//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda  (Read 66904 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #105 on: 19 January 2011, 08:45:26 AM »

Hakuyū Taizan Maezumi
(February 24, 1931—May 15, 1995) was a Japanese Zen rōshi and lineage holder in the Sōtō, Rinzai and Harada-Yasutani lineages—an unusual background for any Zen teacher. He combined the Rinzai use of koans and the Sōtō emphasis on shikantaza in his teachings, influenced by his years studying under Hakuun Yasutani in the Harada-Yasutani school. Through his decades of teaching he founded or co-founded several institutions and practice centers, among them being the Zen Center of Los Angeles, White Plum Asanga, Yokoji Zen Mountain Center and the Zen Mountain Monastery.

Maezumi secara pulik mengakui bahwa ia seorang alkoholik di tahun 1983. Pada tahuntsb ia dikirim ke Betty Ford Clinic untuk pengobatan. Hal ini bertepatan dengan diketahuinya ia telah memiliki hubungan seksual dengan beberapa pengikut perempuan di Pusat Zen di Los Angeles. Meskipun menikah dengan istrinya Martha Ekyo Maezumi (Maezumi mulai minum alkohol, merokok sewaktu menjadi tentara AS selama Perang Dunia II). Dia dgn tegar datang mengakui kesalahannya dan tidak upaya menutupin hal tsb. Hal ini menyebabkan banyak kekacauan di sekolahnya, dan banyak siswa pergi..........



Nah kenapa guru ZEN sekaliber Maezumi juga bisa melakukan kesalahan/penyimpangan Sexual dgn siswinya ?
adakah guideline utk pencegahan ? adakah tanda2 penyimpangan akan terjadi ?
Ataukah siswinya yg memberikan "kebaikan" (baca services) yg tidak benar ?

silahkan dijawab lengkap....

utk bro Triyana... kayu pukul yg digunakan dlm Meditasi gak perlu fotonya lagi... karna member2 mengaku memangnya begitu.... apakah bro Triyana pernah mengikutin meditasi Zen ?
 _/\_ ;D


Ini menarik dibahas lagi, apakah Bhiksu Zen Jepang boleh menikah...?
Inikah sebabnya Bhiksu Zen hanya menjalankan 5 sila sudah cukup...?
Apakah hanya bermodalkan 5 sila sudah pantas disebut Bhiksu...?

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #106 on: 19 January 2011, 08:58:52 AM »
Kayu pemukulnya bukan yg kecil, ringan dan tipis...
tapi besar n juga berat lhoooo
http://en.wikipedia.org/wiki/Keisaku
In Zen Buddhism, the keisaku (Japanese: 警策; kyôsaku in the Soto school) is a flat wooden stick or slat used during periods of meditation to remedy sleepiness or lapses of concentration. This is accomplished through a strike or series of strikes, usually administered on the meditator's back and shoulders in the muscular area between the shoulder blades and the spine. The keisaku itself is thin and somewhat flexible; strikes with it, though they may cause momentary sting if performed vigorously, are not injurious.

The word "Keisaku" may be translated as "warning stick", and is wielded by the jikijitsu. "Encouragement stick" is a common translation for "kyosaku". In Soto Zen, the Kyosaku is always administered at the request of the meditator, by way of bowing one's head and putting the palms together in gassho, and then exposing each shoulder to be struck in turn. In Rinzai Zen, the stick is requested in the same manner, but may also be used at the discretion of the Ino, the one in charge of the meditation hall. Even in such cases, it is not considered a punishment, but a compassionate means to reinvigorate and awaken the meditator who may be tired from many sessions of zazen.

pada brahmajala sutta :
'Tidak membunuh makhluk, Samana Gotama menjauhkan diri dari membunuh makhluk. Ia telah membuang alat pemukul dan pedang, ia malu melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih sayang dan kebaikan hatinya kepada semua makhluk, menyebabkan semua orang memuji Sang Tathagata.'
cara membaca sutta dengan cerdas:
esensi sutta itu adalah menyakiti dan melukai mahluk lain. praktik meditasi zen dengan tongkat adalah untuk membantu si praktisi.

cara membaca sutta yg kurang cerdas dan kaku:
di sutta ada kata "alat pemukul", di zen ada pake "tongkat". wah, samaaaaaaa!!!!
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #107 on: 19 January 2011, 09:30:46 AM »
Ini menarik dibahas lagi, apakah Bhiksu Zen Jepang boleh menikah...?
Inikah sebabnya Bhiksu Zen hanya menjalankan 5 sila sudah cukup...?
Apakah hanya bermodalkan 5 sila sudah pantas disebut Bhiksu...?



klo ada bhikkhu zen di jepang mempunyai istri mah udah brita lama, apa lagi sampe bisa terlibat dalam kasus hubungan seksual ma pengikutnya. klo aa ga salah dapat info, jubah bhikkhu zen di jepang bisa dilepas dan mereka dapat melakukan aktifitas sehari-hari layaknya umat perumahtangga, jika melakukan ritual/upacara baru menggunakan jubah kebhikkhuan nya. mengapa sampai hal ini terjadi ?

untuk kasus seperti ini, kebhikkhuan dianggap cuma sebagai profesi/hobi (mungkin)/hal yg menyenangkan (kegiatan sosial)/identitas orang baik atau suci/tingkatan sosial tertentu. tentunya ada yg mengatakan (kilah) bahwa hal ini seiring dengan perkembangan jaman, klo ga gini bhikkhu ga bisa idup..

ingat, esensi jd bhikkhu itu apa ? hidup sederhana dan melalukan latihan sebagai seorang samana, jauh dari kegiatan perumahtangga. bahkan ada pepatah, banyak jalan menuju roma dan menurut aa lebih baik buddha dhamma sangha hilang dr pd di nodai seperti itu... sebagai contoh di india, tempat asal buddhism sendiri.

klo orang "ndeso" mengatakan bhikkhu zen yg menjalankan 5 sila dengan bhikkhu lain yg menjalankan vinaya, oh sama... tp bagi orang pandai, mungkin akan terlihat beda, status bhikkhu bkn dilihat dr jubah, tp dilihat dr prilaku dan tingkat moralitasnya....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
pentingkah BUKU ?
« Reply #108 on: 19 January 2011, 09:37:23 AM »

Dahui Zonggao (Ta Hui)

Quote
He is also well known in Zen history as the Zen master who attempted to destroy all the copies of his master's (Yuanwu) great work, the Blue Cliff Record, believing students were becoming too attached to the Zen literature, and avoiding their own experiences.

Nah bagaimana tanggapan anda tentang murid (Dahui) yg mencoba menghancurkan semua buku gurunya (Yuanwu) ?

Kalau bro yg menjadi guru, tindakan apa yg akan diambil ?

kalau Dahui bisa internet/jago hack hari ini dan masih hidup... server nya DC pasti dalam keadaan bahaya =))

 :P
« Last Edit: 19 January 2011, 09:45:11 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #109 on: 19 January 2011, 09:46:37 AM »
Bro Kainyn yang baik,

Dalam meditasi Zen/Mindfulness diperlukan kejujuran hati (terkait dengan sila tidak berbohong). Korupsi secara langsung menghantam nilai KEJUJURAN ini.

Kita bisa saja membohongi semua orang mengenai kemajuan meditasi kita tapi kita tak bisa membohongi diri kita sendiri.

Contoh yang ekstrem diberikan oleh Johan3000 mengenai ‘Master’ Zen Hakuyu Taizan Maezumi yang ternyata suka berhubungan seks dan alkoholik. Maezumi lalu secara JUJUR mengakuinya walau berhadapan dengan resiko ditinggalkan sebagian besar muridnya.

(Arak/sake dan tradisi khas Jepang mengenai hubungan seks dalam kasus Hakuyu Taizan Maezumi ini menunjukkan bahwa dua tradisi lokal Jepang ini menjadi semacam batu sandungan dalam meditasi Zen/Mindfulness)

Karena tanpa kejujuran hati tak akan ada kemajuan dalam meditasi kita. Setidaknya Hakuyu Taizan Maezumi masih gentleman karena JUJUR mengakui tindakan bejatnya.

Sebenarnya semua sila saling kait mengkait. Misalnya, seperti yang saya jelaskan di sini, sila tidak mencuri - dalam hal kemajuan meditasi - terkait dengan sila tidak berbohong. Begitulah cara Zen memandang hubungan antar sila dalam Pancasila Buddhist.

Sekali lagi, semua sila itu untuk memperkuat Zen/ Meditasi Mindfulness.
Memang betul kejujuran pada diri sendiri adalah penting. Tetapi apakah hubungannya dengan penjagaan vinaya? Di sini saya lihat orang jujur bisa menjaga vinaya, bisa juga melanggar. Sebaliknya orang tidak jujur juga bisa menjaga vinaya, bisa juga melanggar.
Saya melihat orang jujur sekaligus menjaga vinaya adalah yang terbaik di antara 4 jenis itu.


Quote
Sila yang dilakukan dengan baik adalah semacam pondasi bagi kemajuan meditasi. Sila terkait dengan tindakan dan ucapan sedangkan meditasi Zen / Mindfulness terkait dengan pikiran sumber segala ucapan dan tindakan.

Sila ibarat memangkas rumput (tindakan dan ucapan yang buruk/jahat) agar tidak tumbuh tinggi, sedangkan meditasi Mindfulness/Zen ibarat mencabut rumput itu hingga ke akar (pikiran buruk/jahat).

Sekali lagi, Zen menunjuk langsung ke PIKIRAN. Sangat sederhana dan fleksibel (selentur/sefleksibel PIKIRAN manusia itu sendiri yang selalu BERUBAH dan berkembang mengikuti zaman).

Sederhana dan fleksibel, dua tradisi inilah yang membuat Zen berbeda dengan Theravada yang TERKESAN rumit/njelimet (contoh: Abhidhamma) dan kaku/ tak boleh berubah (contoh: 227 Vinaya).
Perumpamaan yang baik sekali. Saya mau tanya balik.
Seandainya seseorang tinggal dikelilingi rumput yang tinggi dan rimbun, banyak binatang berbahaya tersembunyi di balik rumput tersebut. Sekarang orang tersebut belum mampu mencabut akar, hanya mampu memangkasnya. Tetapi dia berpikir a la Zen bahwa memangkas tidak ada gunanya, lebih baik nanti saja kalau saya mampu mencabut, baru saya cabut sampai ke akarnya.
Sekarang saya mau tanya bro Sutarman, apakah dengan cara demikian, dia bisa melihat bahaya tersembunyi di balik rumput tinggi itu dan menghindarinya sebelum bahaya itu menyerang?


Quote
Selain perbedaan di Abhidhamma dan Vinaya dengan Theravada tersebut, Zen tetap memelihara sikap KRITIS dan SKEPTIS terhadap segala macam kitab suci termasuk Sutta/Sutra (seperti yang disarankan Buddha sendiri) dan di sisi lain Theravada skeptis dan kritis terhadap semua kitab suci agama/aliran lain KECUALI Sutta/Tipitaka itu sendiri.
Nah, ini menarik sekali. Bro Sutarman punya kesimpulan demikian berdasarkan apa? Pengamatan terhadap pribadi tertentu atau langsung pada ajarannya?


Quote
Zen adalah Buddha Dharma di luar kitab, kata, dan bahasa, yang ditransmisikan/  diturunkan dari PIKIRAN Buddha itu sendiri.
Ini hanyalah propaganda. Dalam semua aliran Buddha-dharma (dan sepertinya hampir semua aliran spiritual lain), yang ditransmisikan memang adalah pikiran. Namun pikiran tidak bisa begitu saja ditransmisikan tanpa media, maka digunakanlah kitab, kata, dan bahasa sebagai media. Menarik sekali sementara di zen ada istilah "jari menunjuk ke bulan" di mana jari adalah media dan bulan adalah kebenaran itu sendiri, sementara anda mengatakan tidak ada jari.


Quote
Zen berusaha membaui keharuman bunga PIKIRAN Buddha itu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata itu namun dapat dialami secara langsung dalam MEDITASI dan HIDUP itu sendiri.
 
Zen/Chan walau sederhana dan fleksibel namun sesungguhnya berusaha menjaga spirit/semangat dan ESENSI Buddha Dharma mengenai Sila (tindakan & ucapan), Samadhi (pikiran) dan Prajna (keterbebasan/ketidakmelekatan/non dualisme/jalan tengah).
Saya tahu bahwa tujuan dari Zen tetap adalah esensi Buddha-dharma. Saya hanya ingin membahas masalah manfaat dari sila/vinaya.


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #110 on: 19 January 2011, 09:49:56 AM »
cara membaca sutta dengan cerdas:
esensi sutta itu adalah menyakiti dan melukai mahluk lain. praktik meditasi zen dengan tongkat adalah untuk membantu si praktisi.

cara membaca sutta yg kurang cerdas dan kaku:
di sutta ada kata "alat pemukul", di zen ada pake "tongkat". wah, samaaaaaaa!!!!

cara berkelit dengan cerdas:
esensi sutta itu adalah menyakiti dan melukai mahluk lain. praktik meditasi zen dengan tongkat adalah untuk memukul dengan cinta kasih.

cara berkelit yg kurang cerdas dan kaku:
di sutta ada kata "alat pemukul", di zen ada pake "tongkat". wah, upaya kausalya!!!! =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #111 on: 19 January 2011, 09:54:49 AM »
cara berkelit dengan cerdas:
esensi sutta itu adalah menyakiti dan melukai mahluk lain. praktik meditasi zen dengan tongkat adalah untuk memukul dengan cinta kasih.

cara berkelit yg kurang cerdas dan kaku:
di sutta ada kata "alat pemukul", di zen ada pake "tongkat". wah, upaya kausalya!!!! =))
jaka sembung. saya simpulkan anda tidak tertarik untuk berdiskusi pada topik ini.
selamat melucu dan bersenang2...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #112 on: 19 January 2011, 09:57:55 AM »
[...]

klo orang "ndeso" mengatakan bhikkhu zen yg menjalankan 5 sila dengan bhikkhu lain yg menjalankan vinaya, oh sama... tp bagi orang pandai, mungkin akan terlihat beda, status bhikkhu bkn dilihat dr jubah, tp dilihat dr prilaku dan tingkat moralitasnya....
Untuk bagian ini saya kurang setuju. Perilaku seseorang tidaklah selalu tergantung pada jumlah sila yang diembannya. Misalnya kalau di Theravada, awal berdirinya Sangha tidak memiliki Vinaya, tetapi bhikkhunya memiliki perilaku yang sempurna. Belakangan sila makin banyak, pelanggaran tambah banyak pula (sampai akhirnya jadi 227).
Hal ini disebabkan karena jika kebijaksanaan baik, otomatis moralitasnya baik. Seperti orang dewasa tidak usah dilarang, namun mengetahui apa yang baik dan tidak baik.

Yang jadi pertanyaan saya, apakah benar SEMUA yang ikut Zen pasti sudah bijaksana sehingga tidak perlu sila? (Lalu kok bisa ada bhikshu berselingkuh?)
« Last Edit: 19 January 2011, 10:14:21 AM by Kainyn_Kutho »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #113 on: 19 January 2011, 10:31:02 AM »
jaka sembung. saya simpulkan anda tidak tertarik untuk berdiskusi pada topik ini.
selamat melucu dan bersenang2...
yeah, berarti menurut anda biksu2 zen itu lebih hebat dari buddha dengan mengajar pakai cara memukul dengan tongkat =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #114 on: 19 January 2011, 10:34:12 AM »
mohon yg lebih berpengetahuan tentang ZEN.... buka bicara (posting)....
apakah bro Triyana berpengetahuan tentang ZEN ? pernah ikut meditasinya gak ?

pernah donk !  ^-^
kalau ndak pernah mana mungkin bro Triyana bisa jawab pertanyaan ttg Zen !  :whistle:

 :))

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #115 on: 19 January 2011, 10:42:49 AM »
cara membaca sutta dengan cerdas:
esensi sutta itu adalah menyakiti dan melukai mahluk lain. praktik meditasi zen dengan tongkat adalah untuk membantu si praktisi.

cara membaca sutta yg kurang cerdas dan kaku:
di sutta ada kata "alat pemukul", di zen ada pake "tongkat". wah, samaaaaaaa!!!!


yang dimaksud melepas alat pemukul dan pedang, biasanya yang pegang tongkat atau pedang, siapa saja ya ?

semoga bermanfaat !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #116 on: 19 January 2011, 10:44:50 AM »
yeah, berarti menurut anda biksu2 zen itu lebih hebat dari buddha dengan mengajar pakai cara memukul dengan tongkat =))

rasanya tanpa bro ryu, sepi deh !
chia you ......  ^:)^

 :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #117 on: 19 January 2011, 11:27:42 AM »
yeah, berarti menurut anda biksu2 zen itu lebih hebat dari buddha dengan mengajar pakai cara memukul dengan tongkat =))
oh ya? di mana saya yg bilang demikian?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #118 on: 19 January 2011, 11:49:45 AM »
 [at] bro sutarman...

yang anda baca itu bahwa ZEN itu mengarah langsung ke PIKIRAN, Skeptis terhadap kitab, tidak tergantung kepada kata-kata, tidak tergantung kepada bahasa... BAGAIMANA-pun itu juga adalah kata-kata / bahasa / pendengaran yang kamu baca/lihat/dengar saja...

GET IT ? :)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai ZEN Menurut Pandangan yang Berbeda
« Reply #119 on: 19 January 2011, 11:52:31 AM »
Bro Dilbert yang baik,

saya sudah pernah menyampaikan di salah satu postingan bahwa beribu maaf saya tidak bisa mengungkapkannya di sini karena Beliau sendiri enggan disebut Guru apalagi Master. Beliau termasuk Guru Zen yang berkelana/mengembara / 'wandering' dan tersembunyi / 'hidden'.

 _/\_

Kalau saya belajar ZEN dari "Komik" dan kelihatannya dari postingan kamu soal koan-koan, Feeling saya, guru kita itu buku komik-nya...

Note : untuk segar-kan ingatan bro sutarman dan tidak bersombong diri, dulu saya melamar jadi Moderator subforum Zen di Dhammacitta, dan diterima... hahahaha...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything