Dalam quote sebelumnya saya mengatakan bahwa saya juga masih setuju dengan konsep jneyavarana (penghapusan halangan paham) dari pencapaian sammasambuddha... karena kembali lagi LOGIKA/NALAR mengatakan bahwa memang "KUALITAS" seorang sammasambuddha itu berbeda dengan SAVAKA/PACCEKA, karena SAMMASAMBUDDHA harus menurunkan AJARAN (PIONER/PENCETUS/PENDAHULU). Tetapi tidak dalam artian bahwa seorang SAVAKA bisa mencapai ANNUTARA SAMMASAMBUDDHA... Karena INGIN belum tentu sama dengan MAMPU...
Dalam konteks THERAVADA, jalur ANNUTARA SAMMASAMBUDDHA bukan keluar masuk dari tingkat SAVAKA/PACCEKA, tetapi langsung dari bawah. Nah, di paham sebagaian MAHAYANIS mengatakan bahwa SAVAKA/PACCEKA itu masih belum sempurna (dalam hal ini THERAVADA sepakat bahwa kualitas SAVAKA/PACCEKA dibawah SAMMASAMBUDDHA) tetapi tidak mengharuskan mengatakan bahwa SAVAKA itu egosentris (hanya memikirkan penyelamatan diri sendiri)...
Koreksi:
di paham
SEMUA MAHAYANIS mengatakan bahwa SAVAKA/PACCEKA itu masih belum sempurna.
Yah dalam Mahayana memang semua makhluk dikatakan MAMPU juga kok menjadi Samyaksambuddha....
Sama seperti pencapaian Arahat dalam Theravada, di mana semua makhluk yang INGIN mencapai tingkat Sravaka tentu MAMPU mencapai tingkat Sravaka.... entah di kelahiran yang mana.
Nah di Mahayana, maka semua makhluk yang INGIN mencapai tingkat Samyaksambuddha tentu MAMPU mencapai tingkat Samyaksambuddha.
La batas "MAMPU" anda itu kan cuma sebatas pandangan Theravada tok! Yang boleh saya bilang, "pandangan terbatas dari Hinayanis".
Logika-nya begini :
Anda belum bisa berenang. Apakah bisa menyelamatkan orang tenggelam ?? Tentu tidak bisa, karena anda sendiri tidak bisa berenang/menyelamatkan diri sendiri.
Kemudian anda belajar berenang. Ketika anda sudah bisa berenang/menyelamatkan diri sendiri. Apakah anda mutlak harus menyelamatkan orang lain ?? Tentu saja harus lihat konteks-nya... Kadang ada orang yang mau diselamatkan dan kadang ada orang yang tidak mau diselamatkan. TETAPI SYARAT UTAMA-nya tentu saja, ANDA SENDIRI HARUS BISA BERENANG DULU.
Ajaran BUDDHA dibabarkan untuk MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI. Dengan MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DAHULU, nantinya anda akan membabarkan ajaran UNTUK ORANG LAIN MENYELAMATKAN DIRI MASING MASING.
Semua makhluk menginginkan kebahagiaan, maka dari itu mereka menginginkan sebuah "keselamatan' dari penderitaan bukan? Mana ada orang yang nggak mau "diselamatkan" dari penderitaan?
Mau menolong atau menyelamatkan makhluk lain atau tidak, itu tergantung pada maitri karuna yang anda punya!
Sama seperti kita sebagai manusia, apakah MUTLAK harus kita membantu orang lain yang kesusahan? tidak bukan?
Tetapi ketika kita membantu orang lain, maka di sana akan datang sesuatu yang indah, sesuatu yang jauh lebih besar ketimbang ketika anda tidak membantu.
Ketika kita melihat ada orang tertabrak mobil dan sekarat, apakah MUTLAK harus kita menolongnya? Tidak bukan?
Tetapi ketika anda datang menolongnya, itu membuktikan kualitas dari maitri karuna seseorang.
Saya tanya dulu deh pada anda:
Menyelamatkan ini apakah mesti harus sampai ke Nirvana pada saat itu juga?
Apakah Bodhisattva dalam dalam karir-Nya mengumpulkan parami, tidak pernah menyelamatkan para makhluk?
Apakah ketika seseorang menolong orang dari kondisi kritis, membantu orang yang kesusahan, merawat hewan yang sekarat, membawa seorang yang sesat menuju jalan Buddha Dharma, memberikan anjuran Dharma pada seseorang sampai akhirnya kesedihan atau amarahnya lenyap; itu bukan berarti menyelamatkan makhluk?
Tapi itulah yang dilakukan para Bodhisattva di enam Bhumi pertama. Ia menyelamatkan makhluk dalam batas-batas duniawi.
Tahukah anda, bahwa kemampuan Bodhisattva yang tidak terbatas untuk menyebrangkan semua makhluk ke Nirvana itu dimulai dari tingkatan Bhumi ke-tujuh, yang memang sudah menghapus klesha (setara dengan Sravaka). Berarti otomatis ia telah menyelamatkan diri sendiri bukan?
Jadi:
1. Bodhisattva tingkat 1 - 6, menyelamatkan para makhluk dalam batas duniawi.
2. Bodhisattva tingkat 7-10, menyeberangkan para makhluk untuk sampai ke Nirvana, karena Bodhisattva pada tingkat ini sudah melenyapkan klesha.
Tentu menyebrangkan di sini bermakna "membabarkan Dharma yang sesuai dan tepat agar para makhluk dapat menyebrangkan dirinya sendiri sepenuhnya". Semua sekte dan paham agama Buddha menyetujui hal tersebut.
Untuk bro,truth lover... nyusul ya jawabannya... saya mau kuliah dulu...
The Siddha Wanderer