"Kemudian, meskipun tubuhnya masih terbaring di tempat semula tetapi arwahnya telah direnggut oleh utusan Yama yang membawa arwahnya ke hadapan Raja Yama. Karena kesadaran Vijnana-alaya yang melekat pada semua makhluk hidup dapat mencapai semua makhluk hidup dapat mencatat semua perbuatan baik maupun jahat masing-masing pada masa kehidupannya, maka berdasarkan itu Sang Raja Yama akan mengadili orang itu sesuai dengan perbuatan baik dan buruknya."
Kalau saya baca di sini, barangkali maksudnya adalah pikiran menjelang kematian. Dalam Sutta Pali, orang yang akan meninggal juga kesadarannya berbeda dan kadang melihat (bahkan memilih) ke mana ia akan lahir. Misalnya Anathapindika melihat 6 kereta surgawi, dan memilih Tusita.
Bodhisattva Apavarga menjawab: "rya Ananda, jika engkau ingin menolong orang sakit dari penyakitnya, demi orang itu engkau harus menerima dan menjalankan Attha Sila selama 7 hari dan 7 malam, kemudian kumpulkan makanan, minuman dan harta lainnya sesuai dengan kemampuan untuk mengadakan persembahan kepada Sangha. Di samping itu lakukan upacara puja terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan sebanyak 6 kali dalam 1 hari dan 1 malam serta bacakan sutra ini sebanyak 49 kali. Nyalakan 49 lampu dan buatlah 7 buah rupang atau gambar dari Tathagatha ini. Setiap rupang atau gambar dikelilingi oleh 7 buah lampu bagaikan sebuah roda, dan selama 49 hari biarkanlah cahayanya menyala terus menerus. Buatlah suatu panji yang pancawarna setinggi 49 depa dan lepaskan 49 makhluk hidup berbagai jenis. Maka orang sakit itu akan bisa melewati bahaya ini, dan arwahnya akan terbebaskan dari cengkraman iblis jahat."
weleh, apa hubungannya iblis jahat dengan kematian? Arwah?..... :o
Demikian juga dengan pikiran jahat, seseorang yang akan meninggal bisa saja dihantui pikiran jahat (karena kamma buruk). Itulah sebabnya ketika akan meninggal, seseorang sering diingatkan akan hal-hal baik dan spiritual sehingga pikirannya menjadi tenang dan terlahir di alam yang lebih baik. Pembacaan sutra juga bisa saja membantu mengarahkan pikiran, namun tentang jumlah dan ritual lampu & rupang, mungkin hanyalah berdasarkan budaya setempat saja.
masalah nya yang saya singgung berkali-kali dan entah sudah berapa kali..
"arwah itu bisa kembali" jadi ketika seseorang sedang kritis[nyaris mati] melihat adanya gambaran imajinasi yang biasanya terlihat orang ini akan terlahir dimana sebelum kematian....
apakah itu arwah nya keluar? coba baca baik-baik...disitu nampaknya mahayana sudah percaya tentang arwah yang keluar setelah kematian..
"Jika, demi kepentingan orang sakit itu, famili, teman dekat dan kenalannya bisa berlindung kepada Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, dan mereka meminta persamuan bhiksu untuk mengucapkan Sutra ini, menyalakan lampu 7 tingkat dan menggantungkan panji pancawarna untuk memperpanjang umur, maka arwah orang itu mungkin dikembalikan ketubuhnya segera. Dia akan mengingat dengan jelas apa yang dialaminya bagaikan di dalam mimpi. Jika kesadarannya kembali sesudah melewati 7, 21, 35 dan 49 hari dia akan merasa bagaikan terbangun dari tidurnya, dan dia akan mengingat bahwa dia telah menerima pahala maupun pembalasan dari karma baik dan buruknya. Karena dia sendiri menyaksikan dan mengalami berlakunya hukum karma, juga disebabkan dia memperoleh kembali kehidupan ini dengan susah, maka dia tidak akan lagi berbuat karma buruk di masa yang akan datang."
jadi arwah dapat dikembalikan ke tubuh? hehehe...
yang sy tahu ketika seseorang nyaris meninggal dan melihat pertanda tidak baik maupun baik itu adalah gambaran kemana nanti nya akan lahir[
bkn roh nya sudah keluar ]
jadi gimana ini?
APAKAH MANUSIA PUNYA ROH? > masih ada pertanyaan lagi...
btw, thx banyak atas devaduta sutta nya.
ternyata "raja yama" dalam theravada itu ada....hehehe bro bond, KPK nya ada...
----------
btw, navis
ternyata mungkin emosi anda sudah meluap-luap pada saya hingga nafsu pun tak tertahankan....hehehe
semoga anda berbahagia.