//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavaviveka "vs" Hinayana  (Read 185034 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Bhavaviveka "vs" Hinayana
« on: 01 November 2008, 03:18:41 PM »
Tahukah anda bahwa kritikan tajam dan argumen yang diajukan oleh beberapa umat Buddhis sekte "T" pada Mahayana di zaman modern ini sebenarnya hanyalah mengulang sejarah masa lampau?

Kaum Hinayana di India pada masa lampu telah mengatakan bahwa Mahayana bukanlah ajaran Sang Buddha. Tetapi seperti yang pernah saya katakan beberapa waktu yang lalu, argumen kaum Hinayana tersebut disanggah dengan piawai oleh pendiri Svatantrika Madhyamika, yaitu YA Bhavaviveka (500–578 M), yang juga dikenal sebagai emanasi Amitabha Buddha.

Dalam bab keempat Tarkajvala, Bhavaviveka mengumpulkan argumen kaum Hinayana yang menyatakan bahwa Mahayana bukanlah berasal dari sabda Sang Buddha. Argumen kaum Hinayana yang dirangkum oleh Bhavaviveka adalah sebagai berikut:

1. Sutra-sutra Mahayana tidak termasuk dalam penulisan Tripitaka mula-mula
2. Karena Mahayana mengajarkan bahwa Tathagata itu abadi, maka bertentang dengan doktrin anitya [ketidakkekalan]
3. Karena Mahayana mengajarkan Tathagatagarbha itu mencakup semuanya, maka Mahayana tidak menanggalkan konsep atman
4. Karena Mahayana mengajarkan bahwa sang Buddha tidak mencapai Nirvana, maka ini menunjukkan bahwa Nirvana itu tidaklah damai
5. Sutra-sutra Mahayana mencakup ramalan di mana para Sravaka akan menjadi Buddha
6. Mahayana merendahkan Arhat
7. Mahayana memuja para Bodhisattva di atas Buddha
8. Mahayana menyimpangkan ajaran dengan mengatakan bahwa Sakyamuni adalah emanasi
9. Mahayana mengajarkan bahwa tindakan tidak membawa akibat

Maka dari itu Sang Tathagata tidak mendirikan Mahayana; Mahayana dibuat oleh mereka yang bersifat iblis dengan tujuan untuk menipu mereka yang bodoh dan berpikiran buruk.”, demikian klaim para Hinayana.

YA Bhavaviveka pun tidak tinggal diam. Bhavaviveka menyanggah segala klaim Hinayana tersebut sebagai sesuatu yang keliru.

Bhavaviveka berkata bahwa Hinayana dan Mahayana mempunyai persamaan pokok, di aman persamaan ini merupakan dasar ajaran Sang Buddha:
1. Empat Kebenaran Mulia
2. Marga [Delapan Ruas Jalan Mulia]
3. 37 Bodhipaksha Dharma
4. Kekuatan [bala] dari Buddha sama baik di Hinayana maupun Mahayana

Bhavaviveka juga berkata bahwa di kalangan Hinayana tersendiri, terjadi kontroversi akan keaslian Tripitaka.

Apabila kita lihat, argumen Bhavaviveka tersebut sangat masuk akal, mengingat karena:
1. Theravada dengan Dipavamsanya mengatakan bahwa Theravada adalah yang paling murni dan asli
2. Sarvastivada dengan Mahavibhasa mengatakan bahwa Sarvastivada adalah yang paling murni dan asli
3. Mahasanghika dengan Sariputrapariprccha mengatakan bahwa Mahasanghika adalah yang paling murni dan asli

Nah kalau begitu mana yang benar-benar murni / asli? Melihat bahwa ke-18 sekte saling ngotot-ngototan untuk membuktikan diri merekalah yang paling asli.

Lebih lanjut Bhavaviveka dalam Tarkajvala juga menyanggah klaim Hinayana dengan ofensif, yaitu dengan mengatakan bahwa Sutra-Sutra Mahayana memang bukan diperuntukkan untuk kaum Hinayana [Sravaka], tetapi untuk para Bodhisattva. Wajar saja kalau Hinayana tidak tahu.

Sebagai klimaks Bhavaviveka mengutip Simsapavana Sutra:
“Ananda, Dharma yang kumengerti tetapi tidak kuajarkan padamu lebih banyak daripada dedaunan di hutan pohon simsapa ini.”

Di sana jelas bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan semua Dharma pada kaum Sravaka. Yang tidak diajarkan pada kaum Sravaka itu, diajarkan sang Buddha pada para Bodhisattva.

Kisah hutan Simsapa ini juga disebutkan dalam Mahaparinirvana Sutra:

Kasyapa berkata pada sang Buddha: “O Bhagava! Ketika Sang Buddha berada di tepi sungai Gangga, di hutan Simsapavana, Pada waktu itu, sang Tathagata mengambil satu dahan pohon simsapa yang kecil dengan beberapa daun di batang tersebut dan berkata pada para bhiksu:
“Apakah daun yang berada di dalam genggaman tangan-Ku banyak atau semua daun dari rerumputan dan pepohonan di seluruh hutan banyak?”
Semua bhiksu menjawab: “O Bhagava! Dedaunan dari rerumputan dan pepohonan dari seluruh hutan sangat banyak dan tidak dapat dihitiung. Apa yang Tathagata pegang di tangan-Nya sangat sedikit dan tidak berharga untuk disebutkan.”
“O para bhiksu! Pengetahuan yang aku ketahui adalah seperti dedaunan dari rerumputan dan pepohonan di muka bumi; apa yang Aku berikan pada semua makhluk bagaikan daun dalam genggaman tangan-Ku.”
Sang Bhagava kemudian berkata: Hal-hal yang tidak terbatas yang diketahui oleh Tathagata adalah merupakan ajaran-Ku apabila mereka mencakup Empat Kebenaran Mulia. Jika tidak, maka akan ada 5 Kebenaran.”
………..
Bodhisattva Kasyapa berkata pada Buddha: “Jika semua hal tersebut berada dalam Empat kebenaran Mulia, mengapa Anda mengatakan bahwa mereka belum dibabarkan?”
Sang Buddha menjawab: “O pria yang berbudi! Meskipun mereka berada di dalam Empat kebenaran Mulia, kita tidak dapat mengatakan bahwa mereka telah dibabarkan. Mengapa tidak? O pria yang berbudi! Ada 2 macam kebijaksanaan berkaitan dengan pengetahuan Kebenaran Mulia. Yang pertama adalah tingkat menengah dan yang lainnya adalah tingkat superior. Apa yang dinamakan sebagai kebijaksanaan tingkat menengah adalah para Sravaka dan Pratyekabuddha; apa yang dimaksud sebagai tingkat superior adalah para Buddha dan Bodhisattva.
……….
“O pria yang berbudi! Semua fenomena adalah tidak kekal, semua fenomena yang terbentuk tidak mempunyai Diri. Nirvana adalah shunya. Ini adalah “Paramartha-satya”. Inilah yang harus kita ketahui. Ini adalah kebijaksanaan tingkat menengah. “Paramartha-satya”, harus kita ketahui, adalah tidak terbatas, tidak terikat dan tidak dapat dihitung. Itu berada di luar jangkauan pemahaman Sravaka dan Pratyekabuddha. Ini adalah kebijaksanaan tingkat superior. Aku belum pernah membabarkan hal tersebut dalam sutra-sutra.”


Jadi berdasarkan kutipan di atas bahwa ada sesuatu yang tidak diajarkan Sang Buddha dalam sutra-sutra Hinayana, karena para Sravaka dan Pratyekabuddha tidak dapat memahami kebijaksanaan tingkat superior.

Yang dapat memahami kebijaksanaan tingkat superior adalah Buddha dan Bodhisattva. Maka dari itu Sang Buddha membabarkan tentang kebijaksanaan tingkat superior pada para Bodhisattva dan ini tercantum dalam Sutra-sutra Mahayana.

Lantas dengan demikian apakah ini berarti Mahayana merendahkan Hinayana?

Dalam Saddharmapundarika Sutra disebutkan:

“Seorang Bodhisattva … tidak memandang para Buddhis lainnya dengan jijik, bahkan mereka yang mengikuti jalan Hinayana juga tidak [dipandang demikian], [para Bodhisattva] juga tidak menyebabkan kaum Hinayana ragu dan menyesal dengan mengkritik metode pelatihan mereka maupun membuat pernyataan yang mengecilkan hati.”

Bahkan di kalangan Vajrayana dikenal ikrar Bodhisattva, di mana seseorang berikrar untuk tidak merendahkan Hinayana.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 01 November 2008, 03:39:50 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #1 on: 01 November 2008, 08:11:37 PM »
Quote
1. Sutra-sutra Mahayana tidak termasuk dalam penulisan Tripitaka mula-mula
2. Karena Mahayana mengajarkan bahwa Tathagata itu abadi, maka bertentang dengan doktrin anitya [ketidakkekalan]
3. Karena Mahayana mengajarkan Tathagatagarbha itu mencakup semuanya, maka Mahayana tidak menanggalkan konsep atman
4. Karena Mahayana mengajarkan bahwa sang Buddha tidak mencapai Nirvana, maka ini menunjukkan bahwa Nirvana itu tidaklah damai
5. Sutra-sutra Mahayana mencakup ramalan di mana para Sravaka akan menjadi Buddha
6. Mahayana merendahkan Arhat
7. Mahayana memuja para Bodhisattva di atas Buddha
8. Mahayana menyimpangkan ajaran dengan mengatakan bahwa Sakyamuni adalah emanasi
9. Mahayana mengajarkan bahwa tindakan tidak membawa akibat

mohon dijawab oleh pihak Mahayana yg PRO...

dan jangan pake pemikiran sendiri...(lirik Chingik)

tapi pake teori yg disetujui oleh MAJORITY MAHAYANA (lirik Chingik)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #2 on: 01 November 2008, 10:38:27 PM »
lha semua hal yang menyatakan bahwa MAHAYANA diperuntukkan untuk Bodhisatva kan hanya dari SUTRA MAHAYANA saja. Artinya ya KITAB MAHAYANA hanya melegitimasi pernyataan BUDDHA bahwa DARI SEKIAN BANYAK DHARMA YANG DIPAHAMI OLEH BUDDHA, TETAPI HANYA IBARAT SEGENGAM DAUN yang diajarkan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #3 on: 02 November 2008, 01:22:55 AM »
Sdr. GandalfTheElder,
Ajaran Mahayana memang luar biasa seperti yang pernah kuketahui, kupahami dan kupraktikkan. Namun dengan mengakui ajaran Mahayana adalah superior, seseorang yang mempraktikkan jalan Mahayana sebaiknya tidak melupakan ajaran dalam Tipitaka para Sravaka dan Pratyekabuddha. Dengan membaca semua sutra yang ada, seseorang akhirnya mendapatkan landasan pengetahuan yang baik untuk praktiknya.

Sebaliknya, jika seseorang memenutup mata adanya sutra2 dalam tradisi lain dan menolak untuk mempelajari, meskipun pada kasus tertentu tidak ada masalah serius, namun pada kasus lain menyebabkan seseorang kurang luas pengetahuannya. Kurangnya pengetahuan, akan menyebabkan orang tersebut mudah terjebak dalam paham-paham yang menyimpang.

Apa yang kupelajari selama ini adalah, ajaran dalam theravada dan mahayana dapat saling melengkapi satu sama lain. Bahkan sangat membantu sekali bagi seorang penganut Mahayanis untuk mempelajari Tipitaka Pali untuk melengkapi pemahamannya terhadap sutra2 Mahayana yang lebih kompleks.

 

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #4 on: 02 November 2008, 08:12:04 AM »
lha semua hal yang menyatakan bahwa MAHAYANA diperuntukkan untuk Bodhisatva kan hanya dari SUTRA MAHAYANA saja. Artinya ya KITAB MAHAYANA hanya melegitimasi pernyataan BUDDHA bahwa DARI SEKIAN BANYAK DHARMA YANG DIPAHAMI OLEH BUDDHA, TETAPI HANYA IBARAT SEGENGAM DAUN yang diajarkan.

Nah kalau saya balik gimana:

Hanya Sutra-sutra Shravakayana saja yang tidak menyebutkan tentang Mahayana.

Hanya Sutra-sutra Shravakayana saja yang meyakini bahwa Arhat (Sravaka Buddha) adalah sebuah tingkat pencerahan yang sama dengan Samyaksambuddha.

Karena ini board Mahayana, maka adalah suatu hal yang wajar apabila kita melihatnya dari sudut pandang Mahayana.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #5 on: 02 November 2008, 08:34:36 AM »
Sdr. GandalfTheElder,
Ajaran Mahayana memang luar biasa seperti yang pernah kuketahui, kupahami dan kupraktikkan. Namun dengan mengakui ajaran Mahayana adalah superior, seseorang yang mempraktikkan jalan Mahayana sebaiknya tidak melupakan ajaran dalam Tipitaka para Sravaka dan Pratyekabuddha. Dengan membaca semua sutra yang ada, seseorang akhirnya mendapatkan landasan pengetahuan yang baik untuk praktiknya.

Sebaliknya, jika seseorang memenutup mata adanya sutra2 dalam tradisi lain dan menolak untuk mempelajari, meskipun pada kasus tertentu tidak ada masalah serius, namun pada kasus lain menyebabkan seseorang kurang luas pengetahuannya. Kurangnya pengetahuan, akan menyebabkan orang tersebut mudah terjebak dalam paham-paham yang menyimpang.

Apa yang kupelajari selama ini adalah, ajaran dalam theravada dan mahayana dapat saling melengkapi satu sama lain. Bahkan sangat membantu sekali bagi seorang penganut Mahayanis untuk mempelajari Tipitaka Pali untuk melengkapi pemahamannya terhadap sutra2 Mahayana yang lebih kompleks.

Yap. Saya setuju sepenuhnya dengan pernyataan anda.

Namun dengan mengakui ajaran Mahayana adalah superior, seseorang yang mempraktikkan jalan Mahayana sebaiknya tidak melupakan ajaran dalam Tipitaka para Sravaka dan Pratyekabuddha.

 :jempol:

Dalam Ratnagunasamcaya Gatha disebutkan:

"Seperti para Bodhisattva bijak yang menjadi mahir di mana-mana. Di dalam pemahaman dan pencerahan para Sravaka dan Pratyekabuddha."
............
"Dalam kualitas para Shravaka [Arhat] dan para Pratyekabuddha
Bodhisattva yang bijaksana berlatih [di dalam kualitas tersebut]"


"Karena dalam enam paramita, semua Dharma termasuk, semua Dharma Shravaka, semua Dharma Pratyekabuddha dan semua Dharma Bodhisattva.”
(Astadasasahasrika Prajnaparamita Sutra)

“Dan jika seorang Bodhisattva tidak dapat merealisasikan tingkatan Shravaka atau Pratyekabuddha, bagaimana bisa ia mengetahui Samyaksambodhi!"
(Astadasasahasrika Prajnaparamita Sutra)

“Sang Bodhisattva Mahasattva harus memperlihatkan dan memahami semua jalan. Jalan Shravaka dan Pratyekabuddha dan juga para Bodhisattva – jalan-jalan ini harus dipenuhi dan melalui merekalah harus diselesaikan apa yang harus diselesaikan pada mereka.”
(Astadasasahasrika Prajnaparamita Sutra)

Bahkan, Shravakayana dan Pratyekabuddhayana sebenarnya juga berada dalam ruang lingkup keluarga Mahayana:

"Para Sravaka, Pratyeka Buddha dan Buddha yang berbeda-beda akan datang dari Prajnaparamita, Manjusri! Seperti bumi, air, api, angin dan kekosongan membentuk suatu material dan alam semesta yang dapat terlihat, maka Mahayana dan Prajnaparamita membentuk material dari sebuah sistem di mana tiga tingkatan yang berbeda yaitu Sravaka, Pratyeka-Buddha dan Buddha memberikan ajaran.”
(Manjusripariprccha Sutra)

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 02 November 2008, 09:15:37 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #6 on: 02 November 2008, 09:55:52 AM »
Kalau melihat pada thread TS, maka bhavaviveka tidak memberikan argumentasi yang "KUAT" tentang klaim Mahayana menyimpang dari konsep utama BUDDHIS yaitu Anatta. Alih alih hanya memberikan pernyataan retorika tentang ADANYA DHARMA DILUAR DAUN GENGGAMAN TANGAN BUDDHA.
Karena memang kalau dianalisa secara konsistensi, maka banyak ajaran MAHAYANA yang di-tafsirkan secara berlawanan dengan beberapa konsep utama BUDDHIS terutama Anatta, nibbana dsbnya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #7 on: 02 November 2008, 03:39:13 PM »
wah..

yg gw tanya itu gk ada yg bisa jawab?...

si..Bhavaviveka jawapanne gk memuaskan...

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #8 on: 02 November 2008, 06:12:28 PM »

Bro, mo tanya donk, ada beberapa istilah yang gw kaga tau nih;
Tathagatagarbha,Tathagata..
Dan beberapa point yang gw juga kaga ngarti..;
2. Karena Mahayana mengajarkan bahwa Tathagata itu abadi, maka bertentang dengan doktrin anitya [ketidakkekalan]
3. Karena Mahayana mengajarkan Tathagatagarbha itu mencakup semuanya, maka Mahayana tidak menanggalkan konsep atman
4. Karena Mahayana mengajarkan bahwa sang Buddha tidak mencapai Nirvana, maka ini menunjukkan bahwa Nirvana itu tidaklah damai
7. Mahayana memuja para Bodhisattva di atas Buddha
8. Mahayana menyimpangkan ajaran dengan mengatakan bahwa Sakyamuni adalah emanasi
9. Mahayana mengajarkan bahwa tindakan tidak membawa akibat
Bisa tolong diperjelas mksd dan alasannya?
Untuk point2 lain yang gw kaga sebutin, mnrt gw, ajaran Mahayana yang gw dpt tidak menggambarkan seperti itu, mungkin bisa sekalian dijelaskan bro?
Thx be4....
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #9 on: 02 November 2008, 06:34:26 PM »
Haha.... sebenarnya saya sudah ada jawabannya...

Tapi karena saya juga mengutip dari sutra-sutra berbahasa Inggris, maka saya butuh waktu untuk menerjemahkannya. Apalagi poin yang akan dibahas cukup banyak.

Saya ada tugas kuliah yang harus diselesaikan terlebih dahulu....

Apalagi beberapa hari ini saya menyiapkan postingan yang begitu banyak, jadi skrg saya ingin fokus kerja tugas dulu yak....

Bagi saya Bhavaviveka jawabannya sangat memuaskan, karena sebenarnya dia punya maksud tertentu....

Saya pending dulu ya.... Harap sabar....

Mungkin bro.chingik juga bisa bantu jelasin?

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #10 on: 02 November 2008, 07:13:28 PM »
2. Karena Mahayana mengajarkan bahwa Tathagata itu abadi, maka bertentang dengan doktrin anitya [ketidakkekalan]

heran juga kalau tidak ada sesuatu apapun yang abadi!!!
CMIIW.FMIIW.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #11 on: 02 November 2008, 07:53:14 PM »
 [at] gandalf

kalo gitu tunggu ajah deh...huahua

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #12 on: 03 November 2008, 08:13:16 AM »
 _/\_ Aku kurang tahu apa yang terjadi pada pemahaman Buddhist pada masa lampau ataupun masa kini karena ketika Sang Buddha parinibbana,semua mulai lupa akan Jalan yang diajarkan oleh Guru Agung.Masa lampau ,masa kini dan mungkin akan datang,orang-orang hanya mempeributkan rasa jeruk,melihat dan menimang kulit jeruk tanpa menyentuh dan memakan jeruk...apakah perjalanan seorang Guru Agung hanya dibentuk dengan omong-omong...think about it.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #13 on: 03 November 2008, 11:45:21 AM »
 [at] atas

gmana kita makan jeruk kalo kita gk tao cara bedain jeruk dan buah laen?

kalo kemakan apel dan kita kira jeruk..khan gawat..

tul gk?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhavaviveka "vs" Hinayana
« Reply #14 on: 03 November 2008, 04:48:11 PM »
Nah sekarang apel mengklaim dirinya sama dengan jeruk sedangkan jeruk mengklaim dirinya lebih manis dari jeruk lain.
Apakah yang bisa membedakan dan membuat kamu yakin akan jalan kamu adalah batin kamu. kalo kamu merasa ragu akan jalan yang ditempuh sedangkan jalan yang lain membuat kamu mantap dan mengerti esensi Dhamma.maka jalani namun ketika dalam perjalanan ternyata kurang sesuai maka coba lihat dari arah/persepsi yang lain,apakah jalan anda membawa anda pada bijaksana atau bajaksini(pirated teaching).
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

 

anything