//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 565333 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1695 on: 23 January 2009, 10:31:01 AM »

soalnya ada buku JK berjudul spt :
Happy is the Man who is Nothing ~

nah begini malah membuat org pingin tanya....
koq judulnya begitu?...


maaf bos anda itu kalau mau bertanya ke orang yang tulis bukunya langsung,tanya ke sini percuma,ga ada yang kenal ama JK yang bisa interview dia kenapa tulis buku seperti itu,baca buku bukan meresapi judulnya tapi meresapi makna dari isi buku tersebut.

nah,,ini dia.....tetapi sayang pakar nya sudah tidak mau menjawab. Namaste
makanya pula saya melihat tidak tambahnya kebijaksanaan dalam latihan...
malah sebaliknya kebijaksanaan saya seperti orang awam..bahkan menganggap semua itu sama.

saya pikir dari semua tulisan yang dipaparkan oleh Hudoyo dan yang sudah praktek, memberikan banyak bahan masukan untuk meditasi,tetapi why anda terus bertanya, kenapa kenapa kenapa? bagaimana bagaimana bagaimana? anda sendiri mencemplungkan delusi pikiran dalam dualitas, ah ini baik,ah ini buruk,jika anda terus berpikir demikian maka anda juga menciptakan Nibbana dualitas yaitu vs. Samsara.
orang yang bijaksana berkata setelah ia praktek,bukan cuman omdo(omong doang) soal teori yang ga habis2. orang setelah mengerti teori ,ia praktek,baru bisa tanya,eh pengalaman saya seperti ini lho. tapi sama sekali saya belum melihat anda praktek atau anda selama ini hanya duduk diam seperti patung Buddha?
saya memang hanya umat awam........yang hanya berusaha mencapai nibbbana. _/\_
apa yang saya sampaikan adalah pengetahuan langsung....
menganggap itu praktek atau teori itu merupakan hak anda....

jika anda pakarnya.....bisa beri saya jawaban?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1696 on: 23 January 2009, 10:38:15 AM »
nah,,ini dia.....tetapi sayang pakar nya sudah tidak mau menjawab. _/\_
makanya pula saya melihat tidak tambahnya kebijaksanaan dalam latihan...
malah sebaliknya kebijaksanaan saya seperti orang awam..bahkan menganggap semua itu sama.

pikiran yang terjebak dalam segala konsep merupakan pikiran yang terbelit....tetapi pikiran yang tidak dapat membedakan hitam dan putih merupakan pikiran yang buta.

mengetahui benar dari salah adalah baik...tidak memberikan nilai benar dari salah adalah baik...

tetapi tidak bisa membedakan benar dan salah adalah buta.
belajar dhamma sejauh ini,apakah hanya untuk mengayung ditengah lautan samsara lantas lupa arah?

kita mengetahui salah, untuk mencari benar........terjebak dalam benar dan salah adalah bodoh.....

metode sebaik apapun tidak membawa pada pencerahan,bahkan membawa pada kebahagiaan yang disebut buta...apa bedannya dengan tidak melihat keadaan sekitar lalu berkata di sini indah,walau berada ditengah tumpukan sampah....

tentulah indah bagi diri sendiri...karena hanya diri sendiri ada disitu....
orang bijak tentu lebih mengetahui di sini indah,disitu kotor....dan tidak berada di-kedua tempat merupakan hal yang paling bebas.........lepas-lepas.......


salam metta _/\_

Coba saya yang tanya anda saja yah.
Menurut anda sendiri, benar atau salah, batasannya bagaimana? Apakah yang menentukan sebuah perbuatan itu benar atau salah?


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1697 on: 23 January 2009, 10:43:30 AM »
saya memang hanya umat awam........yang hanya berusaha mencapai nibbbana. Namaste
apa yang saya sampaikan adalah pengetahuan langsung....
menganggap itu praktek atau teori itu merupakan hak anda....

jika anda pakarnya.....bisa beri saya jawaban?


anda lebih pakar karena anda bisa membabarkan pengetahuan langsung anda... _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1698 on: 23 January 2009, 11:39:06 AM »
pikiran yang terjebak dalam segala konsep merupakan pikiran yang terbelit....tetapi pikiran yang tidak dapat membedakan hitam dan putih merupakan pikiran yang buta.
saya coba menanggapi berdasarkan pengalaman saya sendiri ya :)
pikiran memang bertugas membentuk konsep, pendapat, pandangan, filosofi dll
ketika kita berbicara, pasti kita sedang berbicara sesuatu yg konseptual
bahkan ketika kita membicarakan pengalaman yg sama,
misalnya saya & anda "melihat" lukisan monalisa
kemudian kita berbincang2 soal lukisan tsb,
yg kita bicarakan adalah konsep.
yg non-konsep adalah "melihat" itu sendiri.
melihat, mendengar, membau, mengecap, merasakan sentuhan, berpikir adalah non-konsep.
namun adalah sesuatu yg harus "dialami"

Quote
mengetahui benar dari salah adalah baik...tidak memberikan nilai benar dari salah adalah baik...

tetapi tidak bisa membedakan benar dan salah adalah buta.
belajar dhamma sejauh ini,apakah hanya untuk mengayung ditengah lautan samsara lantas lupa arah?
menurut saya, ada keterbatasan bahasa dalam kata "berhentinya pikiran" yg digunakan oleh Pak Hudoyo
jika bathin orang yg belum mengalami "berhentiny pikiran" (versi Pak Hudoyo) mencoba memahami yg disampaikan, kurang lebih yg ditangkap adalah suatu tindakan pembodohan diri. (atau bahkan seperti mengosongkan pikiran, yg jg sering ditepis Pak Hudoyo)
padahal (jika pemahaman saya sama dg Pak Hudoyo), di sana masih ada apa yg dikatakan Buddha kepada Bahiya:
"dalam yg dilhat hanya ada yg dilihat" ... "dalam yg dikenali hanya ada yg dikenali"
yg tidak ada adalah "aku yg melihat", "aku yg mengenali" dan segala respon "aku" lagi...

Quote
kita mengetahui salah, untuk mencari benar........terjebak dalam benar dan salah adalah bodoh.....

metode sebaik apapun tidak membawa pada pencerahan,bahkan membawa pada kebahagiaan yang disebut buta...apa bedannya dengan tidak melihat keadaan sekitar lalu berkata di sini indah,walau berada ditengah tumpukan sampah....

tentulah indah bagi diri sendiri...karena hanya diri sendiri ada disitu....
orang bijak tentu lebih mengetahui di sini indah,disitu kotor....dan tidak berada di-kedua tempat merupakan hal yang paling bebas.........lepas-lepas...
yg paling original adalah pengalaman itu sendiri...
ketika kita mengkonsepkannya agar orang lain mengerti, kita mengkonsepkan berdasarkan pengetahuan yg kita punya & itu dipersepsikan berbeda2 bagi orang yg menerima. tak jarang kita ribut2 soal penerimaan yg berbeda tadi :)



metta

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1699 on: 23 January 2009, 12:11:08 PM »
Seorang biarawan berkata, "Lihat bagaimana bendera bergerak."
Biarawan lain menanggapi, "Tidak, bukan bendera yang bergerak, tetapi angin."
Mendengar perdebatan itu, sang guru menengahi, "Bendera dan angin tidak bergerak. Pikiranlah yang bergerak."
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1700 on: 23 January 2009, 06:50:11 PM »
nah,,ini dia.....tetapi sayang pakar nya sudah tidak mau menjawab. _/\_
makanya pula saya melihat tidak tambahnya kebijaksanaan dalam latihan...
malah sebaliknya kebijaksanaan saya seperti orang awam..bahkan menganggap semua itu sama.

pikiran yang terjebak dalam segala konsep merupakan pikiran yang terbelit....tetapi pikiran yang tidak dapat membedakan hitam dan putih merupakan pikiran yang buta.

mengetahui benar dari salah adalah baik...tidak memberikan nilai benar dari salah adalah baik...

tetapi tidak bisa membedakan benar dan salah adalah buta.
belajar dhamma sejauh ini,apakah hanya untuk mengayung ditengah lautan samsara lantas lupa arah?

kita mengetahui salah, untuk mencari benar........terjebak dalam benar dan salah adalah bodoh.....

metode sebaik apapun tidak membawa pada pencerahan,bahkan membawa pada kebahagiaan yang disebut buta...apa bedannya dengan tidak melihat keadaan sekitar lalu berkata di sini indah,walau berada ditengah tumpukan sampah....

tentulah indah bagi diri sendiri...karena hanya diri sendiri ada disitu....
orang bijak tentu lebih mengetahui di sini indah,disitu kotor....dan tidak berada di-kedua tempat merupakan hal yang paling bebas.........lepas-lepas.......


salam metta _/\_

Coba saya yang tanya anda saja yah.
Menurut anda sendiri, benar atau salah, batasannya bagaimana? Apakah yang menentukan sebuah perbuatan itu benar atau salah?
kita belajar dhamma tentu harus tahu belajar apa itu benar dan apa itu salah........
sehingga tahu batasan benar...

misalkan tubuh ini........seperti ajahn suwaat katakan.........
tidaklah mungkin pikiran ini kekal dan ada "aku" disitu,,,,karena semua itu bentukan.......
atau tidaklah mungkin tubuh ini kekal.....
ini disebut pandangan salah.

dan memandang sesuai alamiah,kenyataan itu disebut pandangan benar....karena selaras.

lalu bagaimana perbuatan baik dikatakan baik...........tentu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain........serta dapat membahagiakan diri sendiri dan orang lain.........
dan ini memang alamiah nya...........
karena sepanjang saya hidup bahkan sejarah...belum pernah ada seseorang itu menyukai penderitaan...dan membenci kebahagiaan....

dan semua yang dilakukannya itu semata-mata untuk memuaskan nafsu nya. alias membahagiakan dirinya...hanya saja caranya kadang keliru.

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1701 on: 23 January 2009, 07:04:30 PM »
anda lebih pakar karena anda bisa membabarkan pengetahuan langsung anda... _/\_

cobalah kemukakan pendapat anda.....

ketika ada perantau tidak tahu jalanan / kesasar di kota besar Jakarta.....lalu bertanya pada seseorang penduduk..."pak dimana jalan "hayam wuruk?"
lalu penduduk ini berkata "anda adalah ahli nya karena anda berani datang ke sini"

bagaimana pendapat anda tentang penduduk ini?
tentu penduduk ini kelihatan aneh bukan........

kadang ketika kita tidak tahu menjawab....lebih baik bilang tidak tahu.
atau tidak mengerti apa yang kita tanyakan....lebih baik bertanya lagi apa yang dimaksud.........

dari pada harus berbicara panjang lebar. beribu-ribu kata....
dan tidak bisa menjawab ataupun membantu....dan bahkan jauh dari kenyataan.....
apakah itu bisa dikatakan bijak dalam ucapan?
_/\_

saran ini mau di dengar juga baik,,,,tidak di dengar juga tidak apa-apa..
harap jagalah hati ini. adalah mencerminkan kita ke-arah lebih baik.

Quote
saya pikir dari semua tulisan yang dipaparkan oleh Hudoyo dan yang sudah praktek, memberikan banyak bahan masukan untuk meditasi,tetapi why anda terus bertanya, kenapa kenapa kenapa? bagaimana bagaimana bagaimana? anda sendiri mencemplungkan delusi pikiran dalam dualitas, ah ini baik,ah ini buruk,jika anda terus berpikir demikian maka anda juga menciptakan Nibbana dualitas yaitu vs. Samsara.
orang yang bijaksana berkata setelah ia praktek,bukan cuman omdo(omong doang) soal teori yang ga habis2. orang setelah mengerti teori ,ia praktek,baru bisa tanya,eh pengalaman saya seperti ini lho. tapi sama sekali saya belum melihat anda praktek atau anda selama ini hanya duduk diam seperti patung Buddha?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1702 on: 23 January 2009, 07:31:58 PM »
pikiran yang terjebak dalam segala konsep merupakan pikiran yang terbelit....tetapi pikiran yang tidak dapat membedakan hitam dan putih merupakan pikiran yang buta.
saya coba menanggapi berdasarkan pengalaman saya sendiri ya :)
pikiran memang bertugas membentuk konsep, pendapat, pandangan, filosofi dll
ketika kita berbicara, pasti kita sedang berbicara sesuatu yg konseptual
bahkan ketika kita membicarakan pengalaman yg sama,
misalnya saya & anda "melihat" lukisan monalisa
kemudian kita berbincang2 soal lukisan tsb,
yg kita bicarakan adalah konsep.
yg non-konsep adalah "melihat" itu sendiri.
melihat, mendengar, membau, mengecap, merasakan sentuhan, berpikir adalah non-konsep.
namun adalah sesuatu yg harus "dialami"

Quote
mengetahui benar dari salah adalah baik...tidak memberikan nilai benar dari salah adalah baik...

tetapi tidak bisa membedakan benar dan salah adalah buta.
belajar dhamma sejauh ini,apakah hanya untuk mengayung ditengah lautan samsara lantas lupa arah?
menurut saya, ada keterbatasan bahasa dalam kata "berhentinya pikiran" yg digunakan oleh Pak Hudoyo
jika bathin orang yg belum mengalami "berhentiny pikiran" (versi Pak Hudoyo) mencoba memahami yg disampaikan, kurang lebih yg ditangkap adalah suatu tindakan pembodohan diri. (atau bahkan seperti mengosongkan pikiran, yg jg sering ditepis Pak Hudoyo)
padahal (jika pemahaman saya sama dg Pak Hudoyo), di sana masih ada apa yg dikatakan Buddha kepada Bahiya:
"dalam yg dilhat hanya ada yg dilihat" ... "dalam yg dikenali hanya ada yg dikenali"
yg tidak ada adalah "aku yg melihat", "aku yg mengenali" dan segala respon "aku" lagi...

Quote
kita mengetahui salah, untuk mencari benar........terjebak dalam benar dan salah adalah bodoh.....

metode sebaik apapun tidak membawa pada pencerahan,bahkan membawa pada kebahagiaan yang disebut buta...apa bedannya dengan tidak melihat keadaan sekitar lalu berkata di sini indah,walau berada ditengah tumpukan sampah....

tentulah indah bagi diri sendiri...karena hanya diri sendiri ada disitu....
orang bijak tentu lebih mengetahui di sini indah,disitu kotor....dan tidak berada di-kedua tempat merupakan hal yang paling bebas.........lepas-lepas...
yg paling original adalah pengalaman itu sendiri...
ketika kita mengkonsepkannya agar orang lain mengerti, kita mengkonsepkan berdasarkan pengetahuan yg kita punya & itu dipersepsikan berbeda2 bagi orang yg menerima. tak jarang kita ribut2 soal penerimaan yg berbeda tadi :)

metta

_/\_

sama-sama bagi pengalaman _/\_
ketika saya sedang berusaha mengamati seperti petunjuk.......

ada sebuah kejadian (dari sekian banyak kejadian)
dimana saya ditanyakan sebuah masalah.....
pertanyaan nya sih,,,tidaklah sama...tetapi tidak jauh berbeda....
"apakah peduli kepada teman adalah baik?"

ketika hal ini ditanyakan........batin saya bertolak dengan yang disebut pak hud "aku"
dimana janganlah berproses pada penilaian...label...dsb-nya....
lalu?jika saya berkata baik..apakah maksud kata itu?
jika saya tidak menjawab....apakah maksud dari tindakan itu?

ketika hal ini berlangsung....dari dalam batin saya merasa "something wrong" dengan ini....
ditambah lagi saya membaca beberapa Tipitaka dan disitu ada sebuah hal yang sama dengan yang saya alami....
(tetapi sayang pak hud tidak menjelaskan dan beranggap bahwa Tipitaka itu ditulis oleh orang awam(bukan arahat) )

jadi bertambahlah kebingungan itu.
wajar saja karena referensi nya Tipitaka itu....

Quote
yg paling original adalah pengalaman itu sendiri...
ketika kita mengkonsepkannya agar orang lain mengerti, kita mengkonsepkan berdasarkan pengetahuan yg kita punya & itu dipersepsikan berbeda2 bagi orang yg menerima. tak jarang kita ribut2 soal penerimaan yg berbeda tadi
betul sekali kata anda.......ribut soal itu ini...hanyalah pikiran yang tidak bebas.....

tetapi membandingkan pendapat/pengalaman tanpa pikiran melekat.....sungguh diskusi yang baik.


Quote
menurut saya, ada keterbatasan bahasa dalam kata "berhentinya pikiran" yg digunakan oleh Pak Hudoyo
jika bathin orang yg belum mengalami "berhentiny pikiran" (versi Pak Hudoyo) mencoba memahami yg disampaikan, kurang lebih yg ditangkap adalah suatu tindakan pembodohan diri. (atau bahkan seperti mengosongkan pikiran, yg jg sering ditepis Pak Hudoyo)
padahal (jika pemahaman saya sama dg Pak Hudoyo), di sana masih ada apa yg dikatakan Buddha kepada Bahiya:
"dalam yg dilhat hanya ada yg dilihat" ... "dalam yg dikenali hanya ada yg dikenali"
yg tidak ada adalah "aku yg melihat", "aku yg mengenali" dan segala respon "aku" lagi...
demikian yang saya dengar juga.........

tetapi saya pun berpandangan lain...dan saya hanya sampaikan pandangan saya....berbagi pengalaman saja _/\_
apa yang dilihat sebagai apa yang dilihat..kata-kata ini berkaitan dengan JB 8
begitu melihat tubuh...kita melihat tubuh sebagaimana adanya....
tidak kekal,tidak konstan dan berubah-ubah...

begitu mendengar sebagai apa yang didengar...kata-kata ini berkaitan dgn JB 8
objek suara apapun baik dimasa lampau atau sekarang tidaklah pernah kekal...
ketika kita melekat disitu penderitaan ada...
apakah yang harus di lekat-kan jika ada penderitaan?.....inilah faktor lenyapnya dukkha.

begitu juga apa yang dikenali sebagai apa yang dikenali..

tidaklah mungkin berpandangan bahwa semua itu adalah "milik-ku" atau berhubungan dengan "aku"
dari situ muncullah penderitaan.....
----------------------------------------
sedangkan dalam yang Pak hud ajarkan sejauh yang saya tangkap dan mudah-mudahan salah tangkap _/\_

segala keputusan.....tidaklah baik kita memberi label........karena itu adalah "aku"
termasuk baik dan buruk........misalkan ketika kita ditanyakan tentang
"apakah perbuatan ini baik?"

dalam versi sejauh yang saya tangkap dan mudah-mudahan salah tangkap....
tentu lah ini tidak dijawab.....

sedangkan sejauh saya belajar dhamma tentu jawaban nya berbeda........
"lakukanlah jika baik dalam pandangan mu tentu hasil nya baik....tetapi jangan lupa untuk melihat sekitar mu"

salam....... _/\_
« Last Edit: 23 January 2009, 07:33:32 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1703 on: 23 January 2009, 09:50:46 PM »
"apakah peduli kepada teman adalah baik?"
_/\_

dalam hal ini saya senada dg Pak Hud, menilai sesuatu "baik" atau "tidak-baik" adalah gerak dari "aku"/ego. di sini permasalahannya bukanlah karena [peduli teman] itu adalah perbuatan yg salah (atau benar).

Quote
ketika hal ini ditanyakan........batin saya bertolak dengan yang disebut pak hud "aku"
dimana janganlah berproses pada penilaian...label...dsb-nya....
lalu?jika saya berkata baik..apakah maksud kata itu?
jika saya tidak menjawab....apakah maksud dari tindakan itu?
bukan "jangan" menilai, namun sadari ketika pikiran kita sedang menilai.
ketika kita menilai, kita tidak sedang sadar/sati :)
ketika anda sadari pikiran sedang menilai, aksi menilai tsb telah berlalu.
ketika aksi menilai anda berlalu, anda tidak butuh jawaban dari pertanyaan menilai tadi.

Quote
ketika hal ini berlangsung....dari dalam batin saya merasa "something wrong" dengan ini....
ditambah lagi saya membaca beberapa Tipitaka dan disitu ada sebuah hal yang sama dengan yang saya alami....
teruskan saja meditasi anda... informasi apapun yg anda terima sebelum meditasi cukup menjadi tolak ukur, jgn dipaksakan utk sama. pengalaman anda berbeda dg saya, pak hudoyo, atau tipitaka, menurut saya itu sah2 saja. nothing wrong

Quote
(tetapi sayang pak hud tidak menjelaskan dan beranggap bahwa Tipitaka itu ditulis oleh orang awam(bukan arahat) )
yah itukan anggapan pak hud...
anggapan saya beda, anggapan anda beda lagi...
anggapan itu berasal dari kerja pikiran kita masing2x
"kejadian pastinya" kita ga ada yg tau. (saya ga ada abhinna utk melihat masa lampau, tidak tau kalau anda :) )

Quote
jadi bertambahlah kebingungan itu.
wajar saja karena referensi nya Tipitaka itu....
saya tidak bertambah binggung kalau beda pendapat dg orang lain atau tipitaka tuh...
kenapa saya harus sama dg orang lain atau tipitaka?
atau sebaliknya
kenapa orang lain atau tipitaka harus sama dg saya?

Quote
betul sekali kata anda.......ribut soal itu ini...hanyalah pikiran yang tidak bebas.....
tetapi membandingkan pendapat/pengalaman tanpa pikiran melekat.....sungguh diskusi yang baik.
wah... saya berpendapat kegiatan membandingkan pikiran kita dg orang lain tetap berasal dari "aku" yg melekat pada pikiran.

Quote
apa yang dilihat sebagai apa yang dilihat..kata-kata ini berkaitan dengan JB 8
begitu melihat tubuh...kita melihat tubuh sebagaimana adanya....
tidak kekal,tidak konstan dan berubah-ubah...

begitu mendengar sebagai apa yang didengar...kata-kata ini berkaitan dgn JB 8
objek suara apapun baik dimasa lampau atau sekarang tidaklah pernah kekal...
ketika kita melekat disitu penderitaan ada...
apakah yang harus di lekat-kan jika ada penderitaan?.....
setuju,

wujud, suara, aroma, rasa, sentuhan, pikiran semua memiliki corak umum yaitu dukkha, anicca, anatta.
walau teori ini sudah kita ketahui, tapi "aku" tidak serta merta langsung melepaskan kemelekatannya.

Quote
inilah faktor lenyapnya dukkha.
ketika kita telah melihat dg jelas 3 corak umum tadi melalui meditasi, itulah lenyapnya dukkha. (bukan faktor lagi)

Quote
begitu juga apa yang dikenali sebagai apa yang dikenali..

tidaklah mungkin berpandangan bahwa semua itu adalah "milik-ku" atau berhubungan dengan "aku"
dari situ muncullah penderitaan.....
menurut saya justru sangat mungkin utk berpandangan bahwa "ini aku"
"kesadaran ini adalah kesadaranku"
"pikiran ini adalah pikiranku"
"tangan ini adalah tanganku"
dst...

bukti singkat saja, saya, kamu & orang lain takut (menolak) akan kematian :)
seberapapun kita membohongin diri dg konsep surga, tabungan karma baik kita, ciu tao, atau dg konsep kebahagiaan lainnya tetap aja kita takut.
kemelekatan kita terhadap eksistensi kita sudah melekat begitu dalam...
bukan cuma manusia, binatang pun punya naluri utk mempertahankan eksistensinya ;)

Quote
segala keputusan.....tidaklah baik kita memberi label........karena itu adalah "aku"
termasuk baik dan buruk........misalkan ketika kita ditanyakan tentang
"apakah perbuatan ini baik?"
melabeli & menilai adalah berbeda...
pada meditasi nafas "keluar" & "masuk" adalah melabeli
sedangkan "baik" atau "tidak baik" adalah menilai
(AFAIK saya rasa pak hud tidak ada melarang & mengatakan itu tidak baik, nasehatnya selalu sama saja, sadari saja)

Quote
dalam versi sejauh yang saya tangkap dan mudah-mudahan salah tangkap....
tentu lah ini tidak dijawab.....
ada banyak pertanyaan yg sebenarnya tercipta dari kemelekatan thd pikiran (intelektual)
pintu indra tempat masuk ransangan dalam Buddhisme ada 6, termasuk pikiran. jadi kemelekatan kita bukan cuma pada 5 indra seperti wujud, suara, bau, dll yah...

menurut saya, menciptakan pertanyaan & mencari jawaban terus adalah kemelekatan thd pikiran.
skr anda masih berada di pertanyaan sederhana, "baik" atau "tidak baik", tapi kalau diikuti terus, pertanyaan anda akan makin canggih. kemelekatan itu makin dituruti akan makin besar.
pertanyaan yg tidak dijawab Buddha pun, menurut saya adalah karena hal ini, bukan karena bathin orang tsb tidak siap.

Quote
sedangkan sejauh saya belajar dhamma tentu jawaban nya berbeda........
"lakukanlah jika baik dalam pandangan mu tentu hasil nya baik....tetapi jangan lupa untuk melihat sekitar mu"
(hasilnya baik utk siapa yah?)
itu adalah suatu keyakinan/filosofi hidup/pandangan, menurut saya bathin yg bebas tidak butuh pembenaran /sandaran seperti ini lagi thd apa yg telah ataupun akan dilakukan.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1704 on: 23 January 2009, 11:27:13 PM »
Quote
bukan "jangan" menilai, namun sadari ketika pikiran kita sedang menilai.
ketika kita menilai, kita tidak sedang sadar/sati Smiley
ketika anda sadari pikiran sedang menilai, aksi menilai tsb telah berlalu.
ketika aksi menilai anda berlalu, anda tidak butuh jawaban dari pertanyaan menilai tadi.
seperti nya tidak nyambung situasi nya

 _/\_

ketika kita ditanya seseorang "apakah peduli kepada teman itu baik?"
apa jawaban / respon anda(jika sedang sadar menurut versi mmd seperti yang anda pahami)..........


Quote
dalam hal ini saya senada dg Pak Hud, menilai sesuatu "baik" atau "tidak-baik" adalah gerak dari "aku"/ego. di sini permasalahannya bukanlah karena [peduli teman] itu adalah perbuatan yg salah (atau benar).

apakah ini jawaban?..... _/\_

« Last Edit: 23 January 2009, 11:33:36 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1705 on: 23 January 2009, 11:30:27 PM »
Quote
bukti singkat saja, saya, kamu & orang lain takut (menolak) akan kematian Smiley
seberapapun kita membohongin diri dg konsep surga, tabungan karma baik kita, ciu tao, atau dg konsep kebahagiaan lainnya tetap aja kita takut.
kemelekatan kita terhadap eksistensi kita sudah melekat begitu dalam...
bukan cuma manusia, binatang pun punya naluri utk mempertahankan eksistensinya Wink
untunglah saya punya pengalaman menarik tentang kematian.....
pernah di vonis mati oleh dokter. _/\_

jadi agak tahu situasi jikalau menghadapi kematian.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1706 on: 24 January 2009, 12:37:49 AM »
Bukankah pikiran yg tercerahkan spt teratai...
yg TUMBUH (berpikir) dan berkembang (hidup)...
diantara lumpur kotor... tetapi tidak tercemarkan...

kenapa disebut pikiran yg BERHENTI ?
Apakah komputer yg processornya berhenti dpt bekerja?

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1707 on: 24 January 2009, 05:28:10 AM »
ketika kita ditanya seseorang "apakah peduli kepada teman itu baik?"
apa jawaban / respon anda(jika sedang sadar menurut versi mmd seperti yang anda pahami)..........
Quote
apakah ini jawaban?..... _/\_

jawaban saya sama seperti sebelumnya:
ketika sadar, pertanyaan akan lenyap, demikian jg dg keperluan mencari jawaban.

yg anda harapkan adalah sebuah jawaban, tentu saja ga nyambung

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1708 on: 24 January 2009, 05:38:26 AM »
untunglah saya punya pengalaman menarik tentang kematian.....
pernah di vonis mati oleh dokter. _/\_
jadi agak tahu situasi jikalau menghadapi kematian.
maaf, beda...
mendekati kematian tidak membuat seseorang mengerti hakekat sesungguhnya.
menurut saya, orang yg telah mengerti akan melampaui kematian walaupun fisiknya masih ada dan di sini.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1709 on: 24 January 2009, 08:34:56 AM »
kita belajar dhamma tentu harus tahu belajar apa itu benar dan apa itu salah........
sehingga tahu batasan benar...

misalkan tubuh ini........seperti ajahn suwaat katakan.........
tidaklah mungkin pikiran ini kekal dan ada "aku" disitu,,,,karena semua itu bentukan.......
atau tidaklah mungkin tubuh ini kekal.....
ini disebut pandangan salah.

dan memandang sesuai alamiah,kenyataan itu disebut pandangan benar....karena selaras.

lalu bagaimana perbuatan baik dikatakan baik...........tentu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain........serta dapat membahagiakan diri sendiri dan orang lain.........
dan ini memang alamiah nya...........
karena sepanjang saya hidup bahkan sejarah...belum pernah ada seseorang itu menyukai penderitaan...dan membenci kebahagiaan....

dan semua yang dilakukannya itu semata-mata untuk memuaskan nafsu nya. alias membahagiakan dirinya...hanya saja caranya kadang keliru.



Nah, ini jawaban yang menarik. :)
Lalu saya mau tanya lagi:
Dalam sebuah meditasi pandangan cerah, yang dimengerti seseorang adalah "ini tubuh/perasaan/pikiran/bentukan pikiran, inilah timbulnya... inilah tenggelamnya" ataukah "perbuatan x adalah sesuai sila dalam Buddhisme/agama lain, perbuatan y adalah tidak sesuai sila dalam Buddhisme/agama lain, perbuatan ini menurut Buddha akan menyebabkan seseorang terlahir di alam x, menyebabkan orang lain kesulitan, sehingga ini adalah perbuatan baik, dan itu adalah perbuatan buruk", bagaimana?


 

anything