Naskah Dhamma :
Ceramah Bhikkhu Uttamo :
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=1003&multi=T&hal=0
Apakah Agama Buddha terdapat manusia pertama?
Jawab :
Sebenarnya tujuan Dhamma Ajaran Sang Buddha lebih cenderung dipergunakan untuk mengendalikan pikiran, ucapan dan perbuatan. Dan, kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri ini sama sekali tidak ada hubungan langsung dengan pengetahuan tentang manusia pertama. Tanpa mengetahui manusia pertama sekalipun, seseorang bisa saja mencapai kesucian. Namun, dalam salah satu kesempatan, kepada mereka yang telah mempunyai kemampuan batin dari latihan meditasi yang tekun sehingga mampu mengingat berkali-kali muncul dan kiamatnya bumi, barulah Sang Buddha menceritakan terjadinya manusia pertama. Cerita Sang Buddha hanya kepada mereka yang mampu mengingat terbentuk dan kiamatnya bumi ini agar ada orang yang bisa menyaksikan serta mengingat sendiri peristiwa yang disampaikan Sang Buddha. Tentu saja, sikap Sang Buddha ini berhubungan dengan pengertian dasar dalam Dhamma yaitu ‘datang dan buktikan', bukan ‘datang dan percaya saja'.
Dalam kisah yang disampaikan oleh Sang Buddha, manusia pertama bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan banyak. Mereka bukan hasil ciptaan. Mereka merupakan hasil sebuah proses panjang bersamaan dengan proses terjadinya bumi beserta planet-planetnya. Seperti diketahui bahwa dalam pengertian Dhamma, tata surya seperti yang dihuni manusia saat ini bukan hanya satu melainkan lebih dari satu milyar jumlahnya. Masing-masing tata surya ketika kiamat akan terbentuk lagi. Pada saat terjadinya bumi ini, datanglah mahluk-mahluk berupa cahaya dari tata surya yang lain. Mereka berproses bersamaan dengan proses pembentukan tata surya ini. Dalam proses tersebut mereka tertarik mencicipi dan mengkonsumsi sari bumi, sari tumbuhan dsb. Ketertarikan mereka menyebabkan tubuh cahaya menjadi redup dan mulai terjadilah proses pembentukan tubuh, jenis kelamin, persilangan serta keturunan. Dan, sekali lagi, manusia pertama karena merupakan hasil proses seperti ini, jumlahnya tidak bisa ditentukan lagi. Sangat banyak. Mereka berproses dan berevolusi secara lambat sampai membentuk manusia sekarang. Hanya saja, dalam Dhamma juga tidak membenarkan maupun menolak pandangan ilmu pengetahuan modern bahwa manusia berasal dari monyet. Sikap ini sehubungan dengan kepastian bahwa asal manusia dari monyet ataupun bukan sama sekali tidak ada kaitan dengan keberhasilan seseorang untuk mencapai kesucian ataupun Nibbana.
saya pernah dapat jawaban seperti ini dari salah satu mentor saya ;
"kalau angka itu ada Awalnya Nol (0) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 1000,10000,1000000 dst tidak diketahui akhirnya" #coba tulis angka sepanjang 1km ataupun 100km, ada akhirnya?
Kalau Kehidupan Manusia Tidak Diketahui Awalnya, Tapi Ada Akhirnya Yaitu Mencapai NIBBANA
<<< salah satu alasan saya menjadi siswa sang budha (
yang lain pilihannya dikit cuma 2, disini ada 31 ). Apalgi nibbana.... cuma buddha yang kasi tahu
dan jawaban ini cukup memuaskan bathin saya, karena kalau saya pikir lagi jika ada pertanyaan "mahkluk cahaya alam abhasara itu asalnya dari mana?" malah buang waktu dan pikiran saya