Saya juga tidak keberatan apabila anda mau membahasnya di sini dan saya juga tidak ada kekhawatiran tertentu spt yg anda duga karena bagi saya maknanya apakah harfiah atau bukan tetap sama. Maka silahkan sdr. Sunya memulai penyelidikan ttg hal ini sehingga bisa kita bahas bersama2 di sini....
Biar saya perjelas dulu bahwa menurut pendapat saya, jalan Kearahatan dan Kebuddhaan sebenarnya sama, yaitu sama2 JMB8 juga. Ini pun telah saya jelaskan pada thread lain.....
Biar kita bahas di sini saja, karena masih berkaitan dengan 84.000 ajaran ini....
Apakah yang diajarkan Buddha Amitabha yang berbeda dengan JMB8 yang diajarkan Buddha Gotama/Sakyamuni? Mohon berikan referensi sutra yang mendukung hal ini....
Saran saya sederhana: Memperluas sampel pengamatan (terhadap kata 84.000 tersebut). Saya tidak tertarik membahas spiritualisme dengan mengkaji kitab. Bagi saya spiritualisme dijalankan (dipraktekkan), bukan dikira-kira atau ditafsir-tafsir maknanya dari kitab, apalagi jika sudah ada kesimpulan tertentu, bahwa makna harfiah dan kiasan tetap sama (ujung-ujungnya merujuk pada JMB
.
Baik, mungkin itu di luar topik.
Jika referensinya selalu sutra ataupun sutta, jujur bukan kompetensi saya. Namun yang saya ketahui Buddha Amitabha mengajar di Sukhavati sebelah Barat, dan salah satu jalan untuk mencapai kesana adalah dengan menyebut/melafal mantera tertentu. Ini Anda lebih kompeten mencari referensinya (kitab suci). Yang saya ketahui hanya ada sukhavati berkilau di sebelah Barat bila dilihat dari lautan Dharmakaya, mungkin ini yang dimaksud Buddha Gautama waktu itu.
Lebih lanjut saya enggan menjelaskan, karena sejauh ini saya lihat belum ada anggota forum yang cukup terbuka pikirannya, rata-rata masih di bawah standar moralitasnya serta terlalu fanatik pada sutta/sutra. Jadi singkatnya belum jodoh.
Oke, semoga menjelaskan. Jika kaji kitab lagi, saya jujur tidak kompeten.
Terima kasih.