Dari yang pernah saya baca sih krn di alam Manusia paling gampang untuk melihat Lahir, sakit, tua, dan mati... Sehingga makhluknya lebih dapat melihat Anicca, Dukkha, Anatta.
dalam RAPB, banyak diceritakan tentang dewa dan brahma yang mencapai tingkat kesucian tertentu, bahkan arahat..
memang dikatakan bahwa manusia...
hal ini dikarenakan, jika individu hidup di alam rendah, maka ia hanya merasakan penderitaan, hingga tidak mampu sulit mengerti dhamma
sedangkan kehidupan di alam dewa sangat lama dan hanya merasakan kesenangan hingga tidak mampu menyadari corak anicca..
manusia hidup dari kombinasi kesenangan dan penderitaan..
ok, dikatakan alam dewa atau peta, lebih sulit dapat melihat anicca dukha anatta.
namun bukankah makhluk dewa dan peta lahir secara spontan dengan demikian dapat melihat ingat2an, pengalaman, dll pada kehidupan lampaunya. apakah disini sang makhluk dewata dan peta kemudian mengingkari ingatannya pada melihat lahir, sakit, tua, dan mati...
bahkan dikatakan para dewa bisa berkunjung ke alam manusia sesuka hatinya.
dan bahkan dikatakan bahwa para peta sering menunggu disamping keluarga atau sanak saudara atau kenalan atau teman menantikan limpahan jasa.
tentu mereka juga menyaksikan juga lahir sakit tua dan mati yang terjadi pada manusia?
bahkan kita bisa mengundang mereka untuk mendengar pembacaan paritta, begitu bukan?
atau kesenangan indria yang berlebihan mengaburkan semuanya?
apakah kesengsaraan berlebihan mengaburkan ingatan tekad menjalankan buddha dhamma?