hiks....hiks....
Sebetulnya boleh juga ide ngajak kerjasama dengan penerbit VM Mutiara Dhamma-Bali. Di pihak sana sebagian besar pekerjaan penterjemahan sudah rampung, hanya mungkin kekurangan dana dan tenaga untuk menerbitkan.
Di pihak DC kekurangan waktu dan tenaga penterjemahan, tapi kalo untuk penerbitan, pencetakan dan penggalangan dana sepertinya tidak ada masalah.
Jadinya win-win solution, hanya tinggal menyingkirkan ego pribadi2 saja kalau sudah ada niat untuk itu dan mulai mengajukan tawaran kerjasama. IMHO.
Siapa yg setuju dengan ide gw di atas?
saya harus mengklarifikasi hal ini, DC sama sekali tidak berniat atau memiliki motif yg bernuansa "ego". sebelum ada yg menyarankan, kami juga pernah melakukan pdkt terhadap suatu penerbit xxx untuk bekerja sama, tapi sptnya gagasan "free distribution" tidak memiliki daya tarik buat penerbit lain itu, sehingga DC ditolak. itulah sebabnya mengapa DC memutuskan untuk menerjemahkan sendiri dan mengajak umat2 Buddhis untuk bekerja sama dalam penerbitannya.
Pekerjaan menerjemahkan dan mengetik ribuan halaman itu sungguh melelahkan, saya pribadi lebih suka tidak mengerjakan jika terjemahannya sudah ada, setidaknya mungkin merevisi yg sudah ada akan jauh lebih mudah.
Juga, sebenarnya, DC tidak kekurangan tenaga penerjemah dengan bermunculannya penerjemah2 muda berbakat yg penuh semangat.
Tertundanya proyek VISUDDHIMAGGA ini hanyalah disebabkan oleh alasan prioritas, bukan karena keterbatasan waktu atau tenaga