//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Arahat dan Boddhisatva  (Read 23719 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #60 on: 07 April 2008, 11:47:05 AM »
 [at] atas
gw tao...

ditulis Boddhisatva Maitreya khan supaya jelas..bisa gampang ngerti..

the fact is..

Maitreya belum terlahir dan belum merealisasikan Nibbana..bagaimana dia bisa mendapat gelar Boddhisatva?

who knows..ramalan sang Buddha Gotama meleset, si Metteya tertunda waktune..(contoh doank)

Kamma dan buah kamma khan gk bisa di prediksi 100%


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #61 on: 07 April 2008, 11:51:22 AM »
 :)) Bodhisatva pada umumnya adalah sebutan untuk seorang calon Buddha.
semua orang bisa juga disebut dengan Bodhisatva jika dia melengkapi set paraminya. mana tahu ternyata Metteya itu terlahir dalam casing El Sol,who knows.
Gelar Bodhisatva itu bukan berarti dia sudah merealisasikan Nibbana karena gelarnya berubah jadi Buddha.kalo masih dalam tahap penyempurnaan disebutlah beliau Bodhisatva/Bodhisatta (makhluk yang memiliki tujuan bodhi/pencerahan)
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanabhadra

  • Guest
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #62 on: 07 April 2008, 11:54:31 AM »
[at] atas
Bhante..

maksud gw itu..

Boddhisatva hanya julukan...

tidak ada yg namane Makhluk Boddhisatva...

gitu loh~~

dan Maitreya sekarang ajah belum ada..gmana mungkin ada Boddhisatva Maitreya?

yg ada skarang hanya seorang dewa yg akan terlahir sebagai manusia bernama Metteya dan akan merealisasikan Nibbana dan mengajarkan Dhamma..lalu sang Buddha tersebut akan menyebut dirinya sewaktu belum jadi Buddha dengan panggilan Boddhisatva...

itu maksud gw..-_-"

Bodhisatwa benar titel (julukan).
Tidak ada makhluk bodhisatwa (ini definisi tertinggi, apabila dikaitkan dengan  shunyata (tingkat ultimate), kalau kita jelaskan dari sisi konvensional tentu saja ada....elsol ada toh, manusia toh, bisa di cerap pakai panca indera toh??? nah ini penjelasan konvensional.

Maitreya belum terlahir ke alam manusia di era ini, saya hanya mengutip dari sabda buddha yg menyatakan, bodhisatwa maitreya sudah mengambil posisi sebagai pelindung di Tanah Suci Tushita, Tanah Suci Tushita jg terbagi atas 2 bagian, bagian yang khusus oleh kekuatan Bodhisatwa maitreya dijadikan tempat yang terlepas dari Samsara, dan sisanya bagian Tushita yang masih berada dalam samsara.

Jadi sejak dahulu kala, Maitreya sudah menjadi bodhisatwa, dan menempuh karir bodhisatwa panjang, hingg sekarang beliau sudah pada tingkat Arya bodhisatwa, yaitu sudah pada level 10 bodhisatwa Bhumi. (ini dikutip dari Karya Chandrakirti tentang Bodhisatwa Bhumi, yg berjudul U'ma la Jug pa [Mulamadhyamika-karika Shastra])

Jadi, tidak pernah ada ajaran Buddha yg menyebutkan bahwa Bodhisatwa Maitreya sudah terlahir menjadi manusia di era (kalpa) Buddha Buddha Sakyamuni.

Barangkali ini Ajaran maitreya yang menyebutkan demikian, berkaitan dengan manufer Raja-raja zaman dahulu, dan aliran teratai putih :)

Jadi, Bodhisatwa Maitreya sedang bertahta di Tanah Suci Tushita. ini menurut ***'Phag Pa jampa'i monlam gyi Gyalpo*** (Arya Maitreya Pranidhana Raja Sutra).

bow and respect,

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #63 on: 07 April 2008, 11:59:46 AM »
Quote
Maitreya belum terlahir dan belum merealisasikan Nibbana..bagaimana dia bisa mendapat gelar Boddhisatva?

Gelar Boddhisatta adalah untuk makhluk yang belum jadi Buddha. Sudah dijelaskan berulang kali.

Quote
who knows..ramalan sang Buddha Gotama meleset, si Metteya tertunda waktune..(contoh doank)

Kamma dan buah kamma khan gk bisa di prediksi 100%

Sammasambuddha tidak akan salah. Pengetahuan seorang Sammasambuddha adalah omniscience (Maha Tahu), tetapi perlu dibedakan Maha Tahu secara Buddhis dengan agama lain. Maha Tahu di sini adalah apa yang bisa diketahui oleh 6 indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba dan pikiran) bisa diketahui seorang Sammasambuddha. Bukan juga semua pengetahuan dalam satu saat, tetapi apabila dibutuhkan seorang Sammasambuddha dapat mengetahuinya (satu hal dalam satu saat). Dan seorang Sammasambuddha tidak akan pernah salah. Karma dan buah karma tidak dapat diketahui 100% bahkan oleh Arahat (Biasa), tetapi diketahui 100% oleh seorang Sammasambuddha
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #64 on: 07 April 2008, 12:00:49 PM »
[at] atas
gw tao...

ditulis Boddhisatva Maitreya khan supaya jelas..bisa gampang ngerti..

the fact is..

Maitreya belum terlahir dan belum merealisasikan Nibbana..bagaimana dia bisa mendapat gelar Boddhisatva?

who knows..ramalan sang Buddha Gotama meleset, si Metteya tertunda waktune..(contoh doank)

Kamma dan buah kamma khan gk bisa di prediksi 100%


Bagimu mungkin bisa meleset, namun bagi kami yang yakin bahwa Buddha Sakyamuni sudah sempurna Total, tidak pernah meleset sedikitpun.

dikatakan bahwa daun dari hutan dikumpulkan di aduk-aduk, dibakar hingga ke menjadi abu, Buddha Sakyamuni masih bisa membedakan abu mana, daun mana, dari hutan mana, persis pohon yang mana, batang yang mana, cabang yang mana.

Kalau anda bilang Buddha Sakyamuni meleset dalam prediksi, berarti anda meyangsikan kesempurnaan total dari Buddha Sakyamuni.

tentu saja boleh-boleh saja menyangsikan kesempurnaan Buddha Sakyamuni.
Tapi saya yakin sepenuhnya beliau sudah sempurna total, jadi tidak mungkin salah.

kesempurnaan total (realisasi Sammasambuddha) tidak ada kaitannya dengan kematangan KARMA. namun seberapa banyak latihan, sebera sempurna batin seseorang, Karma hanyalah pendukung utk latihan menjadi sempurna, tapi bukan faktornya :)

Gelar bodhisatwa sudah diberikan kepada Bodhisatwa Maitreya sejak waktu tak terbatas, ketika beliau sudah masuk pada Dharsanamarga (Arya Bodhisatwa) yaitu pada level-1 bodhisatwa bhumi.

bow and respect,

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #65 on: 07 April 2008, 01:46:58 PM »
aduh guys aye bukan meragukan sang Buddha Gotama...

tapi...

ini hanya pendapat gw ajah seh..gw rasa masa depan itu uncertain..

kita tidak ditakdirkan kapan untuk menjadi Buddha..tapi kita menentukan kapan kita menjadi Buddha..

~~ just my opinion ~~ dun be to serious..T_T

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #66 on: 07 April 2008, 01:58:29 PM »
OOT  :))
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #67 on: 07 April 2008, 02:02:32 PM »
silahkan lanjoet lage..hehe... ;D

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #68 on: 07 April 2008, 02:45:18 PM »
Boleh jelaskan sedikit tentang proses seorang manusia sampai mencapai samma sambuddha (khususnya dalam tradisi Theravada)? Apa yang membuat seseorang bisa mencapai sammasambuddha?

dear bro......

ternyata topik ini jadi sedemikian hangatnya sampai banyak postingan....

mengenai bagaimana proses seorang samma sambuddha dalam theravada, sebenarnya simpel saja.... mengenai bagaimana menjaga tekad selama berkappa-kappa saja..... dalam kasus buddha gautama, diperlukan 4 asankheya kappa dan 100.000 mahakappa untuk menjadi samma sambuddha.

saya berpegang pada prinsip nibbana adalah kebahagiaan tertinggi, dan waktu berkappa-kappa itu dibutuhkan untuk mengumpulkan kebahagiaan sedikit demi sedikit..... seperti yang anda tulis di bawah dengan "spontan" itu

Tentang membebaskan semua makhluk, menurut saya pribadi, ungkapan itu menunjukkan welas asih dan tekadnya yang luar biasa. Dengan pendapat bodohku, klo seseorang sudah mencapai aspirasi yang spontan utk menolong semua makhluk dan aspirasinya sudah sempurna, dlm arti bahwa tindakan apapun yang dia lakukan adalah spontan dan terus menerus dilakukan HANYA demi kebaikan semua makhluk, maka apakah bisa membebaskan smua makhluk ataukah tidak sudah bukan satu hal yang perlu dipikirkan lagi. Toh, apapun yang beliau lakukan adalah spontan, aspirasi itu sudah begitu "mendarah daging dan batin", sehingga semua tubuh dan batinnya hanya diwarnai oleh aspirasi itu, tentunya dia akan melakukan itu terus menerus tanpa terganggu oleh pikiran apakah bisa membebaskan smua makhluk. Justru klo masih ada makhluk yang belum bebas, dia akan spontan ingin membebaskannya, jadi tidak ada keputusasaan di sana sama sekali, malah satu kegembiraan dan semangat dalam kebajikan yang luar biasa. Jadi, mereka menolong makhluk lain bukan karena itu tugas mereka, mereka melakukannya dengan spontan karena aspirasi itu sekali lagi sudah "mendarah daging dan batin" dalam diri mereka. Justru mereka akan senang bisa menolong sebanyk mungkin makhluk, karena itulah yang mereka inginkan dari awal, yang menjadi spontan sekarang.


dear bro....

mungkin perlu diperjelas yah..... disini kita membahas hal yang berbeda... yang anda bahas adalah dari sisi pribadi si bodhisatta itu (6 paramita), yang sebenarnya dalam theravada juga ada (10 parami)..... sedangkan saya melihat dari objeknya (baca: semua mahluk)

saya lebih setuju dengan prinsip theravada karena pada prinsipnya, tidaklah mungkin untuk menunggu sampai semua mahluk tidak menderita......

ini pernah saya bahas dengan seorang rekan dimana "heroik" ini cocok dengan jiwa chinese..... misal mengorbankan diri, membebaskan semua mahluk.... biarlah diri ini menderita, asal yang lainnya selamat.....

biar ga memperpanjang, saya rasa sudah cukup komen tentang topik "membebaskan semua mahluk", ok??

Tentang bebas dari samsara, berarti ada ketidakbebasan yang perlu kita ketahui. Misal, klo kita mengambil lagi istilah lingkaran samsara, tentunya mereka yang belum bebas dari lingkaran samsara berarti punya ketidakbebasan tertentu maka disebut tidak bebas. Katakanlah ketidakbebasan mereka adalah bahwa mereka dipaksa untuk mengalami lingkaran itu tanpa punya kekuatan apapun untuk menghentikan atau memutuskannya. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya kekuatan untuk benar2 mempengaruhi lingkaran itu, dalam hal ini misal (contoh yang sangat kasar) mereka benar2 bisa menentukan sendiri mau lahir sebagai apa, di mana, kapan, dll. Lebih tegasnya mereka benar2 menentukan karmanya sendiri dengan bebas tanpa paksaan apapun (mungkin analogi ini tidak tepat, tp bisa sebagai gambaran kasar), ini tentunya berbeda dengan mereka yang tidak bisa menentukan, yang hanya mengikuti dan bahkan dipaksa karma dan kilesanya mengalami berbagai hal, mereka yang benar2 dipengaruhi secara total, tidak punya kebebasan sama sekali. Contoh ketidakbebasan lain yang cukup jelas adalah bahwa karena masih punya kilesa, maka kita tidak bebas, kita dikuasai mereka, kita adalah budaknya kilesa kita. Tapi bila kita sudah tidak punya kilesa, kita jelas sudah bebas, kita menjadi bos diri kita sendiri, bukan budak dari kilesa kita. Jadi, klo menurut saya, samsara adalah ketidakbebasan itu, keterpaksaan itu. Samsara adalah ketidakbebasan dalam lahir, mati, tua, sakit, mengalami berbagai hal yang tidak kita inginkan, kita dipaksa untuk mengalami berbagai hal tanpa kebebasan sama sekali. Klo kita bebas dari keterpaksaan itu, itulah kebebasan dari samsara. Kita bisa saja lahir, tp lahir dengan niat yang benar2 murni yang bebas dari kilesa. Kita bisa saja mati, tapi mati dengan niat murni kita, bukan dipaksa mati karena karma dan kilesa kita yang memaksanya. Bahkan kita benar2 bisa menentukan apakah kita mau mati atau tidak, mau lahir atau tidak. Contoh: Sang Buddha sendiri sebenarnya bisa hidup sampai kapanpun selama berkalpa2 tanpa harus menunjukkan parinibbana, tetapi karena tidak dimohon oleh YA Ananda, dan malah Mara meminta Buddha parinibbana, maka akhirnya Buddha menunjukkan parinibbana. (mohon dikoreksi klo salah salah kutip, cerita ini mungkin ada dalam maha parinibbana sutta?). Jadi, Arahat bisa lahir lagi atau ga atau mau lahir lagi atau tidak menurutku itu kebebasan murni mereka, tidak lagi ada halangan apapun yang bisa memaksa mereka, mereka benar2 bebas.

dear bro,

secara singkat dapat dikatakan bahwa manusia itu selalu sadar..... jadi tidak ada istilah dikuasai oleh kilesa atau apapun loh

sebenarnya semua pilihan/tindakan tetap dilakukan oleh manusia itu sendiri, itu bisa kita cocokkan dengan hukum kamma (siapa berbuat, dia yang akan menerima)

tapi karena dikuasai oleh kilesa atau kekotoran, membuat kita melakukan sesuatu yang akusala......

simpel aja kok.........

semoga bisa dimengerti yah.......

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #69 on: 07 April 2008, 10:16:35 PM »
 _/\_
Tadinya kepikiran tidak memperpnjang topik ini lagi, hehe, tapi ternyata malah banyak yang memberikan pendapat2 yang luar biasa. Terima kasih...  ^:)^

Ohya, hanya mau menyampaikan sedikit analogi yang moga2 bermanfaat yg berkaitan dengan "membebaskan semua makhluk" (maaf utk bro markos, hanya bermaksud punya gambaran yang menyeluruh saja, minimal menambah wawasan yang moga2 bermanfaat). Pertama2, seperti yang pernah saya kutip, tidak ada kata2 ataupun ucapan Buddha yang tidak bertujuan menghindarkan kita dari dukkha dan membawa kita ke kebahagiaan. Kita juga perlu menyadari bahwa ucapan Buddha adalah sedemikian luar biasanya sehingga orang2 yang mendengarkan kata2 yang sama akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan kecenderungan dan kapasitasnya masing2. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai peristiwa di dalam kehidupan Buddha sendiri, misalnya bagaimana dengan pembabaran dhamma yang sama, pendengar yang berbeda2 mendapatkan hasil yang sama ataupun berbeda, misal ada yang mencapai Sotapanna, ada yang Sakadagami, Anagami, maupun Arahat. Ada yang mendengar kedua kali atau lebih baru mencapai Arahat, dll. Itulah salah satu contoh kualitas Buddha yang luar biasa, yang sebenarnya di luar pemahaman kita yang masih sangat terbatas (mungkin pemahaman saya saja yang terbatas, beda dgn teman2).

Klo boleh saya share pengalaman pribadi (mohon maaf sebelumnya klo ada yang tidak sependapat), kita klo membahas ajaran Buddha hanya berdasarkan logika saja toh, tanpa mengaitkannya dengan batin kita, hal itu tidak akan membawa banyak manfaat. Kita sebaiknya mengaitkannya dengan batin kita, dengan pengalaman kita sendiri, menganalisanya, baru kita akan mendapatkan manfaat yang besar, minimal akan ada kemajuan dalam diri kita.

Sekarang, ttg membebaskan semua makhluk, ada hal yang mirip dengan itu dalam dana paramita. Secara kasar, bisa kita katakan dana paramita adalah kesempurnaan dalam dana (saya tidak tahu apakah ada definisi lain yang berbeda, tapi sementara kita pake ini dulu). Guru besar Shantideva (klo saya tidak salah ingat dalam karya beliau yang berjudul Bodhicaryavata) mengatakan bahwa Kesempurnaan dana tidak dicapai dengan membebaskan semua makhluk dari kemiskinan, bila demikian maka Buddha masih belum mencapai kesempurnaan dana, adalah suatu kenyataan bahwa masih banyak orang miskin di dunia dari zaman dulu sampai sekarang. Dana adalah kehendak untuk memberi. Nah, kemudian mungkin timbul pemikiran klo gitu, kehendak saja sudah cukup toh? Hal ini hanya menggambarkan kualitas generosity/dana kita yang perlu dipertanyakan. Bila kita benar2 mempunyai kehendak untuk memberi bahkan pada saat kita tidak punya sesuatu untuk diberi, maka pasti pada saat kita punya barang/hal tersebut kita akan memberi dengan senang hati. Masih banyak hal yang bisa dibicarakan ttg dana, namum kita tidak khusus membahas ttg dana, jd tidak akan diperpanjang. Namun, anologi inilah yang saya maksudkan dengan membebaskan semua makhluk dengan kesempurnaan aspirasi membebaskan semua makhluk.

Tapi, sekarang kembali ke diri kita sendiri, yang jelas membebaskan diri sendiri saja kita masih kacau balau (mungkin hanya saya sendiri yang dalam posisi menyedihkan ini), apalagi membebaskan orang lain, masih jauh, sangat jauh. Kita harus mengembangkan diri sendiri dulu diposisi yang pantas, bagaimana kita dapat membantu orang yang sama2 tenggelam dlm lumpur sampai leher seperti kita, selain kita keluar dulu dari lumpur itu. Bahkan dlm pesawat saja pramugari memperingatkan agar dalam keadaan darurat, kita memasang alat keselamatn ke diri kita dulu sebelum ke anak atau orng tua. Meskipun demikian, tidak ada salahnya kita mengembangkan aspirasi untuk menolong semakin banyak mungkin makhluk. Dan hal ini tentu saja terserah kepada masing2 dari kita cenderungnya punya aspirasi yang seperti apa, mungkin ada yang ingin memiliki kelahiran kembali yang lebih baik saja, mungkin ada yang ingin bebas dari samsara, mungkin ada yang ingin mencapai Arahat, mungkin ada yang ingin menjadi Buddha yang sempurna, yah terserah kepada pribadi masing2 cenderung ke apa, tidak ada yang menwajibkan kita. Namun apapun yang kita pilih, sebaiknya kita mempelajari, merenungkan dan memeditasikan/mempraktikkan hal2 yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kita tidak akan mencapai apa2 bila hanya mempelajari dhamma seperti menonton film, tidak mengaitkan dengan diri kita sendiri. Hanya pada saat mulai dikaitkan dengan diri kitalah baru dhamma akan mulai membawa manfaatnya dalam diri kita. Saya mengatakan hal ini adalah untuk mengingatkan diri saya sendiri, karena saya tidak ada kualitas apapun utk mengajari yang lain.



Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #70 on: 08 April 2008, 10:27:59 AM »
dear bro Mangkok,

senang membaca tulisan anda.

itu kenapa diatas saya sebutkan : prinsip nibbana adalah kebahagiaan tertinggi, dan waktu berkappa-kappa itu dibutuhkan untuk mengumpulkan kebahagiaan sedikit demi sedikit.....

sedikit rangkuman yang mungkin bisa berguna :

1. kita lebih bisa menolong orang, pada saat kita sudah berbahagia. Pada saat kita tidak atau kurang bahagia juga sebenarnya bisa, namun pikiran/citta cenderung kurang "bersih" karena pasti masih bercampur dengan akusala citta

2. menolong tidak harus dalam tindakan fisik, bisa juga melalui pikiran....... terkait dengan cetana/niat sebelum melakukan, action/tindakan menolong itu sendiri serta citta yang diulang2 setelah melakukan tindakan

semoga bisa dimengerti yah....... walau mungkin kita membahas dari sudut yang berbeda  ;)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #71 on: 08 April 2008, 11:00:55 AM »
 _/\_ mengenai hal ini,seharusnya cukup disudahi saja pembahasan dengan beberapa pertimbangan
1. Anda belum mencapai tingkat Arhat untuk melihat Nibbana seperti apa
2. Anda belum memiliki pengetahuan sepadan yang masih mengundang keraguan.

Silahkan kalo anda sudah Arahat memberikan komentar ,Terima kasih
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #72 on: 09 April 2008, 01:58:59 PM »
dear nyanadhana

apakah jika belum mencapai arahat, lalu tidak boleh membicarakan mengenai arahat???

bagi saya pribadi, diskusi seperti ini sangat berguna karena dapat lebih memberi semangat untuk bisa mencapai tingkatan tersebut.
Apalagi sebagai umat biasa, masih banyak yang belum kita ketahui dan untuk itu, sangat dibutuhkan masukan dari orang lain, walau dia masih umat biasa juga

semoga bisa dimengerti yah......

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #73 on: 09 April 2008, 02:11:11 PM »
 _/\_ saya bukan menyatakan tidak boleh,namun pengetahuan yang kalian bawakan adalah berputar-putar tanpa titik temu. berteori memang menyenangkan tapi usahakan tidak mengambil pemikiran pribadi. praktek dulu baru berbicara agar kita tidak terjbak dalam musavada.

Pengetahuan Arhat dan Bodhisatva kita dapatkan dari teks teks kanon yang memuat relevansi artikel. namun pengetahuan kita tetap terbatas,seorang Arahat bisa membaca Anagami,Sakadagami,Sotapanna sampai putthujana tapi sebaliknya tidak bisa begitu.seorang putthujana tidak bisa membaca Sotapanna sampai ke atas. karena tingkatan pemahaman yang berbeda. Harap dimengerti.saya mengikuti thread ini makin lama makin muter muter.
« Last Edit: 09 April 2008, 02:19:39 PM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Arahat dan Boddhisatva
« Reply #74 on: 09 April 2008, 08:07:11 PM »
 _/\_
Mohon maaf ya klo apa yang saya sampaikan malah menimbulkan hal2 negatif yang tidak diinginkan  ^:)^  ^:)^  ^:)^
Ini jelas dikarenakan kesalahan saya sendiri, bukan ajaran ataupun teman2 lainnya. Dan jelas juga saya yang suka memutar2 dengan pertanyaan sehingga malah membuat poin jadi kabur.

Mohon maaf sekali lagi. ^:)^  ^:)^  ^:)^
Juga mohon dengan kerendahan hati klo misalnya apa yang disampaikan tidak berguna dalam arti menimbulkan pikiran negatif, mohon dilupakan saja ya.


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk