//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 551763 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #90 on: 09 June 2009, 12:19:50 PM »
beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

bro Indra,
boleh sharing disini gak jawaban yg tidak memuaskan di forum trus ditanyakan ke Bhikkhu dan bro Indra dpt jawaban dgn puas.. tentunya Elin tanya ini kalo ada pertanyaan related this topik..

so do I, banyak juga seh jawaban yg tidak memuaskan bagi Elin tapi so far Elin belum bisa menanyakan ke Bhikkhu..
Thanks..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #91 on: 09 June 2009, 12:32:44 PM »
beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

bro Indra,
boleh sharing disini gak jawaban yg tidak memuaskan di forum trus ditanyakan ke Bhikkhu dan bro Indra dpt jawaban dgn puas.. tentunya Elin tanya ini kalo ada pertanyaan related this topik..

so do I, banyak juga seh jawaban yg tidak memuaskan bagi Elin tapi so far Elin belum bisa menanyakan ke Bhikkhu..
Thanks..
wah, saya tidak ingat lagi, tapi saya bisa membongkar2 forum ini untuk mencari, dan saya yakin anda juga bisa mencari, so... kenapa anda tidak lakukan sendiri? ;D

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #92 on: 09 June 2009, 12:41:01 PM »
^
^
trus bukan nya suatu agama seharusnya mencerminkan penduduknya ??? ;D
no offense loh,
apakah karena terlalu kaku n ketat sehingga mereka menjadi terkekang?

memang sich, dalam hal ini tidak bisa menyalahkan agama, apakah harus menyalahkan manusia-nya  ???
trus permasalahan nya terletak dimana  ???

CMIIW,
navis

ga salah bro? coba deh bro ke thailand, lalu bandingin ama Tiongkok....

wkt saya ke bangkok, pattaya dan ayutthaya, masyarakat disana begitu ramah. Jika kita kesulitan bahasa, jauh lebih bnyk org yg bersedia membantu.... bahkan supir taksi aja liat gambar, mau bantu utk tanya di sepanjang jalan.....

wkt 1 bulan lalu ke tiongkok (beijing dan tianjin), mayoritas penduduk disana judes2.
Jualan di toko aja, kalo kita nanya, jawab sambil "sedikit" bentak.
Taksi kalo disodorin peta yg ada bhs chinese, mayoritas juga langsung tutup pintu en ga mo angkut
Di kereta MRT, bnyk org tua berdiri, sementara anak muda cuek aja duduk
Gembel, pengemis, peminta2 bukannya tidak ada tapi didorong utk pindah ke pinggiran kota, tidak boleh ada di pusat kota
Generasi muda mengalami "culture shock" karena tradisi setempat yg kuat tapi ada tradisi dari barat yg bebas

Nah saya ga tau deh kalo anda udah pergi juga dan mengalami hal yg berbeda

sorry no offense, cuma sharing mengenai kondisi negara

saya rasa budaya setempat akan menentukan prilaku manusianya... kl menurut pengalaman selama pergi ke china (beijing dan hebei) sih orangnya memang tidak ramah..hehhe.... malah di pusat perbelanjaan (ya xiu) kalo kita lihat barang dagangan dan ga jadi dimaki-maki...mereka kira saya ngga bisa mandarin kali....hahhaha..... istri saya sampai ketakutan untuk melihat-lihat barang..haahah....

karena kompetisi yang hebat disana jd lah manusianya agak egois kalo saya liat.. cuma masih banyak juga yang baik...

se7, tidak bisa digeneralisi seperti itu

tar berkembang menjadi SARA (bro markosprawira tentunya tidak mo seperti itu kan :P I know your identity loh, jd please don't SARA, oke? no offense)

kalau saya bilang orang indonesia juga kebanyakan jutek2 loh, karena kompetisi yang hebat disana jd lah manusianya agak egois kalo saya liat.. cuma masih banyak juga yang baik...  << setuju dengan pernyataan bro william phang

kalau kamu ke hongkong tapi ga bisa bahasa kanton ya dimarah-marahin dech...sapa suruh orang chinese tapi ga bisa bahasa sendiri
sama halnya kalau kita di indonesia tapi ga bisa bahasa indonesia...
oke, cukup sekian, jangan menjurus-jurus ke SARA lg, tidak ada untung nya

saya cuma menanyakan pengaruh agama terhadap keadaan sesuatu negara.

kalau sudah menjurus-jurus, y ud, please ignore the above statement

loh kok jadi SARA? bro ini aneh deh...... diatas statement bhw negara theravada itu suram... ini saya quote :
Quote
kenapa negara seperti sri langka, burma, ama thailand yang menganut paham Theravada begitu suram, begitu kelam, ato begitu ribut, tidak pernah damai?

dan yg saya alami adalah tidak seperti itu.... negara yg ramah tuh bahkan utk mereka yg tidak bisa bahasa thai

sementara utk Tiongkok, justru tidak ramah, yang anda sebut :
Quote
lain halnya seperti negara Tiongkok yang menganut paham Mahayana begitu berkembang?

dan saya jelaskan bhw tiongkok itu berkembang scr ekonomi saja, pun hanya utk kota tertentu.

Dalam hidup keseharian tidak tampak pengemis karena disingkirkan ke luar kota
Pun mengalami culture shock

Rekan lainpun saya lihat tidak bermasalah dgn postingan itu bahkan yg punya pengalaman yg beda, semua khan hanya share pengalaman.......Ga ngerti mana yg SARA krn memang demikian adanya kok....
di thai, ga ngerti bhs thai tp mereka tetap ramah. Tapi di tiongkok, ga ngerti bhs chinese, ga ramah
di indo boleh diblg ga ramah, tapi saya bilang dari berbagai penerbangan, Garuda Indonesia itu yg paling ramah

u know identity? emang ada masalah apa dengan identity saya yah?  ???

sori nih, statement anda makin lama makin aneh........ kenapa jadi mengarah ke personal identity yah?  ???

walau secara identity apapun, saya tidak bermasalah tapi plis ga perlulah OOT ke masalah personal apapun  :)

Dan sy cuma ngingetin aja bhw ini forum theravada




Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #93 on: 09 June 2009, 12:49:15 PM »
[at] kainyn kutho
kayak gini nech, yg gw demen, berpikiran terbuka....

baru tau, kek ada kejadian gitu, thanks for the sharing...

GRP sent ya  ^-^
ups, bulan depan ya
Sorry, you can't repeat a karma action without waiting 720 hours.

IMO, kayaknya karena dia tidak hormat kepada orang tua, sehingga bertubuh cebol (sumber Kelisila Jataka, dikatakan penyebab tubuh pendek dari Lakuntaka Bhaddiya adalah karena ia suka menghina orang-orang yang sudah tua, maka di kehidupan ini, tubuhnya menjadi pendek.)

bukan karena bangun stupa kecil (sumber Dalam RAPB (halaman 2546-2547), dikatakan Lakuntaka Bhaddiya memiliki tubuh yang pendek karena memilih membangun stupa yang kecil untuk Buddha Kassapa.)

 :-?

koq bisa ada dua versi yang berbeda ya?

Contoh :

Ada seorang anak yang kakinya luka karena kecelakaan dan jatuh dari sepedanya. Lalu ditanya penyebabnya...

- sumber A bilang : karena anak itu tidak menuruti nasehat orangtuanya, main sepeda sampai ke jalan raya.

- sumber B bilang : sepeda itu sudah agak rusak, jadi kurang baik untuk dikendarai.

Kalau dilihat sekilas memang tidak nyambung. Tapi kedua penyebab itu pun sebenarnya saling mengkondisikan.

Yup, betul sekali bro........ itu kenapa Kamma termasuk salah satu dari acinteyya

Kombinasi dari kamma saja sudah tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia biasa, apalagi jika sudah bercampur dengan berbagai niyama lain seperti citta, utu, dhamma?

Sekedar mengingatkan bhw suatu vipaka bisa dilemahkan, diperkuat atau bahkan dipotong

demikianlah hendaknya dalam membahas tipitaka, atau hal2 lainnya, hendaknya kita bisa membuka wawasan, berdiskusi dgn rekan/guru, dsbnya agar tidak menduga2 sendiri saja, apalagi kalau sampai terjadi justifikasi benar atau salah

semoga bermanfaat

metta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #94 on: 09 June 2009, 01:15:41 PM »
[at]  Kainyn,

saya tidak akan mewakili umat buddha, cukup mewakili diri sendiri saja.

beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

Kalo menurut Bro Indra sendiri, bagaimana menyikapi kenyataan adanya kekeliruan dalam kitab, seandainya memang tidak ada jawaban memuaskan dari semua orang?

Sebetulnya saya akan menyinggung mengenai kitab ini di thread Saddhā: Fanatisme Dalam Eufemisme? sebelah. Karena thread ini juga mirip2, jadi saya pikir sama saja.





Jadi pengen tanya, menurut om Kainyn...

jawaban yg diatas2 itu menggambarkan sikap yg seperti apa :whistle:
Bagi saya adalah menggambarkan sikap yang tidak dianjurkan, tidak disetujui oleh Buddha. Tapi kembali lagi, itu pendapat pribadi.





Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #95 on: 09 June 2009, 01:19:00 PM »
^
^
trus bukan nya suatu agama seharusnya mencerminkan penduduknya ??? ;D
no offense loh,
apakah karena terlalu kaku n ketat sehingga mereka menjadi terkekang?

memang sich, dalam hal ini tidak bisa menyalahkan agama, apakah harus menyalahkan manusia-nya  ???
trus permasalahan nya terletak dimana  ???

CMIIW,
navis

ga salah bro? coba deh bro ke thailand, lalu bandingin ama Tiongkok....

wkt saya ke bangkok, pattaya dan ayutthaya, masyarakat disana begitu ramah. Jika kita kesulitan bahasa, jauh lebih bnyk org yg bersedia membantu.... bahkan supir taksi aja liat gambar, mau bantu utk tanya di sepanjang jalan.....

wkt 1 bulan lalu ke tiongkok (beijing dan tianjin), mayoritas penduduk disana judes2.
Jualan di toko aja, kalo kita nanya, jawab sambil "sedikit" bentak.
Taksi kalo disodorin peta yg ada bhs chinese, mayoritas juga langsung tutup pintu en ga mo angkut
Di kereta MRT, bnyk org tua berdiri, sementara anak muda cuek aja duduk
Gembel, pengemis, peminta2 bukannya tidak ada tapi didorong utk pindah ke pinggiran kota, tidak boleh ada di pusat kota
Generasi muda mengalami "culture shock" karena tradisi setempat yg kuat tapi ada tradisi dari barat yg bebas

Nah saya ga tau deh kalo anda udah pergi juga dan mengalami hal yg berbeda

sorry no offense, cuma sharing mengenai kondisi negara

saya rasa budaya setempat akan menentukan prilaku manusianya... kl menurut pengalaman selama pergi ke china (beijing dan hebei) sih orangnya memang tidak ramah..hehhe.... malah di pusat perbelanjaan (ya xiu) kalo kita lihat barang dagangan dan ga jadi dimaki-maki...mereka kira saya ngga bisa mandarin kali....hahhaha..... istri saya sampai ketakutan untuk melihat-lihat barang..haahah....

karena kompetisi yang hebat disana jd lah manusianya agak egois kalo saya liat.. cuma masih banyak juga yang baik...

se7, tidak bisa digeneralisi seperti itu

tar berkembang menjadi SARA (bro markosprawira tentunya tidak mo seperti itu kan :P I know your identity loh, jd please don't SARA, oke? no offense)

kalau saya bilang orang indonesia juga kebanyakan jutek2 loh, karena kompetisi yang hebat disana jd lah manusianya agak egois kalo saya liat.. cuma masih banyak juga yang baik...  << setuju dengan pernyataan bro william phang

kalau kamu ke hongkong tapi ga bisa bahasa kanton ya dimarah-marahin dech...sapa suruh orang chinese tapi ga bisa bahasa sendiri
sama halnya kalau kita di indonesia tapi ga bisa bahasa indonesia...
oke, cukup sekian, jangan menjurus-jurus ke SARA lg, tidak ada untung nya

saya cuma menanyakan pengaruh agama terhadap keadaan sesuatu negara.

kalau sudah menjurus-jurus, y ud, please ignore the above statement

loh kok jadi SARA? bro ini aneh deh...... diatas statement bhw negara theravada itu suram... ini saya quote :
Quote
kenapa negara seperti sri langka, burma, ama thailand yang menganut paham Theravada begitu suram, begitu kelam, ato begitu ribut, tidak pernah damai?

dan yg saya alami adalah tidak seperti itu.... negara yg ramah tuh bahkan utk mereka yg tidak bisa bahasa thai

sementara utk Tiongkok, justru tidak ramah, yang anda sebut :
Quote
lain halnya seperti negara Tiongkok yang menganut paham Mahayana begitu berkembang?

dan saya jelaskan bhw tiongkok itu berkembang scr ekonomi saja, pun hanya utk kota tertentu.

Dalam hidup keseharian tidak tampak pengemis karena disingkirkan ke luar kota
Pun mengalami culture shock

Rekan lainpun saya lihat tidak bermasalah dgn postingan itu bahkan yg punya pengalaman yg beda, semua khan hanya share pengalaman.......Ga ngerti mana yg SARA krn memang demikian adanya kok....
di thai, ga ngerti bhs thai tp mereka tetap ramah. Tapi di tiongkok, ga ngerti bhs chinese, ga ramah
di indo boleh diblg ga ramah, tapi saya bilang dari berbagai penerbangan, Garuda Indonesia itu yg paling ramah

u know identity? emang ada masalah apa dengan identity saya yah?  ???

sori nih, statement anda makin lama makin aneh........ kenapa jadi mengarah ke personal identity yah?  ???

walau secara identity apapun, saya tidak bermasalah tapi plis ga perlulah OOT ke masalah personal apapun  :)

Dan sy cuma ngingetin aja bhw ini forum theravada





saya ga aneh bro, cuma

jangan mengarah ke SARA ya...
oke.  no offense, tidak ada dendam pribadi, tidak ada maksud ke personal personal, karena saya menghargai banget privacy seseorang ;D
sori kalau anda mengganggap saya sudah masuk ke area pribadi anda...  ^:)^

 _/\_

back to topic
« Last Edit: 09 June 2009, 01:49:45 PM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #96 on: 09 June 2009, 01:26:25 PM »

Yup, betul sekali bro........ itu kenapa Kamma termasuk salah satu dari acinteyya

Kombinasi dari kamma saja sudah tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia biasa, apalagi jika sudah bercampur dengan berbagai niyama lain seperti citta, utu, dhamma?

Sekedar mengingatkan bhw suatu vipaka bisa dilemahkan, diperkuat atau bahkan dipotong

demikianlah hendaknya dalam membahas tipitaka, atau hal2 lainnya, hendaknya kita bisa membuka wawasan, berdiskusi dgn rekan/guru, dsbnya agar tidak menduga2 sendiri saja, apalagi kalau sampai terjadi justifikasi benar atau salah

semoga bermanfaat

metta


Di sini bukan benar dan salah dalam artian makna ajaran, tetapi penulisan.
Jika dua orang bercerita ketika mereka sedang berjalan, maka mereka bertemu dengan Buddha dan meminta 1 nasihat singkat. Yang satu berkata:
- "Pada waktu itu Buddha hanya mengatakan satu kalimat: 'latihlah diri menghindari pembunuhan!'"
satunya lagi berkata:
- "Pada waktu itu Buddha hanya mengatakan satu kalimat: 'kembangkanlah cinta kasih!'"
Maka secara ajaran/dhamma, kedua hal ini adalah tidak bertentangan sama sekali. Tetapi secara penulisan, kutipan dan fakta, salah satu penulisan itu pasti salah.



Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #97 on: 09 June 2009, 01:31:42 PM »
kalau masalah prilaku masyarakat dengan pengaruh agama, saya rasa agama pada universal umumnya mengajarkan untuk berprilaku baik...
saya juga pernah ke GZ,dan SZ, disitu memang ada beberapa orang yang kasar, dan ada juga yg baik....relatif lah
sama di indo, tidak semua penduduk agama islam baik, ada juga KTP islam tapi selalu mengisi acara "BUSER" di TV.




kalo om mercedes sendiri lebih prefer kemana :-? Thera apa Maha ?
terkait dengan konsep,
sebelum saya menjawab saya balik bertanya kepada anda...

apakah anda pernah menderita sampai membuat batin anda betul-betul angkat tangan?
ketika itu mungkin anda berpikir,seandai-nya "saya tidak lahir lagi"

saya ingin komen mengenai statement "saya tidak lahir lagi"
manknya om mercy pernah lahir sebelomnya :-?  tau darimana? dikasih tau orang kah?

kalo untuk jawaban saya adalah "Ya" tapi untuk "tidak pernah terlahir". karena yg saya tahu saya cuma lahir saat ini saja.


Quote
................................................
................................................
................................................

berbeda dengan Mahayana, disitu Sangbuddha lahir dan terus lahir mengalami 1 kombo paket tak terpisahkan.....bahkan saya sendiri tidak melihat ada-nya kebahagiaan ketika menjadi seorang buddha.
makanya saya tanya, buddha membahagiakan dari segi mana-nya?

Jadi om mercy lebih memilih paket Theravada, dimana dikatakan si Buddha gak lahir2 lagi, laen sama Mahayana dimana walau Buddha itu bisa lahir lagi?
Kenapa gak ambil paket tetangga aja om? kan paket tetangga lebih mudah dan paketnya lebih menggiurkan...


Quote
saya mempelari Theravada bukan dari pertama membaca dan meyakini, melainkan dari pengalaman langsung dan semua itu tertulis dalam sutta.....ajaran buddha..
berbaur dalam 1 pengalaman dan rasa.....
saya ibarat sudah jalan setengah dan melalui apa yang saya lihat dari perjalanan setengah ini, semua ini saling connect..
jadi tentu saya jadi lebih yakin...walau belum menyelesaikan setengah lagi.
ibarat sudah ada "panjar" pembuktian.

----------------------
sy beri perumpamaan...

anda disuruh mencari sebuah rumah beratap biru, disebuah kota.
dalam Theravada semua jadi jelas...
misalkan anda jalan lurus betemu jalan ini, akan ada rumah hijau, kalau anda belok kanan akan ada rumah ini itu..
lalu di persimpangan jalan akan ada ini, dan itu, terus ini itu.

yah ibarat anda punya tour-guide yang mengetahui seluk beluk kota.....ketika anda belum melihat rumah beratap biru...
tetapi tour guide ini telah memperlihatkan kemampuannya....jadi anda memiliki keyakinan pada tour-guide ini...
bahkan tour-guide ini mengetahui ttg isi rumah beratap biru.


dalam mahayana ( saat ini )
disuruh ibarat disuruh mencari rumah beratap biru ( sama dengan contoh atas )
tetapi tidak ada dikatakan bahwa ketika anda belok kiri akan menemukan apa, belok kanan menemukan apa...ini itu semua nya tidak ada...
yang ada hanya dikatakan ketika anda menemukan rumah beratap biru, anda adalah seorang pemenang.
bahkan isi dari rumah beratap biru pun tidak ada penjelasannya...
kalau anda punya tour guide seperti ini, apakah anda mau menyewa jasa nya?
lantas dari mana keyakinan anda menyewa jasa dari orang ini?


alangkah baiknya ketika memberikan penjelasan seperti visudhi magga dalam latihan......
ada dijelaskan kilesa apa-apa yang hancur, kemudian cara mengetahuinya,kemudian memakai objek apa,
jika halangan ini timbul di jelaskan cara mengatasi-nya...

tetapi disini kebanyakan "anda melafalkan amitabha dengan sepenuh hati bisa masuk alam sukhavati"
apakah standar kebenaran untuk mengetahui hal itu?

agama tetangga, dalam proses kesembuhan ilahi/mujizat...dikatakan bahwa orang yg tidak sembuh ,berarti iman-nya kepada mr.Y kurang kuat........karena dalam kitab tertulis
"aku-lah jalan kebenaran dan hidup,tiada seorangpun dapat menemui my boss, tanpa melalui aku"
padahal orang tersebut sudah berdiri didepan, bahkan ber-doa sambil air matanya keluar.....

bagaimana seandainya saya mempelajari nian fo "amitabha" lantas terlahir di alam sengsara, dan dijelaskan bahwa nian fo saya kurang kuat keyakinannya...
saya tinggal menjawab, bagaimana mau kuat kalau penjelasannya hanya seperti motto nike [just do it.]
bahkan untuk mengetahui sukses tidaknya masuk alam sukhavati kita sendiri tidak tahu.
dan hanya kematian baru tahu...apakah anda mau mengorbankan kehidupan anda kepada sesuatu yang anda tidak ketahui kepastian dalam kehidupan ini?

kira-kira kalau kejadian begini saudara hatred, anda mau menyewa tour guide mana?

salam metta.

Saya kurang tahu dengan pemahaman Mahayanis yg benar, apakah prinsip dhamma nya seperti itu, dimana hanya ada kepala dan ekor tanpa ada gambaran mengenai badan.

tetapi bila memang seperti itu dan hanya ada dua tour guide saja yg seperti diberikan dalam pilihan, maka saya lebih memilih tour guide yg Theravada.


Cuma yg mo saya tanyakan adalah, Kebenaran apa saja yg sudah anda buktikan di Theravada? yg tidak ada di paham manapun

saudara Hatred,
saudara hatred mengenai sudah tidak nya saya melihat kehidupan lampau saya,
cukup lihat sekarang....

begini...ada sebuah film yang anda nonton disitu anda yang berperan....
anda telah makan makanan yang paling tidak enak,katakan lah ayam-basi, kemudian anda telah mengetahui rasa dari makanan ayam-basi,
apakah ketika anda ditanya, pernahkah sebelumnya anda makan makanan seperti itu oleh seseorang....

tentu anda tidak akan mau peduli lagi pernah atau tidak nya, yang jelas "tidak mau lagi makan ayam basi" ^^

sama seperti saya, saya tidak perlu menunggu merealisasikan kemampuan mengingat kehidupan lampau sampai se-detail-detailnya, karena sy sudah merasakan betapa menderita nya proses hidup ini.
terkait sudah tidak nya saya memiliki kemampuan mengingat andai/walau saya berkata "ya", saya pikir cara ini bukan cara cocok untuk memperlihatkan sesuatu yang saya alami kepada anda...mengenai apa yang saya selami dari dhamma sebagai suatu kenyataan hidup.

Quote
Cuma yg mo saya tanyakan adalah, Kebenaran apa saja yg sudah anda buktikan di Theravada? yg tidak ada di paham manapun
begini, di T disitu ada tentang 4 kesunyataan mulia yang menggambarkan kenyataan......atau dengan kata lain sekarang pun bisa di selami.

kalau masalah realisasi batin yang saya alami, saya rasa bukan suatu hal cocok apabila saya menceritakan pencapaian apa saja yg saya alami. ( terkait benar tidak nya masih relatif bagi anda )
tetapi saya rasa lebih cocok menceritakan mengenai apa saja latihan untuk mencapai apa yang sy capai  _/\_

sedangkan versi agama lain, mati dulu baru diselami...dan lagi....tidak memberikan gambaran kenyataan.....
sy ambil dari agama mr.Y
dikatakan BOSS nya adalah MAHA-PENGASIH...terus dalam kitab-nya...ditulis kalau "bawahaan" boss tersebut meminta izin kepada sang BOSS untuk mencelakakan "anak-boss" ( manusia sering disebut sebagai anak T*han)
dan kemudian, parah-nya BOSS ini "menyetujui" permintaan "bawahannya" apakah ini bisa disebut "maha-pengasih"

bahkan bagaimana seandainya anda adalah boss besar, punya bawahan seperti itu ( dan parahnya anda lah yang memperkerjakan bawahan tersebut )
saya rasa orang tua sejahat apapun tidak akan menyuruh dengan sengaja mencelakakan anak sendiri.
berarti BOSS mr.Y lebih parah dari binatang.
( karena dikatakan binatang saja masih tidak akan membunuh anak sendiri dengan sengaja,kecuali karena kelaparan. )
masa BOSS besar MAHA-BISA ga punyaa duit beli makanan....

kemudian paling dekat yakni aliran Mahayana.
disitu Buddha nya tidak konsisten, Buddha ibarat membagikan brosur, bahwa "TA" adalah paling indah di jakarta, tapi Buddha nya malah milih DUFAN....
kemudian banyak sekali kata-kata/maupun tingkah laku buddha sungguh sebuah menjadi pertanyaan besar karena selalu bertolak belakang.

sebentar bilang A, kemudian dikemudian hari B....jangankan Buddha, manusia biasa saja kalau suka bohong dan berprilaku lain dari apa yang dia ucapkan...>> apakah manusia ini bisa dipandang AGUNG,kemudian SUCI?
lalu dengan enteng dikatakan "ini adalah diluar logika dan akal sehat manusia"

yah jelas memang di luar logika dan akal sehat....karena prilaku seperti itu sudah masuk kategori prilaku "orang gila" ( maaf saya jujur saja )
bahkan jujur saja mr.Y bahkan jauh lebih baik dari Buddha...
karena Buddha seperti aktor laga professinal hollywood

setahu saya mr.Y saja tidak pernah ber-akting bahkan berbuat perbuatan rendah dengan atas nama kesucian dan orang tercerahkan...

makanya saya disini dan mungkin rekan-rekan yang berpandangan sama, meminta alasan buddha yang memang bisa diterima dengan akal sehat dengan melakukan perbuatan akting-nya....
tetapi alasan itu tidak pernah di lontarkan...
bahkan yang ada
"buddha melakukan hal ini, dikarenakan beliau ber-emansipasi dalam tubuh manusia biasa"

sungguh fantastis.....bravo dah mahayana.


bagaimana seandainya saya mempelajari nian fo "amitabha" lantas terlahir di alam sengsara, dan dijelaskan bahwa nian fo saya kurang kuat keyakinannya...
saya tinggal menjawab, bagaimana mau kuat kalau penjelasannya hanya seperti motto nike [just do it.]
bahkan untuk mengetahui sukses tidaknya masuk alam sukhavati kita sendiri tidak tahu.
dan hanya kematian baru tahu...apakah anda mau mengorbankan kehidupan anda kepada sesuatu yang anda tidak ketahui kepastian dalam kehidupan ini?

kira-kira kalau kejadian begini saudara hatred, anda mau menyewa tour guide mana?

salam metta.

kalau setelah mati, anda ketemu Mr. J, gimana coba?
dan ternyata ajaran dia yang bener ???
dengan statement anda diatas, berarti dengan begitu mengugurkan agama2 yang lain,
ingat kita hidup di negara beragama, bukan negara agama.
saudara navis, seperti nya anda tidak mengerti apa yang saya tulis sebelumnya....

buddha berkata "hidup ini tidak kekal,dan segala-galanya dapat berubah"  > sekarang pun anda bisa merealisasikan.
mr.Y berkata "percaya pada saya baru masuk surga" > ini disebut "nanti setelah mati" baru bisa merealiasikan.
apakah anda mengerti dengan kata-kata saya mengenai "panjar" pembuktian.

saya buat perumpamaan cerita ^^ simak ya.

versi Buddha.
dalam ajaran buddha,buddha memberikan selebaran BROSUR....disitu tertulis...kunjungilah JAKARTA,
ada tugu MONAS, terus anda bisa ke DUFAN dimana dunia permainan....dan kunjungilah pameran di PRJ.....
dan Buddha mengatakan "di jakarta tempat paling bagus di kunjungi adalah "TA(taman anggrek mall)"
bahkan di brosur tersebut lengkap map rute jalanan........anda tidak perlu takut nyasar !!!

kemudian saya pergi ke-jakarta ( tanpa tahu bahwa buddha telah menyebar brosur ).
saya melihat monas,kemudian saya melihat DUFAN lagi....setelah perjalanan dari dufan dan mau pulang, tiba-tiba saya melihat ada brosur jatuh didepan mata....saya mengambil dan melihat...
oh, ternyata di jakarta masih ada PRJ belum saya kunjungi, kemudian dikatakan TA adalah tempat terbaik di jakarta.

disini walau belum melihat PRJ dan TA...saya seperti sudah memiliki keyakinan karena BROSUR tersebut telah terbukti setengah-nya.

kasus ini, dimana adalah saya mengenal agama buddha melalui pengalaman/peristiwa dulu, baru mempelajari agama buddha.
ada juga kasus dimana seseorang mengambil brosur dulu, baru pergi ke jakarta....
sama seperti saudara markos bilang....orang yang merealisasikan fakta sulit untuk berkata tidak....karena pasti saddha nya lebih tinggi...yah jelas karena telah mengalami.


versi mr.Y
mr.Y  sama membagikan BROSUR.....datanglah ke JAKARTA anda akan melihat "istana kepresidenan" kemudian ada "bakmi GM" yang luar biasa enak.....dan tempat paling istimewa adalah " hotel XXX "

begitu orang datang dan mengambil brosur, tentu orang keherangan,bagaimana pergi ke JAKARTA?
mr.Y jawab....anda harus menghabiskan semua tabungan anda, harta anda, keluarga anda....barulah bisa ke-jakarta.
ini ibarat disuruh mati dulu baru bisa ke jakarta.....
apakah anda mau investasi semua harta tanpa kepastian?

bahkan brosur nya pun tidak jelas.....tidak tertera MAP rute jalan......bagaimana bisa ke tempat2 tersebut..?

dan sekarang anda bertanya pada saya, bagaimana misalkan mr.Y benar-benar ada dan Boss nya adalah penguasa..
jelas saja saya tinggal bilang mr.Y kan adalah jalan satu-satunya untuk bertemu BOSS....
mengapa tidak datang kerumah membagikan brosur?.......bukankah langganan pertama harus tatap muka biar timbul kepercayaan....kan Boss nya punya kemampuan "MAHA-BISA"
cukup antarkan saya ke-jakarta lah walau 10 detik saja...."cincaiii lah" BOSS-nya kan "MAHA" mungkin "MAHA-CINCAIII" juga.

jadi pertanyaan anda adalah pertanyaan yang tidak mungkin saya alami, karena hal itu telah saya lalui....

 _/\_
salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #98 on: 09 June 2009, 01:36:04 PM »
^
^
waks, panjang benerrrr.....
ngak tau dech, mumet ndasku...

ya semoga bro marcedes cepat merealisasikan nirvana, n satu lagi, kalau sudah nirvana, jangan engkau lupakan kita2 ini ya.... ;D
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #99 on: 09 June 2009, 02:07:22 PM »
 [at]  topi merah yang suka nanya2 ttg kehidupan lampau,
Kemarin waktu ikutan seminar lung po jumnean (nulisnya kayaknya salah), lung po dengan arif menjawab pertanyaan seseorang tentang perlu tidaknya regresi hipnoterapi untuk melihat kelahiran kembali. Kata beliau (kata2nya tidak persis verbatim-nya ya), 'untuk apa melihat kehidupan lampau, jika setiap kali kita melihat ke dalam kehidupan lampau hanyalah ada penderitaan?'
duh, jawaban ini pas banget buat saya yang pernah iseng2 hipnoterapi (pernah saya ceritain kan di thread lain). Memori yang berhasil saya re-call hanyalah penderitaan...
Sebenernya jawaban lung po jauh lebih bagus daripada yang bisa saya tulis, sori kalo jadi ada yang bingung..

omong2 soal buddhisme dan pengaruh negara, saya belum mendapat kesempatan prgi ke thailand. Tapi, bhikkhu2 thai di indo ramah bukan main...sampai suami saya terheran2.
 tapi, saya pernah berkunjung ke taiwan di markas besarnya fo guang shan yang nota bene adalah aliran mahayana. Di situ, saya yang terheran2 melihat keramahan bhiksu2/ni. Mereka bener2 mendahulukan kepentingan umat. Sebagai contoh, saat pertama tiba di fo guang shan dalam keadaan hujan. Bhiksu2 yang berpapasan dengan rombongan keluarga saya (yang kelelahan baru tiba, dengan kopor berat2), merelakan payungnya untuk dipakai saya sekeluarga. Saya sampai bengong melihat keramahan bhiksu2 di sana...
jadi, kalau diambil generalisasi bahwa negara buddhis spt thai suram, kelam, kelabu sepertinya nggak pas ya. Juga kalau kita generalisasi negara basis mahayana spt tiongkok, taiwan jutek2, juga ga pas...(mungkin yang jutek2 itu cuman cungcungcep aja atau udah pindah agama) hehehe
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #100 on: 09 June 2009, 02:12:21 PM »
Bro marcedes, bolehkah ceritanya lebih dipersingkat?
sorry.. yg baca juga jd pusink neh kaya Elin..  8-}
trus sampai banyak yg di quote gt ya...
I guess yg penting dan mau dikomentarin aja yg di quote..

maaf ya kalo komentar Elin menimbulkan ketidaknyamanan bagi bro marcedes.. _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #101 on: 09 June 2009, 02:40:29 PM »
[at]  Kainyn,

saya tidak akan mewakili umat buddha, cukup mewakili diri sendiri saja.

beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

Kalo menurut Bro Indra sendiri, bagaimana menyikapi kenyataan adanya kekeliruan dalam kitab, seandainya memang tidak ada jawaban memuaskan dari semua orang?



sejauh ini saya selalu mendapatkan jawaban memuaskan. tapi baiklah mari kita berandai2, seandainya demikian, setelah terbukti bahwa itu salah, tentu saya akan menerima bahwa itu salah, menurut saya adalah tidak bijaksana secara ngotot mempertahankan sesuatu yg salah.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #102 on: 09 June 2009, 03:23:38 PM »
[at]  Kainyn,

saya tidak akan mewakili umat buddha, cukup mewakili diri sendiri saja.

beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

Kalo menurut Bro Indra sendiri, bagaimana menyikapi kenyataan adanya kekeliruan dalam kitab, seandainya memang tidak ada jawaban memuaskan dari semua orang?



sejauh ini saya selalu mendapatkan jawaban memuaskan. tapi baiklah mari kita berandai2, seandainya demikian, setelah terbukti bahwa itu salah, tentu saya akan menerima bahwa itu salah, menurut saya adalah tidak bijaksana secara ngotot mempertahankan sesuatu yg salah.
Setuju, bukannya malah yang salah di bela dengan alasan tidak ada yang salah dalam isinya, trus malah di perbanyak lagi :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #103 on: 09 June 2009, 03:37:01 PM »
[at]  Kainyn,

saya tidak akan mewakili umat buddha, cukup mewakili diri sendiri saja.

beberapa kali saya menemukan dilemma seperti ini, dan yg saya lakukan adalah melemparkan ke forum dan mencoba untuk belajar dari teman2. kadang2 saya cukup puas dengan penjelasan teman2, tapi juga pernah tidak puas, kalau tidak puas maka saya tanyakan lagi kepada para bhikkhu yang saya anggap memiliki pengetahuan.

Kalo menurut Bro Indra sendiri, bagaimana menyikapi kenyataan adanya kekeliruan dalam kitab, seandainya memang tidak ada jawaban memuaskan dari semua orang?



sejauh ini saya selalu mendapatkan jawaban memuaskan. tapi baiklah mari kita berandai2, seandainya demikian, setelah terbukti bahwa itu salah, tentu saya akan menerima bahwa itu salah, menurut saya adalah tidak bijaksana secara ngotot mempertahankan sesuatu yg salah.
Setuju, bukannya malah yang salah di bela dengan alasan tidak ada yang salah dalam isinya, trus malah di perbanyak lagi :))
gue gak ada nyogok atau ngancam kan?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #104 on: 09 June 2009, 03:38:20 PM »
 [at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

 

anything