Salam sejahtera, dan salam kenal.
Sebelumnya saya ingin sedikit memperkenalkan diri, saya pria lajang umur 25tahun. Sejak kecil saya Buddha KTP, dan pada kenyataannya, orang tua saya adalah Konghucu. Namun saat SMK, selama 3tahun mempelajari ajaran Agama Buddha yang sesungguhnya. Dan saya meyakini ajaran itu, walaupun saya hampir tidak pernah beribadah ke Vihara.
Jadi sesungguhnya saya masih sangat awam mengenai ajaran Agama Buddha, hanya sebatas pelajaran yang saya dapat di sekolah saat SMK selama 3tahun.
Dan permasalahan saya adalah saat ini saya menjalin hubungan dengan seorang wanita yang berbeda keyakinan, Dia seorang muslim. Dan jujur dia adalah yang pertama bagi saya, karena pada dasarnya saya berprinsip : "cukup 1x berpacaran dan menikah". Mungkin terdengar sedikit kolot, tapi itulah prinsip saya.
Terus terang, mungkin karena saya tidak punya pengalaman sebelumnya, saya sangat sulit mengerti dia (pacar saya). Waktu awal kami berkenalan, dia berbohong kepada saya mengenai jati dirinya, dan tidak lama kemudian saya mengetahui bahwa kami ternyata pernah bertetanggaan. Saat itu juga saya memutuskan melanjutkan hubungan karena saya merasa saya menyayangi dia. Dan orang tua saya tidak mengetahui jatidiri dia yang sebenarnya, sampai akhirnya kira-kira sebulan yang lalu baru saya memberitahukan mereka.
Ternyata orang tua saya melarang saya untuk menjalin hubungan dengan dia, alasan yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa ternyata dia bukan wanita yang baik-baik (menurut orang tua saya dan juga dari omongan warga sekitar). Dan terus terang, saya sangat bingung, karena kadang saya merasa dia begitu tulus, kadang pula dia cuek saja.
Dia sendiri sempat bilang kepada saya, bahwa dia tidak pantas untuk saya. Tapi saya masih menyayangi dia. Dia juga sering berbohong kepada saya, dari hal-hal yang kecil, dan karena itu juga saya sekarang jadi serba ingin tahu tentang dia, kalau anak zaman sekarang bilang "Kepo". Dia menjadi risih karena sikap saya itu, dan hubungan kami menjadi renggang sekarang.
Apakah yang harus saya lakukan, dia begitu sering berbohong kepada saya, tetapi setiap kali saya bicarakan, keadaan menjadi terbalik, saya yang sering meminta maaf. Seperti yang saya bilang tadi, saya kadang merasa, dia begitu tulus dengan saya, dan juga membuat saya berpikir bahwa dia adalah anak yang "soleh" atau sering beribadah, dan kadang saya juga merasa dia penuh kebohongan.
Diluar itu semua, saya sangat mencintai dia, ingin hidup bersamanya, ingin bisa menjaganya. Dan ingin menyadarkannya jika memang selama ini dia sering berbuat dosa, walaupun tanpa harus menjadikannya seorang Buddhist. Bukan bermaksud sok suci, tapi saya benar-benar ingin dia berubah.
Saya berharap, saya bisa mendapat masukan agar dapat bertindak dengan benar menurut ajaran Buddha. Mungkin dengan men-share cerita ini, saya bisa mendapatkan pandangan dari kakak sekalian
Maaf karena terlalu panjang, dan mungkin saya kurang jelas dalam menceritakan masalah saya, karena saya sendiri bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan dengan kata-kata.