//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - handysand

Pages: [1]
1
Request: aplikasi yang bisa jalan di hampir semua ponsel (java): 1.Dhammapada, 2.Paritta, 3.Alamat vihara (ada fasilitas update data & bila bisa dengan jadwal kebaktiannya), 4. midi Karaoke lagu utk anak-anak.
Segitu dulu kali yah :)

2
Kebebasan berpikir yang membuat agama Buddha paling menarik bagi banyak orang. Di dalam Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65) diceritakan bahwa Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran, agama, maupun kepercayaan yang menyebar dan saling mengatakan bahwa agama, kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing yang terbaik dan paling benar. Di sini lah Buddha Gautama memberikan 10 panduan yang berlaku sepanjang masa, yaitu

   1. Ma anussavena: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu karena turun-temurun telah diberikan secara lisan, misalnya kepercayaan terhadap burung gagak dan angka 13 yang membawa sial. Yang penting adalah cara pandang dalam melihat suatu tradisi lisan yang turun-temurun diberikan karena beberapa tradisi lisan memang mengajarkan hal-hal yang positif.
   2. Ma paramparaya: Seseorang tidak seharusnya menerima mentah-mentah sesuatu karena suatu tradisi dilakukan secara turun-temurun, contohnya tradisi pengorbanan hewan untuk menghindari kemalangan. Perlu kita ketahui bahwa suatu budaya tidak ditolak dalam agama Buddha. Yang penting adalah bagaimana cara pandang terhadap budaya tersebut yang tentunya sejalan dengan etika buddhis.
   3. Ma itikiriya: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu secara membuta karena tersebar umum, dipercayai banyak orang, disetujui banyak orang, misalnya berita melalui sms yang membuat kepanikan, maupun berita dari internet tentang suatu hal.
   4. Ma pitakadampadanena: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena telah tercantum dalam kitab suci. Kepercayaan yang membuta terhadap kitab suci bisa membuat fanatik dan penghancuran terhadap kepercayaan orang lain.
   5. Ma takkahetu: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena sejalan dengan logika. Keyakinan ini bisa menjadi salah jika bersumber dari sumber yang salah maupun data-data yang tidak benar. Banyak dari kita menerima surat elektronik (e-mail) berisi informasi yang simpang siur walaupun terkadang dibuat seolah-olah logis dan masuk akal.
   6. Ma nayahetu: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena hipotesis, perkiraan maupun analisis dalam pemikiran dan terburu-buru mengambil kesimpulan.
   7. Ma akaraparivitakkena: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena masuk akal seperti yang terlihat atau yang dirasa. Contohnya seperti ketika orang pada abad pertengahan melihat seolah-olah bahwa matahari mengelilingi bumi seperti yang terlihat nyata oleh mata mereka dan dirasa kalau bumi tidak bergerak, padahal kenyataannya sebaliknya.
   8. Ma ditthinijhanakkhantiya: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena sesuai dengan anggapan sebelumnya.
   9. Ma bhabbarupataya: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena kredibilitas, ketenaran, kharisma, kedudukan maupun pendidikan dari si pembicara. Sering kali kita memercayai perkataan seseorang yang berpendidikan tinggi, dihormati atau disegani, padahal belum tentu hal tersebut benar.
  10. Ma samano no garuti: Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena si pembicara adalah gurunya. Buddha mengatakan hal ini termasuk untuk pengikutnya karena Beliau tidak ingin seseorang mudah dikontrol oleh orang lain.

Kesepuluh cara ini membuat kita berpikir ulang sebelum memercayai suatu hal. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Buddha bukan mengajarkan untuk menolak mentah-mentah suatu hal. Bukan pula langsung menerima atau meyakini suatu hal dengan membabi buta. Justru yang Sang Buddha harapkan adalah penyelidikan yang mendalam, khususnya penyelidikan terhadap kebenaran (dhammawicaya).

Banyak yang salah mengerti ajaran Buddha dan menganggap bahwa jangan memercayai siapapun dan kebenaran hanya ada di diri sendiri. Hal ini dapat menjadi kesombongan karena mengira kalama sutta mengajarkan demikian. Yang benar adalah bahwa pelajari dan selidiki dahulu kebijaksanaan atau ajaran disekeliling kita yang dianggap lebih baik dan menuntun kebahagiaan. Jika ternyata membuat penderitaan, maka hindari ajaran tersebut. Sebaliknya apabila membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, maka ambil ajaran tersebut.

3
Kaki Lima / Re: rupang buddha pindapatta
« on: 09 July 2010, 03:24:10 PM »
wah kapan ada project berikutnya nih  :'(

Pages: [1]