//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 585118 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1410 on: 09 April 2013, 03:42:28 PM »
jadi darimana percaya 4 Nikaya itu adalah ajaran langsung dari Buddha, tidak mengalami distorsi, penambahan-penambahan atau perubahan-perubahan ?

saya bahkan baru dengar dari anda. saya sendiri yakin bahwa di antara 5 Nikaya, 4.4 di antaranya adalah berasal dari Sang Buddha dengan beberapa penambahan dan perubahan sedangkan 0.6 di antaranya murni bukan dari Sang Buddha.

dari mana anda yakin bahwa anda adalah anak kandung ayah/ibu anda?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1411 on: 09 April 2013, 03:43:58 PM »
bagaimana dengan konsili2 sesudahnya (5 dan 6)? apakah mrk juga harus memiliki prasyarat Arahat dan apakah mrk Arahat?

kan sudah ada dokumentasi... dan om google juga tidak menjadi arahat...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1412 on: 09 April 2013, 03:47:35 PM »
saya bahkan baru dengar dari anda. saya sendiri yakin bahwa di antara 5 Nikaya, 4.4 di antaranya adalah berasal dari Sang Buddha dengan beberapa penambahan dan perubahan sedangkan 0.6 di antaranya murni bukan dari Sang Buddha.

Konsili ke-3 dan konsili ke-4... hasil-nya adalah 5 Nikaya + Abhidhamma + lain lain...

sedangkan hasil dari konsili ke-1 dan konsili ke-2... yah KISAH-nya didapatkan dari Konsili ke-3 dan konsili ke-4... dan tidak ada dokumentasi apapun yang berasal dari konsili ke-1 dan konsili ke-2... JIKA ADA YANG MERAGUKAN hasil KONSILI ke-4, maka bukan-kah KISAH konsili ke-1 dan konsili ke-2 juga harus di-ragu-kan, Karena tidak ada sumber lain yang berbeda.


VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1413 on: 09 April 2013, 03:51:41 PM »
masalah-nya, Jika anda tidak meyakini ke-arahatan Mogalitaputta Tissa dan Bhikkhu Rakkhita, maka anda juga tidak boleh meyakini isi 4 Nikaya itu (yg ada dan diwariskan sampai sekarang) adalah ajaran langsung Sang Buddha, karena bisa saja merupakan karya tambahan.
Saya ulangi lagi yah. Kalau perihal apakah 4 Nikaya itu Ajaran Langsung Sang Buddha, kita tidak akan pernah tahu. Tapi 4 Nikaya itu dipercaya sebagai karya tertua bukan penambahan belakangan sebab sekte-sekte awal sama-sama mengakui 4 Nikaya (=Agama) itu. Sementara, karya-karya lainnya, muncul belakangan dan sifatnya sektarian.

Misalnya kita di sini orang2 forum DC, penganut agama DC-ism, pakai kitab DC-pitaka. Kemudian pecah dan ada DC-dilbert-ism, DC-KK-ism, DC-Indra-ism, dll. Di masing-masing sekte, semua pakai DC-pitaka, tapi masing-masing sekte ada tambahan. Jadi
-DC-dilbert-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Yakkha
-DC-KK-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Mara
-DC Indra-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Asura.

Kemudian di masa depan orang menyelidiki sekte-sekte ini menyimpulkan bahwa DC-pitaka ini lebih tua, karena telah ada sebelum perpecahan. Sementara kitab alam Yakkha, Mara, Asura ini munculnya belakangan, setelah ada perpecahan. Jadi tidak ada hubungannya dengan keyakinan bahwa dilbert, KK, Indra ini Arahant atau bukan.


Quote
Dan jika anda meyakini 4 Nikaya itu sebagai ajaran langsung Sang Buddha yang telah divalidasi oleh Arahat Mogalitaputta Tissa dan Arahat Rakkhita, maka anda juga harus menyakini bahwa kompilasi pada jaman itu sudah mewakili apa yang dianggap sebagai ajaran langsung Buddha maupun siswa utamanya, terutama utk "kisah" ajaran yang di-sampaikan oleh Buddha seperti Abhidhamma... Sedangkan untuk kitab komentar, sudah di-beri-kan keterangan sebagai kitab komentar yang merupakan karya dari bhikkhu-bhikkhu atau orang-orang setelah era Buddha,
Masalahnya sekte lain belum tentu mengakui Moggalliputta Tissa sebagai Arahant. Kalau mereka mengakui, tentu mereka akan ikut ajarannya donk. Masing-masing punya definisi Arahant sendiri, seperti misalnya di Mahavamsa, mereka yang menyatakan bunuh orang tidak bermoral tidak dihitung membunuh, juga adalah Arahant, menurut aliran Theravada tentunya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1414 on: 09 April 2013, 03:55:00 PM »
Konsili ke-3 dan konsili ke-4... hasil-nya adalah 5 Nikaya + Abhidhamma + lain lain...

sedangkan hasil dari konsili ke-1 dan konsili ke-2... yah KISAH-nya didapatkan dari Konsili ke-3 dan konsili ke-4... dan tidak ada dokumentasi apapun yang berasal dari konsili ke-1 dan konsili ke-2... JIKA ADA YANG MERAGUKAN hasil KONSILI ke-4, maka bukan-kah KISAH konsili ke-1 dan konsili ke-2 juga harus di-ragu-kan, Karena tidak ada sumber lain yang berbeda.




sepertinya anda mendefinisikan "dokumentasi" hanya sebatas catatan tertulis, padahal sejak zaman Sang Buddha, khotbah2 itu didokumentasikan dengan cara hapalan dan diulangi secara lisan. dan karena metode lisan ini hanya memiliki media penyimpanan selama satu generasi dan kemudian secara estafet diwariskan ke generasi berikutnya, maka kita hanya bisa mendengar dari generasi terakhir saja, karena tidak ada 1 orang pun dari generasi awal yg masih hidup sampai saat ini untuk kita dengarkan dokumentasinya. jadi tidak benar jika dikatakan bahwa "tidak ada dokumentasi" dari konsili2 sebelum konsili 4

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1415 on: 09 April 2013, 04:00:22 PM »
Masalahnya sekte lain belum tentu mengakui Moggalliputta Tissa sebagai Arahant. Kalau mereka mengakui, tentu mereka akan ikut ajarannya donk. Masing-masing punya definisi Arahant sendiri, seperti misalnya di Mahavamsa, mereka yang menyatakan bunuh orang tidak bermoral tidak dihitung membunuh, juga adalah Arahant, menurut aliran Theravada tentunya.

Misalnya kita analisa hanya khusus 4 Nikaya saja... Dengan apakah kita meyakini bahwa Mogalitaputta Tissa itu bisa men-validasi 4 Nikaya di Konsili ke-3 sebagai ajaran yang langsung diajarkan Buddha (atau setidak-tidak-nya adalah ajaran yang bisa menbawa pada kesucian arahat sebagaimana kualitas arahat yang kita yakini dicapai oleh Buddha dan para siswa utama-nya) ?

Bukankah kita harus meyakini bahwa Mogalitaputta Tissa Thera adalah seorang Arahat yang sudah mencapai kesucian, setidaknya memiliki kemampuan analisa patisambhida, sehingga validasi dari pengulangan di konsili ke-3 adalah benar ajaran yang diajarakan oleh Buddha atau setidaknya selaras dan tidak bertentangan dengan ajaran Buddha.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1416 on: 09 April 2013, 04:01:56 PM »
sepertinya anda mendefinisikan "dokumentasi" hanya sebatas catatan tertulis, padahal sejak zaman Sang Buddha, khotbah2 itu didokumentasikan dengan cara hapalan dan diulangi secara lisan. dan karena metode lisan ini hanya memiliki media penyimpanan selama satu generasi dan kemudian secara estafet diwariskan ke generasi berikutnya, maka kita hanya bisa mendengar dari generasi terakhir saja, karena tidak ada 1 orang pun dari generasi awal yg masih hidup sampai saat ini untuk kita dengarkan dokumentasinya. jadi tidak benar jika dikatakan bahwa "tidak ada dokumentasi" dari konsili2 sebelum konsili 4

bro indra kan suka bermain dengan KBBI... apa itu dokumentasi... apakah pengulangan lisan berdasarkan ingatan dianggap sebagai dokumentasi....
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1417 on: 09 April 2013, 04:37:27 PM »
Misalnya kita analisa hanya khusus 4 Nikaya saja... Dengan apakah kita meyakini bahwa Mogalitaputta Tissa itu bisa men-validasi 4 Nikaya di Konsili ke-3 sebagai ajaran yang langsung diajarkan Buddha (atau setidak-tidak-nya adalah ajaran yang bisa menbawa pada kesucian arahat sebagaimana kualitas arahat yang kita yakini dicapai oleh Buddha dan para siswa utama-nya) ?
Kalau saya pribadi meyakini suatu ajaran dengan menyelidiki manfaatnya, logikanya, bukan karena keyakinan bahwa itu dinyatakan benar oleh seorang yang katanya Arahant.


Quote
Bukankah kita harus meyakini bahwa Mogalitaputta Tissa Thera adalah seorang Arahat yang sudah mencapai kesucian, setidaknya memiliki kemampuan analisa patisambhida, sehingga validasi dari pengulangan di konsili ke-3 adalah benar ajaran yang diajarakan oleh Buddha atau setidaknya selaras dan tidak bertentangan dengan ajaran Buddha.
Penembusan kesucian adalah masalah batin personal, sementara validasi nikaya adalah masalah tekstual. Para peneliti pun bukan Arahant, bahkan tidak mengaku-ngaku ariya, tapi dengan menyelidiki, bisa mengambil kesimpulan teks mana yang lebih tua. Jadi tetap tidak ada relevansi antara "keyakinan Arahant" dan "keaslian teks". Semua keyakinan hanya akan membiaskan penilaian objektif kita.
« Last Edit: 09 April 2013, 04:39:18 PM by Kainyn_Kutho »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1418 on: 09 April 2013, 04:38:26 PM »
bro indra kan suka bermain dengan KBBI... apa itu dokumentasi... apakah pengulangan lisan berdasarkan ingatan dianggap sebagai dokumentasi....

saya tidak menggunakan acuan KBBI di sini, tapi apa pun definisi yg diberikan KBBI, faktanya bahwa Nikaya itu terlestarikan melalui media ingatan sebelum dilestarikan dalam media tulisan. Jika hal ini tidak bisa disebut dokumentasi, baiklah memang tidak terdokumentasi tapi tetap terlestarikan. ada keberatan?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1419 on: 09 April 2013, 04:53:09 PM »
saya tidak menggunakan acuan KBBI di sini, tapi apa pun definisi yg diberikan KBBI, faktanya bahwa Nikaya itu terlestarikan melalui media ingatan sebelum dilestarikan dalam media tulisan. Jika hal ini tidak bisa disebut dokumentasi, baiklah memang tidak terdokumentasi tapi tetap terlestarikan. ada keberatan?

dan yang bisa men-validasi pengulangan itu adalah siapa ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1420 on: 09 April 2013, 04:54:17 PM »
Kalau saya pribadi meyakini suatu ajaran dengan menyelidiki manfaatnya, logikanya, bukan karena keyakinan bahwa itu dinyatakan benar oleh seorang yang katanya Arahant.

Nah, bergerak ke manfaat dan logika-nya... Apa yang dibahas di Abhidhamma tidak bermanfaat dan tidak sesuai logika ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1421 on: 09 April 2013, 04:57:04 PM »
Penembusan kesucian adalah masalah batin personal, sementara validasi nikaya adalah masalah tekstual. Para peneliti pun bukan Arahant, bahkan tidak mengaku-ngaku ariya, tapi dengan menyelidiki, bisa mengambil kesimpulan teks mana yang lebih tua. Jadi tetap tidak ada relevansi antara "keyakinan Arahant" dan "keaslian teks". Semua keyakinan hanya akan membiaskan penilaian objektif kita.

Oke-lah kita anggap abhidhamma itu tambahan dan sisipan... dan ada pula kisah2 pembabaran Abhidhamma di Tavatimsa... Jika itu HOAX (fiktif), kira-kira kualitas apa yang dimiliki oleh seorang pemimpin konsili ke-3 seperti Mogalitaputta Tissa sehingga bisa memasukkan kisah HOAX (fiktif) seolah-olah pernah terjadi... dan Kita-Kita bisa mempercayai hasil pencapaian konsili ke-3 ? Termasuk di dalam-nya 4 Nikaya yang kita pegang sekarang ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1422 on: 09 April 2013, 04:57:52 PM »
dan yang bisa men-validasi pengulangan itu adalah siapa ?

kalau melihat bukti yg ada sekarang, bahwa para penghapal tipitaka itu bukan cuma 1 orang, jadi dari beberapa orang itu jika ada 1 orang saja yg bersuara sumbang, tentu dengan mudah terdeteksi. jika beberapa orang mengulangi dengan pengucapan yg sama, maka pengulangan itu sudah self-validated. karena peluang 2 orang mengucapkan kekeliruan yg sama adalah bagaikan monyet memainkan "flight of bumblebee"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1423 on: 09 April 2013, 04:59:13 PM »
Oke-lah kita anggap abhidhamma itu tambahan dan sisipan... dan ada pula kisah2 pembabaran Abhidhamma di Tavatimsa... Jika itu HOAX (fiktif), kira-kira kualitas apa yang dimiliki oleh seorang pemimpin konsili ke-3 seperti Mogalitaputta Tissa sehingga bisa memasukkan kisah HOAX (fiktif) seolah-olah pernah terjadi... dan Kita-Kita bisa mempercayai hasil pencapaian konsili ke-3 ? Termasuk di dalam-nya 4 Nikaya yang kita pegang sekarang ?

pertanyaan ini hanya menimbulkan spekulasi yg tidak perlu, karena dalam teks mana pun juga tidak akan kita temui catatan pikiran/motif Mogalitaputta Tissa.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1424 on: 09 April 2013, 05:44:46 PM »
Nah, bergerak ke manfaat dan logika-nya... Apa yang dibahas di Abhidhamma tidak bermanfaat dan tidak sesuai logika ?
Untuk hal ini, saya pernah bahas sebelumnya bahwa apa yang ada di literatur belakangan sebaiknya tidak ditolak mentah-mentah, tapi dilihat dulu apakah sesuai dengan nikaya awal. Jikapun sangat bermanfaat, tetap karya belakangan harus dikenali sebagai karya belakangan.


Oke-lah kita anggap abhidhamma itu tambahan dan sisipan... dan ada pula kisah2 pembabaran Abhidhamma di Tavatimsa... Jika itu HOAX (fiktif), kira-kira kualitas apa yang dimiliki oleh seorang pemimpin konsili ke-3 seperti Mogalitaputta Tissa sehingga bisa memasukkan kisah HOAX (fiktif) seolah-olah pernah terjadi...
Bagaimana kualitas batinnya, tentu saja saya tidak tahu. Namun sama seperti klaim-klaim aliran lainnya yang bisa ambil kitab alam naga atau wawancara Maitreya, semua klaim itu tidak menjadikan literatur yang mereka pakai sebagai 'benar', setidaknya menurut saya pribadi.


Quote
dan Kita-Kita bisa mempercayai hasil pencapaian konsili ke-3 ? Termasuk di dalam-nya 4 Nikaya yang kita pegang sekarang ?
Apakah konsili 3 diadakan atau tidak, Agama memang ada kok. Jadi jangan berkesimpulan bahwa 4 Nikaya itu eksklusif produk konsili 3 & 4 yang diadakan Vibhajyavada. Agama adalah kumpulan doktrin yang dianut secara umum oleh seluruh sekte-sekte awal. Hanya saja, ketika Agama dibawa ke Srilanka oleh Vibhajyavada dan dilestarikan dalam bahasa Pali kemudian hari, sebutannya adalah Nikaya. Sedangkan Agama yang berada di India dalam berbagai bahasa, kebanyakan punah bersamaan dengan punahnya sekte-sekte, dan salah satu yang tersisa secara lengkap adalah Agama dari Sarvastivada berbahasa Sanskrit.