[KASINA API]
5.Siapapun yang ingin mengembangkan kasina api haruslah memahami nimitta pada api.
Dalam hal ini, bila seseorang yang memiliki kebajikan (punna), sudah pernah malakukan latihan ini sebelumnya, memahami nimitta yang muncul dalam bentuk api apapun, yang tidak berbentuk, ketika ia melihat nyala lampu atu tungku perapian atau di tempat pembakaran mangkuk atau pada kebakaran hutan, sperti pada kejadian Thera Cittagutta.
Suatu nimitta muncul pada Thera pada itu ketika beliau memandangi cahaya lentera saat berada di ruang uposatha pada hari pembabaran Dhamma.
6. Orang yang lainnya haruslah membuat persiapannya. Iinilah petunjuk-petunjuknya. Ia harus membelah beberapa kayu basah, mengeringkan dan mememotongnya pendek-pendek. Ia harus pergi ke kaki pohon atau tempat teduh yang sesuai dan membuat tumpukan untuk membakar mangkuk, serta menyalakannya. Ia harus membuat lubang seluas sejengkal dan empat jari pada tikar ilalang, selembar kulit atau kain, dan setelah membentangkannya didepan api, ia harus duduk seperti yang sudh dijelaskan . Ia tidak seharusnya memperhatikan rumput dan rating dibah atu asap diatas, melainkan harus memerhatikan nimitta pada pusat pembakaran yang berada ditengah.
7. Ia tidak boleh mninjau warnanya sebagai biru atau kuning, dan sebagainya, atau memberi perhatian pada sifat/cirinya sebagai panas dan sebagainya, tetapi hanya menjadikan hal itu sepagai penunjang perwujudannya, dan menempatkan batinnya pada konsep [nama] sebai objek mental yang paling menonjol, serta menggunakan salah satu di antara berbagai nama untu api (tejo), sperti: 'Yanh Cemerlang (pavaka)', 'Penyibak Awan Hitam (Kahavattani)', 'Yang Mengetahui Mahluk-mahluk (jataveda)', 'Altar Pengorbanan (hutasana)' dan sebagainya. Ia harus mengembangkan [kasina tersebut] dengan mengunakan [lebih baik] api yang nyata, sebagai 'Api, api'.
8. Ketika ia mengembangkannya dalam cara ini, akhirnya kedua nimitta muncul seperti yang sudah dijelaskan. Dalam hal ini, nimitta -pengertian muncul sperti [api yang terus] memudar sedangkan pijaran api terus melepaskan dirinya. [172] Tetapi bila seseorang melihatnya dalam kasina yang tidak dibuat, kesalahan pada kasina tampak nyata [dalam nimitta-pengertian]; apakah puntung berapi, timbunan bara api atau abu, atau asap akan muncul disitu. Nimitta pasangan-lawannya muncul dengan tidak bergerak seperti selembar kain merah diruangan, seperti kipas emas, seperti tiang emas. Dengan kemunculan itu ia mencapai akses/ upacara jhana serta jhana keempat atau kelima, sperti yang sudah dijelaskan.
==>> dikutip dari: Jalan kesucian, jilid 3 (Visuddhi Magga), diterbitkan oleh: Mutiara Dhamma, Bali. hal 2-3
How To develop The Fire Kasina
To develop the fire kasina, you should use candle, afire, or any other flames you remember seeing. If unable to visualize it, you can make a screen with a circular hole in it about one foot acros. Put the screen in fron of a wood or grass -fire, so you see only the flame through the hole.
Ignore the smoke, and burning wood or grass, concentrate on the concept of fire as 'fire-fire' till you get ugaha nimitta, and the develop it in the usual way.
==> dikutip dari"Knowing & Seeing", The Pa-Auk Tawya Sayadaw, How to develop Absorption on other subjects, p.65
http://www.paauk.org/files/knowing_and_seeing_rev_ed.pdf