//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha  (Read 13406 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #30 on: 18 October 2012, 08:28:47 PM »
penghidupan benar adalah menghindari penghidupan salah. penghidupan salah itu termasuk segala bisnis yg dilakukan dengan melanggar sila dan juga 5 jenis penghidupan salah yg dijelaskan dalam AN 5:177 yaitu berdagang senjata, berdagang makhluk hidup, berdagang daging, berdagang minuman keras, dan berdagang racun." mengenai kutipan dalam buku Mindfulness in Plain English itu, silakan copas ke sini biar bisa kita bahas.

Ketika seseorang sudah meninggalkan keduniawian, maka ia juga telah melepas statusnya sebagai ayah atau suami atau anak, walaupun secara hubungan, hubungan kekeluargaan itu tidak mungkin diputus, seorang ayah tetap menjadi ayah, tetapi dalam hal perwalian menurut hukum maka ia sudah tidak lagi menjadi ayah. yg dimaksudkan oleh Suddhodana (ayah Sang Buddha) di sana adalah bahwa seorang anak  harus mendapat izin dari orang tua (atau wali) agar boleh memasuki Sangha dan menjadi bhikkhu.

Oo begitu yah om Indra, saya jadi lebih mengerti alasan kenapa waktu itu Rahula menjadi bhikku ditentang oleh ayah sang Buddha... Dan mengerti tentang penghidupan yang benar, tapi dari uraian diatas semuanya adalah tentang berdagang,apakah pekerjaan lain tidak ada yang beresiko menjadi pekerjaan yang tak benar??

Dari baca thread sebelah saya dapat wacana ini
makhluk ini terdiri dari 5 kumpulan: jasmani, kesadaran, persepsi, perasaan, ingatan. Selain jasmani, keempat hal lainnya disebut 'bathin' dan kelima ini senantiasa berproses dan berubah, bukan hanya pada saat kematian. Yang disebut kematian adalah terurainya bathin dan jasmani, dan kesadaran berlanjut mencari jasmani baru sesuai dengan kamma.

Masalah kesadaran yang berlanjut mencari jasmani baru ini, yang saya tanyakan
1. Apakah dalam buddhism tidak dikenal istilah pengadilan menurut kesalahan, dimana orang diadili menurut kehidupannya didunia... CMIIW ada 10 raja neraka yang menguasai 18 lapis neraka salah satu contohnya adalah dimana orang yang sering berbicara dusta dihukum lidahnya dipotong lalu digoreng...
Yang biasanya ada waktu ritual djit gwee, dimana pada akhir bulan diperingati sebagai hari kelahiran kshitigarbha??
2. Apakah sewaktu jasmani berubah menua, bathin juga mengalami proses yang sama seperti jasmani??
3. Apakah proses pencarian jasmani baru ini berlangsung spontan ketika jasmani lama dan bathin berpisah? Berarti bathin itu akan mencari "jasmani baru" spontan ketika ada proses pertemuan sel telur dan sel sperma sesuai kamma sebelumnya?
4. Segala sesuatu itu terus berubah, bakal calon Buddha Sumedha setelah bertumimbal lahir menjadi Buddha Gotama di kehidupan selanjutnya. Maka setelah beliau wafat sang Buddha Gotama akan terlahir bukan lagi sebagai " Buddha" karena Buddhapun tak kekal maka akan bertumimbal lahir " sebagai apakah" ( ^:)^ ) atau siapakah di kehidupan berikutnya..

Trims sebelumnya _/\_

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #31 on: 18 October 2012, 08:35:51 PM »
nambahin dikit tentang hubungan antara pekerjaan/penghidupan vs praktik spiritual...
Pekerjaan/penghidupan, adalah sesuatu yang kita lakukan setiap hari dan berulang-ulang, dan sangat berpotensi menjadi kebiasaan.


Kalau setiap harinya kita dituntut untuk berbohong, dst atau menyebabkan penderitaan bagi makhluk lain, otomatis berpengaruh ke pikiran dan perasaan misalnya gelisah, takut, dst. Singkat kata, sila-nya aja rapuh, gimana kelanjutannya...
Kalo mau dilihat lebih umum, dalam penghidupan benar itu terkandung pikiran benar, perbuatan benar, dan ucapan benar.
saya setuju dengan sist dhammadina, trims jadi terang banget nih atas penjelasan om Indra diatas... ;D

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #32 on: 19 October 2012, 09:30:36 AM »
Karena saya juga newbie :D saya juga mau tanya sedikit yang bagi saya pertanyaan yang sangat membuat penasaran bagi saya ;D
1. Kalau di agama Buddha itu istilah yang tepat pasti bukan berdoa? Lha kalau kita menghadap dan menghormati atau "berkomunikasi" dengan beliau istilahnya apa? Dan bagaimana caranya? Apakah dengan membaca parrita? Atau bagaimana, bisa bantu jelasin?? ;D
2. Sebenarnya kalau memuja Sang Buddha itu sebaiknya pake apa? Kalau di klenteng2 saya lihat ada t4 hio, ada buah2an, kadang ada kue? Apakah itu "benar" dan diijinkan?? Atau harus dengan bunga dan dupa? Tolong jelasin donk???
3. Apakah sang Buddha tidak "menelantarkan" (maaf istilahnya jika kurang sopan ^:)^)
Keluarganya dengan menjadi seorang pertapa (pada awalnya), pernah dikatakan bahwa beliau berkorban untuk dunia, apakah maksudnya?
Segitu dulu, ntar kalau ada lagi ditanyakan... Trims... _/\_

Nambahin no 2
Quote
Jika Sang Buddha bukan tuhan mengapa orang-orang memujanya?

Ada beberapa tipe pemujaan. Ketika seseorang menyembah tuhan, mereka memujinya, memberikan persembahan dan meminta keinginannya, meyakini bahwa tuhan akan mendengar pujian mereka, menerima persembahan mereka dan menjawab doa-doa mereka. Seorang Buddhis tidak melakukan pemujaan seperti ini. Pemujaan jenis lainnya adakah ketika kita menunjukkan rasa hormat pada seseorang atau pada sesuatu yang kita kagumi. Ketika seorang guru berjalan memasuki sebuah ruangan kita berdiri, ketika kita bertemu orang terhormat kita berjabat tangan, ketika lagu kebangsaan dimainkan kita bersikap hormat. Semua ini adalah sikap hormat dan pemujaan dan menandakan rasa kagum kita untuk orang atau benda tertentu. Ini adalah tipe pemujaan yang dilakukan Buddhis. Sebuah patung Buddha dengan tangannya yang diletakkan dengan lembut dipangkuannya dan dengan senyum yang penuh welas kasih mengingatkan kita untuk berusaha untuk mengembangkan kedamaian dan cinta kasih didalam diri kita. Wewangian dupa mengingatkan kita pada pengaruh kebajikan yang menyebar, lilin mengingatkan kita pada cahaya pengetahuan dan bunga, yang segera layu dan mati, mengingatkan kita pada ketidakkekalan. Ketika membungkukkan tubuh kita menunjukkan rasa terima kasih kita pada Sang Buddha untuk apa yang telah diberikan oleh ajarannya. Ini adalah arti dari pemujaan Buddhis.
 

Kalau begitu, apakah contoh konkrit mempraktikkan dhamma dengan benar? Patokannya apa dikatakan benar atau salah? Trus apa yang dimaksud dengan sempurna "memenuhi" jalan Dhamma? Bagaimana memenuhinya, atau contoh nyatanya dengan apa?
Quote
Sang Buddha menyatakan:
Suku Kalama, memang sudah sewajarnya kalian bimbang dan bingung.
Karena dengan kebimbangan dan kebingungan, tiada kebenaran, menjauhkan kita dari kebebasan (keselamatan).

Maka itulah, suku Kalama,
jangan semata-mata mempercayai meskipun hal itu tampak benar dan dianut oleh mayoritas,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal merupakan tradisi yang telah diwariskan turun temurun,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal tercantum dalam kitab-kitab suci,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal disampaikan oleh tokoh-tokoh agama ternama,

tetapi suku Kalama,
seandainya kalian sendiri telah menyadarinya, merenungkannya, berdasarkan akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan,

maka sudah selayaknya, suku Kalama, untuk menerima, dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.
(Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)
[/b]
« Last Edit: 19 October 2012, 09:37:22 AM by M14ka »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #33 on: 19 October 2012, 09:43:19 AM »
1. Apakah dalam buddhism tidak dikenal istilah pengadilan menurut kesalahan, dimana orang diadili menurut kehidupannya didunia... CMIIW ada 10 raja neraka yang menguasai 18 lapis neraka salah satu contohnya adalah dimana orang yang sering berbicara dusta dihukum lidahnya dipotong lalu digoreng...
Yang biasanya ada waktu ritual djit gwee, dimana pada akhir bulan diperingati sebagai hari kelahiran kshitigarbha??
2. Apakah sewaktu jasmani berubah menua, bathin juga mengalami proses yang sama seperti jasmani??
3. Apakah proses pencarian jasmani baru ini berlangsung spontan ketika jasmani lama dan bathin berpisah? Berarti bathin itu akan mencari "jasmani baru" spontan ketika ada proses pertemuan sel telur dan sel sperma sesuai kamma sebelumnya?
4. Segala sesuatu itu terus berubah, bakal calon Buddha Sumedha setelah bertumimbal lahir menjadi Buddha Gotama di kehidupan selanjutnya. Maka setelah beliau wafat sang Buddha Gotama akan terlahir bukan lagi sebagai " Buddha" karena Buddhapun tak kekal maka akan bertumimbal lahir " sebagai apakah" ( ^:)^ ) atau siapakah di kehidupan berikutnya..

Trims sebelumnya _/\_
[/quote]

1. tidak ada pengadilan spt ini dalam Buddhisme, seseorang akan mengalami akibat perbuatannya dalam kehidupan ini atau dalam kehidupan berikut. akibat itu bisa dalam bentuk kesusahan hidup saat ini atau terlahir kembali di alam sengsara dalam kehidupan berikut. Tapi jika kamma menuntun menuju alam Neraka, ada sedikit bocoran soal hakim itu di alam Neraka, lengkapnya bisa dibaca di MN 130 Devaduta Sutta

2. Definisi Penuaan menurut MN 141 Saccavibhanga Sutta adalah sbb:
“Dan apakah, Teman-teman, penuaan itu? Penuaan makhluk-makhluk dalam berbagai urutan kehidupan, usia tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, kemunduran kehidupan, melemahnya indria-indria – ini disebut penuaan." -> sptnya ciri2 penuaan di sini hanya merujuk pada jasmani. Tetapi batin itu memerlukan landasan fisik untuk dapat bekerja, misalnya bagian kesadaran, ada enam kesadaran, yaitu kesadaran mata, kesadaran telinga, dst. kesadaran mata bergantung pada organ mata dan objek penglihatan, jika organ mata melemah karena tua, maka kesadaran penglihatan juga menjadi lemah, dst.

3. menurut Tradisi Theravada, proses ini terjadi secara spontan, namun menurut Tradisi Mahayana, proses ini tidak spontan, bisa terjadi delay hingga maksimum 49 hari.

4. Tidak, seorang Buddha yg telah Parinibbana tidak terlahir kembali. makhluk-makhluk terlahir kembali berulang2 karena dorongan bahan bakarnya yaitu nafsu dan kebodohan. tapi Buddha tidak lagi memiliki bahan bakar tersebut, jadi tidak bisa lagi terlahir kembali, sudah terbebaskan dari lingkaran samsara (lahir-mati) yg juga menjadi cita2 semua umat Buddhist

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #34 on: 19 October 2012, 09:44:48 AM »
Masalah kesadaran yang berlanjut mencari jasmani baru ini, yang saya tanyakan
1. Apakah dalam buddhism tidak dikenal istilah pengadilan menurut kesalahan, dimana orang diadili menurut kehidupannya didunia... CMIIW ada 10 raja neraka yang menguasai 18 lapis neraka salah satu contohnya adalah dimana orang yang sering berbicara dusta dihukum lidahnya dipotong lalu digoreng...
Yang biasanya ada waktu ritual djit gwee, dimana pada akhir bulan diperingati sebagai hari kelahiran kshitigarbha??
2. Apakah sewaktu jasmani berubah menua, bathin juga mengalami proses yang sama seperti jasmani??
3. Apakah proses pencarian jasmani baru ini berlangsung spontan ketika jasmani lama dan bathin berpisah? Berarti bathin itu akan mencari "jasmani baru" spontan ketika ada proses pertemuan sel telur dan sel sperma sesuai kamma sebelumnya?
4. Segala sesuatu itu terus berubah, bakal calon Buddha Sumedha setelah bertumimbal lahir menjadi Buddha Gotama di kehidupan selanjutnya. Maka setelah beliau wafat sang Buddha Gotama akan terlahir bukan lagi sebagai " Buddha" karena Buddhapun tak kekal maka akan bertumimbal lahir " sebagai apakah" ( ^:)^ ) atau siapakah di kehidupan berikutnya..

Trims sebelumnya _/\_
1. Kalau saya lebih mempercayai kalau berdusta, omongan kita tidak akan dipercaya lagi.
3. Kalau Theravada sepertinya spontan, beda dengan mahayana. CMIIW
4. Setahu saya Buddha Gautama tidak akan terlahir kembali lagi karena sudah mahaparinibbana. Nibbana tidak berkondisi jadi hukum anicca tidak berlaku.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #35 on: 19 October 2012, 09:46:59 AM »
Ini saya copas dari Buku Khotbah Sang Buddha:

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang mengembara bersama dengan sejumlah besar Saṅgha para bhikkhu ketika Beliau tiba di sebuah pemukiman para penduduk Kālāma bernama Kesaputta.  [2] Pada saat itu, para penduduk Kālāma di Kesaputta telah mendengar: “Dikatakan bahwa Petapa Gotama, putera Sakya yang meninggalkan keduniawian dari sebuah keluarga Sakya, telah tiba di Kesaputta. Sekarang berita baik sehubungan dengan Guru Gotama telah beredar sebagai berikut: ‘Bahwa Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan dan perilaku sejati, suci, pengenal seluruh alam, pemimpin yang tanpa bandingnya bagi orang-orang yang harus dijinakkan, guru para dewa dan manusia, Yang Tercerahkan, Sang Bhagavā. Setelah menembus dengan pengetahuan langsungNya sendiri dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā, populasi ini dengan para petapa dan brahmana, dengan para deva dan manusia, Beliau mengajarkannya kepada orang lain. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir, dengan kata-kata dan makna yang benar, dan Beliau mengungkapkan kehidupan suci yang murni dan sempurna sepenuhnya.’ Sekarang adalah baik sekali jika dapat menemui para Arahant demikian.”  [3]

Kemudian para penduduk Kālāma di Kesaputta mendatangi Sang Bhagavā. Beberapa orang bersujud kepada Sang Bhagavā dan duduk di satu sisi; beberapa lainnya saling bertukar sapa dengan Beliau, dan setelah ramah-tamah ini berakhir, duduk di satu sisi; beberapa lainnya merangkapkan tangan sebagai penghormatan kepada Sang Bhagavā dan duduk di satu sisi; beberapa hanya berdiam diri dan duduk di satu sisi. Kemudian para penduduk Kālāma itu berkata kepada Sang Bhagavā:

“Yang Mulia, beberapa petapa dan brahmana yang datang ke Kesaputta menjelaskan dan membabarkan doktrin-doktrin mereka sendiri, tetapi meremehkan, menolak, mencela, dan menjelek-jelekkan doktrin yang lain. Tetapi kemudian beberapa petapa dan brahmana lainnya datang ke Kesaputta, dan mereka juga menjelaskan dan membabarkan doktrin-doktrin mereka sendiri, tetapi meremehkan, menolak, mencela, dan menjelek-jelekkan doktrin yang lain. Bagi kami, Yang Mulia, muncul kebingungan dan keraguan sehubungan dengan petapa mana yang mengatakan yang sebenarnya dan yang mana yang berbohong.”

“Adalah selayaknya bagi kalian untuk menjadi bingung, O penduduk Kālāma, adalah selayaknya bagi kalian untuk menjadi ragu-ragu. Keragu-raguan muncul dalam diri kalian sehubungan dengan suatu persoalan yang membingungkan. Marilah, O Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir, ‘Petapa itu adalah guru kami.’  [4] Tetapi ketika kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri, ‘Hal-hal ini adalah tidak bermanfaat; hal-hal ini adalah tercela; hal-hal ini dicela oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dijalankan dan dipraktikkan, akan mengarah menuju bahaya dan penderitaan,’ maka kalian harus meninggalkannya.

“Bagaimana menurut kalian, penduduk Kālāma? Ketika keserakahan, kebencian, dan kebodohan muncul dalam diri seseorang, apakah hal itu demi kesejahteraan atau bahaya baginya?”  [5] – “Demi bahaya baginya, Yang Mulia.” – “Kālāma, seseorang yang serakah, membenci, dan bodoh, dikuasai oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan, pikirannya dikendalikan oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan, akan menghancurkan kehidupan, mengambil apa yang tidak diberikan, melakukan perilaku salah dalam hubungan seksual, dan mengucapkan kebohongan; ia juga akan menganjurkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Apakah itu akan mengakibatkan bahaya dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?” – “Benar, Yang Mulia.”

“Bagaimana menurut kalian, penduduk Kālāma? Apakah hal-hal ini adalah bermanfaat atau tidak bermanfaat?” –“ Tidak bermanfaat, Yang Mulia.” - “Tercela atau tidak tercela?” – “Tercela, Yang Mulia.” – “Dicela atau dipuji oleh para bijaksana?” – “Dicela, Yang Mulia.” – “Dijalankan dan dipraktikkan, apakah hal-hal ini mengarah menuju bahaya dan penderitaan atau tidak, atau bagaimanakah dalam kasus ini?” – “Dijalankan dan dipraktikkan, maka hal-hal ini akan mengarah menuju bahaya dan penderitaan. Demikianlah hal ini terlihat pada kami dalam kasus ini.”

“Adalah karena alasan ini, penduduk Kālāma, maka kami berkata: Jangan menuruti tradisi lisan …

“Marilah, O penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir, ‘Petapa itu adalah guru kami.’  Tetapi ketika kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri, ‘Hal-hal ini adalah bermanfaat; hal-hal ini adalah tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dijalankan dan dipraktikkan, akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan,’ maka kalian harus menekuninya.

“Bagaimana menurut kalian, penduduk Kālāma? Ketika ketidak-serakahan, ketidak-bencian, dan ketidak-bodohan muncul dalam diri seseorang, apakah hal itu demi kesejahteraan atau bahaya baginya?” – “Demi kesejahteraan baginya, Yang Mulia.” – “Kālāma, seseorang yang tidak serakah, tidak membenci, dan tidak bodoh, tidak dikuasai oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan, pikirannya tidak dikendalikan oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan, akan menghindari menghancurkan kehidupan, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari melakukan perilaku salah dalam hubungan seksual, dan menghindari mengucapkan kebohongan; ia juga akan menganjurkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Apakah itu akan mengakibatkan kesejahteraan dan kebahagiaan baginya untuk waktu yang lama?” – “Benar, Yang Mulia.”

“Bagaimana menurut kalian, penduduk Kālāma? Apakah hal-hal ini adalah bermanfaat atau tidak bermanfaat?” –“Bermanfaat, Yang Mulia.” - “Tercela atau tidak tercela?” – “Tidak tercela, Yang Mulia.” – “Dicela atau dipuji oleh para bijaksana?” – “Dipuji, Yang Mulia.” – “Dijalankan dan dipraktikkan, apakah hal-hal ini mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, atau bagaimanakah dalam kasus ini?” – “Dijalankan dan dipraktikkan, maka hal-hal ini akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan. Demikianlah hal ini terlihat pada kami dalam kasus ini.”

“Adalah karena alasan ini, penduduk Kālāma, maka kami berkata: Jangan menuruti tradisi lisan …

“Kemudian, penduduk Kālāma, siswa mulia itu – tanpa iri-hati, tanpa niat-buruk, tidak bingung, memahami dengan jernih, penuh perhatian – berdiam dengan meliputi satu arah dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta-kasih, demikian pula dengan arah ke dua, ke tiga, dan ke empat.  [6] Demikian pula ke atas, ke bawah, ke sekeliling, dan ke segala tempat, dan kepada semua makhluk seperti kepada diri sendiri, ia berdiam dengan meliputi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta-kasih, luas, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat-buruk.

“Ia berdiam dengan meliputi satu arah dengan pikiran yang dipenuhi dengan belas-kasih … dengan kegembiraan altruistik … dengan keseimbangan, demikian pula dengan arah ke dua, ke tiga, dan ke empat. Demikian pula ke atas, ke bawah, ke sekeliling, dan ke segala tempat, dan kepada semua makhluk seperti kepada diri sendiri, ia berdiam dengan meliputi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan keseimbangan, luas, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat-buruk.

“Ketika, penduduk Kālāma, siswa mulia ini telah membebaskan pikirannya dari permusuhan, bebas dari niat-buruk, tidak cacat dan murni, ia telah memenangkan empat jaminan dalam kehidupan ini.

“Jaminan pertama yang ia menangkan adalah sebagai berikut: ‘Jika ada dunia lain, dan jika perbuatan baik dan buruk menghasilkan buah dan menghasilkan akibat, maka adalah mungkin bahwa dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, maka aku akan muncul di alam yang baik, di alam surga.’

“Jaminan ke dua yang ia menangkan adalah sebagai berikut: ‘Jika tidak ada dunia lain, dan jika perbuatan baik dan buruk tidak menghasilkan buah dan tidak menghasilkan akibat, tetap saja di sini, dalam kehidupan ini, aku hidup dengan bahagia, bebas dari permusuhan dan niat-buruk.’

“Jaminan ke tiga yang ia menangkan adalah sebagai berikut: ‘Seandainya kejahatan menimpa si pelaku kejahatan. Maka, karena aku tidak bermaksud jahat terhadap siapa pun, bagaimana mungkin penderitaan menimpaku, seorang yang tidak melakukan perbuatan jahat?’

“Jaminan ke empat yang ia menangkan adalah sebagai berikut: ‘Seandainya kejahatan tidak menimpa si pelaku kejahatan. Maka di sini aku akan melihat diriku dimurnikan dalam kedua hal.’  [7]

“Ketika, penduduk Kālāma, siswa mulia ini telah membebaskan pikirannya dari permusuhan, bebas dari niat-buruk, tidak cacat dan murni, ia telah memenangkan empat jaminan dalam kehidupan ini.”

“Menakjubkan, Yang Mulia!, mengagumkan, Yang Mulia! Sang Bhagavā telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara, seolah-olah Beliau menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat, atau memegang pelita dalam kegelapan sehingga mereka yang memiliki penglihatan dapat melihat bentuk-bentuk. Kami sekarang menyatakan berlindung kepada Sang Bhagavā, kepada Dhamma, dan kepada Saṅgha. Sudilah Sang Bhagavā menerima kami sebagai pengikut awam yang telah menerima perlindungan sejak hari ini hingga akhir hidup kami.”  [8]

(AN 3:65; I 188-93)

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #36 on: 19 October 2012, 09:54:07 AM »
^ Terjemahan ini lebih bagus drpada yang kudownload dari perpustakaan DC >.<

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #37 on: 19 October 2012, 09:57:27 AM »
^ Terjemahan ini lebih bagus drpada yang kudownload dari perpustakaan DC >.<

loh itu juga dari perpustakaan DC kok, dari buku KKSB

thanks atas pujiannya

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #38 on: 19 October 2012, 09:57:56 AM »
^ Terjemahan ini lebih bagus drpada yang kudownload dari perpustakaan DC >.<

Ini harus berterimakasih sama Om Indra..... Sutta ini sudah sangat jelas dalam menjelaskan bagaimana memilih sebuah keyakinan.... dan tidak menjanjikan hal muluk2...

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #39 on: 19 October 2012, 10:10:58 AM »

Offline godfrey

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 107
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #40 on: 19 October 2012, 01:20:26 PM »
saran saya belajar lah meditasi kalau anda menjalan kan meditasi dengan benar anda akan memahami sendiri ajaran Buddha, percaya saya karena saya mengalami sendiri keajaiban meditasi walaupun meditasi saya masih sangat dangkal belom menyentuh kulit luar nya. Saya sih tidak ada yang ajak vihara tidak ada yang mengajari agama Buddha ,tetapi saya bisa cepat belajar karena bermeditasi dan sering baca2 postingan di forum ini semoga bermanfaat.

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #41 on: 03 December 2012, 10:17:56 PM »
penghidupan benar adalah menghindari penghidupan salah. penghidupan salah itu termasuk segala bisnis yg dilakukan dengan melanggar sila dan juga 5 jenis penghidupan salah yg dijelaskan dalam AN 5:177 yaitu berdagang senjata, berdagang makhluk hidup, berdagang daging, berdagang minuman keras, dan berdagang racun." mengenai kutipan dalam buku Mindfulness in Plain English itu, silakan copas ke sini biar bisa kita bahas.

Memahami Kebenaran Keempat: Sang Jalan
Kebenaran keempat Sang Buddha adalah Sang Jalan yang menuntun pada akhir ketidakpuasan. Kedelapan langkahnya membawa kedamaian dan kebahagiaan untuk mereka yang mengikutinya. Selanjutnya kita akan memeriksa setiap langkah secara detil, namun mari kita lihat sekilas:
   Langkah pertama: Pemahaman Terampil terhadap pesan Sang Buddha menyaratkan kita agar memahami tindakan terampil dalam konteks sebab akibat dan empat kebenaran mulia dan bagaimana mereka sesuai dengan keseluruhan skema pengajaran Sang Buddha
   Langkah kedua: Pikiran Terampil mengenalkan kita pada tiga pemikiran positif—kedermawanan atau pelepasan, cinta-kasih, dan belas kasih.
   Langkah ketiga: Ucapan Terampil menjelaskan bagaimana caranya mengatakan kebenaran dan menghindari ucapan jahat, bahasa kasar, dan gosip bisa membantu kita melangkah maju dalam Sang Jalan
   Langkah keempat: Tindakan Terampil yang meletakkan prinsip-prinsip yang membawa pada kehidupan etis—terutama menghindari pembunuhan, pencarian, prilaku seksual yang salah, dan mabuk-mabukan.
   Langkah kelima: Penghidupan Terampil menjelaskan mengapa memilih pekerjaan atau profesi yang pantas penting bagi praktik spiritual dan bagaimana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan terhadap etika bisnis
   Langkah keenam: Usaha Terampil memberikan empat langkah yang bisa kita ambil untuk memotivasi praktik kita—mencegah kondisi negatif pikiran, mengatasi kondisi negatif pikiran, mengembangkan kondisi positif pikiran, dan mempertahankan kondisi positif dalam pikiran.
   Langkah ketujuh: Perhatian Terampil, mengacu pada praktik meditasi perhatian—terutama mengembangkan perhatian terhadap tubuh, perasaan, pikiran, dan pemikiran.
   Langkah kedelapan: Konsentrasi Terampil mengacu pada empat tahap pencerapan mendalam yang bisa kita capai dalam meditasi.

itulah om Indra yang saya bold itu yang ditanyain, sorry agak lama copasnya, masalah mau beli pulsa inetnya yang gag sempat2 ^:)^ ^:)^ ^:)^

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Butuh bantuan... masih baru dan Ingin mengenal Budha
« Reply #42 on: 03 December 2012, 10:44:40 PM »
Memahami Kebenaran Keempat: Sang Jalan
Kebenaran keempat Sang Buddha adalah Sang Jalan yang menuntun pada akhir ketidakpuasan. Kedelapan langkahnya membawa kedamaian dan kebahagiaan untuk mereka yang mengikutinya. Selanjutnya kita akan memeriksa setiap langkah secara detil, namun mari kita lihat sekilas:
   Langkah pertama: Pemahaman Terampil terhadap pesan Sang Buddha menyaratkan kita agar memahami tindakan terampil dalam konteks sebab akibat dan empat kebenaran mulia dan bagaimana mereka sesuai dengan keseluruhan skema pengajaran Sang Buddha
   Langkah kedua: Pikiran Terampil mengenalkan kita pada tiga pemikiran positif—kedermawanan atau pelepasan, cinta-kasih, dan belas kasih.
   Langkah ketiga: Ucapan Terampil menjelaskan bagaimana caranya mengatakan kebenaran dan menghindari ucapan jahat, bahasa kasar, dan gosip bisa membantu kita melangkah maju dalam Sang Jalan
   Langkah keempat: Tindakan Terampil yang meletakkan prinsip-prinsip yang membawa pada kehidupan etis—terutama menghindari pembunuhan, pencarian, prilaku seksual yang salah, dan mabuk-mabukan.
   Langkah kelima: Penghidupan Terampil menjelaskan mengapa memilih pekerjaan atau profesi yang pantas penting bagi praktik spiritual dan bagaimana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan terhadap etika bisnis
   Langkah keenam: Usaha Terampil memberikan empat langkah yang bisa kita ambil untuk memotivasi praktik kita—mencegah kondisi negatif pikiran, mengatasi kondisi negatif pikiran, mengembangkan kondisi positif pikiran, dan mempertahankan kondisi positif dalam pikiran.
   Langkah ketujuh: Perhatian Terampil, mengacu pada praktik meditasi perhatian—terutama mengembangkan perhatian terhadap tubuh, perasaan, pikiran, dan pemikiran.
   Langkah kedelapan: Konsentrasi Terampil mengacu pada empat tahap pencerapan mendalam yang bisa kita capai dalam meditasi.

itulah om Indra yang saya bold itu yang ditanyain, sorry agak lama copasnya, masalah mau beli pulsa inetnya yang gag sempat2 ^:)^ ^:)^ ^:)^

Setahu saya penghidupan benar yg dikutip kk indra juga... yg ini saya ga pernah dgr.....Tapi dalam berpenghidupan benar juga berhubungan dgn jalan/langkah lainnya....(saling mendukung)

 

anything