Para sobat member DC,
sepengamatan saya dalam diskusi dalam beberapa forum dan groups online, topik yang kontraversial selalu menjadi ramai. Seringkali, entah karena terlalu bersemangat dalam diskusi atau karena hal lainnya, saya menyaksikan banyak sekali posting-posting yang semakin menjurus menjadi kategori bullying. Untuk itu mengenali perilaku seperti apa itu bullying akan membantu kita menghindarkan diri dari perbuatan tersebut, dikarenakan bullying merupakan kekerasan. Selain itu, perbuatan demikian tidak pantas dilakukan oleh seorang praktisi Buddhadharma. Menjelang pergantian tahun ini, refleksi dan uraian tentang praktik bullying ini, semoga dapat membantu perkembangan praktik Buddhadharma kita.
Secara garis bersar, bullying merupakan segala perilaku menyakiti dengan mengintimidasi, melecehkan, menggoda, mencemooh atau mengganggu yang dilakukan oleh beberapa orang atau seseorang pelaku terhadap orang yang lebih lemah dan dilakukan secara berulang-ulang. Bedanya dengan kekerasan biasa adalah bullying kadangkala sangat tersamar, sehingga pelakunya sangat sulit dihukum. Pelaku bullying yang canggih sangat canggih menyembunyikan perbuatannya dalam alasan-alasan yang normatif.
Bullying dapat dilakukan secara tidak langsung (indirect bullying), misalnya menyebarkan rumor, berusaha membuat seseorang dijauhi dalam kelompok, mengancam orang-orang yang akan bergaul dengan korban, memberi kritik terhadap pakaian dan penampilan seseorang, menghina agama atau suku bangsanya, memberikan istilah-istilah yang memalukan, tertawa, bisik-bisik, melontarkan sindiran ketika korban di dekat para pelaku, ataupun yang dilakukan secara langsung (direct bullying) yang dapat dilakukan secara fisik (memukul, dll) maupun verbal (menghina). Dalam forum diskusi, bullying biasanya terjadi dikarenakan perdebatan yang semakin meruncing dalam sebuah topik kontraversi (pro-kontra), sehingga menyebabkan percekcokan dan debat kusir. Akibat bullying dalam internet (Cyber-bullying) adalah diskusi yang santun dan rasional ditinggalkan, diganti dengan hasrat untuk menyakiti lawan bicaranya entah itu dengan kata-kata kasar, melecehkan, ucapan sarkastik secara halus, ataupun memperolok lawan bicara.
Di dalam diri seorang pelaku bullying terdapat antara lain:
1) Keinginan dan hasrat yang sangat besar untuk mendominasi, mengendalikan, atau mengalahkan orang lain. Pelaku bullying cenderung dominan atau senang mendominasi dan bersikap otoriter. Penelitian menunjukkan bahwa kecemburuan dan kebencian dapat menjadi motif untuk mengintimidasi orang lain. Mereka merendahkan orang lain untuk dapat meningkatkan harga dirinya sendiri yang juga tertekan atau dilecehkan oleh orang lain. Mereka memiliki kerahaman yang superfisial (dibuat-buat atau palsu), tidak tulus, sikap egosentris, dan senang memanipulasi orang lain. Seperti juga kepribadian agresif yang dibesarkan oleh perlakuan kekerasaan maka pelaku bullying juga umumnya dibesarkan oleh orang tua yang banyak melakukan kekerasan.
2) Minimnya rasa menyesal atau kasihan terhadap korban, sebaliknya setiap perilakunya menyebabkan sensasi kegembiraan dalam diri pelaku bullying. Hal ini memperlihat karakter pelaku bullying yang narsistik, dengan kesombongan pada kepribadiannya. Memiliki fokus yg berlebihan terhadap pekerjaannya, sehingga tidak memiliki empati terhadap orang lain, memiliki temperamen meledak-ledak, dan merasa tidak tergantung terhadap orang lain
3) Menolak bertanggung jawab terhadap perbuatannya, malah terus-menerus mem-bully orang lain. Kadang-kadang disertai dengan sifat blaming the victim (menyalahkan korban). Dalam hal ini, pelaku sangat lihai menggunakan norma-norma untuk dipelintir untuk membenarkan perbuatannya dan semakin membuat korban tidak berdaya.
4)Pelaku bullying umumnya memliki sikap perfeksionis yg tinggi, pengabdian yg berlebihan terhadap pekerjaan, haus akan kekuasaan, dan sikap keras kepala.
Bullying juga dapat dibedakan menurut level si pelaku dibandingkan dengan korbannya:
1.) Pelaku yang setara dengan korban, bullying yg dilakukan terhadap temen sendiri yang setara dengan pelaku. Biasanya diawali hanya untuk tujuan hiburan sang pelaku, namun lama-kelamaan pelaku menjadi kecanduan dengan perbuatannya. catatan: Bullying adalah perbuatan yang menyenangkan bagi pelaku, namun menyakitkan bagi korban. Dari perspektif pelaku, perbuatannya tidak menyakiti siapa-siapa, yang dianggapnya sebagai hal yang lucu dan menghibur saja. Tapi, buat korban, perbuatan tersebut sangat menyakitkan.
2.) Pelaku yangl lebih tinggi dari korban,bullying yg dilakukan orang seseorang yg lebih tinggi tingkatannya (atasan terhadap bawahan, atau guru terhadap muridnya, senior terhadap newbie). Biasanya dilakukan dengan cara melecehkan atau bersikap arogan dan pikiran “Aku yang paling benar, kamu sudah pasti salah”.
3.) Pelaku memiliki level lebih rendah dari korban, artinya pelaku justru memiliki level lebih rendah dari korban, dan sering disebabkan karena balas dendam terhadap bullying yg dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi atau karena kredibilitas korban dinilai kurang oleh para pelaku.
taktik-taktik yang biasanya dilakukan oleh para pelaku bullying:
- Bekerja secara kelompok (keroyok) untuk menghadapi seorang korban, biasanya dinamakan sebagai: mobbing
- Selalu saling mendukung dalam bullying antar-pelaku bullying sekelompok. Apabila si korban mulai melawan, tekan terus dan selalu menganggap apapun yg dikatakan sang korban selalu salah. Intinya satu: “He/She is ALWAYS WRONG whether he/she is right”
- Apabila kmu telah mengetahui salah satu aib dari target, selalu pakai aib itu untuk mementahkan perlawanan dia, dan saat aib itu dibuka, lakukan tekanan secara mental, misalnya tertawa yg keras, ato tertawa yg nyeleneh. Dan lakukan semua itu pada waktu yg bersamaan sehingga mencegah sang korban untuk melawan.
- Apabila dalam suatu saat korban bisa mementahkan bahan bullying, pelaku langsung alihkan topik bully-nya ke topik yg lain. Hal ini harus dilakukan secara kompak dengan rekan sesama pembully lainnya, dengan tujuan untuk menyebabkan tekanan mental yg terus-menerus terhadap korban.
- Satu hal tentang bully, BULLY IS NEVER ENOUGH, dan kaau seseorang sudah merasakan nikmatnya menjadi pembully, seseorang akan merasa kecanduan akan hal tersebut. Jadi bully terus menerus agar kepuasan batin bisa terpenuhi.
Untuk mencegah bullying, cobalah tips ini:
1. Berpikir jernih dan tidak mudah terpancing. Jangan terpancing oleh cemoohan orang lain di dunia maya, meskipun hanya untuk membalas perbuatannya. Sebab jika kita membalasnya dengan struktur serupa, maka pelaku akan merasa diperhatikan, dan malah semakin gila menyerang. Pelaku bullying biasanya ingin melihat targetnya menjadi emosi. Jadi sangat penting untuk bersikap tetap tenang dan jangan membuat pelaku senang karena bisa membuat korbannya marah. Jangan memberikan respon pada pelaku.
2. Jangan memberi pelaku bullying kekuasaan untuk mengatur kamu. Bullying dapat membuat korbannya merasa sebagai kesalahan korban sendiri, padahal samasekali tidak demikian.
3. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying.
Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber online.
Sebagai, bentuk kesadaran saya sendiri terhadap dampak negatif dari bullying:
saya ingin minta maaf apabila selama bergabung sebagai member di dalam forum ini saya telah menyakiti seseorang dengan kata-kata saya, dengan sadar ataupun tidak sadar. Saya menyatakan rasa penyesalan sedalam-dalamnya, dan berjanji untuk memperbaiki diri agar hal yang sama tidak terulang lagi.