Haiiii.. mau tanya sedikit tentang sila. Letak perbedaan Abrahmacariya dan Kamesumicchacara dimana ya? Apakah ada perbedaan dari pelatihan silanya atau bagaimana?
Kemudian pertanyaan kedua, jika perumah tangga melakukan latihan athasila, apakah tidak boleh bersentuhan yg positif (baik secara disengaja ataupun tidak) dengan lawan jenis? Misalnya suami bantu angkat jemuran dan secara tidak sengaja tersentuh. Atau pada saat istri menyiapkan kopi untuk suami, suami memegang gelas cangkirnya dan tersentuh tangan istri. Atau pada saat tidur, tidak sengaja bersenggolan dengan suami.
Haiiii.. mau tanya sedikit tentang sila. Letak perbedaan Abrahmacariya dan Kamesumicchacara dimana ya? Apakah ada perbedaan dari pelatihan silanya atau bagaimana?
Kemudian pertanyaan kedua, jika perumah tangga melakukan latihan athasila, apakah tidak boleh bersentuhan yg positif (baik secara disengaja ataupun tidak) dengan lawan jenis? Misalnya suami bantu angkat jemuran dan secara tidak sengaja tersentuh. Atau pada saat istri menyiapkan kopi untuk suami, suami memegang gelas cangkirnya dan tersentuh tangan istri. Atau pada saat tidur, tidak sengaja bersenggolan dengan suami.
Perumahtangga membangun rumahnya atas dasar sama sila sbg harmoni.
Jika yg atthasila adalah suami atau suami dan istri, tdk ada masalah.
Namun jika ibu sj tertarik menjalankan sila dgn cara spt itu, adalah baik :
Meminta ijin kepala rumah tangga
Dilakukan divihara dalam satu grup, shg tidak membosankan dan ada seniornya yg berpengalaman.
Divihara, latihan silanya bisa dipadu dengan kegiatan meditasi dan tidak bicara selama acara berlangsung.
Datang pagi subuh, pulang keesokan paginya setelah lepas sila.
Rumah tangga akan berubah jika ibu menjalankan sila yg berbeda dgn kepala keluarga.
Itulah alasannya kenapa di wihara saja.