//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?  (Read 4615 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« on: 21 December 2017, 10:03:57 AM »
Sang Buddha lahir pada tahun 623 Sebelum Era Umum dan ada versi ke dua yang menyatakan 563 SEU
Sang Buddha hidup hingga 80 tahun, Parinibbana pada tahun 543 SEU atau versi ke dua = 483 SEU

Di Sutta dikatakan jika bhikkhuni tidak masuk Sangha maka kemurnian Dhamma Vinaya adalah 1.000 namun karena bhikkhuni ada di zaman Sang Buddha maka kemurnian Ajaran Buddha adalah 500 tahun. (Sang Buddha tidak mengatakan Dhamma akan lenyap; buktinya Empat Kesunyatan Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan masih utuh dengan sempurna hingga sekarang.)

Di Mahaparinibbana Sutta dikatakan selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dan dipraktikkan, dunia ini tidak akan kosong dari Arahat (tidak mungkin tidak ada yang mencapai Arahat).

Kitab Komentar Ceylon menyatakan setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 1.000 tahun (456 Era Umum) untuk dapat mencapai Arahat 6 abhinna, 1.000 tahun (tahun 1456) arahat yang terbebaskan melalui kebijaksanaan, 1.000 tahun (tahun 2456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 1.000 tahun (tahun 3456) Sakadagami; 1.000 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dihitung dari versi ke dua maka tinggal tambahkan 60 tahun, tetap saja di zaman sekarang tidak ada lagi Arahat, namun Anagami masih bisa dicapai dengan sisa 400 tahun lebih.

Namun versi Komentar Burma mengatakan bahwa setiap 500 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 500 tahun (45 SEU) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (456 Era Umum) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 956) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 1456) Sakadagami; 500 tahun (tahun 1956) Sotapanna. Kemudian kembali lagi 500 tahun (tahun 2456) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (tahun 2956) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 3456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 3956) Sakadagami; 500 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dilihat dari pernyataan kitab Komentar Burma, maka seharusnya tahun 1957 sudah ada Arahat. Namun, jika kita gunakan versi ke dua dari kelahiran Sang Buddha hingga Parinibbana maka kita akan mendapatkan tahun 2016 (ditambah 60).

Artinya kemunculan Arahat seharusnya sudah ada pada tahun 2016.

Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
1. Berdasarkan versi Sri Lanka maka yang pencapaian paling tinggi adalah Anagami
2. Berdarakan versi Burma maka Arahat masih memungkinkan hingga tahun 2956 (sekarang tahun 2017)
3. Versi Burma jika menggunakan tahun Sang Buddha Parinibbana adalalah 543 SEU maka seharusnya ada Arahat di tahun 1957 (60 tahun telah berlalu, tidak ada jejak kemunculan Arahat).
4. Namun jika kita gunakan versi Sang Buddha Parinibbana di tahun 483 SEU maka Arahat memungkinkan muncul di tahun 2016.

Jika kita lihat, kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan karena kita lihat di zaman ini banyak sekali yang meragukan pencapaian sotapanna karena tahun 2016 itu akhir pencapaian sotapanna atau mungkin beberapa tahun sebelum memang sudah agak kosong, atau dengan kata lain, 500 tahun sebelumnya dari tahun sekarang sebenarnya tidak ada sakadagami hingga anagami dan arahat, yang ada sotapanna dan setelah lewat lebih dari 250 tahun, sotapanna sudah mulai berkurang. Dan lagi, kita lihat perkembangan Buddhisme di tahun sekarang mulai maju, jadi kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan. Orang sekarang gencar mengahapal sutta banyak-banyak saking gencarnya mereka mengabaikan 4 Kesunyatan Mulia, lebih mementingkan di luar itu padahal, Ajaran Buddha cukup singkat, hanya Empat Kesunyatan Mulia. Inilah yang seharunya dikejar, dijadikan prioritas utama. Bukan berarti yang lainnya tidak penting, yang lainnya seharunya dijadikan sekunder. Empat Kesunyatan Mulia harus dijadikan prioritas untuk dipelajari, kemudian dipraktekkan.
Jika nomor 4 sesuai fakta maka seharusnya sudah ada Arahat yang memiliki 6 abhinna, 8 pencapaian atau mungkin bisa menunggu beberapa tahun lagi karena baru mulai masuk ERA ARAHAT!_/\_
« Last Edit: 21 December 2017, 10:17:23 AM by abhassara »
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI

Offline adiyanshah

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #1 on: 21 December 2017, 12:05:57 PM »
 _/\_ tidak perlu terlalu jauh mungkin bro..mari kita coba untuk semakin hari semakin jauh dr kekotoran bathin, memperbanyak kebaikan dan coba menjaga bathin kita untuk dalam kondisi baik.

soal kesucian bisa tercapai atau tidak biarlah itu urusan nanti...yg penting kita berupaya menjadi lebih baik dari hari ke hari. bukan karena kita takut neraka atau ingin masuk surga, tetapi karena kita tau bahwa itu sesuatu yg berharga untuk dilakukan dalam kehidupan kita di alam manusia yang singkat ini

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #2 on: 21 December 2017, 12:25:00 PM »
_/\_ tidak perlu terlalu jauh mungkin bro..mari kita coba untuk semakin hari semakin jauh dr kekotoran bathin, memperbanyak kebaikan dan coba menjaga bathin kita untuk dalam kondisi baik.

soal kesucian bisa tercapai atau tidak biarlah itu urusan nanti...yg penting kita berupaya menjadi lebih baik dari hari ke hari. bukan karena kita takut neraka atau ingin masuk surga, tetapi karena kita tau bahwa itu sesuatu yg berharga untuk dilakukan dalam kehidupan kita di alam manusia yang singkat ini

Ini benar adanya, saat ini kita hidup menjalani Dhamma seperti sebuah perjalanan yang sangat panjang mempelajari Dhamma, mengexplorasi kebenaran dhamma, berexsperiment dgn pengetahuan dhamma yang kita dapati ini sebuah perjalanan sangat panjang membutuhkan proses, waktu, tenaga, pikiran dan persiapan persiapan

Dan percaya pada satu saat kita bisa mencapai tujuan kita masing masing
« Last Edit: 21 December 2017, 12:32:15 PM by kullatiro »

Offline harlons

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #3 on: 21 December 2017, 01:31:48 PM »
Darimana seseorang sungguh-sunguh bisa tahu kalau seseorang sudah mencapai arahat atau tingkat kesucian tertentu ?

Apakah orang yg sudah mencapai tingkat kesucian tertentu juga sungguh-sungguh tahu/sadar bahwa dirinya sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Jika tidak ada seorangpun yg benar-benar yakin tahu akan pencapai kesucian seseorang, lantas bagaimana bisa muncul pernyataan tidak ada arahat dizaman sekarang atau sebaliknya ?

Didalam sutta sering ditulis, si A, si B, dll mencapai tingkat kesucian tertentu setelah selesai mendengarkan dhamma dari sang Buddha, siapakah yg menobatkan si A & B sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #4 on: 21 December 2017, 01:53:19 PM »
Darimana seseorang sungguh-sunguh bisa tahu kalau seseorang sudah mencapai arahat atau tingkat kesucian tertentu ?

Apakah orang yg sudah mencapai tingkat kesucian tertentu juga sungguh-sungguh tahu/sadar bahwa dirinya sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Jika tidak ada seorangpun yg benar-benar yakin tahu akan pencapai kesucian seseorang, lantas bagaimana bisa muncul pernyataan tidak ada arahat dizaman sekarang atau sebaliknya ?

Didalam sutta sering ditulis, si A, si B, dll mencapai tingkat kesucian tertentu setelah selesai mendengarkan dhamma dari sang Buddha, siapakah yg menobatkan si A & B sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Saya percaya diluar sana masih ada para pemasuk arus biarpun mereka tidak memplokamirkan diri sebagai pemasuk arus,...

Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Pratama Sikkha

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: 4
  • cemungud!!
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #5 on: 21 December 2017, 02:02:40 PM »
Saya percaya diluar sana masih ada para pemasuk arus biarpun mereka tidak memplokamirkan diri sebagai pemasuk arus,...
yg ditanyakn bukan anda percaya

tp bgmn tahunya?

kl jaman ada Buddha, buddha sbg penilainya dan membenarkan/menyalahkan,
kl jaman skarg, dasarnya kl dari kitab komentar, tentunya bisa dicari pula apa yg mendasari tulisan di kitab komentar itu
apakah hny opini saja ataukah ada kriteria yg disampaikan buddha ?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #6 on: 21 December 2017, 02:05:05 PM »
Wa belum pernah mempunyai pengalaman bertemu langsung dgn orang orang yang mencapai kesucian tersebut jadi tidak tahu daripada bilang "katanya model seperti ini"

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #7 on: 21 December 2017, 02:08:07 PM »
yg ditanyakn bukan anda percaya

tp bgmn tahunya?

kl jaman ada Buddha, buddha sbg penilainya dan membenarkan/menyalahkan,
kl jaman skarg, dasarnya kl dari kitab komentar, tentunya bisa dicari pula apa yg mendasari tulisan di kitab komentar itu
apakah hny opini saja ataukah ada kriteria yg disampaikan buddha ?

Kalau mau tau ya kita harus jadi arahat juga
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Pratama Sikkha

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: 4
  • cemungud!!
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #8 on: 21 December 2017, 02:23:22 PM »
Kalau mau tau ya kita harus jadi arahat juga
ya kalau begitu
sy lebih setuju gd opini p Adiyanshah

terimakasih

Offline Arya Karniawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 301
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Hooaaammmm..... :3
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #9 on: 21 December 2017, 09:44:12 PM »
Sang Buddha lahir pada tahun 623 Sebelum Era Umum dan ada versi ke dua yang menyatakan 563 SEU
Sang Buddha hidup hingga 80 tahun, Parinibbana pada tahun 543 SEU atau versi ke dua = 483 SEU

Di Sutta dikatakan jika bhikkhuni tidak masuk Sangha maka kemurnian Dhamma Vinaya adalah 1.000 namun karena bhikkhuni ada di zaman Sang Buddha maka kemurnian Ajaran Buddha adalah 500 tahun. (Sang Buddha tidak mengatakan Dhamma akan lenyap; buktinya Empat Kesunyatan Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan masih utuh dengan sempurna hingga sekarang.)

Di Mahaparinibbana Sutta dikatakan selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dan dipraktikkan, dunia ini tidak akan kosong dari Arahat (tidak mungkin tidak ada yang mencapai Arahat).

Kitab Komentar Ceylon menyatakan setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 1.000 tahun (456 Era Umum) untuk dapat mencapai Arahat 6 abhinna, 1.000 tahun (tahun 1456) arahat yang terbebaskan melalui kebijaksanaan, 1.000 tahun (tahun 2456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 1.000 tahun (tahun 3456) Sakadagami; 1.000 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dihitung dari versi ke dua maka tinggal tambahkan 60 tahun, tetap saja di zaman sekarang tidak ada lagi Arahat, namun Anagami masih bisa dicapai dengan sisa 400 tahun lebih.

Namun versi Komentar Burma mengatakan bahwa setiap 500 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 500 tahun (45 SEU) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (456 Era Umum) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 956) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 1456) Sakadagami; 500 tahun (tahun 1956) Sotapanna. Kemudian kembali lagi 500 tahun (tahun 2456) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (tahun 2956) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 3456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 3956) Sakadagami; 500 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dilihat dari pernyataan kitab Komentar Burma, maka seharusnya tahun 1957 sudah ada Arahat. Namun, jika kita gunakan versi ke dua dari kelahiran Sang Buddha hingga Parinibbana maka kita akan mendapatkan tahun 2016 (ditambah 60).

Artinya kemunculan Arahat seharusnya sudah ada pada tahun 2016.

Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
1. Berdasarkan versi Sri Lanka maka yang pencapaian paling tinggi adalah Anagami
2. Berdarakan versi Burma maka Arahat masih memungkinkan hingga tahun 2956 (sekarang tahun 2017)
3. Versi Burma jika menggunakan tahun Sang Buddha Parinibbana adalalah 543 SEU maka seharusnya ada Arahat di tahun 1957 (60 tahun telah berlalu, tidak ada jejak kemunculan Arahat).
4. Namun jika kita gunakan versi Sang Buddha Parinibbana di tahun 483 SEU maka Arahat memungkinkan muncul di tahun 2016.

Jika kita lihat, kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan karena kita lihat di zaman ini banyak sekali yang meragukan pencapaian sotapanna karena tahun 2016 itu akhir pencapaian sotapanna atau mungkin beberapa tahun sebelum memang sudah agak kosong, atau dengan kata lain, 500 tahun sebelumnya dari tahun sekarang sebenarnya tidak ada sakadagami hingga anagami dan arahat, yang ada sotapanna dan setelah lewat lebih dari 250 tahun, sotapanna sudah mulai berkurang. Dan lagi, kita lihat perkembangan Buddhisme di tahun sekarang mulai maju, jadi kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan. Orang sekarang gencar mengahapal sutta banyak-banyak saking gencarnya mereka mengabaikan 4 Kesunyatan Mulia, lebih mementingkan di luar itu padahal, Ajaran Buddha cukup singkat, hanya Empat Kesunyatan Mulia. Inilah yang seharunya dikejar, dijadikan prioritas utama. Bukan berarti yang lainnya tidak penting, yang lainnya seharunya dijadikan sekunder. Empat Kesunyatan Mulia harus dijadikan prioritas untuk dipelajari, kemudian dipraktekkan.
Jika nomor 4 sesuai fakta maka seharusnya sudah ada Arahat yang memiliki 6 abhinna, 8 pencapaian atau mungkin bisa menunggu beberapa tahun lagi karena baru mulai masuk ERA ARAHAT!_/\_

Mo share salah satu Theragāthā favorit gw... :3

###

Thag 16.10 Pārāpariyattheragāthā

    Sewaktu sang petapa mempraktikkan jhāna,
    Duduk dalam keterasingan, terpusat,
    Di hutan yang penuh dengan bunga,
    Pemikiran ini muncul padanya:

    “Perilaku para bhikkhu
    Masa kini tampaknya berbeda
    Dengan ketika Sang Raja Dunia,
    Yang terbaik di antara manusia, masih ada.

    Jubah mereka hanya untuk menutupi bagian pribadi,
    Dan untuk melindungi dari dingin dan angin;
    Mereka makan secukupnya,
    Puas dengan apapun yang diberikan.

    Apakah halus atau kasar,
    Sedikit atau banyak,
    Mereka makan hanya sekedar untuk bertahan hidup,
    Tanpa serakah atau rakus.

    Mereka tidak sangat menginginkan
    Benda-benda kebutuhan hidup,
    Seperti tonik dan kebutuhan lainnya,
    Seperti mereka menginginkan akhir kekotoran.

    Di dalam hutan, di bawah pepohonan,
    Di dalam gua kecil dan besar,
    Berkomitmen pada keterasingan,
    Mereka hidup dengan itu sebagai tujuan akhir.

    Mereka terbiasa dengan hal-hal sederhana,
    Dan mudah dilayani,
    Lembut, batin mereka tidak membandel,
    Tak tercela, tak banyak bicara,
    Batin mereka terarah pada tujuan.

    Dengan cara inilah mereka menginspirasi keyakinan,
    Dalam gerakan, cara makan, dan praktik mereka;
    Tata-laku mereka halus
    Bagaikan aliran minyak.

    Dengan berakhirnya segala kekotoran,
    Para bhikkhu senior itu sekarang telah merealisasikan nibbāna;
    Mereka adalah para meditator besar dan penolong besar—
    Sedikit yang seperti mereka pada masa kini.

    Dengan berakhirnya
    Prinsip-prinsip kebaikan dan pemahaman yang baik,
    Ajaran Sang Penakluk,
    Yang penuh dengan kualitas-kuliatas baik, telah hancur berantakan.

    Sekarang adalah musim
    Bagi Prinsip-prinip buruk dan kekotoran.
    Mereka yang siap untuk keterasingan
    Adalah apa yang tersisa dari Dhamma sejati.

    Ketika mereka tumbuh, kekotoran-kekotoran
    Menguasai banyak orang;
    Mereka bermain-main dengan orang-orang dungu, aku percaya,
    Bagaikan setan bermain-main dengan orang-orang gila.

    Dikuasai oleh kekotoran-kekotoran,
    Mereka berlarian kesana-kemari
    Di antara penyebab-penyebab kekotoran,
    Seolah-olah mereka menyatakan perang dengan diri mereka sendiri.

    Setelah meninggalkan Dhamma sejati,
    Mereka saling berdebat;
    Mengikuti pandangan-pandangan salah
    Mereka berpikir, ‘Ini lebih baik.’

    Mereka meninggalkan harta kekayaan,
    Anak-anak, dan istri untuk meninggalkan keduniawian;
    Tetapi kemudian mereka melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan,
    Demi sesendok kecil dana makanan.

    Mereka makan hingga perut mereka penuh,
    Dan kemudian mereka berbaring telentang untuk tidur.
    Ketika mereka terjaga kembali, mereka terus berbicara,
    Jenis pembicaraan yang dicela Sang Guru.

    Menghargai segala seni dan keterampilan,
    Mereka berlatih di dalamnya;
    Tidak tenang dalam batin,
    Mereka berpikir, ‘Ini adalah tujuan dari kehidupan pertapaan’.

    Mereka memberikan tanah, minyak, dan bedak,
    Air, tempat tinggal, dan makanan
    Untuk para perumah tangga,
    Mengharapkan lebih dari itu sebagai imbalan.

    Serta tusuk-gigi, buah kawista,
    Bunga-bunga, makanan,
    Dana makanan yang telah dimasak,
    Buah mangga dan kemloko.

    Dalam hal pengobatan mereka seperti dokter,
    Dalam hal bisnis seperti perumah tangga,
    Dalam hal riasan seperti pelacur,
    Dalam hal kekuasaan seperti raja

    Kecurangan, tipuan,
    Saksi palsu, kelicikan:
    Mengunakan banyak rencana,
    Mereka menikmati benda-benda materi.

    Berpura-pura, memikirkan cara, dan merencanakan,
    Dengan cara ini
    Mereka menimbun banyak harta kekayaan
    Demi penghidupan mereka.

    Mereka mengumpulkan komunitas
    Demi bisnis daripada demi Dhamma.
    Mereka mengajarkan Dhamma kepada orang lain
    Demi perolehan, bukan demi tujuan.

    Mereka yang di luar Saṅgha
    Bertengkar demi harta Saṅgha.
    Mereka tidak tahu malu, dan tidak peduli
    Bahwa mereka hidup dari harta orang lain.

    Beberapa orang yang mencukur rambut
    Dan mengenakan jubah luar,
    Tidak menekuni praktik,
    Melainkan hanya ingin dihormati,
    Tergila-gila dengan harta dan penghormatan.

    Ketika sudah terjadi seperti ini,
    Tidaklah mudah pada masa kini
    Untuk merealisasikan apa yang belum direalisasikan,
    Atau mempertahankan apa yang telah direalisasikan.

    Seseorang yang dengan perhatian ditegakkan
    Dapat berjalan tanpa sepatu
    Bahkan di tanah berduri;
    Itu adalah bagaimana seorang bijaksana berjalan di desa.

    Dengan mengingat para meditator masa lalu,
    Dan mengingat perilaku mereka;
    Bahkan di kemudian hari,
    Adalah masih mungkin untuk merealisasikan tanpa-kematian.”

    Itu adalah apa yang Sang Petapa, yang indria-indriaNya
    Terkembang sempurna, katakan di hutan pepohonan sāla.
    Orang suci itu, Sang Bijaksana, telah merealisasikan nibbāna:
    Mengakhiri kelahiran kembali ke dalam kehidupan apapun juga.



https://suttacentral.net/id/thag16.10

 _/\_ _/\_ _/\_
#Jhindra

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #10 on: 22 December 2017, 09:04:45 AM »
Darimana seseorang sungguh-sunguh bisa tahu kalau seseorang sudah mencapai arahat atau tingkat kesucian tertentu ?

Apakah orang yg sudah mencapai tingkat kesucian tertentu juga sungguh-sungguh tahu/sadar bahwa dirinya sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Jika tidak ada seorangpun yg benar-benar yakin tahu akan pencapai kesucian seseorang, lantas bagaimana bisa muncul pernyataan tidak ada arahat dizaman sekarang atau sebaliknya ?

Didalam sutta sering ditulis, si A, si B, dll mencapai tingkat kesucian tertentu setelah selesai mendengarkan dhamma dari sang Buddha, siapakah yg menobatkan si A & B sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?
Yang mencapai Arahat, ia pasti akan tahu dengan sendirinya, yang mencapai anagami juga demikian, ia akan melihat apakah masih ada nafsu indria dan permusuhan atau tidak. 2 pencapaian yang rendah, ini bisa dicapai dengan hanya kesimpulan dari kebijakksanaan, mereka juga bisa sadar akan pencapaian mereka.
Umumnya saat pertama kali memasuki arus, ia tidak mengetahuinya, namun ketika ia melanggar salah satu dari lima sila, kepalanya akan panas, ia mulai menyadari ada yang berbeda dengannya (sotapanna masih mungkin melanggar 5 sila, mungkin inilah sotapanna pemula = sotapanna magga). Ketika ia berbohong, ia mulai merasakan ada yang janggal, "Mengapa sulit bagiku berbohong?" Seperti ada sebuah tekanan padanya. Inilah sotapanna pemula, karena telah lama ia hidup sebagai kaum biasa, maka kebiasaan melanggar sila, terasa jika tidak dihukum maka tidak perlu risau, oleh karena kebiasaan ini sepanjang samsara, maka sotapanna pemula dapat melanggar lima sila, seiring berjalannya waktu ia akan mulai mantap dalam 5 sila. Kemudian ia menyelami 4 faktor memasuki arus, dan 4 syarat memasuki arus, jika terpenuhi maka dapat disimpulkan ia adalah pemasuk-arus. Tentu saja, ada banyak hal yang harus ia simpulkan lebih jauh (terutama 3 belenggu). Karena seseorang mungkin menilai dirinya terlalu tinggi.

Seseorang menyatakan pencapaiannya melalui 5 cara:
1. ia memang mencapainya
2. menilai dirinya terlalu tinggi
3. Demi sesuatu (demi terkenal atau demi materi)
4. Bodoh dan dungu
5. Gila
Adalah mungkin seseorang berpikir melalui jhana 1 seseorang dapat memasuki arus, atau 8 pencapaian atau 1.000 jhana (seribu kesaktian). Ini belum tentu, seseorang yang tidak berada di jalan kepastian (Dhamma Sejati), tidak mungkin dapat memasuki-arus. Memasuki -arus dan Sakadagami dicapai dengan kesimpulan dengan mengandalkan kebijaksanaan atas Empat Kesunyatan Mulia. Jarang sekali dikatakan bhikkhu memasuki-arus dengan bantuan jhana (sepertinya tidak ada kisah seperti ini). Anagami atau Arahat dicapai dengan bantuan jhana, itu yang sering didengar. Sebelum mencapai kesucian apa pun, ia harus memasuki-arus terlebih dahulu.
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #11 on: 22 December 2017, 09:27:55 AM »
Mo share salah satu Theragāthā favorit gw... :3

###

Thag 16.10 Pārāpariyattheragāthā

    Sewaktu sang petapa mempraktikkan jhāna,
    Duduk dalam keterasingan, terpusat,
    Di hutan yang penuh dengan bunga,
    Pemikiran ini muncul padanya:

    “Perilaku para bhikkhu
    Masa kini tampaknya berbeda
    Dengan ketika Sang Raja Dunia,
    Yang terbaik di antara manusia, masih ada.

    Jubah mereka hanya untuk menutupi bagian pribadi,
    Dan untuk melindungi dari dingin dan angin;
    Mereka makan secukupnya,
    Puas dengan apapun yang diberikan.

    Apakah halus atau kasar,
    Sedikit atau banyak,
    Mereka makan hanya sekedar untuk bertahan hidup,
    Tanpa serakah atau rakus.

    Mereka tidak sangat menginginkan
    Benda-benda kebutuhan hidup,
    Seperti tonik dan kebutuhan lainnya,
    Seperti mereka menginginkan akhir kekotoran.

    Di dalam hutan, di bawah pepohonan,
    Di dalam gua kecil dan besar,
    Berkomitmen pada keterasingan,
    Mereka hidup dengan itu sebagai tujuan akhir.

    Mereka terbiasa dengan hal-hal sederhana,
    Dan mudah dilayani,
    Lembut, batin mereka tidak membandel,
    Tak tercela, tak banyak bicara,
    Batin mereka terarah pada tujuan.

    Dengan cara inilah mereka menginspirasi keyakinan,
    Dalam gerakan, cara makan, dan praktik mereka;
    Tata-laku mereka halus
    Bagaikan aliran minyak.

    Dengan berakhirnya segala kekotoran,
    Para bhikkhu senior itu sekarang telah merealisasikan nibbāna;
    Mereka adalah para meditator besar dan penolong besar—
    Sedikit yang seperti mereka pada masa kini.

    Dengan berakhirnya
    Prinsip-prinsip kebaikan dan pemahaman yang baik,
    Ajaran Sang Penakluk,
    Yang penuh dengan kualitas-kuliatas baik, telah hancur berantakan.

    Sekarang adalah musim
    Bagi Prinsip-prinip buruk dan kekotoran.
    Mereka yang siap untuk keterasingan
    Adalah apa yang tersisa dari Dhamma sejati.

    Ketika mereka tumbuh, kekotoran-kekotoran
    Menguasai banyak orang;
    Mereka bermain-main dengan orang-orang dungu, aku percaya,
    Bagaikan setan bermain-main dengan orang-orang gila.

    Dikuasai oleh kekotoran-kekotoran,
    Mereka berlarian kesana-kemari
    Di antara penyebab-penyebab kekotoran,
    Seolah-olah mereka menyatakan perang dengan diri mereka sendiri.

    Setelah meninggalkan Dhamma sejati,
    Mereka saling berdebat;
    Mengikuti pandangan-pandangan salah
    Mereka berpikir, ‘Ini lebih baik.’

    Mereka meninggalkan harta kekayaan,
    Anak-anak, dan istri untuk meninggalkan keduniawian;
    Tetapi kemudian mereka melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan,
    Demi sesendok kecil dana makanan.

    Mereka makan hingga perut mereka penuh,
    Dan kemudian mereka berbaring telentang untuk tidur.
    Ketika mereka terjaga kembali, mereka terus berbicara,
    Jenis pembicaraan yang dicela Sang Guru.

    Menghargai segala seni dan keterampilan,
    Mereka berlatih di dalamnya;
    Tidak tenang dalam batin,
    Mereka berpikir, ‘Ini adalah tujuan dari kehidupan pertapaan’.

    Mereka memberikan tanah, minyak, dan bedak,
    Air, tempat tinggal, dan makanan
    Untuk para perumah tangga,
    Mengharapkan lebih dari itu sebagai imbalan.

    Serta tusuk-gigi, buah kawista,
    Bunga-bunga, makanan,
    Dana makanan yang telah dimasak,
    Buah mangga dan kemloko.

    Dalam hal pengobatan mereka seperti dokter,
    Dalam hal bisnis seperti perumah tangga,
    Dalam hal riasan seperti pelacur,
    Dalam hal kekuasaan seperti raja

    Kecurangan, tipuan,
    Saksi palsu, kelicikan:
    Mengunakan banyak rencana,
    Mereka menikmati benda-benda materi.

    Berpura-pura, memikirkan cara, dan merencanakan,
    Dengan cara ini
    Mereka menimbun banyak harta kekayaan
    Demi penghidupan mereka.

    Mereka mengumpulkan komunitas
    Demi bisnis daripada demi Dhamma.
    Mereka mengajarkan Dhamma kepada orang lain
    Demi perolehan, bukan demi tujuan.

    Mereka yang di luar Saṅgha
    Bertengkar demi harta Saṅgha.
    Mereka tidak tahu malu, dan tidak peduli
    Bahwa mereka hidup dari harta orang lain.

    Beberapa orang yang mencukur rambut
    Dan mengenakan jubah luar,
    Tidak menekuni praktik,
    Melainkan hanya ingin dihormati,
    Tergila-gila dengan harta dan penghormatan.

    Ketika sudah terjadi seperti ini,
    Tidaklah mudah pada masa kini
    Untuk merealisasikan apa yang belum direalisasikan,
    Atau mempertahankan apa yang telah direalisasikan.

    Seseorang yang dengan perhatian ditegakkan
    Dapat berjalan tanpa sepatu
    Bahkan di tanah berduri;
    Itu adalah bagaimana seorang bijaksana berjalan di desa.

    Dengan mengingat para meditator masa lalu,
    Dan mengingat perilaku mereka;
    Bahkan di kemudian hari,
    Adalah masih mungkin untuk merealisasikan tanpa-kematian.”

    Itu adalah apa yang Sang Petapa, yang indria-indriaNya
    Terkembang sempurna, katakan di hutan pepohonan sāla.
    Orang suci itu, Sang Bijaksana, telah merealisasikan nibbāna:
    Mengakhiri kelahiran kembali ke dalam kehidupan apapun juga.



https://suttacentral.net/id/thag16.10

 _/\_ _/\_ _/\_
Syair itu diucapkan dengan baik
    ..... Dengan mengingat para meditator masa lalu,
    Dan mengingat perilaku mereka;
    Bahkan di kemudian hari,
    Adalah masih mungkin untuk merealisasikan tanpa-kematian.”
Jika bhikkhu tidak membuncitkan perutnya, hidup menyendiri, puas dengan makanan tanpa membuat kenyang hingga susah gerak hingga perut menonjol maka mereka akan mencapai apa yang belum dicapai. Yaitu puas dalam keinginan sedikit, puas dalam keterasingan dan menyelami Empat Kesunyatan Mulia.
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI

Offline Arya Karniawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 301
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Hooaaammmm..... :3
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #12 on: 22 December 2017, 11:08:20 AM »
Syair itu diucapkan dengan baik
    ..... Dengan mengingat para meditator masa lalu,
    Dan mengingat perilaku mereka;
    Bahkan di kemudian hari,
    Adalah masih mungkin untuk merealisasikan tanpa-kematian.”
Jika bhikkhu tidak membuncitkan perutnya, hidup menyendiri, puas dengan makanan tanpa membuat kenyang hingga susah gerak hingga perut menonjol maka mereka akan mencapai apa yang belum dicapai. Yaitu puas dalam keinginan sedikit, puas dalam keterasingan dan menyelami Empat Kesunyatan Mulia.

Makan kebanyakan itu dukkha bagi Bhikkhu yang seharian gak makan. Perutnya sakit cz makan banyak setelah seharian gak makan...  :)) Kalo gw sih liatnya, gak masalah Bhikkhu itu tinggal didalam Sangha atau terasing di hutan, jika kemajuan yang didapat berarti metodenya gak salah. Tapi ya keadaan Sangha sekarang banyak yang kurang baik... :3
#Jhindra

Offline adiyanshah

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #13 on: 22 December 2017, 03:35:20 PM »
Yang mencapai Arahat, ia pasti akan tahu dengan sendirinya, yang mencapai anagami juga demikian, ia akan melihat apakah masih ada nafsu indria dan permusuhan atau tidak. 2 pencapaian yang rendah, ini bisa dicapai dengan hanya kesimpulan dari kebijakksanaan, mereka juga bisa sadar akan pencapaian mereka.
Umumnya saat pertama kali memasuki arus, ia tidak mengetahuinya, namun ketika ia melanggar salah satu dari lima sila, kepalanya akan panas, ia mulai menyadari ada yang berbeda dengannya (sotapanna masih mungkin melanggar 5 sila, mungkin inilah sotapanna pemula = sotapanna magga). Ketika ia berbohong, ia mulai merasakan ada yang janggal, "Mengapa sulit bagiku berbohong?" Seperti ada sebuah tekanan padanya. Inilah sotapanna pemula, karena telah lama ia hidup sebagai kaum biasa, maka kebiasaan melanggar sila, terasa jika tidak dihukum maka tidak perlu risau, oleh karena kebiasaan ini sepanjang samsara, maka sotapanna pemula dapat melanggar lima sila, seiring berjalannya waktu ia akan mulai mantap dalam 5 sila. Kemudian ia menyelami 4 faktor memasuki arus, dan 4 syarat memasuki arus, jika terpenuhi maka dapat disimpulkan ia adalah pemasuk-arus. Tentu saja, ada banyak hal yang harus ia simpulkan lebih jauh (terutama 3 belenggu). Karena seseorang mungkin menilai dirinya terlalu tinggi.

Seseorang menyatakan pencapaiannya melalui 5 cara:
1. ia memang mencapainya
2. menilai dirinya terlalu tinggi
3. Demi sesuatu (demi terkenal atau demi materi)
4. Bodoh dan dungu
5. Gila
Adalah mungkin seseorang berpikir melalui jhana 1 seseorang dapat memasuki arus, atau 8 pencapaian atau 1.000 jhana (seribu kesaktian). Ini belum tentu, seseorang yang tidak berada di jalan kepastian (Dhamma Sejati), tidak mungkin dapat memasuki-arus. Memasuki -arus dan Sakadagami dicapai dengan kesimpulan dengan mengandalkan kebijaksanaan atas Empat Kesunyatan Mulia. Jarang sekali dikatakan bhikkhu memasuki-arus dengan bantuan jhana (sepertinya tidak ada kisah seperti ini). Anagami atau Arahat dicapai dengan bantuan jhana, itu yang sering didengar. Sebelum mencapai kesucian apa pun, ia harus memasuki-arus terlebih dahulu.

 _/\_ mantap..peta rute jalan sepertinya sudah ditangan..ayo perlahan terus melangkah untuk mencapai tujuan akhir..

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« Reply #14 on: 23 December 2017, 09:21:49 AM »
Makan kebanyakan itu dukkha bagi Bhikkhu yang seharian gak makan. Perutnya sakit cz makan banyak setelah seharian gak makan...  :)) Kalo gw sih liatnya, gak masalah Bhikkhu itu tinggal didalam Sangha atau terasing di hutan, jika kemajuan yang didapat berarti metodenya gak salah. Tapi ya keadaan Sangha sekarang banyak yang kurang baik... :3
Terasing tidak mesti di hutan, terasing bisa saja di Sangha. Terasing yang dimaksud adalah terasing dari hal yang menyenangkan lima utas indria yang dapat menggoda hal-hal ini. Hal-hal ini biasanya muncul di tempat ramai. Oleh karena itu, jika menyukai tempat sunyi, itu juga bisa disebut terasing. Memang hutan tempat yang paling cocok, tetapi hutan umumnya hal yang menakutkan bagi yang terbiasa tinggal di bawah atap. Bukan banyak yang kurang baik lagi, tetapi bisa dibilang di Indonesia hampir semua tidak murni Sangha itu, mungkin di luar juga hampir serupa. Persis seperti yang diramalkan Sang Buddha, 500 tahun setelah Beliau parinibbana maka Dhamma Vinaya menjadi tidak murni. Namun, perlu diketahui jika Sangha dapat dimurnikan, tidaklah berlebihan jika dikatakan Sangha akan memperoleh reputasi yag baik secara riil. Seperti halnya pikiran, ucapan, dan perbuatan dapat dimurnikan, demikian pula jika ada bhikkhu yang benar-benar antusias dan penuh semangat meninggalkan duniawi, bertekad mencapai apa yang belum tercapai maka adalah mungkin kemurnian Sangha akan terjadi, seperti syair Theragatha di atas.
« Last Edit: 23 December 2017, 09:27:33 AM by abhassara »
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI