Komentar bro Alucard di reply 21:
Baik, saya akan coba sampaikan pemikiran saya:
Sidharta dalam Empat Kesunyataan Mulia poin ke (2) mengatakan bahwa "penderitaan disebabkan oleh nafsu". Nah, apakah "ketiadaan makanan" bisa membuat seseorang menderita? Ya, maka dapat disimpulkan bahwa "kebutuhan akan makan" juga termasuk nafsu.
Jika ingin konsisten kepada definisi Sidharta, maka "nafsu" hendaknya tidak hanya dipersempit pada sesuatu yang berkaitan dengan keserakahan, keinginan, dll, tetapi juga segala sesuatu yang bisa mendatangkan penderitaan, termasuk "kebutuhan akan makan".
Namun, jika "kebutuhan akan makan" ternyata termasuk "nafsu", bagaimana mungkin Sidharta mencapai pencerahan? Padahal ia masih perlu makan selama 45 tahun lagi?
Maka, hanya ada dua kemungkinan di sini:
1. Sidharta tidak mencapai pencerahan, atau
2. Pernyataan Sidharta di Empat Kesunyataan Mulia poin (2) itu salah.
Nah, dilema kan bro?
ketiadaan makanan bisa membuat seseorang menderita?
jawabnya IYA jika seseorang masih terikat dengan nafsu keinginan untuk makan.
Tapi bagi seorang Buddha, tidak ada lagi keinginan, tapi kenapa masih tetap makan?
makan itu hanya dilakukan sekedar untuk menjaga tubuh jasmani ini, karna jasmani memang butuh makanan kasar, berbeda dengan makanan batin.
maka yang makan disini adalah jasmaninya, nafsunya udah g bekerja lagi.
sehingga bagi seorang Buddha, apa pun yang ia lakukan adalah kiriya (tidak menghasilkan akibat) karna perbuatan itu sudah tidak disertai dengan nafsu.
cmiww.
mungkin sulit membayangkannya, sekedar tau teori aja, tapi untuk membuktikan juga bisa, dalam kehidupan ini selagi masih hidup.
Thanks bro (Saya tidak akan menanggapi yang tidak relevan).
Bro, kalau boleh kasi masukan, anggaplah saya orang yang ingin tahu tetapi mungkin agak 'ngeyel'. Jadi tolong jangan dianggap musuh. Tetapi sekali lagi hanya masukan.
Baik, jadi seorang Buddhis yang melakukan kebajikan dan memiliki hati yang bersih namun kondisi hidupnya miskin (sehingga setiap hari tidur dengan perut lapar), tidak akan mencapai pencerahan?
imo, percerahan itu adalah urusan batin.
hidup bisa miskin, perut bisa lapar, tapi belum tentu batinnya juga lapar dan miskin, dan sebaliknya.
hidup bisa kaya tapi batinnya belum tentu kaya.