//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavaviveka "vs" Hinayana  (Read 184860 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #435 on: 26 December 2008, 06:28:28 AM »

Mau bukti kalau Bodhisattva turun ke dunia?

Lihat ayah, ibu, saudara dan teman-teman yang mengasihi anda dan ingin yang terbaik buat anda. Itulah contoh nyata para Bodhisattva yang hadir di dunia ini.


gak yakin saya kalau ayah, ibu, saudara dan teman teman yang mengasihi saya adalah bodhisatva yang "turun" ke dunia... jika begitu, berarti neraka kosong tuh dari awal, karena semua orang pasti bisa menjadi salah satu di antara yang disebutkan di atas, kalau tidak menjadi ayah atau ibu... menjadi saudara... atau setidaknya menjadi teman yang mengasihi temannya.
PERNYATAAN RETORIKA...



Mau bukti kalau Bodhisattva turun ke dunia?
Atau lihatlah para pembabar Dharma yang aktif dan bersemangat dalam membabarkan Dharma demi kebahagiaan banyak makhluk... atau relawan Tzu Chi yang penuh cinta kasih.... itulah para Bodhisattva hidup!


Pembabar Dharma... hmmm... masih make sense...

RELAWAN TZU CHI ? yang mana satu ? yang beragama BUDDHA ? atau yang non-BUDDHIS ? karena banyak tuh relawan tzu chi yang non-buddhis yang pasti belum mendapatkan ajaran MAHAYANA (tidak tahu jalur bodhisatva), lantas apakah bisa disebut bodhisatva hidup (kalau dikatakan bodhisatva hidup, tentunya yang dipakai JALUR BODHISATVA ala MAHAYANA) ?

 ???



hahaha..... sudah saya tebak pasti muncul pertanyaan kaya gini...

Apa anda tahu upaya kausalya para Bodhisattva?

Ketika Avalokitesvara memanifestasikan dirinya dalam berbagai macam wujud (lihat Samanta Mukha Varga - Sutra Teratai), apakah Beliau hanya bermanifestasi sebagai pribadi dengan agama Buddha?

Lagipula.... emang Bodhisattva nggak pernah jeblos ke neraka? La wong Bodhisattva - bakal Buddha Sakyamuni saja pernah masuk ke neraka karena akusala karma....

Di biografi Drukpa Kunley.... malah emanasi Maitreya jeblos ke dunia Tiracchana (binatang) oleh karena akusala karma juga.....

Perhatikan kata Huineng, "Ia yang memiliki welas asih adalah Avalokitesvara." Ini sudah cukup menjelaskan konsep emanasi saya kira!

Sambhogakaya para Buddha dan Bodhisattva ada di dalam hati dan pikiran kita masing-masing. Ketika kita membangkitkan rasa welas asih, di situlah Avalokitesvara "bekerja". Nah Avalokitesvara ini siapa? Tuhan? Makhluk? Bukan! Avalokitesvara adalah saya, anda, member DC dan semua makhluk yang mau membangkitkan welas asih dan mempraktekkannya. Avalokitesvara = diri kita sendiri yang mau memberikan contoh nyata welas asih.

Bahkan Nirmanakaya Maitreya di Surga Tusita pun punya Sambhogakaya yang juga bernama Maitreya Bodhisattva. Apa ya maksudnya ini?  ::)  ::)

Sampai sini saja. Saya sudah siap dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul setelah ini.

Namun intinya dalam memahami ini: Upaya Kausalya dan Sambhogakaya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #436 on: 26 December 2008, 10:29:40 AM »
Quote
La pertanyaannya, sampai seberapa bagus merknya itu? La kalau di tengah jalan rakitnya kesangkut batu karang? Kan nggak sampe pantai seberang tuh......
yah cari rakit lain...kalau tidak ada rakit lain
katakan pada diri sendiri "anda kurang beruntung,kasian de loe" ^^

dan saya balik bertanya bagaimana kalau rakit yang anda yakini juga demikian?

Quote
La wong yang Sotapanna aja nggak bisa tahu tingkat pencapaian orang yang sudah Sakadagamin kok....

    "Bhante, sebenarnya kami tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengetahui pikiran para Arahat, Sammasambuddha, baik dari masa lampau, yang akan datang maupun sekarang. Tetapi, meskipun demikian kami memiliki pengetahuan tentang tradisi Dhamma (Dhammanvayo)."
    "Bhante, sama seperti perbatasan-negara milik seorang raja yang mempunyai benteng yang kokoh, dengan dinding dan menara penjagaan yang kuat dan hanya mempunyai sebuah pintu saja. Dan di sana, ada seorang penjaga pintu yang pandai, berpengalaman serta cerdas, yang akan mengusir orang-orang yang tidak dikenal dan hanya mengijinkan masuk orang-orang yang dikenal saja. Ketika ia memeriksa dengan menyusuri jalan yang mengelilingi dinding benteng-negara itu, ia tidak melihat adanya sebuah lubang atau celah, di dinding benteng-negara itu, yang cukup untuk dilewati oleh binatang, sekali pun hanya sekecil seekor kucing. Dan ia berpikir: "Seberapa pun besarnya mahluk-mahluk yang akan masuk atau meninggalkan negara ini, mereka semua hanya dapat melalui pintu ini."
    "Bhante, hanya dengan cara demikian aku memiliki pengetahuan tentang tradisi Dhamma (Dhammanvayo). Oleh karena, para Bhagava, Arahat, Sammasambuddha yang pernah ada pada masa lampau, dengan meninggalkan lima rintangan batin (pancanivarana) dan noda-noda pikiran (citta-upakkilesa) melalui kekuatan kebijaksanaan, dan dengan pikiran yang terpusat baik pada empat landasan kesadaran (cattarosatipatthana), serta mengembangkan dengan sempurna tujuh faktor Penerangan Sempurna (satta-sambojjhanga), maka mereka telah mencapai kesempurnaan sepenuhnya dalam Penerangan Sempurna (Sambodhi) yang tiada bandingannya (anuttara)."

=============
saya pun demikian tidak tahu tentang batin seorang arahat,anagami,sakadagami,sottapanna....tetapi tahu dari tradisi pencapaian seorang arahat,anagami,sakadagami,sottapanna.

seseorang yang terlatih dengan baik mengerti tentang dukkha,penyebab dukkha,akhir dari dukkha,jalan melenyapkan dukkha....akan melihat magga(jalan)...ketika mengikuti itu maka akan mendapatkan phala(buah)

apakah dukkha, apakah penyebab dukkha, apakah akhir dari dukkha, apakah jalan melenyapkan dukkha...saya rasa tidak perlu dijelaskan...
tetapi yang jelas
jalan melenyapkan dukkha...bukanlah
apakah arahat masuk dalam 10 tingkatan boddhisatva?
apakah yang diajarkan Tathagatha pertama kali?

sadar dan mengetahui tentang penyebab dukkha dan melihat jalan....adalah yang telah di sebutkan Y.M Sariputta yakni:
meninggalkan lima rintangan batin (pancanivarana) dan noda-noda pikiran (citta-upakkilesa) melalui kekuatan kebijaksanaan, dan dengan pikiran yang terpusat baik pada empat landasan kesadaran (cattarosatipatthana), serta mengembangkan dengan sempurna tujuh faktor Penerangan Sempurna (satta-sambojjhanga), maka mereka telah mencapai kesempurnaan sepenuhnya dalam Penerangan Sempurna (Sambodhi) yang tiada bandingannya (anuttara)."

apakah ini yang anda maksudkan anti-klimaks?
Quote
Sebagai klimaks Bhavaviveka mengutip Simsapavana Sutra:
“Ananda, Dharma yang kumengerti tetapi tidak kuajarkan padamu lebih banyak daripada dedaunan di hutan pohon simsapa ini.”

Di sana jelas bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan semua Dharma pada kaum Sravaka. Yang tidak diajarkan pada kaum Sravaka itu, diajarkan sang Buddha pada para Bodhisattva.

Quote
Ketika Yang Terberkahi tinggal di Kosambi didalam hutan simsapa.1 Kemudian, memungut beberapa lembar daun simsapa dengan tangannya, beliau bertanya pada para bhikkhu, "Menurut kalian, para bhikkhu; Manakah yang lebih banyak, beberapa lembar ditanganku atau yang berada diatas di hutan simsapa?"

"Daun-daun yang berada ditangan Yang Terberkahi lebih sedikit, Yang Mulia. Yang diatas di hutan simpasa lebih banyak."

"Demikianlah, para bhikkhu, hal-hal yang telah saya ketahui dengan pengetahuan langsung tetapi tidak diajarkan lebih banyak [dibandingkan dengan apa yang saya ajarkan]. Dan mengapa aku tidak mengajarkannya? Karena hal-hal tersebut tidak berhubungan dengan tujuan, tidak berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan tidak membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Karena itulah aku tidak mengajarkannya.

"Dan apakah yang aku ajarkan?" 'Ini dukkha... Inilah penyebab dari dukkha... Inilah berhentinya dari dukkha... Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha': Inilah yang aku ajarkan. Dan mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut? Karena hal-hal tersebut berhubungan dengan tujuan, berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Inilah mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut.

"Karena itu tugas kalian adalan merenungkan, 'Inilah dukkha... Inilah sumber dari dukkha... Inilah berhentinya dukkha.' Tugas kalian adalah merenungkan, 'Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha."



cacatan sejarah bisa saja keliru....tapi kebenaran dari masa lalu hingga masa sekarang...tidak pernah keliru.

apakah kebenaran itu?
dukkha.
« Last Edit: 26 December 2008, 10:56:27 AM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #437 on: 26 December 2008, 01:46:06 PM »
berarti mahayana tdk cocok buat puthujana.. Krn hanya para bodhisatva yg bisa mengerti.

Mengapa? Karena sesuai apa yg diungkapkan sebelumnya bahwa esensi Mahayana ada di pembabaran periode 5 yaitu saddharma pundarika sutra dan maha parinirvana sutra.
Jika avatamsaka sutra saja sudah tdk bisa dimengerti, apalagi yg paling ultimit ?

Makanya kan Sang Buddha ngajarin Mahayana dari tingkat dasar yaitu Vaipulya dulu, biar para prthagjana (putthujana) bisa paham!! Terus runut ke Prajnaparamita dan akhirnya balik ke inti yaitu Saddharmapundarika Sutra!

Gitu aja kok repot mikirnya!  ^-^ 

Namaste,
The Siddha Wanderer

Bro.gandalf...

Mana yang benar... dari satu sumber dikatakan bahwa dalam masa pembabaran Dharma (versi Mahayana) urutannya adalah
1. Sutra Avatamsaka pada 21 hari pertama.
2. Sutra Agama memakan waktu 12 tahun.
3. Sutra Vaipulya memakan waktu 8 tahun.
4. Mahayana (Maha Prajna Paramitra Sutra) memerlukan waktu 22 tahun.
5. Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra) dan Sutra Nirvana (Mahaparinibbana Sutra versi Mahayana)

La iya memang seperti itu urutannya kan?

Saya jadi bingung sebenarnya apa sih yang anda tanyakan?

Ajaran Mahayana mulai dibabarkan pada khalayak umum (prthagjana) yaitu pada periode Vaipulya. Waktu periode Avatamsaka hanya pada para Bodhisattva.

La kalau anda tanyain Mahayana apa cocok buat Prthagjana.... Ya cocok lah.... makanya Sang Buddha habis ngajarin Avatamsaka dan Agama nggak tinggal diem... Beliau ngajarin Vaipulya agar para prthagjana dapat mengerti Mahayana, kemudian dilanjut ke Prajnaparamita dan Saddharmapundarika Sutra..... yah secara bertahap gitu deh!

Masih nggak ngerti nih?

Ya sudah gini lho:

1. Avatamsaka ----- Tathagatagarbha(Inti)
2. Agama ----Dasar
3. Vaipulya ----- Mahayana Dasar
4. Prajnaparamita ---- Shunyata
5. Saddharmapundarika ---- Tathagatagarbha (Inti)

Mulai dari ini analisa sendiri ya!

 _/\_
The Siddha Wanderer

Dari sekian banyak quote tentang Mahayana yang saya tangkap seperti ini...
Jadi BUDDHA GOTAMA pada awalnya mengajarkan Avatamsaka Sutra, tetapi para manusia tidak dapat memetik hasil apapun dari pembabaran Avatamsaka Sutra ini karena manusia bahkan tidak bisa mendengar pembabaran avatamsaka sutra ini apalagi bisa mengerti avatamsaka sutra ini, pembabaran avatamsaka sutra hanya bisa didengar oleh para BODHISATVA. Oleh karena itu, BUDDHA GOTAMA lantas mengajarkan AGAMA Sutra (identik dengan Pali Kanon) karena menilai bahwa manusia lebih cocok dengan Jalan Arahat (Savaka). Setelah agama sutra baru dilakukan pembabaran Vaipulya Sutra yang disebut sebagai Mahayana Dasar, dilanjutkan dengan Mahaprajnaparamita dengan konsep shunyata dan diakhiri dengan Saddharma pundarika sutra dan Mahaparinirvana sutra yang juga dianggap sebagai inti ajaran MAHAYANA mengenai konsep tathagatagarbha.

Pertanyaan saya selanjutnya...
1. Vaipulya Sutra itu dibabarkan kepada siapa ? Kelihatannya bukan dibabarkan kepada manusia, karena jika ternyata dibabarkan kepada manusia mengapa BUDDHA menurunkan AGAMA SUTRA karena dianggap para manusia lebih cocok kepada jalur SAVAKA.

2. Jika manusia pada jaman BUDDHA yang sekaliber 5 pertapa, kemudian ada Sariputra, Ananda, Mahakassapa, Anurudha dsbnya tidak dapat menerima ajaran MAHAYANA, lantas apakah manusia pada jaman sekarang ini ? (Saya, anda dan yang lain), mempunyai kualitas di atas mereka ?

3. Mengapa ajaran MAHAYANA itu tidak diambil oleh para ARAHAT yang notabene bisa mengunjungi alam NAGA dan mempelajari MAHAYANA ? Jika memang ternyata MAHAYANA lebih PAMUNGKAS, para ARAHAT bisa langsung membabarkan ajaran MAHAYANA, dan PASTILAH kitab suci AGAMA BUDDHA sekarang ini adalah seperti punyanya kitab MAHAYANA. (misalnya oleh ARAHAT SUBHUTI yang dianggap sangat memahami konsep MAHAYANA).

4. jika para ARAHAT pada jaman BUDDHA tersebut setelah mengetahui betapa PAMUNGKAS-nya ajaran MAHAYANA, lantas hanya membatasi kitab BUDDHA dalam PALI KANON (AGAMA SUTRA) saja, dan harus menunggu sampai Arya Nagarjuna untuk mengambilnya dari alam NAGA ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #438 on: 26 December 2008, 02:01:03 PM »
Quote
yah cari rakit lain...kalau tidak ada rakit lain
katakan pada diri sendiri "anda kurang beruntung,kasian de loe" ^^

dan saya balik bertanya bagaimana kalau rakit yang anda yakini juga demikian?

Wahahaha..... jangan berpikiran negatif dulu ah!!

Kok malah nanya-nanya rakit saya sih? Emang saya ngomong rakit anda kesangkut?

Cape deee....
    
Quote
saya pun demikian tidak tahu tentang batin seorang arahat,anagami,sakadagami,sottapanna....tetapi tahu dari tradisi pencapaian seorang arahat,anagami,sakadagami,sottapanna.

seseorang yang terlatih dengan baik mengerti tentang dukkha,penyebab dukkha,akhir dari dukkha,jalan melenyapkan dukkha....akan melihat magga(jalan)...ketika mengikuti itu maka akan mendapatkan phala(buah)

apakah dukkha, apakah penyebab dukkha, apakah akhir dari dukkha, apakah jalan melenyapkan dukkha...saya rasa tidak perlu dijelaskan...
tetapi yang jelas
jalan melenyapkan dukkha...bukanlah
apakah arahat masuk dalam 10 tingkatan boddhisatva?
apakah yang diajarkan Tathagatha pertama kali?

Ya ampun....

Saya jadi ragu sebenarnya anda ini ngerti nggak sih apa yang sedang dibahas di topik ini?

Gini deh... kalau anda tahu tentang tradisi pencapaian Sotapanna, Sakadagamin, Anagamin dan Arahat versi Theravada,

MAKA:

Saya tahu tradisi pencapaian Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin dan Arahat dalam Mahayana plus versi Sarvastivada dan Mahasanghika.

Beres toh?

Masalah dukkha dan lain sebagainya, tentu anda pasti sudah tahu dengan baik, bahwa baik Thera, Maha dan Vajrayana semuanya menyetujuinya.

Apakah jalan Bodhisattva termasuk dalam jalan dalam mengakhiri Dukkha? Ya!

Quote
cacatan sejarah bisa saja keliru....tapi kebenaran dari masa lalu hingga masa sekarang...tidak pernah keliru.

apakah kebenaran itu?
dukkha.

Ya sudah.... saya juga tahu... tapi poin pentingnya kita sekarang berada di board Mahayana dan yang dibahas adalah bagaimana tradisi tingkat-tingkat kesucian dalam Mahayana serta menyanggah klaim Hinayana yang salah.

Kalau anda mau menghubung-hubungkan dengan 4 Kebenaran Mulia, ya hampir semua topik Buddhis ya bisa anda hubungkan ke sana, karena memang inti ajaran Buddha memang itu. Tapi anda juga harus paham topik apa membahas apa... jangan semua2 dukkha ... apa-apa 4 kebenaran Mulia.... nggak usah anda omongkan, saya yakin semua umat Buddhis di sini sudah paham itu semua, karena 4 Kebenaran Mulia sudah menjadi dasar diskusi kita selama ini!!

Demikian juga kitab yang barusan anda kutip itu, bisa saja keliru kan? sapa tau tuh kata-kata Tipitaka bukan Buddha yang omongkan... siapa tahu malah Mahavira (Nigantha Nataputta) yang ngomong.... tapi diklaim oleh umat Buddhis.... sapa tau tuh kata-kata Sang Buddha tapi sudah dirubah?

Kan segala kemungkinan bisa aja kan?

Lagipula kalau ada kaum Hinayana yang pada zaman sekarang maupun zaman dahulu mengejek Mahayana, yang penting kan bukan anda toh!

Saya juga tidak mengatakan SEMUA kaum Hinayana.

Saya menulisnya untuk memberitahu bahwa sejak zaman dahulu ada golongan orang-orang yang memang demikian dan banyak pakar-pakar Mahayana yang sudah menyanggah mereka... ya udah itu aja.

Memang ada kenapa-kenapa dengan pernyataan seperti itu? ...Swt....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #439 on: 26 December 2008, 03:54:43 PM »


Lagipula.... emang Bodhisattva nggak pernah jeblos ke neraka? La wong Bodhisattva - bakal Buddha Sakyamuni saja pernah masuk ke neraka karena akusala karma....


 _/\_
The Siddha Wanderer

Minta petunjuk bro.gandalf, di cerita JATAKA manakah, bodhisatta (bakal BUDDHA GOTAMA) pernah terlahir ke alam NERAKA ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #440 on: 26 December 2008, 06:26:44 PM »
Quote
La pertanyaannya, sampai seberapa bagus merknya itu? La kalau di tengah jalan rakitnya kesangkut batu karang? Kan nggak sampe pantai seberang tuh......

Quote
Wahahaha..... jangan berpikiran negatif dulu ah!!

Kok malah nanya-nanya rakit saya sih? Emang saya ngomong rakit anda kesangkut?
anggap saja pertanyaan pertama itu saya pakai dan balik bertanya....sy tunggu yah jawabannya^^

=========================
tau mengapa saya bahas soal Dukkha?
dalam Saddharmapundarika sutra dikatakan kalau buddha gotama telah mencapai ke-buddha-an pada kalpa-kalpa sebelumnya......berarti pada waktu masih menjadi pertapa sumedha sudah jadi buddha^^
kalau jadi buddha....kok masih bisa lahir jadi Siddharta Gotama?
jadi Lahir,sakit,tua,mati itu bukan penderitaan?

berarti ke-buddha-an yang di capai Gotama itu masih bisa terlibat dalam lahir,sakit,tua,mati?

dalam avatamsaka sutra
Quote
Menerima ramalan dari Tathagatha,
aku akan menciptakan tubuh yang tak terhitung,
dan dengan kekuatan kebijaksanaan yang besar dan luas
mengembara ke-10 penjuru untuk memberi manfaat ke alam makhluk hidup.

jinanatu rupatu laksanatas ca
varmatu gotratu bhoti-r upetah
tirthika-mara-ganebhir adhrsyah
pujitu bhoti sa sarva-trilike

Alam dari dunia-dunia dan ruang angkasa bisa berakhir,
serta karma dan penderitaan makhluk hidup bisa di hilangkan,
tetapi tidak bisa habis-habisnya
demikian juga semua ikrarku adalah tidak habis-habisnya
jadi menurut mahayana.....lahir,sakit,tua,dan mati.....itu merupakan hal yang bukan penderitaan?
jadi bagaimana mungkin menuntun makhluk hidup bebas dari penderitaan kalau penuntun-nya sendiri menderita?

1. Avatamsaka ----- Tathagatagarbha(Inti)
2. Agama ----Dasar
3. Vaipulya ----- Mahayana Dasar
4. Prajnaparamita ---- Shunyata
5. Saddharmapundarika ---- Tathagatagarbha (Inti)

sy tidak melihat hal nyambung dari 4 kesunyataan mulia yang merupakan kebenaran...jika dikaitkan dengan avatamsaka sutra dan saddharmapundarika....

=================================
ada hal sederhana yang saya ingin tanyakan kepada anda.
apakah lahir,sakit,tua,mati itu bukan dukkha?

dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?


sy harap jawaban nya ^^

salam metta _/\_
« Last Edit: 26 December 2008, 06:32:45 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #441 on: 26 December 2008, 08:36:10 PM »
Quote
Dan mengapa aku tidak mengajarkannya? Karena hal-hal tersebut tidak berhubungan dengan tujuan, tidak berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan tidak membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Karena itulah aku tidak mengajarkannya.
Pas banget.. tadi juga mau nambahin ini, nice 1 bro Mercedes _/\_

Memang isi Simsapa Sutta paling byk di salah quote oleh orang2 yg entah krn ga tau keseluruhan atau krn ada intrik tertentu :P
Pendapat saya, jelas ada upaya pembelokan isi sutra oleh kaum tertentu utk menyesuaikan agar perkataan Sang Buddha sesuai dengan pandangannya.. Terutama mengemukakan argumennya thdp orang2 yg tidak mengetahui keseluruhan isi sutra tsb. This is not the first time n it wont be the last. Tp yah harap maklum, udah di ramalkan sebelumnya sih oleh Sang Buddha berkenaan dgn 16 mimpi Pasenadi Raja Kosala.

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #442 on: 27 December 2008, 10:48:23 AM »
berarti mahayana tdk cocok buat puthujana.. Krn hanya para bodhisatva yg bisa mengerti.

Mengapa? Karena sesuai apa yg diungkapkan sebelumnya bahwa esensi Mahayana ada di pembabaran periode 5 yaitu saddharma pundarika sutra dan maha parinirvana sutra.
Jika avatamsaka sutra saja sudah tdk bisa dimengerti, apalagi yg paling ultimit ?

Makanya kan Sang Buddha ngajarin Mahayana dari tingkat dasar yaitu Vaipulya dulu, biar para prthagjana (putthujana) bisa paham!! Terus runut ke Prajnaparamita dan akhirnya balik ke inti yaitu Saddharmapundarika Sutra!

Gitu aja kok repot mikirnya!  ^-^ 

Namaste,
The Siddha Wanderer

Bro.gandalf...

Mana yang benar... dari satu sumber dikatakan bahwa dalam masa pembabaran Dharma (versi Mahayana) urutannya adalah
1. Sutra Avatamsaka pada 21 hari pertama.
2. Sutra Agama memakan waktu 12 tahun.
3. Sutra Vaipulya memakan waktu 8 tahun.
4. Mahayana (Maha Prajna Paramitra Sutra) memerlukan waktu 22 tahun.
5. Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra) dan Sutra Nirvana (Mahaparinibbana Sutra versi Mahayana)

La iya memang seperti itu urutannya kan?

Saya jadi bingung sebenarnya apa sih yang anda tanyakan?

Ajaran Mahayana mulai dibabarkan pada khalayak umum (prthagjana) yaitu pada periode Vaipulya. Waktu periode Avatamsaka hanya pada para Bodhisattva.

La kalau anda tanyain Mahayana apa cocok buat Prthagjana.... Ya cocok lah.... makanya Sang Buddha habis ngajarin Avatamsaka dan Agama nggak tinggal diem... Beliau ngajarin Vaipulya agar para prthagjana dapat mengerti Mahayana, kemudian dilanjut ke Prajnaparamita dan Saddharmapundarika Sutra..... yah secara bertahap gitu deh!

Masih nggak ngerti nih?

Ya sudah gini lho:

1. Avatamsaka ----- Tathagatagarbha(Inti)
2. Agama ----Dasar
3. Vaipulya ----- Mahayana Dasar
4. Prajnaparamita ---- Shunyata
5. Saddharmapundarika ---- Tathagatagarbha (Inti)

Mulai dari ini analisa sendiri ya!

 _/\_
The Siddha Wanderer

Dari sekian banyak quote tentang Mahayana yang saya tangkap seperti ini...
Jadi BUDDHA GOTAMA pada awalnya mengajarkan Avatamsaka Sutra, tetapi para manusia tidak dapat memetik hasil apapun dari pembabaran Avatamsaka Sutra ini karena manusia bahkan tidak bisa mendengar pembabaran avatamsaka sutra ini apalagi bisa mengerti avatamsaka sutra ini, pembabaran avatamsaka sutra hanya bisa didengar oleh para BODHISATVA. Oleh karena itu, BUDDHA GOTAMA lantas mengajarkan AGAMA Sutra (identik dengan Pali Kanon) karena menilai bahwa manusia lebih cocok dengan Jalan Arahat (Savaka). Setelah agama sutra baru dilakukan pembabaran Vaipulya Sutra yang disebut sebagai Mahayana Dasar, dilanjutkan dengan Mahaprajnaparamita dengan konsep shunyata dan diakhiri dengan Saddharma pundarika sutra dan Mahaparinirvana sutra yang juga dianggap sebagai inti ajaran MAHAYANA mengenai konsep tathagatagarbha.

Pertanyaan saya selanjutnya...
1. Vaipulya Sutra itu dibabarkan kepada siapa ? Kelihatannya bukan dibabarkan kepada manusia, karena jika ternyata dibabarkan kepada manusia mengapa BUDDHA menurunkan AGAMA SUTRA karena dianggap para manusia lebih cocok kepada jalur SAVAKA.

2. Jika manusia pada jaman BUDDHA yang sekaliber 5 pertapa, kemudian ada Sariputra, Ananda, Mahakassapa, Anurudha dsbnya tidak dapat menerima ajaran MAHAYANA, lantas apakah manusia pada jaman sekarang ini ? (Saya, anda dan yang lain), mempunyai kualitas di atas mereka ?

3. Mengapa ajaran MAHAYANA itu tidak diambil oleh para ARAHAT yang notabene bisa mengunjungi alam NAGA dan mempelajari MAHAYANA ? Jika memang ternyata MAHAYANA lebih PAMUNGKAS, para ARAHAT bisa langsung membabarkan ajaran MAHAYANA, dan PASTILAH kitab suci AGAMA BUDDHA sekarang ini adalah seperti punyanya kitab MAHAYANA. (misalnya oleh ARAHAT SUBHUTI yang dianggap sangat memahami konsep MAHAYANA).

4. jika para ARAHAT pada jaman BUDDHA tersebut setelah mengetahui betapa PAMUNGKAS-nya ajaran MAHAYANA, lantas hanya membatasi kitab BUDDHA dalam PALI KANON (AGAMA SUTRA) saja, dan harus menunggu sampai Arya Nagarjuna untuk mengambilnya dari alam NAGA ?

bro Dilber,
Pembabaran Avatasamka Sutra mungkin dapat diibaratkan saat Sang Buddha membabarkan abhidhamma di surga Tavatimsa. Toh, akhirnya abhidhamma tetap sanggup dipelajari oleh manusia di masa sekarang juga bukan?

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #443 on: 27 December 2008, 12:11:26 PM »
tetapi abhidhamma tidak saling bertabrakan dengan 4 kesunyataan mulia beserta tujuan para buddha...

sekarang bagaimana dengan avatamsaka sutra dan Saddharmapundarika sutra?
sejalankah dengan 4 kesunyataan mulia?
maka-nya saya langsung saja kepada kenyataan.
Quote
dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?

sy harap jawaban nya ^^
sudah jelas sekali dalam ke-2 sutra ini
ibarat menuliskan seorang buddha itu adalah dokter dan jago meracik obat,
tetapi diri nya sendiri tidak pernah makan obat. bagaimana mungkin seseorang tahu yang namanya "kesembuhan" jika tidak pernah makan obat?

inilah kontradisksi dalam 4 kesunyataan mulia, dan mahayana juga mengakui kalau 4 kesunyataan mulia itu merupakan kebenaran.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #444 on: 27 December 2008, 12:39:27 PM »
tetapi abhidhamma tidak saling bertabrakan dengan 4 kesunyataan mulia beserta tujuan para buddha...

sekarang bagaimana dengan avatamsaka sutra dan Saddharmapundarika sutra?
sejalankah dengan 4 kesunyataan mulia?
maka-nya saya langsung saja kepada kenyataan.
Quote
dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?

sy harap jawaban nya ^^
sudah jelas sekali dalam ke-2 sutra ini
ibarat menuliskan seorang buddha itu adalah dokter dan jago meracik obat,
tetapi diri nya sendiri tidak pernah makan obat. bagaimana mungkin seseorang tahu yang namanya "kesembuhan" jika tidak pernah makan obat?

inilah kontradisksi dalam 4 kesunyataan mulia, dan mahayana juga mengakui kalau 4 kesunyataan mulia itu merupakan kebenaran.

Ya, Dari sudut pada Mahayana sendiri memang merasa tidak saling bertabrakan. Karena hakikat dhamma itu adalah tanpa inti, sedangkan konsep2 yg dimunculkan itu hanya sebagai upaya kosala nyana utk membimbing para makhluk.   

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #445 on: 27 December 2008, 02:25:26 PM »

dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?


Quote from: chingik link=topic=5941
Ya, Dari sudut pada Mahayana sendiri memang merasa tidak saling bertabrakan. Karena hakikat dhamma itu adalah tanpa inti, sedangkan konsep2 yg dimunculkan itu hanya sebagai upaya kosala nyana utk membimbing para makhluk.  
cukup simple...jawab saja pertanyaan tsb...akan kelihatan bertabrakan atau tidak.^^  _/\_
nanti setelah jawab baru saya akan munculkan argumen ke-2....bertahap-tahap...biar jelas ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #446 on: 27 December 2008, 05:42:47 PM »


bro Dilber,
Pembabaran Avatasamka Sutra mungkin dapat diibaratkan saat Sang Buddha membabarkan abhidhamma di surga Tavatimsa. Toh, akhirnya abhidhamma tetap sanggup dipelajari oleh manusia di masa sekarang juga bukan?


abhidhamma dibabarkan oleh BUDDHA di tavatimsa, tetapi setiap hari diulang kepada bhante Sariputra, kemudian bhante sariputra mengulang kepada 500 bhikkhu arahat. dengan itulah abhidhamma bisa diketahui dan dipelajari oleh kita kita. Bagaimana dengan avatamsaka pada waktu itu ? tidak ada yang tahu kan kecuali kalau argumennya kitab kitab mahayana diambil oleh Nagarjuna di alam naga... Dengan analogi yang sama, seharusnya jika pembabaran avatamsaka dibabarkan kepada para bodhisatva, seharusnya bisa diulang kepada bhikkhu arahat (diluar spekulasi bahwa ajaran itu bisa dimengerti atau tidak), tetapi seharusnya masalah apakah mengerti / paham atau tidak tentang ajaran itu tidak ada, karena bhante ananda sendiri walaupun tidak mencapai kesucian arahat selama BUDDHA masih hidup dan membabarkan ajaran, tetap menjadi salah satu sumber ajaran BUDDHA karena daya ingatnya yang kuat.

Jika avatamsaka walaupun tidak dapat dimengerti oleh manusia biasa, seharusnya BUDDHA mengulang ajaran avatamsaka kepada bhante ananda, dengan daya ingatnya seharusnya semua ajaran tidak akan ketinggalan satu bait pun. Walaupun tidak dapat dipahami ananda, bhante ananda ibarat mr.google sekarang ini.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #447 on: 29 December 2008, 07:24:56 PM »

dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?


Quote from: chingik link=topic=5941
Ya, Dari sudut pada Mahayana sendiri memang merasa tidak saling bertabrakan. Karena hakikat dhamma itu adalah tanpa inti, sedangkan konsep2 yg dimunculkan itu hanya sebagai upaya kosala nyana utk membimbing para makhluk.  
cukup simple...jawab saja pertanyaan tsb...akan kelihatan bertabrakan atau tidak.^^  _/\_
nanti setelah jawab baru saya akan munculkan argumen ke-2....bertahap-tahap...biar jelas ^^


bebas dari dualisme, itu baru inti kebahagiaan sejati.
 jadi tetap saja tidak bertabrakan.


Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #448 on: 29 December 2008, 07:58:10 PM »


bro Dilber,
Pembabaran Avatasamka Sutra mungkin dapat diibaratkan saat Sang Buddha membabarkan abhidhamma di surga Tavatimsa. Toh, akhirnya abhidhamma tetap sanggup dipelajari oleh manusia di masa sekarang juga bukan?


abhidhamma dibabarkan oleh BUDDHA di tavatimsa, tetapi setiap hari diulang kepada bhante Sariputra, kemudian bhante sariputra mengulang kepada 500 bhikkhu arahat. dengan itulah abhidhamma bisa diketahui dan dipelajari oleh kita kita. Bagaimana dengan avatamsaka pada waktu itu ? tidak ada yang tahu kan kecuali kalau argumennya kitab kitab mahayana diambil oleh Nagarjuna di alam naga... Dengan analogi yang sama, seharusnya jika pembabaran avatamsaka dibabarkan kepada para bodhisatva, seharusnya bisa diulang kepada bhikkhu arahat (diluar spekulasi bahwa ajaran itu bisa dimengerti atau tidak), tetapi seharusnya masalah apakah mengerti / paham atau tidak tentang ajaran itu tidak ada, karena bhante ananda sendiri walaupun tidak mencapai kesucian arahat selama BUDDHA masih hidup dan membabarkan ajaran, tetap menjadi salah satu sumber ajaran BUDDHA karena daya ingatnya yang kuat.

Jika avatamsaka walaupun tidak dapat dimengerti oleh manusia biasa, seharusnya BUDDHA mengulang ajaran avatamsaka kepada bhante ananda, dengan daya ingatnya seharusnya semua ajaran tidak akan ketinggalan satu bait pun. Walaupun tidak dapat dipahami ananda, bhante ananda ibarat mr.google sekarang ini.

Avatamsaka juga diulang oleh Ananda. TEntu saja Buddha yang membabarkan kembali kepada Ananda.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #449 on: 29 December 2008, 08:48:21 PM »

dan manakah yang lebih menyenangkan....
tidak terlahir atau terlahir.?
tidak berbentuk atau berbentuk?
tidak menjelma atau menjelma?
tidak berkondisi atau berkondisi?
tidak ada(lepas dari ruang dan waktu) atau ada(masih merupakan lingkungan ruang dan waktu)?


Quote from: chingik link=topic=5941
Ya, Dari sudut pada Mahayana sendiri memang merasa tidak saling bertabrakan. Karena hakikat dhamma itu adalah tanpa inti, sedangkan konsep2 yg dimunculkan itu hanya sebagai upaya kosala nyana utk membimbing para makhluk.  
cukup simple...jawab saja pertanyaan tsb...akan kelihatan bertabrakan atau tidak.^^  _/\_
nanti setelah jawab baru saya akan munculkan argumen ke-2....bertahap-tahap...biar jelas ^^


bebas dari dualisme, itu baru inti kebahagiaan sejati.
 jadi tetap saja tidak bertabrakan.



Yang diajarkan Sang Buddha sebagai adalah berhentinya nafsu keinginan yang merupakan sumber dari penderitaan.
"Kebahagiaan sejati", "bebas dari dualisme", masih dalam lingkup dualisme, juga.........
yaa... gitu deh

 

anything