//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavaviveka "vs" Hinayana  (Read 185125 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #345 on: 27 November 2008, 07:46:42 PM »
walaupun ananda tidak mencapai kesucian sewaktu buddha gotama hidup, tetapi daya ingat membuat ananda tdk lupa akan semua sabda buddha. Bukan masalah ngerti tidak ngerti. Walaupun pali kanon baru ditulis pada konsili ke-4, tetapi pewarisan melalui daya ingat (oral) kan tetap dilakukan. Logikanya, jika dari awal ajaran mahayana sudah diajarkan. Seharusnya ananda tahu akan ajaran mahayana. Dan ajaran mahayana dari awal sudah masuk dalam pali kanon (diulang sejak dalam konsili ke-1). Emangnya ajaran mahayana diajarkan buddha dalam bahasa sansekerta ? Dari penelusuran ini saja, kelihatan memang ajaran mahayana muncul jauh setelah buddha gotama parinibbana. Dan ajaran mahayana "dikatakan" di ambil dari alam NAGA menjadi suatu cerita yg mendukung ajaran Mahayana seolah2 terpisah dr ajaran buddha kepada para savaka (ehi bhikkhu).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #346 on: 27 November 2008, 09:50:38 PM »
walaupun ananda tidak mencapai kesucian sewaktu buddha gotama hidup, tetapi daya ingat membuat ananda tdk lupa akan semua sabda buddha. Bukan masalah ngerti tidak ngerti.

Memang. Makanya di topik saya yang lalu yaitu "Siapakah Yang Merangkai Ulang Sutra-sutra Mahayana?", di sana saya tulis:

Namun YA Haribhadra (abad 8 M, murid dari Guru Shantaraksita) mengatakan bahwa meskipun batin Ananda tidak dapat memahaminya, namun yang mengucapkan ulang dan merangkai Sutra Mahayana tetaplah Ananda. Ananda melakukannya dengan "berkah" dari Buddha.

Quote
Walaupun pali kanon baru ditulis pada konsili ke-4, tetapi pewarisan melalui daya ingat (oral) kan tetap dilakukan. Logikanya, jika dari awal ajaran mahayana sudah diajarkan. Seharusnya ananda tahu akan ajaran mahayana. Dan ajaran mahayana dari awal sudah masuk dalam pali kanon (diulang sejak dalam konsili ke-1).


Konsili Pertama apa mesti Pali Kanon. La wong Konsili Pertama juga diakui oleh Sarvastivada, Mahasanghika, dsb yang notabene kitab-kitabnya berbahasa Sansekerta.....  ^-^  ^-^ Pada masa Konsili Pertama, THERAVADA BELUM ADA.

Meskipun Ananda tahu, mengapa Ia harus mengucapkannya di Konsili Pertama Hinayana? Bisa saja dong setelah di Konsili Pertama merangkai ulang Sutra-Sutra Hinayana, Ananda kemudian pergi ke gunung Vimalasvabhava untuk merangkai dan mengucapkan ulang Sutra-sutra Mahayana??

Dikatakan Konsili Mahayana di Gunung Vimalasvabhava, dihadiri oleh Vajrapani yang mengucapkan ulang Sutra Mahayana. Vajrapani Bodhisattva ini selalu berada di samping Buddha, sang penjaga Dharma yang memiliki kempampuan ingatan yang sangat brilian. Ciri-ciri tersebut mirip dengan Ananda.

Mungkinkah yang dimaksud adalah Ananda dengan "berkah" Vajrapani, mengucapkan ulang Sutra-sutra Mahayana? Atau...... nama Vajrapani digunakan untuk menyimbolkan keunggulan dari Ananda tersebut?

Quote
Emangnya ajaran mahayana diajarkan buddha dalam bahasa sansekerta ?


Emangnya Sang Buddha ngajar pake bahasa Pali?

Bahkan, dari sumber Tibetan disebutkan bahwa konon:
1. Mulasarvastivada diucapkan ulang menggunakan bahasa Sansekerta.
2. Mahasanghika diucapkan ulang dengan mengguankan bahasa Apabhramsa.
3. Sammitiya diucapkan ulang dengan menggunakan bahasa Prakrit.
4. Sthavira diucapkan ulang menggunakan bahasa Paisacika [Pali].

Quote
Dari penelusuran ini saja, kelihatan memang ajaran mahayana muncul jauh setelah buddha gotama parinibbana.

Oya?

Quote
Dan ajaran mahayana "dikatakan" di ambil dari alam NAGA menjadi suatu cerita yg mendukung ajaran Mahayana seolah2 terpisah dr ajaran buddha kepada para savaka (ehi bhikkhu).

Oya tambahan......... Astasahasrika Prajnaparamita Sutra tidak diambil dari alam Naga tuh......... bahkan di sejarah Jetsun Taranatha.

 _/\_
The Siddha Wanderer


Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #347 on: 27 November 2008, 10:05:22 PM »
[at] sdr.gandalf...

Mengapa semua siswa langsung BUDDHA (EHI BHIKKHU) tidak ada yang "LANGSUNG" mengambil jalan MAHAYANA Jika dikatakan bahwa mungkin banyak siswa langsung BUDDHA yang mengetahui ajaran MAHAYANA termasuk ANANDA ? (padahal jika mereka tahu Jalan Mahayana yang "KATANYA" notabene lebih MULIA dan LEBIH ULTIMATE dari ajaran SRAVAKA)?  Mengapa kemudian individu individu setelah itu banyak yang bisa memasuki jalan MAHAYANA untuk beraspirasi mencapai annutara sammasambuddha (mungkin termasuk anda) ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #348 on: 28 November 2008, 01:37:36 AM »
Quote
Bolehkah tahu mas Gandalf, apakah kira-kira sebabnya mengapa kitab suci Mahayana menjelek-jlekkan jalan Sravaka dan Pratyeka, serta selalu memuji-muji jalan Bodhisatva?

Sutra-sutra Mahayana tidak selalu "merendahkan" (bukan menjelek-jelekkan lah) para Sravaka dan Pratyekabuddha. Dalam banyak kali, Sutra Mahayana juga memuji kualitas-kualitas batin seorang Arhat Sravaka. Ini bisa dilihat dari kutipan Mahaparinirvana Sutra yang saya berikan di waktu lalu.

Sang Buddha dalam sutra-sutra Mahayana tampak "merendahkan" para Sravaka, ini tak lain adalah upaya kausalya Beliau, agar para makhluk tidak terikat dalam usaha pembebasan diri sendiri menjadi para Sravaka dan agar para Sravaka berniat untuk menapaki jalan Mahayana.

Di lain sisi, Bodhisattva juga harus menguasai pencapaian Sravaka, namun Ia tidak terikat olehnya:
"In his seeking of the Buddha Way the Bodhisattva should study all dharmas and realize all forms of wisdom, namely the so-called wisdom of the Hearers (Sravakas), Pratyekabuddhas and Buddhas"
(Mahaprajnaparamita-Upadesha oleh Nagarjuna)

Sutra-sutra Mahayana selalu memuji jalan Bodhisattva karena jalan Bodhisattva menuju pada Anuttara Samyaksambodhi.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Terima kasih atas keterangannya mas Gandalf, tapi pada alinea yang saya warnai biru, kelihatannya keterangan ini bertentangan dengan pernyataan bahwa pencapaian Arahat adalah juga harus ke jalan Bodhisattva lagi (sesuai pernyataan mas Gandalf dalam berbagai macam versi 10 tingkatan Bodhisattva).

Pembebasan apa yang dicapai oleh Arahat? kalau menilai dari pandangan Mahayana seorang Arahat belum terbebas? pernyataan pernyataan ini kan bertentangan? banyak sekali pernyataan yang nampaknya janggal, bila memang Sang Buddha tidak menginginkan umat manusia menapaki jalan Sravaka, kenapa jalan Sravaka diajarkan? kenapa tidak langsung diajarkan jalan Bodhisattva?

Seolah olah Sang Buddha mengajarkan suatu jalan untuk kemudian dicela dan direndahkan, bukankah demikian? Mungkin pertanyaan yang pernah saya ajukan kepada mas Chingik, mas Gandalf bisa memberikan jawaban yang lebih baik lagi:
Bagaimana bila Arahat tidak mau menapaki jalan Bodhisattva? bagaimana nasibnya?

bagaimana dengan pembebasan diri sendiri-nya yang dikatakan oleh mas Gandalf ?

mohon mas Gandalf memberi penjelasan, sehingga saya bisa lebih mengerti Mahayana.
Terima kasih saya ucapkan sebelumnya.

 _/\_
The truth, and nothing but the truth...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #349 on: 28 November 2008, 01:44:31 AM »
bukankah di Amitabha Sutra itu Sang Buddha mengatakan bukan menunjuk bahwa melewati ribuan mil dari arah Barat terletak Sukhavati.jadi Buddha tidak menunjuk dengan tangan,lagipula di akhir Sutra,digambarkan Buddha daris egala penjuru arah memberikan pujian atas Sukhavati dan Buddha menutup dengan Mantra Hati Amitabha.
Oh iya.. yah, Sang Buddha hanya menunjuk. Oh ya mas Nyanadhana benarkah Sang Buddha mengatakan dalam Amitabha sutra bahwa surga Sukhavati melewati ribuan mil arah barat? Apakah pernyataan ini sumbernya jelas? dimana bisa saya dapatkan?

terima kasih atas koreksinya dan mohon penjelasannya.

bacalah Sukhavatiyuha Sutra,saya belum pernah mendapat tulisan Buddha menunjuk arah,setahu saya,waktu itu ada Request dari murid Buddha dan Buddha mengatakan melewati beratus koti ke arah barat......

Terima kasih atas keterangannya mas Nyanadhana, maaf mau merepotkan lagi nih, satu koti itu jaraknya berapa ya?

 _/\_
The truth, and nothing but the truth...

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #350 on: 28 November 2008, 05:30:56 AM »
Bro. truth lover, dalam Mahayana dikenal 2 silsilah dalam pencapaian:

1. Silsilah Hinayana (Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin dan Arahat)
2. Silsilah Mahayana (Bodhisattva Bhumi 1 sampai 10)

Nah, menurut Mahayana, tentu akan lebih baik bagi seseorang untuk langsung menapaki silsilah Mahayana dari awal, ketimbang harus mengikuti silsilah Hinayana dulu, baru masuk ke silsilah Mahayana.

Pencapaian Bodhisattva Bhumi ke-6 adalah setara dengan Pencapaian seorang Arahat. maka dari itu, dengan kata lain kita dapat berkata ada 2 macam Arahat:

1. Sravaka Arahat dengan silsilah Hinayana, di mana seseorang mencapai tingkat Arahat melalui Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin

2. "Sravaka Arahat" (Bodhisattva Bhumi 6) dengan silsilah Mahayana, di mana sesorang mencapai tingkat yang setara dengan Arahat, melalui jalan Bodhisattva (Bhumi 1 - Bhumi 5)

Dengan mengikuti silsilah Mahayana / Bodhisattva dari awal (Bhumi 1), maka akan semakin banyak makhluk yang dapat diselamatkan, daripada harus menunggu menjadi Arahat dalam silsilah Hinayana, kemudian baru dibangunkan oleh para Buddha dari samadhi mereka.

Lagi-lagi, Sang Buddha mengajarkan jalan Sravaka adalah karena upaya kausalya Beliau. Tidak semua orang cocok dengan jalan Bodhisattva bukan?

Setelah Sang Buddha mencapai peerangan Sempurna, Beliau sebenarnya langsung membabarkan Mahayana yaitu Avatamsaka Sutra, namun karena banyak makhluk yang tidak paham dan tidak mencapai kemajuan batin yang cukup berarti, maka Sang Buddha kemudian mengajarkan Agama sutra yang merupakan ajaran-ajaran Hinayana (Dasar).

Dan akhirnya memang bener, para makhluk tampaknya lebih sesuai dan cocok dengan pembabaran Agama sutra, sehingga banyak sekali yang mencapai tingkat kesucian Arahat. Ini juga dikarenakan tingkat pemahaman mereka memang bersesuaian dengan jalan Arahat.

Tapi setelah itu Sang Buddha juga membabarkan Mahayana, yang sebelumnya telah tertunda tersebut.

Quote
Bagaimana bila Arahat tidak mau menapaki jalan Bodhisattva? bagaimana nasibnya?

Seperti yang telah saya katakan, pasti mau. Hanya masalah waktu saja dan kesadarannya saja, karena bisa kita lihat, tingkat pemahaman Arahat itu berbeda-beda pula, pandangan Ananda dengan Mahakashyapa aja yang udah sama-sama Arahat masih aja tetap beda, belum lagi kasus Arahat bernama Purana yang nggak mau ikut Konsili Pertama beserta 500 bhiksu.

Maka dari itu, Sravaka Arahat yang benar-benar sadar dan mau menapaki jalan Bodhisattva ketika Sang Buddha masih hidup tidaklah banyak. Karena mereka tidak begitu paham akan Mahayana.

Kapan dong maunya dan pahamnya? Mungkin ketika mereka dibangunkan oleh para Buddha dari samadhi. Di situlah mereka kemudian akan lanjut ke Bodhisattva bhumi ketujuh.

Di waktu lalu saya mengatakan bahwa Arahat langsung progress jadi Bodhisattva tingkat tujuh, sama seperti Anagamin menjadi Arahat. Ya, memang. Dan untuk progress tersebut, Arahat perlu membangkitkan Bodhicitta, kehendak untuk menyelamatkan semua makhluk dan mencapai Samyaksambodhi, dan ini perlu waktu.

Loh, bukannya Arahat yang pencapaiannya tingginya segitu tentu dapat membangkitkan Bodhicitta dengan mudah? Kenapa perlu waktu?

Ini disebabkan karena Arahat sudah melekat pada Nirvana satu-sisi, dengan kata lain seperti yang Nagarjuna sebutkan, kecanduan "samadhi", maksudnya adalah mereka melekat dengan yang namanya Nirvana satu-sisi, menganggap itulah Pencapaian Tertinggi.

Sama seperti kita ketika kecanduan rokok. Sulit sekali kan rasanya untuk bisa lepas? Meskipun mau tapi lepasnya susah. Demikian juga dengan para Sravaka Arahat, waktu yang mereka butuhkan untuk membangkitkan Bodhicitta itu berbeda-beda, tergantung kapan mereka dapat melepaskan kemelekatan akan Nirvana satu sisi. Dan seorang Arahat pasti bisa melepaskan kemelekatan tersebut, hanya masalah waktu saja.

Maka dari itu alangkah baiknya memupuk Bodhicitta sedari awal melalui silsilah Mahayana, ketimbang melalui silsilah Hinayana yang ada kemungkinan untuk kecanduan "Nirvana satu sisi" yang banyak memakan waktu. Padahal waktu sedetikpun dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan banyak makhluk.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #351 on: 28 November 2008, 05:59:18 AM »
[at] sdr.gandalf...

Mengapa semua siswa langsung BUDDHA (EHI BHIKKHU) tidak ada yang "LANGSUNG" mengambil jalan MAHAYANA Jika dikatakan bahwa mungkin banyak siswa langsung BUDDHA yang mengetahui ajaran MAHAYANA termasuk ANANDA ? (padahal jika mereka tahu Jalan Mahayana yang "KATANYA" notabene lebih MULIA dan LEBIH ULTIMATE dari ajaran SRAVAKA)?  Mengapa kemudian individu individu setelah itu banyak yang bisa memasuki jalan MAHAYANA untuk beraspirasi mencapai annutara sammasambuddha (mungkin termasuk anda) ?

Jawaban untuk anda ini bisa anda baca di postingan saya sebelum ini, yangs aya tujukan pada bro. truth lover.

Dan apabila anda membaca Saddharmapundarika Sutra, di sana dikatakan bahwa hanya 500 Sravaka Arahat saja yang membangkitkan batin Bodhi (plus 2 orang Bhiksuni Sravaka - Mahaprajapati Gotami dan Yasodhara)  dan bertekad menjalani Mahayana. Sehingga Sang Buddha pun memberikan vyakarana pada mereka.

Dari antara ke-500 Sravaka Arahat tersebut adalah:
1. Ajnata-Kaundinya, (Anna Kondanna)
2. Asvajit,
3. Vashpa,
4. Mahanaman,
5. Bhadrika,
6. Maha-Kasyapa (Mahakassapa),
7. Uruvilva Kasyapa
8. Nadi-Kasyapa
9. Gaya-Kasyapa
10. Sariputra (Sariputta),
11. Maha-Maudgalyayana (Maha Moggallana),
12. Maha-Katyayana (Maha Kaccana),
13. Aniruddha,
14. Revata,
15. Kapphina,
16. Gavampati,
17. Pilindavatsa,
18. Vakkula (Bakula),
19. Bharadvaja,
20. Maha-Kaushthila,
21. Nanda,
22. Upananda,
23. Sundarananda,
24. Purna Maitrayaniputra,
25. Subhuti,
26. Rahula
27. Ananda.

Padahal murid Sravaka Arahat Beliau tentu jumlahnya berpuluh-puluh ribu.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #352 on: 28 November 2008, 12:05:15 PM »
[at] bro gandalf.

maksudnya mengapa para 500 arahat di atas yang diquote sdr.gandalf itu TIDAK LANGSUNG MENEMPUH JALAN MAHAYANA ketimbang harus menempuh jalan SRAVAKA dahulu ? Dari segi kebijaksanaan, GOTAMA telah menerangkan bahwa SARIPUTRA hanya bisa ditandingi oleh seorang sammasambuddha saja.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #353 on: 29 November 2008, 05:24:51 AM »
[at] bro gandalf.

maksudnya mengapa para 500 arahat di atas yang diquote sdr.gandalf itu TIDAK LANGSUNG MENEMPUH JALAN MAHAYANA ketimbang harus menempuh jalan SRAVAKA dahulu ?

Lo.... kan memang pada awalnya Sang Buddha mengajarkan Agama Sutra / Sutra2 Hinayana... ya wajar dong kalau para siswa Beliau setelah mendengar pembabaran tersebut, menjadi seorang Sravaka Arahat.

Tidak ada yang perlu diheran-herankan.

Baru ketika periode akhir pembabaran Dharma yang merupakan periode akhir Dharma Mahayana, akhirnya ke-500 Arahat memutuskan untuk masuk ke jalan Mahayana, karena mereka memang sudah mantap dan siap, setelah mendengar pembabaran Dharma Mahayana.

Selebihnya sudah saya jawab di postingan saya pada bro. truth lover sebelum ini.

Quote
Dari segi kebijaksanaan, GOTAMA telah menerangkan bahwa SARIPUTRA hanya bisa ditandingi oleh seorang sammasambuddha saja.

Pada saat itu, Sang Buddha berbicara dan membabarkan Dharma dalam konteks Hinayana. Buktinya anda comot ucapan Sang Buddha tersebut kan dari Pali Kanon, yang sama kedudukannya dengan Agama Sutra. Jadi pandangan tersebut tentu benar, apabila dilihat dari sudut pandang Hinayana. Tapi Sang Buddha mengajarkan pandangan ini hanya untuk sementara saja. Karena pada akhirnya ajaran Sang Buddha akan sampai pada Mahayana.

Dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra, di sana kita dapat membaca bahwa bahkan kebijaksanaan Sariputra pun masih kalah dibanding Bodhisattva Vimalakirti. Bahkan Sariputra terdiam dan tidak dapat menjawab Vimalakirti!

Menurut Mahayana, memang Sariputra adalah yang paling bijaksana dalam pemahaman Hinayana, namun betapapun bijaksananya Beliau, masih saja berada di bawah kebijaksanaan Bodhisattva bhumi ke-tujuh.

Tapi tentu saja, Mahayana tetap mengakui kebijaksanaan Beliau. Buktinya dalam Vimalakirti Sutra, Sariputra-lah yang diminta pertama kali oleh Sang Buddha untuk pergi ke kediaman Vimalakirti. Bahkan dalam Saddharmapundarika Sutra-pun, Sariputra adalah murid Sravaka pertama yang mampu memahami ajaran Mahayana Sang Buddha, dan merupakan Sravaka Arahat PERTAMA yang mendapatkan vyakarana.

Semoga kutipan Saddharmapundarika Sutra ini dapat menjawab juga sekaligus 2 pertanyaan di atas:

Tetapi Engkau (Sariputra) telah mengetahui
Jalan-jalan bijaksana yang sangat berguna dari

Para Buddha, pemimpin-pemimpin dunia,
Tidak memiliki keragu-raguan yang lebih lanjut lagi
Bergembiralah senangkanlah hatimu
Karena mengetahui bahwa Engkau akan menjadi para Buddha

.....
Oh, Yang Dipuja Dunia, bila kami tinggal sendiri dalam hutan, bila kami duduk atau berjalan-jalan, kami selalu dihinggapi pikiran begini :
"Kami bersama-sama telah berkecimpung dalam Dharma, tetapi mengapa Sang Tathagata membina, menyelamatkan kami dengan Hinayana ? Ini mungkin salah kami sendiri, bukan salah Yang Dipuja Dunia. Mengapa ? karena bila kami mendengar uraian Beliau mengenai pencapaian penerangan sejati, seharusnya kami dibebaskan dengan Mahayana. Karena kami tak menangkap cara yang demikian halus dalam menguraikan sesuatu yang mendalam; pertama mendengarkan Buddha Dharma saja, kami hanya semata-mata percaya, merenungkannya dan menghayatinya.

(Saddharmapundarika Sutra)

Lebih lanjut baca Saddharmapundarika Sutra bab II dan III deh..... di sana diterangkan tentang Sariputra sekaligus diterangkan mengapa Sang Buddha mengajarkan Hinayana.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 29 November 2008, 05:56:28 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #354 on: 29 November 2008, 08:39:02 AM »
berarti dgn atau tanpa adanya kelahiran GOTAMA, para bodhisatva yg ntah dimana keberadaannya telah mengetahui jalan MAHAYANA dan tentunya bisa mengajarkan kepada makhluk (krn para bodhisatva memiliki ikrar menolong makhluk). Berarti dalam konteks ini KELAHIRAN SAMMASAMBUDDHA TIDAK DIPERLUKAN LAGI..
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #355 on: 29 November 2008, 08:46:31 AM »
berarti dgn atau tanpa adanya kelahiran GOTAMA, para bodhisatva yg ntah dimana keberadaannya telah mengetahui jalan MAHAYANA dan tentunya bisa mengajarkan kepada makhluk (krn para bodhisatva memiliki ikrar menolong makhluk). Berarti dalam konteks ini KELAHIRAN SAMMASAMBUDDHA TIDAK DIPERLUKAN LAGI..


Haaa.... pertanyaan anda kok kayaknya maksa ya!

La sudah pasti kan para Bodhisattva tahu Mahayana ya dari ajaran Sakyamuni Buddha, atau dari ajaran Samyasambuddha yang dulu-dulu (para Buddha masa lampau) atau dari Samyaksambuddha di tata surya lain.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #356 on: 29 November 2008, 08:54:45 AM »
mengapa 1000 tahun sblm kelahiran siddharta, para brahma dari datang ke dunia saha mengabarkan kabar gembira ttg kelahiran Buddha? Padahal di dunia lain udah byk samyaksambuddha, emang kita2 di dunia saha ini tdk bisa bertumimbal lahir ke sana? Apa krn harus berjodoh?

Terus menanggapi reply di atas yg katanya bahkan sariputra tdk bisa menandingi kebijaksanaan seorang bodhisatva vimalakirti yg hanya bodhisatva tkt 7, mengapa vimalakirti dan bodhisatva lainnya tdk mengajarkan jalan pembebasan ala sravaka kpd makhluk sblm era siddharta.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #357 on: 29 November 2008, 10:16:28 AM »
mengapa 1000 tahun sblm kelahiran siddharta, para brahma dari datang ke dunia saha mengabarkan kabar gembira ttg kelahiran Buddha? Padahal di dunia lain udah byk samyaksambuddha, emang kita2 di dunia saha ini tdk bisa bertumimbal lahir ke sana? Apa krn harus berjodoh?

Terus menanggapi reply di atas yg katanya bahkan sariputra tdk bisa menandingi kebijaksanaan seorang bodhisatva vimalakirti yg hanya bodhisatva tkt 7, mengapa vimalakirti dan bodhisatva lainnya tdk mengajarkan jalan pembebasan ala sravaka kpd makhluk sblm era siddharta.
Semua tentu ada faktor-faktor karma yang menentukannya. Lagi pula Brahma belum tentu tahu atau percaya bahwa terdapat banyak Buddha di loka dhatu lain. Mengapa? Brahma bahkan merasa dirinya yg menciptakan dunia ini. Para Buddha juga mengajarkan dharma sesuai kondisi batin makhluk, bila kondisi karma makhluk di sini belum matang, tidaklah mungkin para Buddha lain akan datang mengajar di sini. Dan bila Buddha/bodhisatva mengajar di sini, maka Buddha Gotama tidak akan pernah memiliki kondisi yg tepat utk terlahir di Jambudipa. Semua pasti ada sebab dan kondisinya.

 

Vimalakirti sendiri merupakan bodhisatva dari Tanah Buddha Abhirati. Beliau tidak mengajar ajaran ala sravaka karena bodhisatva memang tidak melekat pada bentuk ajaran seperti apa yg perlu dia ajarkan atau seperti apa dia harus muncul. Bodhisatva mengajar tanpa melekat pada konsep mengajar, beliau membimbing dengan berbagai cara-cara terampil yang bahkan tidak kita sadari. Bahkan beliau dapat menjelma menjadi pohon yg layu agar seseorang menyadari hukum anicca. Semua ini ada teknik-teknik trampil dari bodhisatva.  Para bodhisatva juga dapat menjadi katalisator agar para makhluk terus melakukan kebajikan hingga memiliki karma baik yg cukup utk mendengar dhamma dari Sang Buddha. Semua ini saling terkait.

 
 
« Last Edit: 29 November 2008, 10:19:23 AM by chingik »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #358 on: 29 November 2008, 10:30:12 AM »
jadi intinya adalah bahwa para bodhisatva tetap mengajar dgn cara2 trampil baik dgn adanya atau tidaknya seorang sammasambuddha lahir di dunia?

Oh ya, saya baru tahu ada bodhisatva bisa menjelma menjadi pohon layu?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #359 on: 29 November 2008, 11:06:02 AM »
Bro. truth lover, dalam Mahayana dikenal 2 silsilah dalam pencapaian:

1. Silsilah Hinayana (Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin dan Arahat)
2. Silsilah Mahayana (Bodhisattva Bhumi 1 sampai 10)

Nah, menurut Mahayana, tentu akan lebih baik bagi seseorang untuk langsung menapaki silsilah Mahayana dari awal, ketimbang harus mengikuti silsilah Hinayana dulu, baru masuk ke silsilah Mahayana.

Pencapaian Bodhisattva Bhumi ke-6 adalah setara dengan Pencapaian seorang Arahat. maka dari itu, dengan kata lain kita dapat berkata ada 2 macam Arahat:

1. Sravaka Arahat dengan silsilah Hinayana, di mana seseorang mencapai tingkat Arahat melalui Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin

2. "Sravaka Arahat" (Bodhisattva Bhumi 6) dengan silsilah Mahayana, di mana sesorang mencapai tingkat yang setara dengan Arahat, melalui jalan Bodhisattva (Bhumi 1 - Bhumi 5)

Dengan mengikuti silsilah Mahayana / Bodhisattva dari awal (Bhumi 1), maka akan semakin banyak makhluk yang dapat diselamatkan, daripada harus menunggu menjadi Arahat dalam silsilah Hinayana, kemudian baru dibangunkan oleh para Buddha dari samadhi mereka.
Lagi-lagi, Sang Buddha mengajarkan jalan Sravaka adalah karena upaya kausalya Beliau. Tidak semua orang cocok dengan jalan Bodhisattva bukan?

Setelah Sang Buddha mencapai penerangan Sempurna, Beliau sebenarnya langsung membabarkan Mahayana yaitu Avatamsaka Sutra, namun karena banyak makhluk yang tidak paham dan tidak mencapai kemajuan batin yang cukup berarti, maka Sang Buddha kemudian mengajarkan Agama sutra yang merupakan ajaran-ajaran Hinayana (Dasar).

Dan akhirnya memang bener, para makhluk tampaknya lebih sesuai dan cocok dengan pembabaran Agama sutra, sehingga banyak sekali yang mencapai tingkat kesucian Arahat. Ini juga dikarenakan tingkat pemahaman mereka memang bersesuaian dengan jalan Arahat.

Tapi setelah itu Sang Buddha juga membabarkan Mahayana, yang sebelumnya telah tertunda tersebut.

Quote
Bagaimana bila Arahat tidak mau menapaki jalan Bodhisattva? bagaimana nasibnya?

Seperti yang telah saya katakan, pasti mau. Hanya masalah waktu saja dan kesadarannya saja, karena bisa kita lihat, tingkat pemahaman Arahat itu berbeda-beda pula, pandangan Ananda dengan Mahakashyapa aja yang udah sama-sama Arahat masih aja tetap beda, belum lagi kasus Arahat bernama Purana yang nggak mau ikut Konsili Pertama beserta 500 bhiksu.

Maka dari itu, Sravaka Arahat yang benar-benar sadar dan mau menapaki jalan Bodhisattva ketika Sang Buddha masih hidup tidaklah banyak. Karena mereka tidak begitu paham akan Mahayana.

Kapan dong maunya dan pahamnya? Mungkin ketika mereka dibangunkan oleh para Buddha dari samadhi. Di situlah mereka kemudian akan lanjut ke Bodhisattva bhumi ketujuh.

Di waktu lalu saya mengatakan bahwa Arahat langsung progress jadi Bodhisattva tingkat tujuh, sama seperti Anagamin menjadi Arahat. Ya, memang. Dan untuk progress tersebut, Arahat perlu membangkitkan Bodhicitta, kehendak untuk menyelamatkan semua makhluk dan mencapai Samyaksambodhi, dan ini perlu waktu.

Loh, bukannya Arahat yang pencapaiannya tingginya segitu tentu dapat membangkitkan Bodhicitta dengan mudah? Kenapa perlu waktu?

Ini disebabkan karena Arahat sudah melekat pada Nirvana satu-sisi, dengan kata lain seperti yang Nagarjuna sebutkan, kecanduan "samadhi", maksudnya adalah mereka melekat dengan yang namanya Nirvana satu-sisi, menganggap itulah Pencapaian Tertinggi.
Sama seperti kita ketika kecanduan rokok. Sulit sekali kan rasanya untuk bisa lepas? Meskipun mau tapi lepasnya susah. Demikian juga dengan para Sravaka Arahat, waktu yang mereka butuhkan untuk membangkitkan Bodhicitta itu berbeda-beda, tergantung kapan mereka dapat melepaskan kemelekatan akan Nirvana satu sisi. Dan seorang Arahat pasti bisa melepaskan kemelekatan tersebut, hanya masalah waktu saja.

Maka dari itu alangkah baiknya memupuk Bodhicitta sedari awal melalui silsilah Mahayana, ketimbang melalui silsilah Hinayana yang ada kemungkinan untuk kecanduan "Nirvana satu sisi" yang banyak memakan waktu. Padahal waktu sedetikpun dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan banyak makhluk.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Terima kasih penjelasan mas Gandalf yang panjang lebar.

Ada beberapa pertanyaan yang mengganjal nih,
Quote
Setelah Sang Buddha mencapai penerangan Sempurna, Beliau sebenarnya langsung membabarkan Mahayana yaitu Avatamsaka Sutra, namun karena banyak makhluk yang tidak paham dan tidak mencapai kemajuan batin yang cukup berarti, maka Sang Buddha kemudian mengajarkan Agama sutra yang merupakan ajaran-ajaran Hinayana
Menurut saya kekotoran batin mahluk-mahluk di jaman Sang Buddha lebih sedikit dibandingkan dengan kekotoran batin mahluk-mahluk di jaman sekarang. Bila di Jaman Sang Buddha saja ajaran Mahayana tidak cocok, apakah lebih cocok di jaman sekarang dimana kekotoran batin para mahluk lebih tebal?

Quote
Dengan mengikuti silsilah Mahayana / Bodhisattva dari awal (Bhumi 1), maka akan semakin banyak makhluk yang dapat diselamatkan, daripada harus menunggu menjadi Arahat dalam silsilah Hinayana, kemudian baru dibangunkan oleh para Buddha dari samadhi mereka.

Apakah menurut mas Gandalf orang yang mencapai Nirvana sesudah meninggal ada dalam kondisi samadhi? bila demikian berarti belum terlepas dari kondisi kan?, sedangkan mas Gandalf sendiri bilang Arahat mendapatkan pembebasan diri. Jadi keterangan mas Gandalf kontradiktif nih.

Quote
Seperti yang telah saya katakan, pasti mau. Hanya masalah waktu saja dan kesadarannya saja, karena bisa kita lihat, tingkat pemahaman Arahat itu berbeda-beda pula, pandangan Ananda dengan Mahakashyapa aja yang udah sama-sama Arahat masih aja tetap beda, belum lagi kasus Arahat bernama Purana yang nggak mau ikut Konsili Pertama beserta 500 bhiksu.
"Pasti mau" berasal dari jawaban mas Gandalf kan? jadi saya anggap belum dijawab boleh nggak? karena kalau jawaban pribadi bisa "bias". Kalau jawaban pribadi kan bisa tanya juga kalau pasti tidak mau? bagaimana nasibnya?

Quote
Ini disebabkan karena Arahat sudah melekat pada Nirvana satu-sisi, dengan kata lain seperti yang Nagarjuna sebutkan, kecanduan "samadhi", maksudnya adalah mereka melekat dengan yang namanya Nirvana satu-sisi, menganggap itulah Pencapaian Tertinggi.
Sama seperti kita ketika kecanduan rokok. Sulit sekali kan rasanya untuk bisa lepas? Meskipun mau tapi lepasnya susah.

Nah ini juga yang juga kontradiktif dari pernyataan mas Gandalf, bukankah dikatakan Arahat mendapatkan jalan pembebasan diri sendiri dari kondisi? terlepas dari kemelekatan? mengapa disini dikatakan Arahat kecanduan samadhi?
bila Arahat kecanduan Samadhi, maka Bodhisattva juga bisa dikatakan kecanduan Bodhicitta kan? demikian juga Sang buddha bisa dikatakan kecanduan Samyaksambodhi kan? lantas apa yang dimaksud dengan kebebasan diri, kebebasan dari kemelekatan dan kebebasan dari kondisi?

Mohon mas Gandalf jelaskan mengenai Nirvana satu-sisi, konsep apalagi tuh? saya belum pernah dengar.

terima kasih

 _/\_
« Last Edit: 29 November 2008, 11:07:41 AM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...