Toxoplasmosi Pada Anjing
Cara penularan pada anjing: Umumnya akibat mengkonsumsi daging mentah (tidak/ kurang matang) yang telah tercemar ookista Toxoplasma gondii, baik yang diberikan oleh pemilik maupun daging mangsa/ bangkai atau menjilat/memakan faeses asal kucing penderita. Anak anjing biasanya tertular lewat plasenta ketika masih berada dalam kandungan induknya.
Tanda-tanda anjing penderita Toxoplasmosis: Tidak ada yang spesifik. Yang terlihat hanya gejala-gejala umum bila anjing menderita suatu penyakit, seperti: hilangnya nafsu makan, demam, berat badan turun, batuk-batuk, kesulitan bernafas, menurunnya koordinasi gerak, mudah terkejut, depresi, diare dan kelumpuhan. Ini sering dikelirukan dengan tanda-tanda penyakit lain misalnya Distemper, sehingga diagnosa secara serologis (pemeriksaan darah) merupakan pilihan utama. Pada bedah bangkai (otopsi) penderita Toxoplasmosis akan ditemukan adanya kerusakan jaringan otak, paru-paru dan hati. Sediaan apus dengan pewarnaan khusus dari organ-organ di atas akan memperlihatkan adanya ookista Toxoplasma gondii.
Dapatkah manusia tertular dari anjing penderita Toxoplasmosis?. Hingga saat ini belum ada bukti bahwa anjing penderita dapat menularkannya ke manusia walaupun penyakit ini termasuk zoonosis(penyakit asal hewan yang dapat menjangkiti manusia.) Manusia umumnya tertular penyakit ini dari kucing atau mengkonsumsi daging yang tidak matang, sayuran dan/atau minum air yang tercemar ookista Toxoplasma gondii.
Pencegahan: Langkah-langkah pencegahan agar penyakit ini tidak menyerang anjing antara lain:
1. Berikan daging yang telah dimasak/matang dan air minum yang bersih;
2. Tubuh anjing selalu dalam keadaan bersih, mandikan bila kotor;
3. Kandang harus bersih, bebas dari faeses, urin dan sampah;
4. Tempat makan dan minum serta peralatan kandang selalu bersih;
5. Gunakan sarung tangan karet sewaktu merawat/mengurus anjing;
6. Halau kucing, burung-burung dan tikus yang berkeliaran di sekitar kandang;
7. Periksakan kesehatan anjing secara teratur.