Saya hanya bertanya tanpa bermaksud berdiskusi lebih lanjut:
Apakah Anda mempercayai kebenaran hukum kamma disebabkan karena dapat dibuktikan dengan bukti sebagaimana yg anda jelaskan di atas dan post2 sebelumnya termasuk thread yg lain tentang kamma? Atau ada sebab lainnya?
Terima kasih sebelumnya
Yah begitulah kira-kira bro Hendrako ...
Dari definisi saya tentang hukum kamma diatas, saya hanya membatasi pembuktian kamma itu pada sebab-akibatnya saja (tidak dikembangkan seperti contohnya: baik mendapat baik, atau sebaliknya) ... karena menurut saya tambahan kata apapun dari kata sebab-akibat, akan 'menyekat' hukum itu kepada sebuah pandangan baik-buruk, benar-salah dimana tolok ukurnya menjadi sangat berbeda dari tiap pribadi (sebagai contohnya: baik menurut saya, belum tentu baik menurut anda bukan ? ) dan ini sama sekali menjadikannya 'tidak universal' (sama seperti tulisan saya di atas pada thread ini mengenai Tuhan) ...
Karena alasan ini, saya tidak mau membahasnya lebih lanjut disini karena jujur, saya tidak berkemampuan untuk itu ...
Sedikit rangkaian kata dari saya (kalau belepotan, maklum aja yah pendidikan rendah) ...
Hukum kamma sangat rumit, karenanya ditetapkan dalam salah satu acinteyya oleh Sang Bhagava...
Namun tidak semua bentuk kamma sangat rumit sehingga dapat dibuktikan kebenaran oleh murid-muridNya ...
Seluruh proses kamma sangat simpel, bagi orang-orang yang telah tahu dari ketidak-tahuan yang telah dikikisnya ...
Namun proses kamma sederhanapun tidak menjadi simpel bagi orang-orang tidak-tahu yang terus menerus menggeluti ketidak-tahuannya ...
Kerja hukum kamma jadi rumit, bagi orang-orang yang hanya 'tertarik untuk membuktikan' tanpa melihat manfaat dari ketertarikannya ...
Kerja hukum kamma lebih simpel, bagi orang-orang yang 'tertarik untuk melihat manfaat' disaat mulai belajar membuktikannya ...
Itu aja bro Hendrako ...
Terima kasih juga sesudahnya ...