tapi kalo kita bisa memanage di angka ( 8 ) maka kita akan merasakan kegembiraan yang lain....
Determining consciousness menurut saya tidak bisa dimanage secara langsung, apalagi oleh kita2 yg puthujana ini. Alasannya :
1. Proses mikro itu terjadi secepat kilat satu per beberapa ribu detik, hanya mereka yang sudah dekat kesucian saja yang bisa melihatnya.
2. Komponen proses citta yg terjadi dalam rangkaian proses cittavitthi itu tidak mungkin memanage yang lainnya dalam satu periode momen pikiran.
Lagipula, Determining consciousness (votthapana citta) dalah termasuk dalam golongan ahetuka kiriya citta (functional). Sesuatu yang functional adalah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya suatu upaya si "aku".
Meskipun demikian, barangkali yg dimaksudkan oleh Ibu Lily W adalah memanage proses penilaian kita. Itu benar, tetapi terjadinya proses penilaian kita terhadap sesuatu itu sudah terjadi lewat beberapa / banyak rangkaian momen2 pikiran yang lainnya. Dengan kata lain secara makro.
Nah, pertanyaan yg muncul adalah bagaimana agar proses-proses yang terjadi tersebut membentuk suatu akusala kamma?
Hal ini dapat dicapai apabila kita mengembangkan kesadaran dan kebijaksanaan yang mana diperoleh melalui proses pengkondisian pada level makro. Sikap batin yang positif akan menghasilkan rangkaian vitthi yg cenderung positif pula, dan pengkondisian sikap batin itu hanya bisa dilakukan melalui satu set pengkondisian yg positif spt : latihan menjalankan sila, membaca paritta, berbuat kebajikan, cinta kasih, bermeditasi, dsb dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mengapa sulit sekali untuk tiba-tiba berubah menjadi orang baik hanya sekedar berniat "menjadi baik", karena proses no.8 ini secepat kilat dan spontan terjadinya diluar kehendak si aku. Baru setelah lewat beberapa saat (asal tidak terhanyut !) orang tsb merefleksi ulang dan kemudian menggerakkan pikirannnya untuk mengatasi ilusi persepsional tsb.
Bila arus batin kita positif secara keseluruhan, maka probabilitas / kecenderungan (potensi ) negatif yg muncul dalam cittavitthi ini akan berkurang dng sendirinya.
Jadi, bagi orang2 biasa spt kita ini, maka memanagenya adalah melalui proses makro.
Debugging yg dilakukan secara mikro memang bisa dilakukan , tapi rasanya hal itu oleh para suciwan saja deh.
cmiiw.
Nina von Gorkom :
In a sense-door process the object is experienced first by cittas which are not kusala cittas or akusala cittas ; it is experienced by kiriyacittas and by vipakacittas. The sense-door-adverting-consciousness (panca- dvaravajjana-citta) is an ahetuka kiriyacitta (a kiriya-citta without beautiful roots or unwholesome roots). It is succeeded by one of the dvi-panca-vinnanas (the five pairs, which are : seeing-consciousness, hearing-consciousness etc.) and this citta is ahetuka vipaka. Then there are two more ahetuka vipakacittas : the sampatic-chana-citta which receives the object and the santirana-citta which investigates the object. The santirana-citta is succeeded by the votthapana-citta (determining-consciousness) which is an ahetuka kiriyacitta. The votthapana-citta determines the object and is then succeeded by kusala cittas or by akusala cittas. In the case of those who are arahats there are no kusala cittas or akusala cittas succeeding the votthapana-citta but kiriyacittas.