//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 585496 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1485 on: 10 April 2013, 05:31:23 PM »
coba check Bhikkhuni vibhanga...

In the Bhikkhuni Vibhanga Vin,1V,344
QUOTE( "A bhikkhuni is guilty of a minor offence) if she questions on the
Abhidhamma or Vinaya after getting permission (to question) on the Suttanta, or
on the Suttanta or Vinaya after getting permission (to question) on the
Abhidhamma, or on the suttanta or Abhidhamma after getting permission (to
question) on the Vinaya."

---

Salah penterjemahan atau bagaimana ? saya melihat pengelompokkan yang persis sama, suttanta, vinaya dan abhidhamma...


catatan kaki:

9. Asking a question related to the Vinaya can be the first step in admonishment and making accusations (see Mv.II.15.6-8), which is why this rule is related to the eighth of the eight vows of respect (against a bhikkhuni admonishing a bhikkhu). As Horner notes in BD, the word-commentary to this rule is one of the few places in the Vinaya that apparently refers to the Abhidhamma as a text -- thus indicating that either the rule or its word-commentary is a later formulation.
« Last Edit: 10 April 2013, 05:36:28 PM by Indra »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1486 on: 10 April 2013, 06:40:56 PM »
catatan kaki:

9. Asking a question related to the Vinaya can be the first step in admonishment and making accusations (see Mv.II.15.6-8), which is why this rule is related to the eighth of the eight vows of respect (against a bhikkhuni admonishing a bhikkhu). As Horner notes in BD, the word-commentary to this rule is one of the few places in the Vinaya that apparently refers to the Abhidhamma as a text -- thus indicating that either the rule or its word-commentary is a later formulation.

Pokoknya kalo ada abhidhammanya, itu tambahan belakangan, terserah mau di sutta apa vinaya, atau komentarnya.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1487 on: 10 April 2013, 07:06:53 PM »
Ya, betul. Vinaya pun memang mengalami penambahan dan perubahan struktur. Ini yang awal saya singgung tentang struktur vinaya yang asli justru ada di Mahasanghika.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1488 on: 10 April 2013, 07:40:56 PM »
Pokoknya kalo ada abhidhammanya, itu tambahan belakangan, terserah mau di sutta apa vinaya, atau komentarnya.

para ahli menyimpulkan demikian bukan tanpa dasar, melainkan setelah melakukan penelitian.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1489 on: 10 April 2013, 07:55:55 PM »
menurut s dhammika :

 238. Bagian ke tiga dan yang terakhir adalah Abhidhamma Pitaka - Keranjang Penguraian - yang terdiri atas tujuh buku. Salah satu dari buku ini, Kathavattu - Butir-butir Ketidaksesuaian/kontroversial - berisi masalah-masalah sekitar doktrin yang diperdebatkan dalam Konsili ke tiga, dan inilah buku terakhir yang digabung dengan Tipitaka. Buku-buku lain dari Abhidhamma terdiri atas daftar unsur-unsur batin dan benda, penyebab dan akibatnya, dan penguraian tipe-tipe kepribadian yang berbeda. Buku pertama dari Abhidhamma mungkin ditulis sekitar 150 tahun setelah kemangkatan Sang Buddha dan yang terakhir, yang adalah Kathavattu diatas, ditulis sekitar tahun 253 Sebelum Masehi. Dengan demikian, Abhidhamma Pitaka tidak dibacakan pada Konsili Pertama, tapi ditambahkan pada Tipitaka pada masa-masa belakangan. Berdasar asal-usulnya, gaya penyajiannya dan waktu dituliskannya, dapat disimpulkan bahwa Abhidhamma adalah bagiam Tipitaka yang paling kurang kepenadaannya. Vinaya, yang kita ketahui berhubungan dengan keberadaan bhikkhu dan bhikkhuni, dan Sutta Pitaka, yang adalah Dhamma dari kata-kata Sang Buddha sendiri; adalah bagian terpenting dari literatur Buddhis.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1490 on: 11 April 2013, 07:19:31 AM »
Info lagi:

Pada awal abad ke-19 (tahun 1800-an) di mana teks-teks kanon Mandarin belum diterjemahkan ke bahasa Inggris, para sarjana Buddhis Barat seperti Rhys Davis menggunakan bukti internal dari teks Pali itu sendiri untuk memperkirakan kekunoannya, yaitu tata bahasa dan gaya bahasa yang digunakan apakah berasal dari masa yang lebih kuno atau lebih baru. Hasilnya memang Nikaya-Nikaya mengandung tata bahasa dan gaya bahasa yang lebih tua dibandingkan dengan teks-teks Abhidhamma. Banyak yang meragukan ketepatan metode ini, tetapi baru terbukti setelah abad ke-20 di mana mulai banyak yang menerjemahkan teks Mandarin ke bahasa Inggris sebagai perbandingan dengan teks Pali.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1491 on: 11 April 2013, 08:16:10 AM »
Info lagi:

Pada awal abad ke-19 (tahun 1800-an) di mana teks-teks kanon Mandarin belum diterjemahkan ke bahasa Inggris, para sarjana Buddhis Barat seperti Rhys Davis menggunakan bukti internal dari teks Pali itu sendiri untuk memperkirakan kekunoannya, yaitu tata bahasa dan gaya bahasa yang digunakan apakah berasal dari masa yang lebih kuno atau lebih baru. Hasilnya memang Nikaya-Nikaya mengandung tata bahasa dan gaya bahasa yang lebih tua dibandingkan dengan teks-teks Abhidhamma. Banyak yang meragukan ketepatan metode ini, tetapi baru terbukti setelah abad ke-20 di mana mulai banyak yang menerjemahkan teks Mandarin ke bahasa Inggris sebagai perbandingan dengan teks Pali.

justru metode itu adalah salah satu metode yg sangat akurat dalam memperkirakan suatu periode sejarah. misalnya dalam kebudayaan indonesia, jika ada suatu prasasti yg bertuliskan "ciyusss miapa ...", maka kita bisa memastikan bahwa peninggalan itu pasti bukan berasal abad 20 atau sebelumnya, karena kata itu baru muncul setelah abad 20.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1492 on: 11 April 2013, 10:03:02 AM »
 [at] Indra: Belum tentu akurat juga krn bisa saja org2 pd masa yg belakangan menambah/mengubah teks dg tata bahasa dan gaya bahasa yg lbh kuno. Waktu itu para sarjana jg menyadari bisa ada kemungkinan spt itu, tetapi dg adanya perbandingan dg teks Agama Mandarin malah menguatkan metode ini.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1493 on: 11 April 2013, 10:10:38 AM »
OK, saya hargai kalau ada orang beriman pada Abhidhamma, tapi kalau memang sudah final dalam berpendapat bahwa Abhidhamma asli diajarkan Buddha terlepas dari bukti-bukti yang ada, sebaiknya tidak perlu repot-repot mengikuti diskusi yang berdasarkan penyelidikan karena hanya buang waktu. Jika mau ikut menyelidik, singkirkan asumsi, kita bahas yang objektif.


Ini fakta tentang Abhidhamma.
Ditinjau dari Abhidhamma Pitaka sendiri, isi dari Abhidhamma tidak ada menjelaskan apapun tentang siapa yang mengajarkan, kepada siapa, di mana, konteksnya apa, latar belakangnya apa. Sejauh yang saya lihat, isinya seperti catatan statistik, seringkali tidak ada penjelasan apa-apa sama sekali.

Ditinjau dari sutta-vinaya, walaupun istilah "Abhidhamma" kadang muncul (dan hampir semuanya dipasangkan dengan "Abhivinaya"), namun tidak pernah ada penjelasan atau rujukan tentang apa yang dimaksud. Yang paling masuk akal adalah dalam MN 103. Kintisutta, yang merujuk pada 37 bodhipakkhiya dhamma, bukan bahasan "citta, cetasika, rupa, dan Nibbana" sebagaimana di Abhidhamma Pitaka.

Ditinjau dari sejarah, seperti sudah panjang lebar didiskusikan, Abhidhamma muncul belakangan, sekitar setelah konsili II dan sebelum konsili III. Menyelidiki sekte-sekte awal lainnya, didapati sutta/agama - vinaya memiliki sangat banyak kemiripan isi dan makna, bahkan struktur pembagiannya. Sedangkan Abhidharma antara sekte memiliki konsep berlainan.

Berdasarkan fakta ini, secara logika tidak mungkin disusun kerangka berpikir "Yang dimaksud Abhidhamma adalah isi dari 7 buku Abhidhamma Pitaka, diajarkan oleh Buddha di Tavatimsa, merupakan karya awal, bukan karya belakangan".


Jadi balik lagi, saran saya, yang juga berdasarkan Abhidhamma, tidak perlu menyelidik, sebab saddha* adalah sobhanasadharana cetasika, dan ketika ada kegoyahan maka upekkhasahagatam uddhaccasampayutam mohamulacitta muncul, akusala tuh. 


Spoiler: ShowHide
Saddhā/Sraddhā: srat (keyakinan) + dhā (menetapkan).
Menurut Atthasālinī, keyakinan ini eksklusif Buddhis.
Jika mendengar ajaran tentang Buddha, Dhamma, Sangha, dan yakin, maka itu adalah saddha.
Jika mendengar ajaran bukan Buddhism dan yakin, itu namanya pandangan salah/diṭṭhi.

-> Meyakini ajaran Buddha tentang paramattha dhamma = saddha; percaya penelitian sejarah = ditthi.

« Last Edit: 11 April 2013, 10:14:03 AM by Kainyn_Kutho »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1494 on: 11 April 2013, 10:13:21 AM »
Pokoknya kalo ada abhidhammanya, itu tambahan belakangan, terserah mau di sutta apa vinaya, atau komentarnya.
bukan hanya abhidhamma loh, yg di sutta juga harus diperlakukan yg sama, dengan kritis dan tidak kepercayaan membuta, demikian pula vinaya. Kalo komentar yah pasti lah belakangan.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1495 on: 11 April 2013, 10:36:12 AM »
ya Tuhan ya robbi ya alamin......tlg yang inggris di translate donkk...baca yang indonesia aja musti dua tiga kali baru paham.... :(

kasihanilah peti yang baru belajar ini...uda body berat...yg dibaca lebih berat lagi... ::)

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1496 on: 11 April 2013, 10:38:08 AM »
pada akhir perdebatan ini, bumi yang besar ini bergetar enam kali, kilat menyambar di langit
dan para dewa menaburkan bunga dari surga. peserta debat dipenuhi sukacita dalam hatinya dan
saddhanya bertambah kuat kepada abhidhamma. tidak ada lagi keraguan tentang sang tiratana
dan lenyap seluruh kepercayaan sesat bagaikan kegelapan disuluhi obor. 84000 dewa dan brahma
berseru nyaring sadhu 3x memenuhi angkasa raya...

di akhir perdebatan ini juga, tuhan yang maha kuasa membagikan 10 grp ke semua peserta diskusi yang
memiliki saddha yang tak tergoyahkan dan 50 grp kepada yang tidak memiliki saddha kepada
abhidhamma agar segera bertobat...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1497 on: 11 April 2013, 10:40:19 AM »
pada akhir perdebatan ini, bumi yang besar ini bergetar enam kali, kilat menyambar di langit
dan para dewa menaburkan bunga dari surga. peserta debat dipenuhi sukacita dalam hatinya dan
saddhanya bertambah kuat kepada abhidhamma. tidak ada lagi keraguan tentang sang tiratana
dan lenyap seluruh kepercayaan sesat bagaikan kegelapan disuluhi obor. 84000 dewa dan brahma
berseru nyaring sadhu 3x memenuhi angkasa raya...

di akhir perdebatan ini juga, tuhan yang maha kuasa membagikan 10 grp ke semua peserta diskusi yang
memiliki saddha yang tak tergoyahkan dan 50 grp kepada yang tidak memiliki saddha kepada
abhidhamma agar segera bertobat...



LOL..ngakak =)) =)) =)) =)) =))

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1498 on: 11 April 2013, 10:42:34 AM »
luar biasa yang mulia morpheus. Seperti orang yang bisa melihat jelas di siang hari tanpa terhalang kabut dan kegelapan, sayangnya tuhan itu malas bagi grp dalam bentuk grosiran.  ^-^
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1499 on: 11 April 2013, 10:52:14 AM »
Mengenai vinaya, yang paling basic mula-mula adalah Patimokkha sebagai landasan bagi kehidupan sangha. Dari 6 Vinaya yang selamat (Theravada, Sarvastivada, Mahasanghika, Mahisasaka, Dharmaguptaka, Mulasarvastivada), patimokkha bhikkhuni isinya mirip2, yang beda signifikan jumlahnya cuma bagian Pacittiya saja (Mahisasaka 210, Mulasarvastivada cuma 33).

Suttavibhanga menjelaskan tentang patimokkha. Sepertinya narasi latar belakang kejadiannya ini yang diulang oleh Upali. Di samping itu, tambahan-tambahan teks penjelasannya memang banyak. Kurang tahu juga kapan dan oleh siapa.
Kalau khandaka yang terdiri dari culavagga dan mahavagga, berisi tentang peraturan-peraturan tambahan, ada juga yang diambil dari sutta. Sedangkan yang terakhir, parivara, adalah pengelompokan dari 2 bab sebelumnya, yang memang diketahui sebagai tambahan belakangan, mungkin setelah konsili IV.