari konsep space-time nya
Einstein. Waktu membaca ttg hereditas kacang Mendel yg menggabungkan
alam dengan math. Waktu menyadari apa yg dimaksud oleh Darwin dengan
evolusi biologi (suer! ini sulit di pahami tanpa benar2 membaca buku2
evolusi secara serius! - saking simple nya).
Waktu menyadari apa yg dimaksud Selfish Gene oleh Dawkins, dan apa
implikasi2nya.
Waktu mengerti apa arti Black-Scholes options pricing theories bagi
pasar finance
Dan jutaan 'enlightment' kecil2 lainnya.
Tulisan Pinker ini bukan tulisan yg orisinal / baru. Tetapi summary
dari pikiran2 yg sekarang ada - dan belum 'jatuh' ke suatu paradigma yg
menjelaskan spt evolusi atau plate tectonic theories. Yet.
Kita melihat suatu proses yg munthub2 -- menjelaskan sesuatu yg aku
sendiri tidak pernah berkhayal akan bisa dijelaskan melalui pelajaran
science yg 'mundane' itu -- kurasa pencerahan spiritual hanya bisa
dicapai melalui jalur spiritual.
Kita lihat kemungkinan2 ini -- dan bergidig!
Time juga memuat artikel2 lain selain Pinker dalam edisi ini.
"Time travel in the Brain" - cukup menggelitik. fMRI menunjukkan jika
anda berpikir ttg sesuatu - maka bagian tertentu dari otak anda
'menyala' -- bagian2 ini konsisten (sama, bahkan antara benar2
melakukannya dan membayangkannya ada kemiripan) yg menjadi dasar
pemetaan itu. Ini berarti bagian2 lain 'gelap'. Nah, Gilbert
mengatakan apa yg terjadi pada saat anda 'do nothing'. Dark network
(bagian gelap) itulah yg nyala! Jika waktu sadar anda dibatasi pada
Here and Now. Maka dark network itu tidak dibatasi. Time travel.
Yaitu daydreaming! Evolusi membuat otak kita perlu mempunyai kemampuan
ini - kurasa anda bisa menduga untuk apa.
Ada artikel ttg babies, mind reading dan batasannya, jenis2 memory yg
semuanya bagus dibaca.
Terakhir yg kukomentari adalah tulisan Robert Wright - favoritku juga
-- ttg Morality. Dia menanyakan suatu thought experiment lagi. Anda
mengontrol suatu jalur rel kereta belok ke kiri atau kekanan (harus,
tidak ada pilihan lain). Keretanya rem blong, yg kelindas pasti mati.
Di satu jalur ada 5 orang asing, di jalur lainnya ada 1 orang. Kemana
anda mengoper jalur? Moralitas akan matematis, mati satu bagusan
daripada 5. Bagaimana jika yg satu itu kekasih anda?
Bagaimana jika dibanding kan dengan ini: bukannya mengoper jalur,
pilihan anda adalah melemparkan seseorang ke track agar kereta
berhenti, jika tidak 5 orang mati. Moralita biasanya mendorong kita
agar membiarkan 5 mati daripada melakukan sesuatu secara aktif yg
mematikan 1 orang.
Apakah batasan2 moralita anda juga spt itu? spt quotation dari Hume:
"morality is more properly felt than judged of ... we are apt to
confound it with an idea".
Bagaimana evolusi menjelaskan batasan2 yg tidak clear ini?
==
Di ujungnya, pelajaran bagi kita semua awam adalah: kosmos itu begitu
luas, anda tidak bagus untuk percaya kepada sesuatu secara membuta.
Kebijakan itu sesuatu yg dinamis, anda harus berani berubah ..
fanatisme adalah suatu ketololan ....
well. Bravo TIME!
Sekali lagi Time mengangkat suatu isue yg long term -- ini yg kupuji
dari Time dibanding Newsweek misalnya, terkadang bisa 'dalem'.
b [at] b
240107