//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Sunya

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 57
106
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 14 April 2013, 06:39:41 AM »
ah, saya sering kok dengar orang bilang sutta-minded...

Lalu apa hubungan istilah sutta-minded dengan yang Sdr. Kelana tulis di atas?

Setahu saya istilah sutta-minded tidak berasosiasi sama sekali dengan pengertian bahwa tidak ada kebijaksanaan dalam mengkaji sutta, dlsb. Tapi istilah tersebut (ditujukan) untuk orang yang hanya menganggap sutta sebagai satu-satunya acuan dalam mempelajari dharma.

Silakan jika pemahaman saya salah, tolong dikoreksi. Salam.

107
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 13 April 2013, 09:52:26 PM »
Jadi, bagi saya, adalah naïf jika ada yang mengatakan tidak ada kebijaksanaan dalam mengkaji sutta, atau mengkaji sutta bukan pemahaman Dhamma yang baik.  Kemungkinan orang yang mengatakan ini tidak pernah mengkaji sutta atau mengkaji sutta secara salah sehingga tidak mendapatkan apapun.

Sepengetahuan saya (dalam hidup saya), belum ada yang mengatakan hal seperti di atas. Yang ada, yang sering saya temui dan juga saya setujui: Memahami dharma harus menyeluruh, bukan hanya dari sisi bahasa saja.

Salam.  _/\_

108
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 13 April 2013, 09:34:49 PM »
ini interpretasi dari sisi apa?

Yang mengatakan itu interpretasi adalah Anda, jadi mungkin Anda yang lebih tepat menjawab pertanyaan Anda sendiri. :)

Salam.  _/\_

109
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 11 April 2013, 01:41:46 PM »
maksud anda dengan "Semoga dipahami", apakah harus menuruti pemahaman anda atau bagaimana? tolong lebih lengkap dalam menulis.

Semoga dipahami, bukan semoga menuruti pemahaman saya.

Semoga dimengerti. Salam.  _/\_

110
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 11 April 2013, 01:40:03 PM »
Setahu saya bahasa yg digunakan Sang Buddha adalah bahasa lisan, bagaimana bisa menginterpretasikan tanda baca dalam sutta tsb?

Pemahaman dharma yang baik adalah dengan kebijaksanaan, bukan dari sisi bahasa saja. Makanya saya kerap mengkritisi pengkaji sutta/sutra, karena banyak mengabaikan faktor-faktor lain selain menafsir (interpretasi) dari sisi bahasa saja.

 _/\_

111
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 11 April 2013, 12:53:42 PM »
yg perlu dianalisis dari sutta di atas adalah, apakah koma pemisah di atas bermakna DAN atau ATAU? jika DAN maka semua kualitas itu harus terpenuhi, tapi jika ATAU maka cukup salah satunya saja.

Titik koma, bukan koma.

Titik koma digunakan sebagai penghubung kalimat yang sejenis dan setara. Maka ditinjau dari segi tata bahasa, seharusnya semua kualitas harus dipenuhi.

Melihat pembahasan yang sudah berlalu, idealnya memang Garuka Karma seharusnya mencakup segala aspek, bukan hanya hubungan darah belaka.

Demikian, semoga dipahami.

Salam.  _/\_

112
Diskusi Umum / Re: Akusala Garuka Kamma, Membunuh Ayah?
« on: 10 April 2013, 11:54:01 AM »
Artinya yg kandung ya? Kl ortu kandung ga membesarkan n memberi mereka makan termasuk?

Sebaliknya, bukan orang tua kandung tapi membesarkan dan memberi mereka makan sepertinya tidak termasuk. :)

113
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 09:39:52 PM »
onkologi?  dari singkatan DSOG ya?

DSOG = dokter spesialis Obstetri dan ginekologi, O-nya bukan onkologi om ;D, kalau onkologi itu artinya spesialis kanker dan tumor.

 _/\_

Onkologi kok, karena saya beberapa kali mengantarkan keluarga yang berobat, dan tidak sedikit wanita muda yang memeriksakan diri kesana seputar benjolan di payudara.

114
Main koq jauh2.  :))

FYI, kata Bhante Saddhaviro di daerah Halong di Kalimantan juga ada beberapa desa buddhis dengan penduduknya semua orang Dayak, pribumi asli Kalimantan lho.

Sebelum Majapahit runtuh, malah Hindu dan Buddha cukup dominan di nusantara (dapat dilihat dari sisa-sisa peninggalan berupa candi, prasasti, maupun situs-situs bersejarah lainnya). Kalau ada yang merasa pribumi lalu tertarik terhadap ajaran Buddha, mungkin ini yang namanya kembali pada ajaran nenek moyang. :)

115
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 09:12:36 PM »
sptnya ada perkecualian bagi bapak2/ibu2 yg bekerja di badan sensor film... dimana mereka udah pasti kerjaannya nonton HAL2 yg PANAS .... duhhhh ternyata ada sebagian orang yg memiliki hak untuk nonton hal tsb........ LEGAL, sekalian DIBAYAR...

Dokter onkologi dan kandungan toh juga begitu. :)

116
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 09:08:34 PM »
bagi kakek2 yg udah uzur dan bertenaga minim... bagaimanapun dasyatnya pertunjukan...
maka tidak dapat dikatakan pornografi.... karena kakek TIDAK TERANGSANG SAMA SEKAKLI...

duhhh... apakah pornografi tidak berlaku bagi kakek2 yg udah tak terpengaruh ? nahhh

Q : bapak telah menonton pornografi...
K : ahhh buktikan saja, ... disini semua tenang2 aja, gak ada yg TEGANG....

Betul, ini pemikiran yang (bagi saya) sudah tepat.

Memang segala sesuatu itu relatif, tergantung kondisi-kondisi.

Beda orientasi (misalnya lelaki penyuka sesama jenis), beda pula reaksi yang ditimbulkan (melihat seks beda jenis kelamin).
Usia yang terlampau uzur (tua), melihat hal berbau seksual, tidak sebesar reaksi anak muda atau dewasa dan paruh baya.
Orang dalam kondisi sakit, tidak sereaktif orang dalam kondisi sehat melihat pornografi/pornoaksi.
Orang dalam gangguan mental, dari stres sampai sakit jiwa, juga sudah jelas sangat beda reaksi dengan orang bermental sehat.

Maka kalau ada patokan bahwa sesuatu itu porno atau tidak, lalu mau dijadikan aturan baku, sepertinya sulit (sangat sulit).

Sejauh ini norma tak tertulis (adat istiadat, budaya, etika, moralitas/keberadaban) saya kira sudah cukup dalam mengatasi permasalahan-permasalahan seputar seksualitas di masyarakat. Lebih dari itu jika dijadikan Undang-Undang, akan rancu dan hanya membuang energi untuk merumuskan sesuatu yang sifatnya relatif dan tidak ada pedoman/referensi baku.

Begitu menurut saya. Terima kasih dan salam.  _/\_

117
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 08:57:21 PM »
1 apakah yg menjual itu udah masuk dlm pelacuran..



ini foto dlm painting/drawing class, dimana model (nude) cewek tsb ditengah-tengah tanpa busana dan MENERIMA BAYARAN...

Yang lebih umum (karena kita di Indonesia), semua pasti pernah menyaksikan (maaf) seorang ibu menyusui anaknya di tempat umum. Dari unsur mempertontonkan organ intim (seksual) sebenarnya sudah memenuhi kriteria ketelanjangan (nudity). Tapi setahu saya, sejauh ini masyarakat tidak pernah mempermasalahkan seorang ibu (wanita) yang mempertontonkan payudara dalam konteks menyusui anak. Lain halnya bila seorang wanita mengenakan busana dengan dada yang rendah, walau hanya sebagian payudara yang terlihat, namun masuk kategori seronok (seksi).

Jadi, kategori sesuatu itu dikatakan porno atau tidak bukan dari sisi ketelanjangan saja, tapi banyak faktor dan elemen lain yang terlibat.

Seingat dan sepengetahuan saya, di Bali salah satu teman pelukis saya juga pernah melukis wanita dan pria tanpa busana, dan itu tidak masalah sama sekali. Ingat, pornografi dan pornoaksi bukan soal kadar ketelanjangan saja, tapi soal sensualitas dan mengundang birahi atau tidak.

Saya punya teman muslim, malah beliau tidak setuju ada UU pornografi dan pornoaksi, sebab menurutnya kategori sesuatu dikatakan porno itu amat relatif. Bagi sebagian orang melihat betis yang indah sudah menimbulkan hasrat. Bagi sebagian lain suara serak-serak basah dan desahan wanita sudah mengundang hasrat. Sebagian lagi lewat aroma dan rambut indah berkilau sudah terbangkitkan hasratnya. Dalam titik ekstrim, malah orientasi seksual seseorang bisa mengarah pada "non makhluk hidup", seperti mobil, tembok Berlin, dsb (ada video dokumenter tentang orientasi seksual teraneh di dunia, saya kebetulan pernah menyaksikannya).

Jadi, jangan salah kaprah bahwa porno itu erat dengan ketelanjangan (nudity). Ada yang namanya seni (art) ada yang namanya sensualitas (pada tahap ekstrim/vulgar, ini yang menjurus pada pornografi ataupun pornoaksi).

Demikian. Mohon koreksi dan bimbingannya. Salam. _/\_

118
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 08:34:06 PM »
Konon kata mereka yang bisa melihat, di sekeliling kita ada makhluk halus yang bersama kita saat kita di kamar, saat buang air, dll saat di rumah maupun di luar.  Mungkin juga makhluk2 ini ada di sekitar manusia saat manusia itu bersetubuh, nah para makhluk halus ini protes juga nggak ditontonkan aksi pornoaksi kayak ini?  ;D

Gw pikir mengapa banyak yang sewot melihat dua anak manusia bersetubuh karena mereka terbawa pikiran masa lalu sejak di Aganna Sutta yang merasa ini adalah sesuatu yg kotor dan bertindak melempari pasangan yang nekad bersetubuh tanpa ngamar di alam bebas sehingga menjadi tontonan.  :-?

Membahas yang katanya "konon" ini yang susah, sebab tidak semua mampu melihat dan membuktikannya.
Cuma, setahu saya puluhan tahun saya hidup hingga hari ini, saya sudah mendengar dan membaca beberapa kali kasus persetubuhan di kuburan yang tidak bisa dilepas (bahkan sampai meninggal), serta buang air kecil sembarangan yang berdampak penyakit aneh. Jika ini disebut konon karena ulah makhluk halus, silakan saja (mungkin mereka protes, mungkin juga bukan, sebab susah juga membahas yang "konon-konon").

Saya pikir dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, sesederhana itu (lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya). Sewot dan tidak sewot, dianggap melanggar kesusilaan atau tidak, kotor ataupun tidak, tergantung siapa (komunitas apa) yang menilai. Jika Anda Buddhis maka Anda percaya membunuh hewan itu bukan perbuatan baik, sementara jika orang beragama selain Buddhis, tentu lain lagi pandangannya. Acuan Anda sutta, mungkin acuan orang lain kitab pedoman yang lain. Begitu saja. :)

Mohon koreksi dan bimbingannya.

Salam.  _/\_

119


Jakarta - Lima pria yang menamakan dirinya Aliansi Laki-laki Baru melakukan aksi diam di Bunderan HI, Jakarta Pusat. Mereka menolak segala bentuk kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan.

Pantuan detikcom, Minggu (7/4/2013) pukul 08.30 WIB, kelima laki-laki tersebut mengenakanrok mini. Masing-masing memegang poster berukuran sekitar 60 cm x 80 cm yang bertuliskan 'Laki-laki Bersatu Melawan Pemerkosaan' dan 'Laki-laki Sejati Berpikir Pakai Otak bukan p*n*s'.

Aksi diam yang dilakukan mereka menarik perhatian warga yang beraktifitas di sekitar bundaran HI. Beberapa mengajak foto bersama.

"Kita melakukan aksi diam menggunakan rok mini bertujuan kalau laki-laki yang pake rok mini apa masih ada yang perkosa," ujar salah satu koordinator, Shera kepada detikcom, Minggu (7/4/2013).

Shera juga mengatakan aksi ini dilakukan karena terlalu banyak pemerkosaan dan kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia. Dan seharusnya pemerintah jangan hanya melarang perempuan untuk berpakaian seksi.

"Ini menunjukkan bukan rok mininya namun, siapa target dan objeknya," imbuhnya.







http://www.kaskus.co.id/thread/5160ddf820d7191c2000000c/pakai-rok-mini-di-bundaran-hi-5-pria-tolak-kekerasan-terhadap-wanita/

120
Personality / Re: mereka menyebutnya PORNOAKSI....
« on: 07 April 2013, 11:39:49 AM »
bagimana kalau pasangan suami ini MENGAJARKAN KAMA SUTTA pada pasangan yg baru married... supaya bisa lebih happy dirancang dan dikenakan biaya KURSUS... apakah ini mendpt SERTIFIKASI SAH ? ________

4. apakah sah atau tidak juga bisa tergantung siapa penonton dan yg belajar ?

mohon masukan... ;D ;D

Walau mungkin pertanyaan di atas retorika, tapi saya jawab: Ya, untuk edukasi seks memang perlu sertifikasi idealnya, demi memenuhi unsur legalitas serta mencegah perilaku seks menyimpang (eksibisionis, tukar pasangan, dsb).

Siapa penonton dan yang belajar tentu juga harus disortir. Menonton film atau pertunjukan di negara bebas seperti Amerika saja ada batasan umur, apalagi untuk adegan suami-isteri yang jelas-jelas tergolong konsumsi orang dewasa. Diluar persoalan norma/etika, peraturan tentang pornografi serta pornoaksi, sebenarnya (dari yang saya ketahui dan pahami) juga memayungi keamanan dan konsistensi hubungan pasangan, seperti halnya pernikahan (suka sama suka, tapi untuk menjalani 'hidup bersama' tetap perlu surat tanda bukti menikah). Jadi secara positif, sebenarnya hukum-hukum menyangkut pornografi dan pornoaksi, sebenarnya meminimalisir terjadinya gangguan-gangguan seputar seksualitas (kejahatan, penyimpangan kebiasaan dan orientasi, serta mempertahankan keharmonisan atau mencegah perselingkuhan).

Demikian semoga jelas. Tetap kritis dan bijak dalam hidup.

Salam.  _/\_

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 57