nah loh, ketidakbenaran mana kalau cuma melakukan sumbangan dana?
memang nya memberikan solusi, blessing + amulet itu salah?
sy juga cuma memberikan pandangan apa yg saya liat di lapangan, ternyata banyak yang tidak sesuai apa yg seharusnya menjadi acuan dasar buddhis zaman dulu...kalau berpandangan terlalu kaku gak bisa menyesuaikan yah pasti ketinggalan..
dulu-dulu bikkhu jalan di jalan minta dana pagi pagi dianggap normal...
coba di indo sini, jangan jauh jauh deh...dijakarta aja jalan pagi pagi minta dana mana ada yg mau kasih?
kecuali vihara buat semacam pemberitahuan akan ada pattidana barulah umat berbondong bondong datang kan.
pembahasannya kesana kemari
saya sekat2 koridor pembahasan menurut aktornya ya:
* bhikkhu
bhikkhu diminta nasihat ngasih nasehat, gak salah. bhikkhu diminta blessing ngasih blessing, gak salah.
bhikkhu menerima uang ya jelas salah. bhikkhu jualan amulet ya jelas salah. bhikkhu berjualan apapun ya jelas salah. bhikkhu itu adalah pertapa, bukan pedagang. kalau bhikkhu tidak bertapa, tidak ada rencana untuk bertapa dan tidak ada niat untuk bertapa, ya kenapa harus menjadi bhikkhu. "terpaksa" berjualan karena gak ada yang ngasih makan? ya kenapa harus jadi bhikkhu. kan bisa jadi umat biasa...
* guru agama, pemuka agama atau pandita
bikin acara cari duit untuk organisasi atau vihara, gak salah. bikin acara agar umat menyerahkan duit kepada bhikkhu, ya jelas salah. mereka seharusnya mengerti kalau bhikkhu itu terikat peraturan gak menerima duit. duit bisa diserahkan kepada pengurus organisasi.
* umat buddhis
saya setuju2 aja, banyak umat buddha yang sederhana, tidak begitu mengerti peraturan vinaya bhikkhu, tidak begitu mengerti meditasi atau doktrin2 yang tinggi2. mereka hidup dalam duniawi, pengen untung, pengen kaya, pengen sukses, pengen sehat, pengen panjang umur. tugas dua aktor di atas untuk memberikan mereka pengertian yang lebih baik. tanpa pengertian yang lebih baik, maka umat merusak bhikkhu dan bhikkhu merusak umat. ini akan menimbulkan masalah yang gak sehat...