Saya berharap dalam sub forum Studi Sutta/Sutra ini kita bisa lebih objektif. Jika kita menjawab suatu hal itu berbeda, maka ungkapkan mengapa berbeda, apa alasannya. Dan cobalah melepas lebel tradisi, jangan mencari argumen yang tidak-tidak yang mengaburkan pokok masalah. Jika memang tidak bisa menjawab lebih baik kita diam atau tulis: no comment. Sekali lagi ini adalah sub forum STUDI Sutta/sutra bukan forum pelayanan doa.
Apakah maksudnya pernyataan seperti ini?
Seperti kita tahu, definisi Arahat dalam Mahayana dan Theravada berbeda, jadi tidak bisa disamakan.
Saya tidak jelaskan lagi perbedaannya karena kebanyakan dari member di sini (bro marcedes, khususnya) tahu bahwa definisi Arahat dalam Mahayana dan Theravada adalah berbeda. Jika dibahas lagi, maka akan melebar ke mana-mana. Singkat saja, dalam Amitabha Sutra tertulis seperti ini:
Demikianlah telah kudengar :
Pada suatu saat Hyang Buddha berdiam di Sravasti pertapaan Jeta Taman Anthapindika bersama serombongan Bhiksu yang berjumlah seribu dua ratus lima puluh yang semuanya Arahat yang dikenal oleh semua orang seperti Sesepuh Sariputra : Mahamaudgalyayana, Mahakasyapa, Mahakatyayana, Mahakausthila, Revata, Suddhipanthaka, Nanda, Ananda, Rahula, Gavampati, Pindolabharadvaja, Kalodayin, Mahakaphina, Vakkula, Aniruddha, dan beserta Siswa-siswa terkemuka lainnya ; dan para Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Pangeran Dharma, Ajita Bodhisattva, Gandhastin Bodhisattva, Nityodyukta Bodhisattva, dengan para Bodhisattva Mahasattva lainnya ; dan dengan Sakra, Indra atau Raja para dewata yang tak terhingga jumlahnya.
Jadi hanya ada 2 kemungkinan: definisi arahat memang berbeda atau ada Ananda lain yang dimaksud.
Juga dalam thread ini, memang telah terjadi perbandingan antar aliran. Bisa dilihat di sini:
kebetulan semua bikkhu Theravada itu tidak percaya sutra mahayana, apakah Luanta itu arahat congkak?
dan kebetulan Semua bikkhu konsili 3 tidak percaya, arahat congkak juga?
Jadi tidak mungkin bagi saya untuk "melepas label tradisi" begitu saja dalam bahasan ini.
Kemudian di sini adalah thread untuk studi sutta/sutra,
bukan thread khusus bagi intelektual Buddhis pakar, karena jika memang begitu, saya yang bukan pakar tidak mungkin diskusi di sini. Semua orang boleh mencoba dan berusaha menjawab, walaupun mungkin pengetahuannya pas-pasan dan jawabannya tidak benar. Mengecilkan orang yang telah berusaha menjawab dengan baik hanya akan membuatnya patah semangat untuk belajar.