masalah-nya, Jika anda tidak meyakini ke-arahatan Mogalitaputta Tissa dan Bhikkhu Rakkhita, maka anda juga tidak boleh meyakini isi 4 Nikaya itu (yg ada dan diwariskan sampai sekarang) adalah ajaran langsung Sang Buddha, karena bisa saja merupakan karya tambahan.
Saya ulangi lagi yah. Kalau perihal apakah 4 Nikaya itu Ajaran Langsung Sang Buddha, kita tidak akan pernah tahu. Tapi 4 Nikaya itu dipercaya sebagai karya tertua bukan penambahan belakangan sebab sekte-sekte awal sama-sama mengakui 4 Nikaya (=Agama) itu. Sementara, karya-karya lainnya, muncul belakangan dan sifatnya sektarian.
Misalnya kita di sini orang2 forum DC, penganut agama DC-ism, pakai kitab DC-pitaka. Kemudian pecah dan ada DC-dilbert-ism, DC-KK-ism, DC-Indra-ism, dll. Di masing-masing sekte, semua pakai DC-pitaka, tapi masing-masing sekte ada tambahan. Jadi
-DC-dilbert-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Yakkha
-DC-KK-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Mara
-DC Indra-ism pakai DC-pitaka + kitab alam Asura.
Kemudian di masa depan orang menyelidiki sekte-sekte ini menyimpulkan bahwa DC-pitaka ini lebih tua, karena telah ada sebelum perpecahan. Sementara kitab alam Yakkha, Mara, Asura ini munculnya belakangan, setelah ada perpecahan. Jadi tidak ada hubungannya dengan keyakinan bahwa dilbert, KK, Indra ini Arahant atau bukan.
Dan jika anda meyakini 4 Nikaya itu sebagai ajaran langsung Sang Buddha yang telah divalidasi oleh Arahat Mogalitaputta Tissa dan Arahat Rakkhita, maka anda juga harus menyakini bahwa kompilasi pada jaman itu sudah mewakili apa yang dianggap sebagai ajaran langsung Buddha maupun siswa utamanya, terutama utk "kisah" ajaran yang di-sampaikan oleh Buddha seperti Abhidhamma... Sedangkan untuk kitab komentar, sudah di-beri-kan keterangan sebagai kitab komentar yang merupakan karya dari bhikkhu-bhikkhu atau orang-orang setelah era Buddha,
Masalahnya sekte lain belum tentu mengakui Moggalliputta Tissa sebagai Arahant. Kalau mereka mengakui, tentu mereka akan ikut ajarannya donk. Masing-masing punya definisi Arahant sendiri, seperti misalnya di Mahavamsa, mereka yang menyatakan bunuh orang tidak bermoral tidak dihitung membunuh, juga adalah Arahant, menurut aliran Theravada tentunya.