“Sekte Mahasanghika akan terbagi menjadi tujuh bagian
Sekte Sthavira menjadi sebelas bagian,
Inilah apa yang kita istilahkan sebagai 12 sekte [dari Mahasthavira],
Delapan belas termasuk di dalamnya dua sekte awal,
Semua ini muncul dari Mahayana,
Yang mengatakan bukan kesetujuan pun bukan kontradiksi."
(Manjusri Pariprccha Sutra)
nah yang bilang ini pun dari sesepuh siapa yah?.... ^^
mahayana lah.
jadi bisakah saya tarik kesimpulan "selama Sang Buddha selalu mau mengajarkan dhamma,di situ ada penderitaan bukan.?"
lalu, bagian mana yang dikatakan Sang Buddha telah bebas dari penderitaan?
nah, inilah yang saya sebut...mengajarkan bebas dari penderitaan tetapi dirinya sendiri menderita....
apakah Sang buddha pernah merasakan betul-betul bebas dari penderitaan?
saya yakin "tidak akan pernah bebas dari penderitaan"
jadi apakah yang diajarkan seorang buddha?...yakni terus menderita?
jadi kebalik bukan dengan 4 kesunyataan mulia.
lalu pada akhirnya bertabrakan pula dengan ajaran Theravada.
La wong Bodhisattva yang nolong terus menerus aja kagak menderita kok anda yang protess..... Penderitaan mamang ada tapi ya cuma penderitaan fisik, batin ya kagak menderita.
saya rasa tidak bakalan nyambung..Theravada mengajarkan
Segala bentukan adalah penderitaan, dan untuk bebas dari penderitaan adalah bebas dari bentukan.
sedangkan mahayana? ^^
Ya begitu...
coba renungkan ini..dan keinginan untuk mengajar terus menerus itu masuk mana yah dari 3 ini.^^
apalagi kalau bukan ketamakan. dimana merujuk pada "mau terus"
Terusnya hanya prosesss....... Anda paham kusala chanda gak sih??
Kok yang dipikiran cuma lobha.... lobha............lobha....... ya anda terus menerus mencari nafkah buat anak istri anda supaya mereka hidup sejahtera dan berbahagia itu LOBHA ya? Ohhh... kalau gitu harus cepet2 dilenyapkan nih tuh LOBHA...... gak usah cari nafkah sekalian karena nambah LOBHA. Ngapain nunda2 untuk nglenyapin LOBHA. Gitu? Tentu tidak bukan?
Seorang Bodhisattva yang berikrar untuk menolong terus menerus..... apakah pada akhirnya tidak jadi Samyaksambuddha? Ya jadi dong!
oh. jadi bukan lobha yah???....ini lobha yang bersifat halus.
dan kalau tidak mau mencari makan dengan pikiran bodoh seperti itu disebut MOHA...tetapi tidak terikat kedua-dua nya disebut orang bijak lagi.
dan berusaha membuang jauh-jauh bisa saja menimbulkan kebencian....
makanya bikkhu punya banyak SILA yang jelas. agar betul-betul memusanakan LDM nya.
seperti nya anda bukan seorang meditator dan seorang teoriawan..sory kalau nebak-nebak saya minta maaf..
tapi jikalau memang demikian.. saya rasa tidak guna membahas masalah LDM yang sifat nya halus...karena bakalan tidak nyambung. ^^
loh boddhisatva tidak menderita? ataukah lupa akan penderitaan......
"Ada penderitaan, tapi tidak ada yang menderita,
Ada jalan, tapi tidak ada yang menempuhnya,
Ada nibbana, tapi tidak ada yang mencapainya."
anda katakan cuma penderitaan fisik ya?...
aduh,,,,jadi itu bukan penderitaan juga?......
belajar dulu ke basic 4 kesunyataan mulia saja dah.
sungguh tidak bakalan nyambung ngomong kalau begini. ^^
Renungkan Mahayana dengan cangkir yang tidak penuh, tapi dengan cangkir kosong. Renungkan... renungkan..... tanpa perenungan ataupun meditasi terhadap Ajaran, hanya dengan intelektualitas semata, maka hasilnya kebanyakan akan meleset.
cangkir saya hanya ingin saya isi yang berguna saja...tetapi sebelum di-isi saya tentu filter dulu.
dan 4 kesunyataan mulia itu merealisasikan kenyataan yang benar-benar kenyataan (paramatha)
masalah "kedamaian extrim" saya juga ingin post..tetapi sudah ada yang lebih dulu ^^
semoga diskusi ini bukan menambah kebencian, melainkan menambah wawasan semata.
waspada akan pikiran.salam metta.