cara menggunakan kanker untuk mencapai pencerahan

[K.K.]

saya hanya mengerti, setiap penderitaan yg kita alami memang merupakan latihan yg seolah melecut kita utk semakin sadar. yg saya kurang setuju hanya merubah mindset dalam tujuannya (seolah sedang) mengumpulkan jasa besar. imo ya, niat utk tercerahkan & akan membantu mahkluk lain lah yg merupakan bodhicitta. sedangkan kanker & melihat kanker sebagai jasa saya adalah hanya merubah mind-set, yg sebenarnya semua jg bisa disesuaikan dg sudut pandang tertentu. mungkin orang (seorang bodhisatwa) menjadi tidak marah ketika sesuatu yg buruk menimpanya, pikirannya menjadi oh saya mendapat parami & semakin dekat dg pencerahan. menurut saya keluar mulut harimau, masuk mulut buaya. dalam kebencian, kita ingin menolak sesuatu (yg tidak kita inginkan) & dalam keserakahan kita ingin mendapatkan sesuatu (misalnya jasa)... hanya pendapat...

Melihat kanker dengan cara lain memang hanyalah perubahan mind-set. Tapi perubahan mind-set tersebut, jika untuk mengembangkan bodhicitta, maka memang menghasilkan jasa besar. Ini 'kan sebab akibat. Seseorang mengembangkan pikiran jahat, apakah dia berpikir akan mendapat akibatnya atau tidak, tetap menghasilkan penderitaan. Demikian juga mengembangkan bodhicitta, apakah dia berpikir mengumpulkan jasa atau tidak, tetap menghasilkan manfaat.

Saya setuju itu sebetulnya hanya perubahan mind-set, nothing special. Tapi hal tersebut adalah bagus untuk kita ingat dan aplikasikan dalam hal-hal lain (bukan hanya penyakit kanker atau panu,) yang menyebabkan penderitaan. Dan jika karena renungan itu, bodhicitta berkembang, akan lebih baik lagi tentunya.

[fabian c]

apakah makhluk yg sudah tercerahkan tidak bisa terkena kanker? ada apa dalam tubuh makhluk tercerahkan yg bisa menjadi anti kanker? kalau memang begitu tinggal di ambil selnya terus diproduksi massal jadi obat anti kanker

Atau ambil sel kankernya suntikkan ke seluruh anggota Sangha biar cepat mencapai pencerahan.

Melihat kanker dengan cara lain memang hanyalah perubahan mind-set. Tapi perubahan mind-set tersebut, jika untuk mengembangkan bodhicitta, maka memang menghasilkan jasa besar. Ini 'kan sebab akibat. Seseorang mengembangkan pikiran jahat, apakah dia berpikir akan mendapat akibatnya atau tidak, tetap menghasilkan penderitaan. Demikian juga mengembangkan bodhicitta, apakah dia berpikir mengumpulkan jasa atau tidak, tetap menghasilkan manfaat.

Saya setuju itu sebetulnya hanya perubahan mind-set, nothing special. Tapi hal tersebut adalah bagus untuk kita ingat dan aplikasikan dalam hal-hal lain (bukan hanya penyakit kanker atau panu,) yang menyebabkan penderitaan. Dan jika karena renungan itu, bodhicitta berkembang, akan lebih baik lagi tentunya.

Bila demikian bro... bolehkah bila kaki kita patah ketabrak mobil, kita renungkan bahwa kita menanggung penderitaan mahluk lain? (padahal kita sendiri yang kurang hati-hati menyeberang jalan)

Apakah hal itu akan membawa kita semakin dekat pada pencerahan?

[K.K.]

Bila demikian bro... bolehkah bila kaki kita patah ketabrak mobil, kita renungkan bahwa kita menanggung penderitaan mahluk lain? (padahal kita sendiri yang kurang hati-hati menyeberang jalan)

Apakah hal itu akan membawa kita semakin dekat pada pencerahan?

Tidak, malah akan menyebabkan kita lebih tidak hati-hati di masa depan.
Menurut saya yang dimaksudkan perenungan di sini adalah untuk kesiapan mental untuk menempuh jalan bodhisatva. Misalnya di Theravada, petapa Sumedha sebetulnya bisa langsung meninggalkan dukkha di bawah Buddha Dipankhara. Tetapi karena bodhicittanya, maka ia malah 'terlambat' 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa dan mengalami banyak penderitaan (yang seharusnya tidak usah dialami jika ia langsung berlatih di bawah Sangha Buddha Dipankhara).

Memang mungkin cara penyampaiannya sedikit kurang tepat sehingga mengesankan seperti paham lain di mana 'dosa' orang lain bisa kita tanggung. Tapi kalau saya lihat adalah kesiapan mental untuk menghadapi berbagai macam penderitaan tersebut, yang akan dilalui untuk menjadi Buddha sempurna (demi kebaikan orang banyak). 

[dhammadinna]

Waktu itu saya sempat baca artikel inggrisnya sekilas. Di paragraf awal, memang penyampaiannya kurang tepat. Tapi kalo dibaca keseluruhan, pembahasan yang bagusnya justru ada di bagian pertengahan dan akhir, dan tidak terkesan lagi adanya permainan mindset. Entahlah apakah penulis sengaja memulai tulisannya demikian agar menarik pembaca? 

[...]
cara ini berlaku untuk semua penderitaan yang kita alami, seperti diomeli, sakit flu, dihina, dipermalukan dll..
kadang penderitaan yang kita alami bisa merupakan efek dari purifikasi karma karena kita banyak melakukan praktik dharma dengan benar. buah karma buruk yang harusnya membahayakan bisa berubah menjadi cuma sakit kepala atau dihina orang lain.
jadi inilah cara untuk merubah penderitaan menjadi kebahagiaan.


enjoy!

sumber: http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=641

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

[K.K.]

Waktu itu saya sempat baca artikel inggrisnya sekilas. Di paragraf awal, memang penyampaiannya kurang tepat. Tapi kalo dibaca keseluruhan, pembahasan yang bagusnya justru ada di bagian pertengahan dan akhir, dan tidak terkesan lagi adanya permainan mindset. Entahlah apakah penulis sengaja memulai tulisannya demikian agar menarik pembaca? 

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

Purifikasi karma memang bisa terjadi. Maksudnya sih bukan karma buruk dihapus, tapi dikurangi akibatnya dengan karma baik (seperti analogi air asin ditambah air, makin lama makin tawar, walaupun jumlah garamnya sama). Tapi kalau menganggap semua yang buruk itu adalah purifikasi karma juga sepertinya terlalu berspekulasi. Seperti menganggap nilai ulangan jelek sudah dikatrol, padahal belum tentu.

[Mahadeva]

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

sumbernya dari sutra ini kok...http://www.potowa.org/index.php/download/dwld/2/24, kalau mau versi inggris ada juga.

dikatakan dalam sutra, yang baca sutra ini akan menderita, karena banyak karma buruknya yang terpurifikasi.

(halaman 13, alinea 7)

[dhammadinna]

^ ^ ^ Maksud sy sih hanya sekilas info aja bahwa di artikelnya itu gak dibilang begitu (gak ditulis oleh Rinpoche ybs) Tapi, thanks referensinya, kalo minat, akan sy baca..

[Mahadeva]

saya pernah baca juga ceramah Rinpoche yang lain, ada juga kok ttg purifikasi karma. Tapi yang pasti di sutra itu juga ada. Vajra cutter juga sangat sering dipelajari di vajrayana. bagus kok. cuma 24 halaman yang bhs indonesia.

[wang ai lie]

ibarat uang koin , jika kita tidak melihat ke2 sisinya dengan baik kita tidak akan mengerti apa yg di artikan