//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Sunya

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 57
46
Meditasi / Re: Meditasi salah kaprah (tersesat)
« on: 18 May 2013, 04:01:19 AM »
1a. doa apa? bagi gw... doa itu bullshit kalau masih ngga bisa ngarti yg di omongin
1b. sudah, biasanya cabut... dan datang yg lebih gede dan galak


2. arupajhana? belum mampu.


nge-rasa2, ngedenger2, ngelihat2
tidak hanya muncul sewaktu meditasi,
tapi juga ketika tidak meditasi.


bahkan ketika lagi kegiatan sehari2

1a. Berharap semua semua makhluk berbahagia, termasuk yang mengganggu Anda tersebut.
1b. Dalam visualisasi, Anda bisa menciptakan apa saja yang 'lebih' (besar, galak, sakti) dari yang Anda lihat, dengar, rasakan.

Pada dasarnya sering saya tekankan, meditasi terbaik adalah waspada dan sadar setiap saat (being aware and mindful all the time). Kurang besar manfaatnya jika mendisiplinkan pikiran hanya pada waktu beberapa menit bermeditasi. Bawa sikap dan cara pandang meditatif ke dalam kehidupan sehari-hari (sikap negatif seperti cemas, takut, marah, dan lain-lain bisa diatasi jauh lebih mudah).

Sikap meditatif untuk dilatih:
- Belajar fokus pada apa yang dikerjakan.
- Mengamati apa yang terjadi tanpa terlibat atau hanyut di dalamnya.

Jika dipraktekkan benar, apa yang dialami tidak akan mempengaruhi Anda, seperti suara gaduh di pasar yang tidak akan mengganggu Anda sama sekali saat Anda menawar harga seekor ikan atau ayam. Semua tentang fokus serta ketidakterikatan pada setiap momen dan fenomena.

Selamat mencoba, rekan Kemenyan. Semoga sukses dan bahagia.  _/\_

47
Meditasi / Re: Meditasi salah kaprah (tersesat)
« on: 17 May 2013, 09:06:26 PM »
Bunga pikiran yang muncul dapat diatasi dengan dua cara:
1. Terlibat di dalamnya.
a. Dibacakan paritta atau doa agar mereka tidak mengganggu.
b. Gertakan atau serangan dengan penguasaan teknik Tantra.

2. Tidak terlibat.
Masuk dalam modus kekosongan. Dikejar Mara terhebat sekalipun, tidak akan mereka pernah menemukan Anda.

Kedua cara di atas boleh dicoba ketika cara "klise" balik ke nafas dianggap/dinilai tidak efektif.

Sekedar evaluasi, kesalahan utama pada pembiaran pikiran kosong atau melayang, segala kemungkinan akan muncul ketika perhatian lepas (tidak terkontrol).

Jika ada pertanyaan silakan, saya berniat membantu.

Salam.  _/\_

48
  Jumat, 17 Mei 2013 | 07:34 WIB

   Motif Pemboman Boston: Pembalasan atas Tindakan AS
Tersangka pemboman Boston, Dzhokhar Tsarnaev, menulis nota itu di dinding bagian dalam kapal motor saat bersembunyi sebelum ditangkap
 

BOSTON, KOMPAS.com - Sumber-sumber penegak hukum mengatakan tersangka pengebom Boston Marathon yang selamat menulis nota di kapal motor di mana ia ditangkap yang mengatakan ledakan itu merupakan pembalasan atas serangan-serangan Amerika terhadap Muslim di Irak dan Afganistan.

Tersangka, Dzhokhar Tsarnaev, menulis nota itu di dinding bagian dalam kapal motor itu di mana ia bersembunyi sementara polisi mengejarnya tanggal 19 April, empat hari setelah ledakan kembar menewaskan tiga orang dan mencederai 250 lebih lainnya dekat garis finish lomba tahunan itu.

Media berita Amerika hari Kamis melaporkan bahwa Tsarnaev menyebut para korban Boston “kerugian kolateral” sebagaimana yang dialami Muslim pada kedua perang pimpinan Amerika itu.

Bagian dari notanya mengatakan, “jika anda menyerang seorang Muslim, anda menyerang semua Muslim".

Polisi menemukan Tsarnaev di kapal motor itu yang disimpan sementara dekat sebuah rumah di Watertown, di luar kota Boston dan polisi mulai melepaskan tembakan sewaktu ia hendak keluar dari kapal motor itu.

Tersangka berusia 19 tahun itu cedera serius sewaktu polisi melepaskan tembakan ke kapal motor itu lebih dari 100 kali, tapi ia selamat dan kini di RS penjara menunggu sidang perkaranya.

 Sumber :VOAINDONESIA                        
http://internasional.kompas.com/read/2013/05/17/07342039/Motif.Pemboman.Boston.Pembalasan.atas.Tindakan.AS?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

49
“Jauh di Lubuk Hati, Muslim Merasakan Bahwa Mereka Telah Gagal”
 
 Dalam wawancara dengan Der Spiegel berikut ini, ahli fisika nuklir Pakistan, Pervez Hoodbhoy, memberikan gambaran jelas mengenai negara-negara Islam di abad ke-21..
 
 "Ahli Fisika Nuklir Pakistan: "Masyarakat Islam Secara Kolektif Telah Gagal”
 
 
 http://www.spiegel.de/politik/ausland/interview-mit-dem-pakistanischen-atomphysiker-pervez-hoodbhoy-a-879319.html
 
 
 Kerusuhan meningkat di negara-negara Islam, dan kekuatan agama menancapkan kuku setelah revolusi Arab. Ahli Fisika Nuklir Pakistan, Pervez Hoodbhoy melihat adanya “kegagalan kolektif” masyarakat Islam. Ia menjelaskan hal tsb selama wawancara dengan SPIEGEL ONLINE.
 
 Para siswa tampak bergembira di sekitar Pervez Hoodbhoy. Mereka mengenakan topi dan toga wisuda tingkat doctoral. Para wanita muda meletakkan tutup kepala di atas jilbabnya. Mereka baru mengetahui kalau mereka telah lulus ujian. Sekarang mereka ingin foto bersama dengan Hoodbhoy, dosen mereka yang terkenal.
 
 Pervez Hoodbhoy, 62, adalah seorang fisikawan nuklir di Quaid-e-Azam University di Islamabad, ibukota Pakistan. Dia telah mengajar disini sejak tahun 70-an. Dia juga telah belajar dan mengajar di berbagai universitas ternama di Amerika dan Eropa, dan telah menerima berbagai penghargaan terkait berbagai kegiatan ilmiah, dan ia telah terlibat dalam isu-isu politik melalui fisika.
 
 Misalnya, ia mengkritik proyek nuklir Pakistan dan merasuknya peran agama di sektor-sektor ilmiah, budaya dan politik. Dengan bersikap seperti ini, ia menjadikan dirinya musuh bagi Pakistan, negara yang begitu bangga karena memiliki bom atom. Sebuah universitas swasta di Lahore telah memecatnya, dan selama berbulan-bulan ia menanti gaji, hasil kerjanya di Islamabad yang seharusnya telah ia terima.
 
 Walau demikian, tak pernah terpikirkan olehnya untuk meninggalkan Pakistan. Hoodbhoy terlahir sebagai Muslim, dalam sebuah keluarga Ishmaelite. Ia dibenci banyak orang, namun diam-diam dikagumi oleh banyak lainnya. Dan yg jelas ia tidak mau disuruh bungkam. “Aku mengatakan apa yang kupikirkan, dan aku memiliki dasar yang kuat untuk itu,” ujarnya di ruang kerja yg masih ia miliki di universitas dimana ia belum memperoleh gajinya. Foto-foto Jepang setelah kejatuhan bom atom tegantung di dinding, sementara buku-buku mengenai fisika dan politik bertumpuk di mejanya.
 
 Dalam wawancara berikut terungkap mengapa Pervez Hoodbhoy bersikap kritis terhadap agama, serta pandangannya mengenai masa depan masyarakat Islam:
 
 SPIEGEL : Tn. Hoodbhoy, Anda senantiasa memperingatkan mengenai radikalisasi Muslim. Bagaimana persisnya sehingga Anda berpendapat demikian?
 
 HOODBHOY: Ketika saya mulai mengajar disini, di Quaid-e-Azam University, Islamabad, awal tahun 70-an, hanya ada satu pelajar di seluruh kampus yang mengenakan burqa. Saat ini, sekitar 70 persen perempuan disini benar-benar tertutup. Hanya 30 persen yang berbusana dengan normal.
 
 SPIEGEL: Apakah siswa-siswa Anda memberikan alasan? Ataukah itu bukan masalah?
 
 HOODBHOY: Kadangkala saya bertanya pada mereka, dan banyak diantaranya berkata Islam menuntut hal itu dari mereka. Lainnya mengatakan mereka mengenakan burqa atau jilbab karena sebagian besar perempuan mengenakannya. Lainnya lagi berkata mereka merasa aman seperti itu, karena saat mereka berdiri menunggu bis tidak ada yang mengganggunya.
 
 SPIEGEL: So, bukan berarti berpaling ke jalan Allahi atau penafsiran yang lebih kaku atas agama kan?
 
 HOODBHOY: Ya, tentu saja. Kita telah mengalami revolusi budaya teramat besar di dunia Islam, bukan hanya Pakistan, namun sedikit banyak di semua negara Islam. Pakistan dalam proses perubahan, Afghanistan telah menjadi radikal, Iran, Iraq, berbagai negara di Afrika dan dunia Arab, Mesir, Aljazair, sekarang di Mali. Cepat atau lambat, di Syria hanya akan terlihat perempuan terbungkus. Tapi, mari lihat komunitas-komunitas Islam di Eropa atau Amerika--mereka terinfeksi virus yang sama. Mengapa? Saya berpikir mereka menyampaikan pesan mereka berbeda dari yang lain. Jilbab pada dasarnya hanya label yang memberi jarak antara engkau dan orang lain. Disampaikan dengan jelas: identitas saya adalah Islam. Identitas ini berkaitan erat dengan perasaan sebagai korban sejarah. Jauh di lubuk hati, Muslim merasakan bahwa mereka telah gagal. Ini campuran sensitivitas yang membuat saya khawatir, karena mengarah ke perilaku yang sangat tidak sehat.
 
 SPIEGEL: Anda melihat masyarakat Muslim gagal secara keseluruhan. Apakah yang Anda maksud?
 
 HOODBHOY: Ada sekitar 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia---namun mereka tidak dapat menunjukkan prestasi besar dalam bidang apapun. Tidak di bidang politik, sosial, sains ataupun seni dan sastra. Satu-satunya yang mereka lakukan dengan penuh pengabdian adalah puasa dan sholat. Namun tidak ada usaha-usaha untuk memperbaiki kondisi kehidupan dalam masyarakat Islam. Tanpa disadari, orang-orang secara alami merasakan ini sebagai kegagalan kolektif.
 
 SPIEGEL: Belakangan, ada yang disebut Arab Spring, dimana orang-orang---Muslim---berjuang untuk kondisi hidup yang lebih layak.
 
 HOODBHOY: Arab Spring hanyalah reaksi terhadap system yang otokratis dan despotism, yang memungkinkan dunia Arab tenggelam dalam kegelapan. Namun, protes-protes tidak ditujukan untuk menuntut kebangkitan budaya atau pengetahuan. Itulah sebabnya tidak banyak perubahan yang diharapkan. Pembebasan sesungguhnya hanya akan terjadi disaat perubahan politik diikuti dengan perubahan budaya, juga perubahan sikap. Muslim-muslim Arab harus menyingkirkan kepercayaan yang salah namun telah tersebar luas, bahwa sains mengandung unsur-unsur agama apapun. Mental Insh’allah, dimana Allah dikatakan bertanggungjawab atas segalanya, bertentangan dengan cara berpikir ilmiah. Selain itu, etika kerja Arab yang buruk. Selalu berhenti untuk mematuhi kewajiban agama. Untuk tetap kompetitif di dunia modern, hal-hal seperti ketepatan waktu dan mematuhi aturan-aturan bersama oleh manusia, bukan Allah, harus diperbaiki secara dramatis.
 
 SPIEGEL: Apakah Anda benar-benar menerima ancaman karena pernyataan seperti ini?
 
 HOODBHOY: Bukan ancaman, tapi mereka mempersulit hidup saya. Saya baru saja dipecat dari Lahore University of Management Sciences, dimana saya mengajar fisika. Ini adalah universitas swasta yang sangat progressive, namun dalam masyarakat ada batasan-batasan ttg apa yang boleh diucapkan. Bahkan disini, di Islamabad, hidup tidak mudah bagi saya. Karena saya professor tetap, mereka tidak bisa memecat saya. Namun saya belum dibayar selama berbulan-bulan. Saya hanya berpegang pada fakta: apa penemuan atau pencapaian signifikan yang telah dibuat Muslim dalam seribu tahun terakhir? Listrik? Gelombang elektromagnetic? Antibiotik? Mesin pembakaran? Komputer? Tidak ada, nol besar, bahkan tidak sumbangan apapun bagi peradaban modern. Dan sama saja sekarang. Dan menurut mereka yang fanatik hal tersebut bukan masalah. Cara berpikir mereka masih dari abad ke-12
 
 SPIEGEL: Ada Muslim yang benar-benar progressive, seperti mereka yang sekuler dan menghargai dunia modern. Dan mayoritas mereka juga lebih moderat dari sudut pandang agama. Anda bersikap tidak fair thp mereka sekarang.
 
 HOODBHOY: Tentu saja ada usaha-usaha oleh sebagian masyarakat Islam untuk menjadi lebih modern di pertengahan abad ke-20. Pakistan adalah gagasan yang sangat modern ketika lahir di tahun 1947. Mesir, Indonesia, Iran, semuanya adalah masyarakat yang melihat pendidikan dan kemajuan sebagai sesuatu yang baik. (Namun) semuanya berakhir. Dan ini memiliki banyak alasan. Nasionalisme Arab gagal. Orang-orang Palestina semakin mundur. Sementara Barat memiliki kepentingan tersendiri thp perkembangan positif di negara-negara Islam, misalnya terkait minyak. Jika ada yang salah, orang-orang berpaling ke Tuhan.
 
 SPIEGEL: Anda katakan ini sudah cukup untuk memicu radikalisasi?
 
 HOODBHOY: Bagi banyak Muslim, satu pertanyaan belum terjawab: mengapa keagungan kita memudar? Dan jawaban yang diberikan para mullah adalah: “Karena kalian bukan Muslim yang baik! Sholat! Puasa! Tutupi perempuan kalian! Renungkan lagi penafsiran kalian thp Quran!”
 
 Tidak ada cara untuk maju, dan kita mengalami akibatnya. Di Pakistan, kaum Sunni radikal membunuh Shiah setiap waktu hanya karena mereka dianggap kafir.

SPIEGEL : Dan cara apa yang Anda pandang benar untuk menghentikan perkembangan ini?
 
 HOODBHOY : Masyarakat harus mengalami pengalaman berdarahnya sendiri. Dengan cara inilah Eropa menjadi sekuler. Sebelumnya terjadi pertempuran terus menerus antara ka****k dan Protestan, dan orang-orang kembali ke akal sehat mereka hanya setelah pertumpahan darah berlangsung cukup lama. Yang saya takutkan kita baru memasuki pengalaman mengerikan ini.
 
 SPIEGEL : Terlepas dari itu, sekarang kita harus berurusan dengan kaum radikal. Bagaimana pendapat Anda mengenai pembicaraan dengan Taliban?
 
 HOODBHOY : Mereka yang tidak siap berunding, namun berpegang pada kekerasan harus dieliminasi. Mari kita lihat Taliban di Pakistan: mereka memiliki dua tuntutan, yaitu: Pakistan memutuskan hubungan dengan Amerika, dan syariah ditetapkan sebagai satu-satunya hukum yang berlaku. Mereka tidak menghendaki jalan-jalan, sekolah, dan pekerjaan. Mereka tidak mengenal kompromi. Jelas tidak ada yang bisa berunding dengan mereka. Kita lihat ini di tahun 2009, di Lembah Swat: semakin banyak konsesi yang dibuat pemerintah Pakistan, semakin mereka mendesak maju. Harus ada yang dengan tegas berkata pada mereka: kami hanya akan bernegosiasi dengan kalian jika kalian meletakkan senjata. Dan karena mereka tidak mungkin akan melakukan ini, kita harus melawan mereka. Jika ada perundingan dengan Taliban, ini hanya bisa terjadi dalam posisi yang kuat.
 
 SPIEGEL : So, akankah pemerintah mendapat dukungan rakyat jika melawan Taliban?
 
 HOODBHOY : Ketika pertanyaan tersebut diajukan tahun 2009, apakah pasukan seharusnya terlibat perang dengan Taliban di Lembah Swat, ada oposisi kuat dari sebagian masyarakat. Namun demikian, pasukan tetap bergerak maju. Situasi di Lembah Swat dengan keberadaan Taliban sekarang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Saya percaya banyak yang tidak menyukai pasukan, namun mereka lebih tidak menyukai ekstrimis. Saya yakin aksi militer masih berpeluang.
 
 SPIEGEL : Seberapa kuat tingkat radikalisasi dalam tubuh angkatan bersenjata Pakistan, yang memiliki senjata nuklir yg siap digunakan?
 
 HOODBHOY : Terkait komposisinya, angkatan bersenjata tidak jauh berbeda dari masyarakat dimana anggotanya berasal. Masyarakat Pakistan telah mengatur tempat bagi agenda Islam, dan ini juga berlaku pada angkatan bersenjata. Itulah sebabnya mengapa militer menghadapi masalah teramat besar. Ada perwira yang menganggap dirinya bagian dari angkatan bersenjata Pakistan, dan ada perwira yang menganggap dirinya bagian dari pasukan jihad Islam. Bagian sipil dalam tubuh angkatan bersenjata melihat hal ini dengan keprihatinan, namun mereka tidak punya pemecahan atas masalah ini.

http://www.kaskus.co.id/thread/5193c230db92484d69000009/pervez-hoodbhoy-secara-kolektif-islam-telah-gagal
http://www.spiegel.de/politik/ausland/interview-mit-dem-pakistanischen-atomphysiker-pervez-hoodbhoy-a-879319.html

50
Bukan lebay, hanya mengingatkan kita semua terutama juga para bhikkhu yg mau pindapatta Waisak ke jalan umum.

Sudah terbukti ada teroris menyiapkan bom pipa utk kedubes Myanmar dan vihara buddha (kasus bom meledak pas dirakit teroris Thoriq dulu, targetnya mau ke vihara).

Jadi perlu pengamanan dan kewaspadaan extra ketimbang sebelum2nya.

Bagaimanapun sesuatu disiapkan dengan matang, bila karmanya belum terkondisi berbuah, tidak akan terjadi apa-apa.

Bagaimanapun pengamanan dilakukan, bila karmanya memang matang, apa mau dikata?

Pengamanan secara standar sudah dilakukan, sebagian mungkin tanpa pengamanan. Menebar kekhawatiran disini efek negatifnya lebih besar dari meningkatkan keamanan (kewaspadaan). Lakukan apa yang seharusnya, tidak melakukan apa yang tidak seharusnya. Belajar dari sejarah, banyak penganiayaan serta tindakan semena-mena terhadap Buddhis (bhikkhu, bahkan), apa mereka dalam sejarahnya melawan? Ada minoritas mungkin semi radikal, tapi mayoritas berusaha tetap di jalan yang benar; meyakini segala sesuatu ada sebab dan akibatnya, tidak terjadi tanpa interkorelasi dengan yang lain. Pratītyasamutpāda (segala sesuatu saling terkait).

Semua kekhawatiran dan kebimbangan datang dari batin. Tenangkan pikiran, segala sesuatu akan terlihat jernih.

Salam.  _/\_

52
Baiklah, Bapak Sunya. Saya tidak dapat menyalahkan anda jika anda ingin mengingatkan member lain. Juga sehubungan tradisi dan aktivitas tidak saya bahas lagi karena menurut anda, esensilah yg terpenting. Diskusi yg aneh memang, tapi saya akhiri saja.

Salam bahagia.

Bagi saya yang aneh justru membahas hal yang tidak prinsip. Jika Anda masih merasa aneh, mari kita uraikan dua kalimat yang istilahnya Anda persoalkan.

1. Makan petai, membuat puisi, berdansa, menabung di bank, membaca surat kabar, juga tidak ada di tradisi Buddhis.
2. Makan petai, membaca surat kabar, mengemudi, mengakses forum Dhammacitta, semua adalah aktivitas Buddhis.

Bisa ditunjukkan dimana letak aneh dari kalimat tersebut? Yang membuat aneh karena Anda berusaha menghubungkan kalimat pada postingan yang berbeda. Jika dilihat secara satu per satu, kedua kalimat tersebut memang valid. Anda tidak menangkap esensi, sebab Anda fokus pada contoh, bukan pada maksud dari diberikannya contoh tersebut. Anda sebenarnya juga belum menjawab pertanyaan saya sebelum ini, yakni apa Anda menangkap makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Boleh dijawab boleh tidak, terserah pada kearifan Anda.

Salam bahagia dalam diskusi dharma. _/\_

53
bisa dijelaskan makna konotasi dan denotasi pak sunya??

darimana pak sunya tau saya bersedia atau tidak dipanggil demikian?
menurut saya sebutan badut itu malah merupakan penghargaan lhoo, karena jadi seorang penghibur....
kenapa harus menganggap profesi badut jelek??

Saya tidak merasa perlu menjelaskan, sebab nilai etika dan moralitas saja sepertinya Anda tidak mau paham.

Saya tidak mengatakan Anda bersedia atau tidak bersedia, silakan dibaca lagi.

Apa pernah saya menyatakan profesi badut jelek? Anda mungkin sama sekali tidak paham substansi. Jika Anda hilangkan kedua istilah badut dan belut pun, tetap unsur pelecehan dan penghinaan telah ada di thread ini. Dari awal yang dipermasalahkan adalah substansi penghinaan, bukan kedua istilah tersebut. Namun lucunya justru kedua istilah ini yang terus didefinisikan dan mau dideskripsikan seolah-olah bukan makna konotatif.

Bagaimanapun seseorang mau menjelaskan bahwa anjing hewan lucu dan penurut, saya kira mayoritas manusia tidak ingin dipanggil dengan sebutan anjing. Jika Anda tidak mau paham juga, saya kira dialog ini tidak perlu dilanjutkan. Silakan menganggap badut adalah sebutan baik, belut adalah sebutan baik. Saya kira memang definisinya baik. Dan Anda juga sangat menghargai Bapak Lu dengan sebutan tersebut.

Saya percaya Anda berniat baik.

Salam kejujuran dan kebaikan.  _/\_

54
Ini kan cuma persepsinya pak Sunya,,,
bagaimana kalau yang memberi julukan Belut dan Badut itu memiliki maksud lain??

menurut saya, malah Badut itu bagus, buat menghibur orang-orang...
kenapa dikaitkan dengan disrespect?

Saya kira sudah jelas makna dan tujuan sebutan tersebut, bukan masalah dipersepsikan atau tidak. Dari diskusi maupun debat yang sudah berlangsung, khususnya di thread ini sudah dapat disimpulkan bahwa tujuan si pemberi nama/julukan adalah disrescpect.

Bagi sebagian orang seekor anjing adalah hewan yang lucu dan setia. Maukah Anda dipanggil dengan nama hewan tersebut? Jika memang Anda tidak paham atau tidak mau paham, sebaiknya Anda pelajari apa makna denotasi dan konotasi sebuah kata.

Salam.  _/\_

55
Rekan Sunyata yang berbahagia, bagi saya esensi dari penyebutan badut maupun belut adalah ketidakhormatan seseorang pada pihak lain, entah itu seorang individu yang dibicarakan, maupun teman diskusi yang bersangkutan.

Jika saja penyebutan badut, belut dan lain-lain bisa digunakan dalam forum resmi, rapat kenegaraan maupun diskusi-diskusi formal kemasyarakatan, termasuk dalam forum agama, maka saya rasa bukan masalah. Yang menjadi masalah, ketika suatu hal dianggap tidak lumrah, tapi tetap digunakan (dengan alasan tidak hormat / disrespect, dan lain-lain) maka sewajarnya saya mempertanyakan atau juga membantu mengingatkan.

Saya kira Anda juga cukup arif dan memiliki pergaulan luas, untuk mengetahui makna konotasi dari sebutan badut maupun nama binatang kepada seseorang, sehingga saya kira ini tidak layak diperpanjang. Kecuali, jika tentunya Anda menganggap sebutan itu wajar dan juga tidak menyalahi kaidah sopan santun dan saling menghargai, terutama ucapan benar dalam ajaran Buddha, saya pribadi mempersilakan Anda menentukan sikap dan pilihan hidup Anda. Mulut, pikiran dan anggota tubuh kita, kita sendiri yang menjaganya, bukan?

Salam bersih hati (pikiran), bersih ucapan dan tindakan.

Semoga berbahagia.  _/\_

56
 Pernahkah Anda membayangkan Anda bisa membuat mobil dengan menggunakan printer? Ya, itulah 3D Printing. Additive Manufacturing atau lebih dikenal dengan 3D Printing adalah sebuah proses untuk membuat objek konkrit 3 dimensi dengan bentuk apapun dari model digital yang ada. Teknik dari 3D Printing ini perlahan-lahan memasuki dunia modern dan mengubah dunia.
 Teknologi ini digunakan dalam perhiasan, alas kaki, industri desain, arsitektur, engineering, otomotif, aerospace, industri medis, pendidikan, geografi, sistem informasi dan masih banyak bidang lainnya.
 Bahkan teknik ini juga digunakan di film Jackie Chan yang berjudul CZ12 dalam mereplikasi patung.
 Dalam teorinya, sangatlah menarik untuk melihat kemampuan dari 3D Printers dimana Anda dapat me-print bentuk 3 Dimensi apapun yang Anda inginkan. Dimulai dari sepatu, mainan, perhiasan sampai dengan MOBIL.


 SEJARAH
Apa yang disebut dengan 3D Printing sekarang ini pada awalnya dikenal dengan rapid prototyping selama bertahun-tahun. Engineer akan mendesain file CAD lalu mengirimkannya ke mesin untuk membuat benda nyatanya.
   Teknik 3D Printing ini sebenarnya telah ada sejak lama, tapi sayangnya material yang digunakan tidaklah cukup kuat untuk disebut sebagai sebuah produk hanya sebuah model untuk menggambarkan bentuk nyatanya.
 Mereka mulai berhasil sejak perusahaan desain 3 Dimensi berhasil menemukan material baru yang disebut nanocomposite, gabungan dari berbagai material plastik dan besi. Jadi Anda dapat merasakannya menyerupai besi.
 Berdasarkan penemuan inilah maka kita dapat membantu banyak bidang, seperti membuat bagan-bagian mobil yang rusak, membuat organ tubuh untuk aplikasi medis dan sebagainya.


   BISA MENGUBAH DUNIA?
 Tapi apakah teknik 3D Printing menggunakan 3D Printer ini benar-benar akan mengubah dunia? PBS Off Book telah membuat film dokumentasi pendek mengenai bagaimana 3D Printing akan mengubah dunia. Berikut filmnya.

 CARA KERJANYA
 Agar Anda mengerti bagaimana ini bekerja, jangan bayangkan bagaimana printer biasa bekerja. Printer biasa hanya akan menempelkan tinta di kertas, tapi 3D Printer akan menimpa lapisan demi lapisan di atas yang lain untuk menciptakan objek nyata dan konkrit.
proses 3d printing height=225
Cara pembuatannya-pun mudah untuk objek yang sudah umum, kecuali untuk objek kompleks yang desainnya-pun rumit.
 Untuk objek yang sudah umum Anda dapat me-download atau mengunduh file desain secara online dan memodifikasinya lalu me-printnya, atau Anda juga dapat me-scan objek yang sudah ada menggunakan 3D scanner untuk mendapatkan file awal.
 Sedangkan untuk objek yang kompleks, mungkin Anda harus mendesain objek tersebut secara 3 Dimensi dalam bentuk file CAD, melihat bagaimana proses print-nya barulah Anda dapat me-print objek  tersebut. Untuk objek yang kompleks akan memakan waktu yang lebih lama.

http://www.tahupedia.com/content/show/70/3D-Printing-Akan-Mengubah-Dunia

57
Bapak Sunya, di post anda sebelumnya anda menulis "ini bukan tradisi Buddhis" dan di post ini anda menulis "ini bukan aktivitas Buddhis". Post saya di atas merespon  mengenai tradisi Buddhis yg anda sampaikan di post2 sebelumnya, bukan aktivitas Buddhis yg anda sampaikan di post ini. Mungkin tradisi dan aktivitas itu bersinonim? Jujur saya kurang tau.

Mohon maaf, rekan Sunyata, saya lihat Anda lebih memperhatikan kata-kata daripada substansi dari sebuah tulisan. Jika memang Anda demikian teliti membaca kata per kata (bukan inti dan makna dari tulisan), mengapa Anda tidak menyadari bahwa saya tidak menulis seperti yang Anda beri tanda petik di atas?

Dalam komunikasi maupun dharma, bagi saya yang terpenting adalah esensi, substansi, inti dan maksud dari sebuah ayat, kutipan, tulisan maupun perkataan dari pihak yang kita dengar atau baca. Kata-kata adalah sarana, alat, bukan inti dari yang mau disampaikan.

Sudahkah Anda menangkap makna yang saya sampaikan dalam tulisan tersebut? Alih-alih mempersoalkan kata-kata yang juga tidak prinsip sifatnya. :)

Salam.  _/\_

58
mosok salah tidak boleh dikatakan salah
apalagi ada badut sedang beraksi tentunya lucu
karena aksinya lucu tentunya banyak komentar  ^-^

Saya sama sekali tidak menyebut sesuatu sebagai salah. Bagi saya apapun kebenaran yang Anda anut dan percayai, sampaikan dan delegasikan pemikiran Anda secara sopan, sebab guru Anda saya yakin seorang yang agung.

Jika tentunya Anda juga tidak keberatan agama Buddha diperlakukan sama seperti Anda memperlakukan tokoh dan juga konsep agama dan aliran lain, maka silakan teruskan cara-cara Anda. Saya yakin, walau Buddha disebut berhala atau dijadikan ikon sebuah bar, tentu Anda juga tidak keberatan 'kan? Sesekali saya juga membaca bahwa Pangeran Siddharta disebut tidak bertanggung jawab dan durhaka terhadap orang tua, juga (seharusnya) tidak masalah bagi Anda 'kan?

Jika ada badut di abad ke 21 ini, apa ada badut juga di India 2500 tahun yang lalu?

Berani berbuat, siap dengan konsekuensi.

Tidak heran agama Buddha banyak mendapat pelecehan dan rintangan, ternyata merupakan buah vipaka dari umat-umatnya sendiri.

Salam introspeksi. Semoga berbahagia.  _/\_

59
Bapak Sunya, saya kira permasalahannya adalah seseorang mengaku tradisi bakar-bakar ini adalah bagian dari ajaran Buddha, padahal bukan. Jadi gak ada hubungannya sama makan petai karena tidak ada yg mengaku makan petai adalah ajaran Buddha.

Juga, Bapak Sunya, di sini member memberikan pendapat mereka dan tidak ada yg menulis bahwa mereka menolak tradisi bakar-bakar.

Lalu, Bapak Sunya, jika di sini member meluruskan bahwa suatu ajaran/praktik bukan ajaran Buddha, itu bukan berarti mereka menolaknya, tetapi mencegah agar ajaran Buddha yg sekarang tidak tercampuraduk lebih banyak lagi dengan tradisi dan kepercayaan lain, CMIIW.

Anda tidak menangkap esensi tulisan. Makan petai, membaca surat kabar, mengemudi, mengakses forum Dhammacitta, semua adalah aktivitas Buddhis. Pengakuan yang Anda sebut terjadi karena ada upaya asosiasi (penyamaan) aktivitas Buddhis dengan ajaran Buddhisme. Contohnya, jika suatu hari setiap setelah khotbah dharma lalu umat diberi makan petai, maka akan muncul stigma (kesan) dimana makan petai adalah tradisi Buddhis, minimal setelah khotbah dharma. Ini juga terjadi pada saat jaman Orde Baru, dimana agama Buddha, Tao, dan Konghucu disatukan dalam satu wadah - agama Buddha, sehingga ada stigmatisasi bahwa tradisi tertentu merupakan ajaran agama tertentu, atau istilah mudahnya ketiga tradisi dan agama yang disatukan, jadi tercampur-aduk.

Sama halnya, jika Anda kurang mengerti contoh di atas, Anda bisa ambil contoh budaya duduk di lantai dalam mendengarkan khotbah. Ini juga bukan diajarkan secara baku, tapi turun temurun dari jaman Sang Buddha hingga sekarang. Yang terbaru, duduk dengan bantal setebal sekian sentimeter, ini juga budaya yang akan jadi stigma seiring dibiasakannya dalam waktu yang lama. Tentu boleh-boleh saja, jika suatu hari ada pelurusan dan klarifikasi dari umat Buddha, bahwa duduk di lantai, duduk dengan bantal meditasi, menyanyi setelah selesai khotbah, mengucapkan anumodana lebih sering daripada terima kasih, menggunakan bahasa Pali, dlsb adalah bukan tradisi Buddhis(me). Cuma, yang perlu diingat: Jangan menyampaikannya secara tidak sopan. Saya kira, Buddha Gautama sendiri tidak pernah menyebut tokoh aliran lain dengan sebutan-sebutan yang kurang pantas. Buddha Gautama, bahkan berpesan jika ajaran-Nya sendiri yang dijelekkan dan/atau dipuji, haruslah sang murid tidak terganggu (sedih, marah, senang, tinggi hati, dsb) atas hinaan/pujian yang diterimanya.

Berkata-kata tidak pantas hanya akan menjadi praktek ucapan dan pikiran yang buruk, terlepas dari yang dikatakannya benar atau tidak.

Menghakimi pencuri dengan dalih bahwa ia adalah pencuri, merupakan sebuah upaya pembenaran atas tindakan/perbuatan jahat.
Mengucapkan kata-kata tidak pantas pada kepercayaan yang dianut makhluk lain dengan alasan bahwa ia menyimpang dari ajaran Buddha dan mengaku-ngaku sebagai bagian dari ajaran Buddha, adalah upaya pembenaran atas sebuah perbuatan jahat dengan pikiran dan ucapan.

Secara substansi, tidak ada bedanya penghakiman pencuri dengan ucapan kurang pantas pada tokoh agama atau aliran lain. Dilihat dari sisi apapun tetap salah. :)

Salam. _/\_

60
Tulisan mencerminkan kualitas pikiran. :)

Usia 40 ternyata tidak menjamin kedewasaan.

Sadhu, sadhu, sadhu.  _/\_

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 57