//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda  (Read 66882 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #195 on: 22 January 2011, 01:32:13 PM »
SALAH TUH...

yang benar...
Ketika Lapar, saya makan.
Ketika Ngantuk, saya tidur.
Ketika lagi birahi , ............................... (isi sendiri)

ketika lapar, makan............. nah kalau makannya rumput ya bisa dehhh

selain itu harus kerja dulu.....

ketika birahi............. nah ada film ZEN ... 3 seri utk menemanin anda =))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #196 on: 22 January 2011, 01:32:42 PM »
duo post !... koq bisa begtu ya?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #197 on: 22 January 2011, 02:02:02 PM »
itu adalah peraturan organisasi Sangha setempat, bukan dari Vinaya
Mungkin berdasarkan Sutta, kasus yang paling banyak hanya 7x, yaitu bhikkhu Citta Hatthirohaputta.

Spoiler: ShowHide
Awalnya ia masuk karena melihat bhikkhu bisa mendapatkan makanan enak. Setelah masuk, ia merindukan kehidupan perumah-tangga. Lalu bolak-balik sampai 6x. Sampai akhirnya suatu kali ia melihat istrinya yang hamil sedang tidur, mendengkur, dengan air liur menetes, ia menyadari ketidak-kekalan. Lalu ia mengambil jubah kuning dan sambil berjalan menuju vihara, ia mengulang-ulang dan merenungkan kata 'tidak kekal' dan 'dukkha' dan menjadi Sotapanna. Sesampai di vihara, para bhikkhu tidak mau mentahbiskan dan mengatakan kepalanya sudah seperti batu pengasah pisau cukur, tapi setelah diminta terus menerus, akhirnya ditahbiskan juga. Semenjak itu ia berlatih dan mencapai Arahatta-phala, tidak pernah kembali lagi ke kehidupan perumahtangga.



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #198 on: 22 January 2011, 02:09:59 PM »
amazing, bisa tersadarkan dg hanya ini:
Sampai akhirnya suatu kali ia melihat istrinya yang hamil sedang tidur, mendengkur, dengan air liur menetes, ia menyadari ketidak-kekalan.

dhamma memang ada di mana2
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #199 on: 25 January 2011, 08:54:32 AM »
SALAH TUH...

yang benar...
Ketika Lapar, saya makan.
Ketika Ngantuk, saya tidur.
Ketika lagi birahi , ............................... (isi sendiri)

“Aku lapar maka aku makan. Aku lelah maka aku tidur. Si pandir menertawakanku tapi si bijak memahami.”

Kalimat ini diucapkan oleh Rinzai Gigen (demikianlah yang kubaca, dan tidak ditambah-tambahi).

Kalimat ini memang terkesan sederhana, tapi berapa banyak di antara kita yang benar-benar merasakan, menghargai, dan mencerna makanan yang kita makan? sebagian orang makan ketika stress, saat lapar justru berdiet atau menyantap makanan yang salah. Saat lelah, tidak bisa istirahat/tidur dengan baik karena gelisah.

contoh ZEN .... langsung mengena ke hati :

tidak kerja
tidak makan


=))
 ;D

gimana ada koreksi ?

Ini kan sudah pernah diposting Sutarman, di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19164.0

[...]
Selain itu Master Baizhang memperkenalkan sebuah ajaran revoluisoner yaitu tidak tergantung pada sumbangan dari masyarakat / umat Buddha.

“Seorang bhiksu Zen yang memiliki pikiran jernih dan jasmani sehat mengapa harus menggantungkan hidup pada orang lain?”

Master Baizhang bersama-sama dengan semua bhiksu Zen yang dipimpinnya bercocoktanam untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan komunitas vihara itu sendiri.

Master Baizhang berumur panjang (sesuai namanya Bai yang artinya seratus) dan hidup hingga usia 94 tahun. Di usianya yang sudah sangat tua, ia masih bekerja di ladang bersama murid-muridnya.

Suatu hari murid-muridnya menyembunyikan peralatan kerjanya agar ia bisa beristirahat. Namun yang terjadi kemudian adalah Baizhang mogok makan selama tiga hari.

Murid-muridnya menjadi khawatir atas respon Master Baizhang yang tak terduga itu. Mereka akhirnya sadar bahwa Master Baizhang adalah orang yang konsisten dengan peraturan yang ia buat sendiri.

Murid-muridnya kemudian mengembalikan peralatan kerjanya, dan Master Baizhang kemudian langsung kembali bekerja di ladang. Dan kemudian mulai makan kembali makanan yang disediakan baginya.

Master Baizhang kemudian berkata: “Sehari tidak kerja, sehari tidak makan”. 一日不做一日不食 (Yi Re Bu Zuo, Yi Re Bu Shi)

Dan motto itulah yang kemudian menjadikan vihara Zen terkenal akan kemandirian hidupnya sekaligus menjawab tudingan miring sebagian masyarakat China non Buddhis bahwa bhiksu hanyalah parasit bagi masyarakat sekitarnya.
[...]