//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 588899 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #735 on: 09 August 2011, 02:39:33 PM »
^

Saya pernah baca terjemahan Sankhara adalah bentukan-bentukan kehendak.

Selama ini saya kira, misalnya saat bermeditasi, dan terasa pegal. Lalu kita ingin/hendak merubah posisi, kehendak itu adalah contoh bentukan-bentukan kehendak (entahlah apakah cetana adalah salah satu sankhara?).

Itu saya bingung. Tapi kalau Sanna diterjemahkan sebagai kesan dan Sankhara adalah bentukan-bentukan pikiran, saya mengerti. Tapi apakah pengertian kita yang sekarang sama ini, memang benar demikian? atau jangan-jangan nanti jadinya salah berjama'ah lagi ;D

Dari yang saya pahami, kaitannya kira-kira begini [dalam kenyataan mungkin lebih kompleks. Jadi tidak perlu dipusingkan kalau sekiranya hanya membuat pusing ;D ] :

Rupa (jasmani) dan Vinnana (kesadaran) memungkinkan terjadinya kontak antara indria dengan objek indria.

Kontak ini menimbulkan Sanna (kesan). Sanna (kesan) diproses dan tersimpan di memori sebagai bagian dari Sankhara (bentukan-bentukan pikiran).

Sanna (kesan) dan/atau Sankhara (bentukan-bentukan pikiran) memungkinkan munculnya Vedana (perasaan).
« Last Edit: 09 August 2011, 02:42:42 PM by thres »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #736 on: 09 August 2011, 04:16:28 PM »
^

Saya pernah baca terjemahan Sankhara adalah bentukan-bentukan kehendak.

Selama ini saya kira, misalnya saat bermeditasi, dan terasa pegal. Lalu kita ingin/hendak merubah posisi, kehendak itu adalah contoh bentukan-bentukan kehendak (entahlah apakah cetana adalah salah satu sankhara?).
Memang kalau tidak salah dalam Paticcasamuppada, salah satu terjemahannya, sankhara adalah bentuk-bentuk kehendak. Kalau tidak salah ingat, sankhara ini ada banyak jenisnya dan kehendak (cetana yang adalah kamma) yang dominan menyertai pikiran.


Quote
Itu saya bingung. Tapi kalau Sanna diterjemahkan sebagai kesan dan Sankhara adalah bentukan-bentukan pikiran, saya mengerti. Tapi apakah pengertian kita yang sekarang sama ini, memang benar demikian? atau jangan-jangan nanti jadinya salah berjama'ah lagi ;D
Kalau mengenai definisi secara pasti, saya juga belum 100% yakin. Semoga saja benar. ;D


Quote
Dari yang saya pahami, kaitannya kira-kira begini [dalam kenyataan mungkin lebih kompleks. Jadi tidak perlu dipusingkan kalau sekiranya hanya membuat pusing ;D ] :

Rupa (jasmani) dan Vinnana (kesadaran) memungkinkan terjadinya kontak antara indria dengan objek indria.
Pikiran memungkinkan terjadinya persepsi objek pikiran/ide/gagasan/ingatan
Indera lainnya memungkinkan terjadinya persepsi objek indera (mata-bentuk, telinga-suara, dst).
Kesadaran (enam indriah) yang mengenali persepsi (enam indriah) tersebut.


Quote
Kontak ini menimbulkan Sanna (kesan). Sanna (kesan) diproses dan tersimpan di memori sebagai bagian dari Sankhara (bentukan-bentukan pikiran).
Setiap kontak indera terjadi, maka terjadi pula proses pikiran yang memroses dan menimbulkan sankhara (bentuk pikiran). Inilah sebabnya dalam satu momen kontak indriah, biasanya diikuti dua macam perasaan, yaitu perasaan jasmani dan perasaan bathin.

Quote
Sanna (kesan) dan/atau Sankhara (bentukan-bentukan pikiran) memungkinkan munculnya Vedana (perasaan).
Bukan, seperti di atas, setiap kontak indera, pasti memunculkan perasaan. Dan karena kontak indera apapun pasti juga diikuti indera pikiran, maka dalam satu momen, biasa muncul perasaan jasmani dan perasaan bathin. Perasaan jasmani ini memang bergantung hanya pada jasmani, perasaan bathin ini yang bisa kita ubah.


Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #737 on: 10 August 2011, 08:21:47 AM »
^
Apa benar ringkasnya begini:

Proses pikiran yang muncul saat terjadinya kontak antara indria vs objek indria, memungkinkan munculnya persepsi (Sanna) dan bentuk pikiran (sankhara). Selanjutnya juga memungkinkan munculnya perasaan (Vedana).

Kalau kesadaran (Vinnana) hanya sebatas mengenali terjadinya persepsi (Sanna) saja.

Begitu ya?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #738 on: 10 August 2011, 09:29:44 AM »
Harus dibedakan pola bathin seorang puthujana dengan seorang ariya (arahat).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #739 on: 10 August 2011, 10:11:11 AM »
^
Apa benar ringkasnya begini:

Proses pikiran yang muncul saat terjadinya kontak antara indria vs objek indria, memungkinkan munculnya persepsi (Sanna) dan bentuk pikiran (sankhara). Selanjutnya juga memungkinkan munculnya perasaan (Vedana).

Kalau kesadaran (Vinnana) hanya sebatas mengenali terjadinya persepsi (Sanna) saja.

Begitu ya?
Kira-kira begitu. Kalau menurut saya, sanna itu bukan 'hasil' kontak-nya, tapi proses kontak indera dengan objek indera itu sendiri.

Bayangkan bintang di balik teleskop adalah objek. Teleskop adalah alat indera. Ketika bayangan bintang diterima lensa, maka itu adalah persepsi (sanna). Ketika kita melihat melalui teleskop, maka kita itu seperti kesadaran mata yang mengetahui. Karena adanya kesadaran, maka timbul pula perasaan. Tanpa kesadaran, tidak ada perasaan timbul.

Ketika kesadaran mata mengetahui persepsi bentuk, bersamaan itu pula kesadaran pikiran mempersepsi bentukan pikiran yang timbul dari persepsi mata tersebut. Kemudian pikiran membentuk bentukan pikiran baru, untuk kemudian diproses lagi, membentuk baru lagi, terus menerus. Proses pikiran ini sangat cepat terjadi.

Karena pikiran selalu menyertai persepsi lima indera lainnya, maka selalu juga timbul perasaan bathin (pikiran yang berkenaan dengan indera tersebut), dan perasaan jasmani (yang berkenaan langsung dengan indera tersebut) dalam setiap kontak indera jasmani.


« Last Edit: 10 August 2011, 10:13:01 AM by Kainyn_Kutho »

Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #740 on: 10 August 2011, 11:00:49 AM »
^
Thanks penjelasannya bro Kainyn. Saya sudah sedikit mengerti. Saya tertarik dengan pancakhanda karena saya baca di Perumpamaan Kecapi di Samyutta Nikaya, dikatakan bahwa ketika seseorang memperhatikan bentuk hingga sejauh jangkauan bentuk, perasaan hingga sejauh jangkauan perasaan, persepsi..., kesadaran, bentukan-bentukan kehendak hingga sejauh jangkauan bentukan-bentukan kehendak, maka pandangan tentang adanya aku, diriku, atau milikku, yang selama ini muncul, tidak lagi muncul dalam dirinya.

Kalau tidak salah, yang diperhatikan adalah "demikian munculnya" dan "demikianlah lenyapnya".

Setau saya perenungan ini termasuk Dhammanupassana. Yah at least saya ngerti definisinya dulu. Kalau arti-nya saja saya tidak tahu, kan ribet jadinya :D
« Last Edit: 10 August 2011, 11:04:50 AM by thres »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #741 on: 10 August 2011, 11:17:50 AM »
Proses pikiran melalui indera yang sempurna secara sekilas terdiri dari tujuh belas (17) saat kesadaran yang muncul dan padam secara berkesinambungan. Mari kita umpamakan tiap saat munculnya kesadaran dengan menggunakan angka.

Misalkan terjadi proses melihat dengan sempurna:
1    2    3    4    5    6    7        8      9    10    11    12    13    14    15    16    17
AB    BI    BT    MO    KM    MeO MemO  Pu  Do    Do    Do    Do    Do    Do    Do    Ca    Ca

 

Keterangan:
AB = Aliran Bhavanga (aliran kesadaran pasif dengan objek lampau)
BI = Bhavanga ter-Interupsi
BT = Bhavanga Terpengaruh
MO = Kesadaran mengarahkan indera ke Objek penglihatan
KM = Kesadaran Melihat objek penglihatan
MeO = Kesadaran Menerima objek penglihatan yang dilihat tadi
MemO = Kesadaran Memeriksa objek penglihatan yang telah diterima tadi
Pu = Kesadaran memutuskan objek yang telah diperiksa tadi
Do = Dorongan yang terjadi atas keputusan tadi (kusala, akusala, kiriya)
Ca = Kesadaran yang mencatat pengalaman di atas.

Ketujuh belas kesadaran di atas muncul dan padam berkesinambungan tanpa ada waktu kosong (tanpa kesadaran) dan prosesnya sangat cepat.

Para guru Abhidhamma terdahulu, mengilustrasikan proses pikiran / kesadaran yang penuh tersebut dengan sebuah perumpamaan "mangga", sebagai berikut:

Seseorang dengan kepala yang tertutup tertidur lelap di bawah sebuah pohon mangga yang sedang berbuah. Satu saat sebuah mangga yang telah masak terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, terdengar oleh telinganya. Tersadar oleh suara itu, ia membuka matanya dan melihat; kemudian ia meregangkan tangannya, mengambil buah itu, meremas-remasnya, dan mencium baunya. Setelah melakukan hal itu, ia memakan mangga itu, mengunyahnya sambil menikmati rasanya, kemudian ia kembali tidur lelap.

Di dalam hal ini, orang yang sedang tertidur lelap di bawah pohon mangga itu seperti waktu aliran bhavanga. Jatuhnya mangga masak secara instan dari tangkainya dan membuatnya terdengar adalah seperti objek yang secara instan menerpa satu dari organ indera, misalnya organ mata. Saat tersadar melalui suara adalah mirip kesadaran yang mengarah ke objek. Saat orang itu membuka matanya dan melihat adalah mirip kesadaran melihat dalam fungsinya untuk melihat. Saat meregangkan tangannya dan mengambil mangga itu adalah mirip kesadaran menerima objek yang menerima objek itu. Saat meremas-remas buah itu adalah mirip dengan mengamati / menyelidiki yang merupakan fungsi dari kesadaran menyelidiki. Saat mencium bau mangga itu adalah mirip dengan kesadaran memutuskan objek. Saat memakan mangga itu adalah mirip kesadaran pendorong perbuatan terhadap objek. Mengunyah buah itu sambil menikmati rasanya mirip dengan kesadaran mencatat yang memiliki objek yang sama dengan objek dari kesadaran pendorong. Dan tertidurnya kembali orang itu adalah mirip kesadaran kembali ke kondisi pasif dengan objek lampau, yaitu bhavanga.

Agar dipahami, bahwa keseluruhan proses indera ini muncul dan padam tanpa diri atau subjek di belakangnya yang mempertahankan atau mengontrol kejadian itu. Tiada 'seseorang yang mengetahui' di luar proses itu sendiri. Kesadaran sesaat demi sesaat itu sendiri yang melakukan semua fungsi untuk dialami dan kelengkapan proses indera ini sepenuhnya dikondisikan oleh koordinasi melalui keselarasan kondisi yang saling berhubungan.

Terdapat 14 jenis fungsi / pekerjaan pikiran, yaitu:
1. Penerus antar kehidupan (patisandhi)
2. Penerus kehidupan / aliran kesadaran penyambung kehidupan (bhavanga)
3. Mengarahkan menuju objek pada tahap pertama proses pikiran (avajjana)
4. Melihat (dassana)
5. Mendengar (savana)
6. Mencium bau (ghayana)
7. Mengecap rasa (sayana)
8. Mengalami sentuhan (phussana)
9. Menerima objek (sampaticchana)
10. Memeriksa / menyelidiki objek yang diterima (santirana)
11. Memutuskan objek yang telah diterima dan diselidiki (votthapana)
12. Mendorong aksi berjalan (javana)
13. Mencatat aksi yang telah berjalan (tadarammana)
14. Mengakhiri kehidupan (cuti)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #742 on: 10 August 2011, 11:19:12 AM »
^
Thanks penjelasannya bro Kainyn. Saya sudah sedikit mengerti. Saya tertarik dengan pancakhanda karena saya baca di Perumpamaan Kecapi di Samyutta Nikaya, dikatakan bahwa ketika seseorang memperhatikan bentuk hingga sejauh jangkauan bentuk, perasaan hingga sejauh jangkauan perasaan, persepsi..., kesadaran, bentukan-bentukan kehendak hingga sejauh jangkauan bentukan-bentukan kehendak, maka pandangan tentang adanya aku, diriku, atau milikku, yang selama ini muncul, tidak lagi muncul dalam dirinya.

Kalau tidak salah, yang diperhatikan adalah "demikian munculnya" dan "demikianlah lenyapnya".

Setau saya perenungan ini termasuk Dhammanupassana. Yah at least saya ngerti definisinya dulu. Kalau arti-nya saja saya tidak tahu, kan ribet jadinya :D
Betul, kalau kita melihat hanya demikian adanya, maka hanya ada proses timbul-tenggelam. Lantas di manakah bisa kita temukan 'diri' atau entitas yang kekal di sana? Ya, sepertinya ini adalah dhammanupassana, ditinjau dari pancakhanda.


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #743 on: 10 August 2011, 11:19:51 AM »
dalam Mulapariyaya-sutta Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya reaksi pikiran terhadap setiap rangsangan yang masuk melalui keenam indra dalam batin seorang puthujjana (orang biasa). Proses itu terjadi secepat kilat melalui enam tahap:
(i) muncul rangsangan melalui salah satu dari keenam indra (sa~njanati = mempersepsikan, perceiving)--ini masih belum pikiran;
(ii) muncul reaksi oleh pikiran: berpikir, mengkonseptualisasikan (conceiving, ma~n~nati);
(iii) muncul konsep atta/aku yang masih menyatu dengan obyek (ma~n~nati);
(iv) konsep atta memisahkan diri dari obyek, muncul dualitas subyek-obyek (ma~n~nati);
(v) konsep atta membentuk hubungan dengan obyek (ma~n~nati);
(vi) atta bersenang hati dengan obyek (abhinandati).

(Dalam sutta aslinya, Sang Buddha menyebutkan banyak obyek, mulai dari 'tanah' sampai 'nibbana' -- dalam batin seorang puthujjana terjadi
(i) pa.thavi.m pa.thavito sa~njaanaati -- he perceives earth as earth;
(ii) pa.thavi.m ma~n~nati -- he conceives earth;
(iii) pa.thaviyaa ma~n~nati -- he conceives in earth;
(iv) pa.thavito ma~n~nati -- he conceives from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti ma~n~nati -- he conceives "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m abhinandati -- he delights in earth.

(Sang Buddha menganjurkan kepada orang yang sedang berlatih (sekha), ketika melihat langsung sebuah rangsangan, agar tidak berpikir mengkonsepsikan rangsangan itu dan menghubungkan dengan dirinya
(i) pa.thavi.m pa.thavito abhijaanaati -- he directly knows earth as earth;
(ii) pa.thavi.m maa ma~n~ni -- let him not conceive earth;
(iii) pa.thaviyaa maa ma~n~ni -- let him not conceive in earth;
(iv) pa.thavito maa ma~n~ni -- let him not conceive from earth;
(v) pa.thavi.m me'ti maa ma~n~ni -- let him not conceive "earth is for me";
(vi) pa.thavi.m maabhinandi -- let him not delight in earth.

(Versi MMD)   ;D
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #744 on: 10 August 2011, 11:34:45 AM »
Tanya saja.
Apa Bro dilbert dulu mengikuti diskusi/debat dengan MMD dan tahu tentang pendapat saya tentang Mulapariyaya Sutta?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #745 on: 10 August 2011, 11:53:33 AM »
Tanya saja.
Apa Bro dilbert dulu mengikuti diskusi/debat dengan MMD dan tahu tentang pendapat saya tentang Mulapariyaya Sutta?

saya ngikut diskusi/debat kagak intens, karena ngikut-nya dari pertengahan...

 ^:)^
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #746 on: 10 August 2011, 12:02:08 PM »
saya ngikut diskusi/debat kagak intens, karena ngikut-nya dari pertengahan...

 ^:)^
Nah, menurut bro dilbert, bagaimana pandangan MMD tersebut?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #747 on: 10 August 2011, 12:20:00 PM »
Nah, menurut bro dilbert, bagaimana pandangan MMD tersebut?

Saya belum sampai pada tahapan menjustifikasi pandangan saya terhadap MMD tersebut, tetapi debat-debat saya dengan pak hudoyo di facebook-nya sendiri, sudah sampai pada saya di block sama beliau... hehehehe...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #748 on: 10 August 2011, 01:23:17 PM »
Saya belum sampai pada tahapan menjustifikasi pandangan saya terhadap MMD tersebut, tetapi debat-debat saya dengan pak hudoyo di facebook-nya sendiri, sudah sampai pada saya di block sama beliau... hehehehe...
Haha kalo 'hanya' di-block di FB, itu sudah biasa, karena sepertinya kalau tidak sejalan dengan pemikirannya, atau debat tidak sesuai dengan caranya, akan di-block. Agak berbeda dengan gayanya yang dulu dengan sabar menjabarkan di sini.

Bukan justifikasi sih, tapi saya mau tanya pendapat bro dilbert aja tentang MMD, apakah sesuai dengan pandangan Buddhisme dalam pemikiran bro dilbert. Kalau sesuai, di mana, kalau tidak, di mananya.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #749 on: 10 August 2011, 02:02:08 PM »
Haha kalo 'hanya' di-block di FB, itu sudah biasa, karena sepertinya kalau tidak sejalan dengan pemikirannya, atau debat tidak sesuai dengan caranya, akan di-block. Agak berbeda dengan gayanya yang dulu dengan sabar menjabarkan di sini.

Bukan justifikasi sih, tapi saya mau tanya pendapat bro dilbert aja tentang MMD, apakah sesuai dengan pandangan Buddhisme dalam pemikiran bro dilbert. Kalau sesuai, di mana, kalau tidak, di mananya.

belum ada pandangan apakah sesuai, tidak sesuai Buddhisme (Pali Kanon)... karena yang dipakai hanya Bahiya Sutta, Mulapariyaya Sutta dan Malunkyaputta Sutta...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything