Bodhisattva Avalokiteśvara dalam Gaṇḍavyūhasūtra Märt Läänemets
Research Fellow, Centre for Oriental Studies, University of Tartu (Estonia)
Abstraksi
Dalam makalah ini bab Avalokiteśvara dari Gaṇḍavyūhasūtra akan diteliti. Dalam teks ini, Avalokiteśvara muncul sebagai salah satu dari 53 orang sahabat baik atau kalyāṇamitra dari Sudhana, tokoh utama dari sūtra itu dan teladan dari semua calon yang bercita-cita dalam jalan Bodhisattva. Peran Avalokiteśvara dalam Gaṇḍavyūha agaknya seorang guru dan bukan salah satu dari “Bodhisattva super”, penyelamat yang berkekuatan besar, seperti dalam Mahāyāna yang belakangan. Ia mengajarkan metode belas kasih besar, yang bertujuan untuk membebaskan semua makhluk dari berbagai macam ketakutan untuk membawa mereka ke dalam pencerahan sempurna tertinggi, dengan demikian menjadi yang diadopsi dalam pola yang mendidik dari Gaṇḍavyūha. Bacaan-bacaan yang relevan dan daftar-daftar istilah diberikan dan dianalisis.
Penulis mengembangkan hipotesis bahwa bab Avalokiteśvara dari Gaṇḍavyūha mencerminkan suatu fase yang sangat awal dari perkembangan konsep dan penggambaran Bodhisattva Avalokiteśvara ketika kultus yang belakangan belum mengambil bentuknya dan tersebar luas dalam dunia Buddhis dan ia jelas tetap dalam bayangan tiga orang teladan Bodhisattva awal - Samantabhadra, Mañjuśrī, and Maitreya. Penulis yang sekarang tidak mengeluarkan kemungkinan bahwa figur Avalokiteśvara mungkin telah berkembang dengan dasar sinkretisme dari ajaran Buddhis tentang belas kasih dan kultus beberapa dewa pelindung lokal. Pertanyaan tentang lokasi gunung Potalaka sebagai tempat kediaman Avalokiteśvara juga dibahas.
Berdasarkan perbandingan sekilas dengan sejumlah sumber lain (Sūtra Teratai, Sukhāvatīvyūha, Sūtra Hati, Śūraṅgamasūtra), penulis menyimpulkan bahwa dalam Gaṇḍavyūha, Avalokiteśvara mewakili cara edukasi yang aktif dan meditasi seperti yang ia lakukan dalam Sūtra Hati, sedangkan dalam Sūtra Teratai dan Sukhāvatīvyūha aspek dari keyakinan pasif dan ketaatan bersifat dominan. Dalam Śūraṅgamasūtra, yang adalah sumber yang belakangan, kombinasi kedua hal tersebut diuraikan.
Pendahuluan
Walaupun terdapat banyak karya tentang Bodhisattva Avalokiteśvara yang diterbitkan dalam bahasa-bahasa Barat dan lebih banyak lagi dalam bahasa Mandarin, Jepang, dan bahasa-bahasa Asia lainnya, tetapi asal mula dari tokoh yang mulia dan menakjubkan ini masih tidak jelas.[1] Gambaran Avalokiteśvara pertama kali muncul dalam seni arca India Buddhis pada abad kedua sampai ketiga M dalam relief-relief dari vihara-vihara dan kompleks stūpa di Gandhāra, sebagai seorang teman Sang Buddha. Belakangan, pada abad kelima atau keenam, ia telah ditemukan di seluruh India sebagai seorang toloh yang independen dan objek pemujaan.[2] Namun adalah alamiah untuk menganggap bahwa pasti terdapat suatu evolusi konsep tertentu sebelum ia menemukan jalannya ke dalam seni keagamaan. Demikianlah, awal dari pemujaan Avalokiteśvara dapat dianggap berasal dari masa setidaknya satu atau dua abad sebelumnya, yaitu periode antara abad pertama SM dan abad pertama M. yang bertepatan dengan apa yang umumnya diterima sebagai masa ketika Mahāyāna awal muncul di India.[3]
Sumber-sumber tertulis tampaknya menegaskan asumsi ini. Dalam Sūtra Teratai dan Sukhāvatīvyūhasūtra yang lebih besar, yang keduanya dianggap berasal dari abad pertama atau kedua M,[4] kita menemui Bodhisattva Avalokiteśvara telah dalam kemuliaan sempurnanya yang digambarkan dalam yang pertama sebagai penyelamat berkekuatan besar dari para makhluk dari semua bahaya dan bencana, dan dalam yang belakangan sebagai pelayan utama Buddha Amitābha dalam tanah Buddha-Nya. Demikianlah, kedua teks ini mencerminkan fase dalam perkembangan agama Buddha ketika kultus dan pemujaan Avalokiteśvara telah mencapai puncaknya. Konsep dan figur Avalokiteśvara seperti yang diberikan dalam sumber-sumber yang belakangan (Amitāyurdhyānasūtra, Sūtra Hati, Śūraṅgamasūtra, Karaṇḍavyūha dll.) pasti berdasarkan dua kitab yang lebih awal itu.[5] Tetapi tidak ada dari teks-teks itu yang memberikan kejelasan tentang kemungkinan asal mula Avalokiteśvara.
Namun daftar sumber-sumber kesusasteraan awal yang mengandung bahan-bahan tentang Bodhisattva Avalokiteśvara tidak dapat lengkap tanpa Ga[FONT=&]ṇḍ[/FONT]avyūhasūtra, sūtra Mahāyāna awal lain yang, atas alasan yang tidak saya ketahui, sangat jarang dikutip dalam hubungan ini. Bahkan ketika ia disebutkan kemudian hanya sebagai salah satu dari sumber-sumber utama di mana gunung Potalaka yang misterius, kediaman Avalokiteśvara digambarkan.[6] Tetapi lebih banyak masalah ajaran yang menarik dan penting yang terkandung dalam bab Avalokiteśvara dari Ga[FONT=&]ṇḍ[/FONT]avyūha hampir sepenuhnya diabaikan atau terlewatkan oleh para penulis modern.
Dalam makalah ini, saya akan memperkenalkan dan menganalisis isi bab Avalokiteśvara dari Gaṇḍavyūha. Ini adalah salah satu sumber yang paling awal yang mengungkapkan konsep dan figur Avalokiteśvara dalam literatur Mahāyāna dalam sorotan yang baru.[7]