sebelum nya saya minta maaf dulu de... nanti ada yang marah lagi kan ga enak...
mari kita mulai membahas...
seorang yang pengarang "bagaimana melepas diri dari YGD" membahas tentang yi guang dao yang dianggap menyimpang banyak dipuji, sekaligus dicela oleh para praktisi Yi guang dao dan MLDD.
tetapi walau praktisi YGD dan MMLD ini sakit hati, sekaligus membuat tamparan bahwa ternyata "sesuatu hal yang sakit pun ada manfaat-nya"
dalam Abhayarajakumara Sutta, Majjhima Nikaya 58, Sang Buddha menunjukkan faktor-faktor yang turut menentukan suatu ucapan patut dan tidak patut dikemukakan. Faktor-faktor yang utama adalah:
1. Apakah pernyataan itu benar atau salah,
2. Apakah pernyataan itu bermanfaat atau tidak,
3. Apakah pernyataan itu dikehendaki/ disetujui oleh orang-orang lain atau tidak.
Sang Buddha sendiri akan mengemukakan hal-hal yang benar dan bermanfaat, dan mengetahui saatnya yang tepat, sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang tidak menyenangkan pun patut dikemukakan.
Diceritakan bahwa pada suatu saat, seorang bayi yang masih kecil sedang berbaring telungkup di pangkuan Pangeran Abhaya. Sang Buddha berkata kepada Pangeran Abhaya, “Bagaimana pendapatmu Pangeran?
Karena kelalaianmu atau pun kelalaian perawat,
kalau saja anak yang masih kecil itu memasukkan sebatang kayu atau sebutir batu ke dalam mulutnya sendiri, apa yang akan engkau lakukan terhadapnya?”
“Saya akan mengeluarkan kayu atau batu itu, Bhante. Jika saya tidak bisa mengeluarkannya, saya akan memegang kepalanya dengan tangan kiri saya dan membengkokkan jari tangan kanan saya, saya akan mengeluarkannya meskipun harus berdarah.
Mengapa demikian?
Karena saya memiliki welas kasih kepada anak itu.”
Sang Buddha berkata: ‘Demikian juga Pangeran:
[1] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai bukan fakta, tidak benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.
[2] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.
[3] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, berhubungan dengan tujuan, tetapi tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata mengetahui saat yang tepat untuk mengemukakan ucapan-ucapan itu.
[4] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai bukan fakta, tidak benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tetapi dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.
[5] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, tidak berhubungan dengam tujuan, tetapi dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.
[6] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, berhubungan dengan tujuan, dan dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata mengetahui saat yang tepat untuk mengemukakan ucapan-ucapan itu.
Mengapa demikian? Karena Tathagata memiliki welas kasih kepada semua makhluk hidup.” (MN 58 )
oke basa-basi nya cukup...
-----------------------------------------------
seperti artikel panjang saya tidak akan saya tulis atau post...karena 1 topic saja...4-5 page isi nya kosong semua tanpa jawaban..apalagi topic nya banyak...jadi perlu pertimbangan de.
Saddharma Pundarika Sutra,
Raja dari segala Sutra
“Wahai Nakshatraragasankusumitabhigna! Sama seperti halnya lautan lebih besar dibandingkan sungai, Saddharma Pundarika Sutra ini, jauh lebih dalam dibandingkan semua sutra yang dibabarkan oleh Sang Tathagata.
Sama seperti Gunung Sumeru yang lebih tinggi dibandingkan semua gunung termasuk Gunung Bumi, Gunung Hitam, Gunung Lingkaran Besi, dan Gunung Sepuluh Pusaka; Saddharma Pundarika Sutra adalah berada diatas semua sutra-sutra lainnya.
Sama seperti Dewa Bulan lebih terang daripada bintang, Saddharma Pundarika Sutra memberikan kita cahaya yang lebih terang dibandingkan sutra-sutra lain sejumlah ribuan milyar sutra. Sama seperti Dewa Matahari melenyapkan seluruh kegelapan, Sutra ini mengusir semua kegelapan iblis.Sama seperti Raja Suci Pemutar Dharma adalah lebih unggul dari raja negara kecil, sutra ini lebih terhormat dibandingkan sutra lainnya.
Sama seperti Raja Sakra adalah raja dari tiga puluh tiga dewa, sutra ini adalah raja dari semua sutra. Sama seperti Raja Surga Agung Brahman adalah ayah dari seluruh mahluk hidup, sutra ini adalah ayah dari semua orang-orang suci dan arif bijaksana, para Sravaka yang masih dalam tahap belajar, para Sravakas yang telah selesai belajar, dan mereka yang berkeinginan untuk mencapai KeBodhisattvaan.
Sama seperti Srotapanna, Sakrdagamin, Anagamin, Arhat, dan Pratyekabuddha lebih unggul dibandingkan manusia biasa, sutra ini lebih unggul dibandingkan semua sutra yang dibabarkan secara terperinci oleh para Tathagata atau Bodhisattva atau oleh para Sravaka.Orang yang mempertahankan sutra ini lebih unggul dibandingkan mahluk hidup lainnya. Sama seperti para Bodhisattva lebih unggul dibandingkan para Sravaka atau Pratyekabuddha, sutra ini lebih unggul dibandingkan sutra lainnya.Sama seperti Sang Buddha adalah Raja Dharma, sutra ini adalah raja dari seluruh sutra.
“Wahai Nakshatraragasankusumitabhigna! Lindungilah sutra ini dengan kekuatan supranatural mu! Kenapa demikian? Ini karena sutra ini, adalah obat yang manjur untuk penyakit orang-orang di Jambudvipa. Jika seorang yang sakit mendengarkan sutra ini, ia akan segera sembuh dari sakitnya. Ia tidak menjadi tua atau mati.
Saddharma Pundarika Sutra Bab. XXIII, "Kehidupan Masa Lalu Bodhisattva Baishajaraga"
jadi jelaslah bahwa sutra ini dikatakan bahwa sutra ini adalah nomor 1 dari segala sutra yang ada...
karena menanggap sutra ini nomor 1 mari kita lihat lebih jelas
"apanya yang nomor 1"karena memang sutra ini memiliki KETOLAK BELAKANGAN dengan SUTTA mari kita lihat.
Pada suatu ketika Sang Buddha bersemayam di Rajagraha di Gunung Gridhrakuta, dihadap oleh 12.000 Bhiksu yang semuanya telah mencapai kesucian Arahat, yang tiada tercela, yang telah bebas dari ikatan keduniawian, yang telah mengatasi segala belenggu dan yang telah dapat mengendalikan pikiran dan nafsu keinginannya.
Mereka semua adalah para Arahat yang namanya telah terkenal antara lain adalah Arahat :
Ajnata Kaundinya - Maha Kasyapa - Uruvilva Kasyapa - Gaya Kasyapa - Nadi Kasyapa - Sariputra - Maha Maudgalyayana - Katyayana - Aniruddha - Kapphina - Gavampati - Revata - Pilindavasta - Vakkula - Maha Kaushthila - Nanda - Sundara Nanda - Purna - Maitrayaniputra- Subhuti - Ananda - dan Rahula.
dalam Sutta[pali] Ananda dikatakan mencapai arahat pada waktu setelah SangBuddha parinibbana[meninggal]
apakah merujuk pada Ananda orang lain? dan kebetulan disebutkan adalah Arahat yg telah terkenal.
ternyata memang betul mari kita lihat kutipan lainnya...
Pada waktu itu Ananda dan Rahula membayangkan demikian : “Kami telah berpikir dalam diri kami sendiri, seandainya hari depan kami dijelaskan, betapa akan gembiranya hati kami !” Kemudian mereka bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah Sang Buddha, kemudian bersujud pada kakinya dan bersama-sama berkata kepada Sang Buddha:” Yang Maha Agung ! biarlah kami didalam hal ini juga mempunyai sebuah kedudukan. Kami hanya percaya kepada Sang Tathagata. Kami diperkenalkan serta dikenal oleh semua dunia termasuk para dewanya, manusia-manusianya, dan asuranya. Ananda selalu sebagai pembantu yang melindungi dan memelihara Hukum Kesunyataan ini, dan Rahula adalah putra Sang Buddha. Seandainya Sang Buddha menganggap layak untuk menetapkan kami mencapai Penerangan Agung, maka keinginan-keinginan kami akan terkabul dan harapan orang-orang akan terpenuhi.”
Kemudian kedua ribu Sravaka yang masih dibawah asuhan maupun yang sudah tidak dibawah asuhan, semua bangkit dari tempat duduknya serta menutup bahu kanannya kemudian berjalan kearah Sang Buddha sambil mengatupkan tangannya dan memandang kearah Sang Buddha, mengucapkan keinginannya seperti yang diucapkan oleh Ananda dan Rahula dalam barisan. Kemudian Sang Buddha bersabda kepada Ananda: “Didalam dunia yang akan datang, engkau akan menjadi seorang Buddha dengan gelar Sagara Varadara Buddhi Virridhi Tabigna, Tathagata, Maha Terhormat, Maha Bijaksana, Pemimpin Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Bebas dari Ikatan-ikatan, Maha Tahu Dunia, Maha Pengatur, Pemimpin yang tak ada bandingannya, Guru dari para Dewa dan Manusia, Sang Buddha, Yang Dihormati Dunia. Ia akan mengabdi kepada enam puluh dua koti para Buddha, melindungi serta memelihara kekayaan hukum, dan setelahnya mencapai Penerangan Agung, kemudian mengasuh ( melatih ) duapuluh ribu koti Bodhisatva yang tak terbilang jumlahnya seperti pasir sungai Gangga, mengarahkan mereka hingga mencapai Penerangan Agung. Kawasannya akan disebut Anavanamita Vaigayanta.
Kawasannya akan menjadi indah dan tanahnya berlapis lazuardi. Kalpanya disebut Manognasabdabhigargita. Masa kehidupan dari Sang Buddha ini, akan menjadi beribu-ribu koti asamkheya kalpa yang tak terbatas jumlahnya, sehingga apabila seseorang menghitung jumlah koti yang tak terbatas jumlahnya itu, tidaklah mungkin untuk mengetahuinya. Hukumnya yang benar akan berada didunia dua kali dari masa kehidupannya, dan hukumnya yang palsu akan berada didunia dua kali masa hukumnya yang benar. Ananda ! Sang Buddha Sagara Varadara Buddhi Virridhi Tabigna, akan dipuja dan jasa-jasanya akan dihargai oleh ribuan koti Buddha-Tathagata yang tak terbilang jumlahnya seperti pasir sungai Gangga.
Kemudian Yang Maha Agung menghendaki untuk mengumumkan kembali ajaran ini, bersabdalah di dalam syair sebagai berikut :
Sekarang Aku nyatakan kepada kalian
Para viharawan, bahwa Ananda
Sipemelihara Hukum Kesunyataan
Akan mengabdi kepada para Buddha
Setelah itu Ia akan mencapai Penerangan Agung
Dengan gelar Sagara Varadara Buddhi Virridhi Tabigna
Sang Buddha, raja yang berkuasa atas semua alam
Kawasannya menjadi indah disebut Anavanamita Vaigayanta
Beliau akan mengajar para Bodhisatva banyak sekali
Yang jumlahnya sebanyak pasir di sungai Gangga
Sang Buddha akan mempunyai daya kekuatan besar
Kemashurannya meliputi seluruh alam semesta
Masa kehidupannya tak dapat dihitung
Karena belas kasihannya kepada mahluk-mahluk hidup
Maka hukumnya yang benar umurnya menjadi dua kali dari masa hidupnya
Hukumnya yang palsu lipa dua kalinya
Banyaknya seperti pasir di sungai Gangga
Para mahluk hidup tak terbilang banyaknya
Dengan Hukum Kebuddhaan ini mereka akan
Membina benih-benih Jalan Kebuddhaan
Kemudian kedelapan ribu bodhisattva didalam persidangan yang baru saja dimulai lagi, semua berpikir demikian : “Kami belum mendengar bahwa para Bodhisatva yang paling lama, menerima penetapan-penetapan seperti ini. Apakah yang dapat menjadi sebab bahwa para Sravaka ini memperoleh penetapan yang demikian ?”karena Yang Maha Agung mengetahui apa yang sedang direnungkan didalam pikiran para Bodhisatva, maka bersabdalah Beliau : “Anak-anak yang baik ! Aku dan Ananda berdua dibawah Buddha Tathagata Dharmagahanabhyudgataraga serempak mempunyai gagasan untuk mencapai Penerangan Agung. Ananda selalu bersemangat didalam belajar, sementara itu Aku mencurahkan diriku untuk bergerak maju dengan aktif. Oleh karena Aku telah mencapai Penerangan Agung, sedangkan Ananda masih memelihara hukumKu, karena Beliau (Ananda) bersedia memelihara kekayaan hukum para Buddha pada masa yang akan datang dan mengajar serta menyempurnakan kelompok para Bodhisatva. Demikianlah prasetya yang sebenarnya dan oleh karenanya dia menerima penetapan ini.”
jadi tidak salah lagi memang dikatakan Ananda telah mencapai Sravaka/savaka alias Arahat...
karena sutra ini dikatakan nomor 1..tentu kita merujuk pastilah yang salah adalah Sutta... untuk sementara kita oke-oke dulu...
Wahai Baisaja-Raja ! terdapat banyak sekali orang, baik orang-orang biasa maupun para viharawan yang berjalan di dalam jalan kebodhisatvaan yang seolah-olah tidak menyadarinya, tidak mendengar, tidak membaca, menghafalkan, menurun, memelihara, dan memuliakan Sutra Bunga Hukum Kesunyataan ini. Tetapi ketahuilah bahwa orang-orang itu belumlah berjalan dengan lurus diatas jalan kebodhisatvaan dan seandainya saja salah seorang dari mereka itu mendengar tentang sutra ini, maka barulah mereka akan dapat berjalan dengan benar didalam jalan kebodhisatvaan. Andaikata para mahluk yang mencari jalan kebuddhaan melihat ataupun mendengar Sutra Bunga Hukum Kesunyataan ini dan sesudah mendengarnya kemudian mempercayai dan meresapi, menerima serta memeliharanya, maka engkau dapat mengetahui bahwa mereka itu sudah dekat dengan Penerangan Agung.
jadi semua aliran yang tidak percaya Sutra ini, masih aliran menyimpang...apakah benar?
bukti nya masih ada lagi...
Wahai Baisaja-Raja ! Jika seorang Bodhisatva ketika mendengar Sutra ini menjadi terkejut, bimbang dan takut maka ketahuilah bahwa inilah orang bodhisatva baru. Jika seorang sravaka ketika mendengar Sutra ini menjadi terkejut, bimbang dan takut, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang congkak.”
jadi bodhisatva ada newbie ada senior..
dan savaka-buddha yang terkejut,bimbang[disini artikan ragu-ragu benar tidak-nya] adalah seorang arahat congkak...
kebetulan semua bikkhu Theravada itu tidak percaya sutra mahayana, apakah Luanta itu arahat congkak?
dan kebetulan Semua bikkhu konsili 3 tidak percaya, arahat congkak juga?
Jika sang pengkhotbah hukum itu berdiam ditempat yang terpencil, maka Aku akan kirimkan para dewa, naga, mahluk-mahluk gaib, gandharva, asura, dan yang lain-lainnya untuk mendengarkan khotbahnya. Meskipun Aku berada dikawasan yang lain, setiap waktu Aku akan membuat sang pengkhotbah Hukum Kesunyataan itu melihatKu. Dan jika ia lupa akan bagian dari Sutra ini, Aku akan kembali dan menjelaskannya sehingga ia dapat menguasainya dengan sempurna.”
betulkah? ternyata Buddha itu benar-benar belum lenyap dari dunia...
tapi masa datang dan menjelaskan... salah terjemahkan kah? oke
Jika seseorang pengkhotbah dari hukum ini
Berdiam sendirian di suatu tempat yang terpencil,
Didalam kesunyian dimana tidak terdengar suara manusia
Membaca dan menghafalkan sutra ini
Kemudian Aku akan datang kepadanya
Dengan tubuh yang kekal dan suci
Jika ia lupa akan kalimat-kalimat atau kata-kata
Akan Aku jelaskan sehingga ia menjadi paham
Ketika orang seperti itu telah sempurna didalam perbuatan ini
Baik berkhotbah kepada 4 golongan
Maupun ditempat yang tersembunyi membaca dan menghafalkan sutra itu
Ia selalu akan melihatKu
Jika orang seperti itu tinggal ditempat yang tersembunyi
Akan Aku kirimkan para dewa dan raja-raja naga
Para yaksha, iblis, para roh dan lain-lainnya
Untuk menjadi pendengar dari Hukum ini
jadi kalau seseorang lupa bisa di-ingatkan oleh buddha, terus kalau tidak ada audience[pendengar] buddha mengirimkan audience....ini seperti sutradara yang mengatur permainan film.
sungguh ironis...dan bintang film nya ?