//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - marcedes

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 102
106
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« on: 06 December 2010, 09:36:38 AM »
helow setahu saya memang benar tidak menutup bahwa ada alam manusia lain di alam semesta ini....
tetapi yg saya tahu 1 Buddha mewakili 10rb tatasurya...jadi dalam 10rb tatasurya tersebut tidak ada Sammasambuddha.

semua berhak menjadi Buddha....bahkan di alam manusia tetangga tersebut.

dan mengapa Buddha Gotama terlahir di bumi kita?
itu disebabkan karena ikatan kamma/karma kita.....entahlah di kehidupan beberapa yg tak terhitung, mungkin saja anda pernah bersosialisasi dengan beliau entah dalam bentuk apa.

107
Keluarga & Teman / Re: cewek lebih tertarik kepada cowok "bad boy" ??
« on: 01 December 2010, 11:12:56 PM »
teman-teman
namo buddhaya,

sebelumnya teman-teman tahu'kan thread sebelumnya yang saya buat, berjudul "Best Friend Forever??.." dari kasus yang saya alami dengan si F, saya memutuskan untuk membua sebuah thread yang baru dengan luas lingkup yang lebih luas.

dalam thread ini saya tidak akan lagi membahas masalah si F, tetapi saya ingin membahas secara umum/general tentang sikap-sikap cewek yang cenderung menyukai cowok "bad boy".. contohnya y seperti si F gitu deh..  :whistle:

ok deh kita mulai, berdasarkan peristiwa-peristiwa pahit yang saya alami dengan si F, saya jadi semakin yakin kalau kebanyakan cewek itu ternyata lebih menyukai cowok yang terkesan "bad boy" dari pada cowok "baik-baik".. ternyata yang menjadi contoh bukan hanya si F. Dua teman lelaki saya di tempat kerja juga memiliki sifat-sifat yang bisa dikategorikan cowok "bad boy". teryata kedua teman saya cukup sukses dalam hal menjalin hubungan dengan cewek.

kedua teman saya memiliki beberapa persamaan :
*Sedikit playboy (terbukti, teman saya sering mengakses facebook dari hp untuk melihat-lihat foto2x cewek pada saat jam kerja)
*Tidak mau kalah dari wanita
*Cenderung membuat wanita sakit hati

begitulah sifat-sifat kedua teman saya, walaupun secara moral mereka itu baik,,,

kemudian saya mencoba search di google soal ini, dan saya pun banyak menemukan artikel-artikel yang initnya hampir sama, yaitu "Cowok badboy cenderung lebih memikat hati wanita" that's fact. sudah banyak penelitian tentang  yang dilakukan psikolog tentang fenomena ini. coba search aja di google.

menyadari hal ini, saya merasa bahwa diri seakan-akan tidak berguna  :'(

teman2x  cowok saya yang terkesan "bad boy" sangat gampang mendapatkan hati para cewek, sementara saya yang terkesan "baik-baik" selalu saja gagal dengan wanita bahkan hanya menjadi "mainan" yang di manfaatkan oleh cewek, sementara cewek tersebut sibuk "bercinta" dengan cowok "bad boy" tersebut.

berdasarkan apa yang saya ceritakan, teman-teman pasti sudah bisa menebak bahwa saya sedang berada dalam kondisi yang sangat down. ya, saya betul-betul merasa putus asa sekarang. saya menyadarai bahwa apa yang saya lakukan selama ini tidak ada gunanya. saya berusaha melakukan yang terbaik demi cewek yang w suka, tetapi yang saya dapatkan hanyalah kegagalan, keputusaan, dan kekecewaan.

sekarang saya bingung dalam keputusaan, saya bingung apakah saya harus berubah menjadi cowok "bad boy" apakah tetap menjadi seorang cowok "Baik-baik"..

jadi saya mohon bantuannya ya teman-teman, saya betul2x merasa hancur banget dengan ketidakadilan ini.

thx
saudara yg baik, itu mah cewek nya yang ga beres....hahaha

kalau cowok baik2 ketemu cewek baikbaik pasti klop...kalau cewek gatal ketemu cowok baik baik yah beda lah..

kek tepukan, akan berbunyi kalau kedua tangan di ayunkan...kalau 1 saja yah mana bisa !

108
kalau sy sih ga usah heran Tzu Chi indo gitu tajir....soalx ada penyumbang nya gw kenal...memang asli tajir...wkwkwkwkk

109
Studi Sutta/Sutra / Re: pembohongan publik kah?
« on: 20 November 2010, 07:39:48 AM »
bro Diamond, kalau penerapan melindungi dalam konteks apa dulu...

misalkan kita tidak pernah mencuri, jelas saja bisa banyak hal terjadi disana "image" itu terbentuk perlahan...
bisakah di sebut melindungi? yah tergantung siapa yg memaknai disana...

hanya saja menurut saya beberapa sutra mahayana sering menulis hal hal yang "aneh"
tapi ajaran mahayana bagus kok....mungkin penulis sutra nya yg erorr kali ;D
wajar lah kitab suci belum tentu  mencakup keseluruhan benar 100% dan di luar itu salah....

110
Buddhisme untuk Pemula / Re: Diwisuda untuk menjadi upasakha/upasikha?
« on: 20 November 2010, 07:16:24 AM »
Bagaimanakah Yang Di Sebut Upasaka Upasika Itu
Oleh Yang Mulia Bhikkhu Shanti Bhadra Mahathera


Dalam bahasa Pali umat Buddha laki-laki disebut Upasaka, sedangkan wanita disebut Upasika. Kata "upasaka" berarti seseorang yang mengenal dekat dan akrab Tiratana (Tiga Permata) —Buddha (orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna), Dhamma (ajaran), dan Sangha (persaudaraan dari orang yang meninggalkan keduniawian). Ketika seseorang menerima Tiga Perlindungan atau menganggapnya sebagai pedoman hidup, umumnya dapat dikatakan sebagai seorang umat Buddha.
 
Saat menerima ajaran Sang Buddha sebagai pedoman hidup, dia harus menjalani suatu bentuk latihan, yaitu kemoralan (Sila). Lima bentuk latihan sebagai dasar dari kemoralan (Sila). Kelima Sila itu dilaksanakan dengan pengendalian diri, bukan dengan diperintah. Dan melakukan Sila itu berdasarkan pengertian untuk mengurangi kadar dari tiga akar kejahatan yakni lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kebodohan).

Dengan melatih diri menghindari diri dari pembunuhan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukan; dan berdasarkan ini memupuk diri dengan kemurahan hati (alobha), cinta kasih (adosa), dan pengertian benar (amoha).

Lima Pencapaian
Sang Buddha telah menunjukkan bahwa seorang upasaka yang mempunyai lima hal berikut ini dengan baik dapat diumpamakan seperti bunga teratai merah (paduma), teratai putih (pundarika), dan permata (ratana). Kelima hal tersebut adalah:

   1. Saddha (keyakinan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha
   2.      Sila (kemoralan, etika).
   3.      Tidak yakin pada Kotuhala Mangalika (menerima sesuatu yang baik dan buruk yang ia anggap sebagai pertanda keberuntungan dan kemalangan).
   4.      Yakin pada Hukum Kamma (Hukum sebab dan akibat).
   5.      Nabahida dakkhinineyyan gaveseti (pencarian di manapun, di luar ajaran Sang Buddha, untuk berdana baik segi materi maupun non materi; dan mengulurkan tangan pertama-tama pada kebenaran, sebagai pengamalan ajaran Sang Buddha).

Melalaikan hal-hal tersebut berarti menodai upasaka yang dapat diumpamakan seperti orang buangan (chandala), noda (malan), dan orang dari keturunan rendah (patikuttha).

Sepuluh Pengertian
Dalam Milinda Panha (pertanyaan Raja Milinda), Bhikkhu Nagasena dalam percakapannya dengan Raja Yunani, menjelaskan garis besar sepuluh kualitas seorang upasaka.

   1.      Dia selalu menginginkan kesejahteraan Sangha. Dhamma menempati kedudukan yang utama dalam kehidupannya.
   2.      Dia selalu memberi dengan kemurahan hati.
   3.      Bila dia melihat tanda kemunduran dari ajaran Sang Buddha (sasana), dia berbuat dengan sekuat tenaga untuk menolong dan menegakkan kembali.
   4.      Dia terbebas dari takhyul tentang pertanda dan tanda-tanda yang memberikan keberuntungan atau kemalangan. Dan ia memiliki pengertian yang benar.
   5.     Kalaupun ada kejadian dalam kehidupannya, ia tidak memikirkan orang lain selain Sang Buddha sebagai Gurunya.
   6.     Dia tertib, dalam ucapan dan perbuatannya.
   7.      Dia rukun dan harmonis dalam hubungan antar manusia.
   8.      Dia tidak bersifat iri hati.
   9.      Dia tidak menggunakan agama Buddha untuk menipu orang lain atau untuk memperoleh nama dan kemashyuran.
  10.      Dia menerima Perlindungan (berpedoman pada) Buddha, Dhamma, Sangha.

Manfaat dan Bantuan
Dalam percakapan dengan Mahanama, salah seorang saudara sepupu Sang Buddha, Beliau menguji delapan tanda seorang upasaka yang melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan memberikan berkah serta bantuan kepada orang lain. Delapan ciri tersebut adalah:

   1.      Dia memiliki kepercayaan dan menanamkannya pada orang lain.
   2.      Dia memiliki kebajikan dan disiplin serta mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
   3.      Dia memiliki kemurahan hati dan menjelaskan perbuatan baik tersebut kepada orang lain.
   4.     Dia senang bertemu dengan bhikkhu dan juga mengajak orang lain untuk bergabung bersama-sama.
   5.     Dia gemar mendengarkan diskusi Dhamma dan mendorong ketertarikannya pada Dhamma itu kepada orang lain; dan dia memulainya untuk berbuat demikian.
   6.      Dia menunjang Dhamma yang telah ia dengarkan dan merenungkan dalam batin pada waktu senggang untuk memperdalam pengertiannya. Dia menganjurkan orang lain berbuat demikian.
   7.      Dia mengkaji dan menerapkan Dhamma secara terus menerus dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
   8.      Dia mempraktikkan Dhamma dalam kehidupannya sehari-hari, mendorong dan membangkitkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Seorang Upasaka seharusnya tidak melakukan sejumlah pekerjaan yang merugikan orang lain. Yaitu menghindari lima jenis perdagangan:

    berdagang peralatan perang, budak, daging/binatang, makanan yang dapat memabukkan, dan racun.


Dua Upasaka Pertama
Tapussa dan Bhallika adalah dua pedagang bersaudara yang pertama kali mempersembahkan makanan sejenis gandum dan madu kepada Sang Buddha setelah Beliau mencapai Penerangan Sempurna. Mereka juga menjadi upasaka pertama yang menerima Dua Perlindungan pada Buddha dan Dhamma. Saat itu belum ada Sangha.

Tercatat, mereka bertemu Sang Buddha lagi setelah empat atau lima bulan di Rajagaha. Mereka mendengarkan ajaran Sang Buddha. Dan Tapussa mencapai tingkat kesucian yang pertama (Sotapana) dan tetap sebagai upasaka. Sedang Bhallika mencapai Arahat dan kemudian menjadi anggota Sangha.

Perubahan Besar
Kisah tentang upasaka pertama yang menerima Tiga Perlindungan sangat menarik. Di kota kuno Benares, tinggal seorang pedagang kaya yang mempunyai seorang putra bernama Yasa. Dia dibesarkan di lingkungan yang mewah. Bosan dengan hidupnya dalam sangkar kemewahan, dia menempuh hidup dengan kesenangan indera yang melemahkan dan dangkal. Dia mengungkapkan dirinya demikian,

    Aduh, letih aku dalam kesibukan duniawi, apakah gunanya semua nafsu dan kesakitan ini, datang, datanglah kedamaian, kedamaian yang indah, ke dalam dadaku(Goethe)

Pada suatu pagi, dia meninggalkan rumahnya dengan sembunyi-sembunyi dan berangkat menuju Sarnath (Taman Rusa), mencari kedamaian dan ketenangan batin.

Ketika itu Sang Buddha tinggal di Sarnath bangun di pagi hari dan berjalan mondar-mandir di suatu ruangan terbuka. Saat Beliau melihat seorang pemuda —Yasa datang mendekatinya, Beliau duduk dan menunggunya. Yasa datang kepada Sang Buddha, memberikan hormat, dan duduk di dekatnya. Sang Buddha tahu bahwa pikiran Yasa sedang tak menentu. Diawali dengan uraian tentang kehidupan sehari-hari, perlahan-lahan Sang Buddha mengantarkannya menuju khotbah yang lebih berkembang dan mendasar tentang Empat Kesunyataan Mulia.

Seperti halnya kain yang masih bersih tanpa noda hitam atau kotoran, akan mudah dicelup warna, demikian juga dengan setiap rangkaian, kesucian dan kemurnian pandangan Dhamma —bangkit dalam pikiran Yasa. Dan dia mencapai tingkat kesucian pertama, Sotapana.

Tidak lama kemudian, Ayah Yasa datang mencarinya. Sang Buddha menjumpainya dengan senyum yang memancarkan cinta kasih, menghibur dan membuatnya gembira dengan sebuah khotbah yang dalam maknanya. Pada akhir khotbah ayah Yasa berkata, Luar biasa, luar biasa, Sang Bhagava.


http://artikelbuddhis.blogspot.com/2010/06/bagaimanakah-yang-di-sebut-upasaka.html

semoga bermanfaat
metta

111
Diskusi Umum / Re: segudang pertanyaan,...
« on: 10 September 2010, 11:14:49 PM »
apakah manusia hidup dari pikiran nya? atau karena lain hal ?
yang saya maksud adalah kehidupan pengerak dalam diri bukan jasmani,...
manusia bukan hidup dari pikiran

melainkan penggabungan dari 5 khandha yang sering disebut
1. bentuk pikiran
2. pencerapan
3. kesadaran
4. perasaan
5. jasmani

sama hal nya roti , mengapa roti bisa terbentuk....
karena ada faktor mentega, telur, oven , tenaga kerja ,dll...

inti nya adalah penggabungan..mirip komputer kenapa bisa berfungsi yah karena prosecesor,memory,vga,hardisk gitu

112
Diskusi Umum / Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« on: 10 September 2010, 11:02:39 PM »
Dahulu ketika saya masih kecil, pernah diceritakan bahwa nanti akan muncul Buddha lagi. Ketika itu saya berpikir dengan jalan berpikir anak kecil: "mungkin calon Buddha tersebut adalah saya, mungkin sayalah yang dimaksud calon Buddha yang akan muncul tersebut", saya merasa bahwa saya memiliki kemampuan menjadi Buddha, mungkin saya yang akan menjadi Buddha di kehidupan sekarang ini.

Pemikiran-pemikiran ini muncul disebabkan kurangnya pengetahuan Dhamma. Setiap orang merasa bisa ini, bisa itu, banyak sekali orang-orang yang memiliki over-confidence bahwa mereka terlahir sebagai manusia super, yang bisa menjadi apapun. Dalam jiwa manusia-manusia seperti ini, mereka kurang memiliki kerendahan hati untuk mengakui keterbatasan diri sendiri. Kadang-kadang manusia over-confidence mendapatkan berbagai benturan, akhirnya mereka putus asa dan menjadi stress.

Beberapa orang yang disebabkan dukungan karma baiknya di masa lampau, tidak mengalami banyak benturan, jalan mereka mulus saja. Tetapi hal ini juga berdampak negatif berupa kesombongan yang timbul semakin besar, kadang-kadang orang ini jadi terobsesi ingin menjadi terkenal, obsesifnya ini lama-lama menjadi penyakit kejiwaan megalomaniac. Orang yang telah diliputi penyakit megalomaniac ini seringkali berusaha dengan cara apapun untuk menggapai impian mereka, termasuk berbohong bila perlu.

Orang-orang megalomaniac ini seringkali mendapatkan pengikut di kalangan orang-orang bodoh yang percaya begitu saja, terhadap ucapan mereka. Orang-orang bodoh yang kurang pengertian Dhamma akan mudah sekali dipelintir oleh para megalomaniac ini.

Melalui banyak perubahan saya terus belajar Dhamma, belajar dan berdiskusi dengan pakar-pakar di bidangnya, tak lupa terus menggali, menguji suatu pendapat dengan diskusi, debat atau dengan mempraktekkan langsung, semakin lama saya semakin sadar bahwa saya sangat-sangat-sangat,............., sangat kecil.

Berikut saya berikan gambaran sebagai perbandingan, mengapa saya merasa sangat kecil.
Suatu ketika dikatakan bahwa Y.A. Pindola Bharadvaja terbang diatas batu yang sangat besar, kalau tidak salah dikatakan bahwa batu tersebut besarnya belasaan meter, mengelilingi kota Savatthi. Kesaktian Y.A. Pindola Bharadvaja belum seberapa dibandingkan dengan kesaktian siswa utama (aggasavaka).
Ada diceritakan suatu ketika Y.A. Sariputta (siswa utama) sedang duduk bermeditasi, sesosok Yakkha yang sakti memukul kepala Y.A. Sariputta tetapi Y.A. Sariputta tidak terluka, hanya merasa pusing sedikit. Y.A. Mogallana memuji kagum terhadap Y.A. Sariputta, karena mampu menahan pukulan tersebut, padahal pukulan itu bisa menghancurkan gunung. Ini adalah kehebatan Y.A. Sariputta.

Dari Sutta dikatakan bahwa suatu ketika Y.A. Sariputta balik memuji Y.A. Mogallana dengan mengatakan bahwa kemampuan kesaktian beliau bagai sebutir pasir dibandingkan dengan pasir di bukit dibandingkan dengan kesaktian Y.A. Mogallana. Kesaktian Y.A. Mogallana yang menurut saya sangat fenomenal adalah dengan ujung jari kaki beliau mampu menggoncangkan istana raja dewa Sakka, sehingga dewa Sakka dan seluruh penghuni istana raja dewa Sakka menjadi panik.

Dari perbandingan menurut Visuddhi Magga, dikatakan bahwa bila ada Bhikkhu dengan kesaktian sebanding Y.A. Mogallana disusun rapi dan rapat, hingga memenuhi seluruh Jambudipa, maka kesaktian seluruh bhikkhu tersebut bila digabungkan, baru sebanding dengan kesaktian seorang Pacceka Buddha.

lebih lanjut dikatakan bila ada banyak Pacceka Buddha disusun rapi, hingga memenuhi seluruh jambudipa (India) maka kesaktian seluruh Pacceka Buddha tersebut digabungkan, baru sebanding dengan seorang Sammasambuddha.

Inilah sebabnya saya mengatakan bahwa semakin banyak membaca buku Dhamma dan semakin banyak belajar dengan praktek langsung, saya semakin menyadari bahwa "betapa kecilnya" saya dibandingkan para petapa-petapa jaman dahulu. Bila saya melihat ada orang yang berusaha menyamakan dirinya dengan Sang Buddha, saya hanya tertawa menyadari kekonyolan pikiran tersebut, sama konyolnya dengan cara berpikir saya waktu masih kecil sebelum banyak belajar Dhamma.

Bagai peribahasa "burung pungguk merindukan bulan". Pemikiran-pemikiran bahwa dalam jaman sekarang ini "saya" mampu menyamai Sang Buddha, adalah pikiran tak tahu diri, pemikiran yang berasal dari anak-anak yang bodoh yang tak mampu mengukur kemampuan diri sendiri, yang disebabkan kurangnya pengetahuan Dhamma. Lebih bodoh lagi adalah orang yang menganggap bahwa jaman sekarang ada orang yang mampu menyamai Sang Buddha.
Jangankan Sang Buddha, bahkan menyaingi Y.A. Mogallana saja tak ada yang mampu di jaman sekarang.

Semakin banyak belajar Dhamma saya malah merasa semakin kecil?

 _/\_

yang saya dengar sih dari Bikkhu
katanya Kemampuan kesaktian dari para Bikkhu sama saja, misalkan yg telah menguasai 6 abhinna...hanya yg membedakan adalah kecepatan mereka memasuki jhana dan berganti ganti objek....


kalau menurut saya mengukur terus kualitas diri kurang baik, disini justru melatih pikiran membentuk objek dan subjek....
jalani saja apa adanya....

113
Diskusi Umum / Re: cara baru dan praktis membuat air berkah.
« on: 10 September 2010, 10:56:11 PM »
Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha.
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.

Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.

apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?

parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah


halo bro,
mengisi air dengan medan energi untuk si penderita bisa saja dengan membacakan mantra atau keng...
tentu si pembaca harus seseorang yg sudah terlatih....

makanya biasa para bikkhu theravada dalam tradisi thailand menggulung seuntas benang putih dari Buddha rupang ke air tersebut, karena biasanya setiap Buddharupang yg di buat di vihara itu di atas kepala telah di tanamkan relik SangBuddha..


114
Keluarga & Teman / Re: Pertama dan muantabss!! T'shirt buddhis!!
« on: 10 August 2010, 09:34:00 PM »
mantap bos barang nya...gambar nya juga gede....kain nya oke harga mantap.....;D

115
Saya punya Amulet Luong Phor Tuat...
Punya rupang kecil Ajahn To (Somdet To)
Rupang kecil Luong Phor Tuat
...

Lagi nyari rupang kecil Kruba Siwichai... Ada yang punya ?
luang por tuat itu kalau tidak salah yang bisa berdiri di atas air laut terus air nya berubah jadi air tawar...beliau salah satu bikkhu yg sangat sakti di thailand..tapi sudah almarhum kek nya..^^

116
Tolong ! / Re: TOLONG: Minta pendapat demi menyambung hidup
« on: 03 August 2010, 05:48:47 PM »
yg penting jangan lupa untuk terus berbuat baik. ini sungguhan loh......



Memberi bukan berarti kehilangan, menerima bukan berarti kemujuran. Memberi adalah awal dari penerimaan, menerima adalah akhir dari pemberian.
(dhammapada)

117
Theravada / Re: Rekayasa atau Kisah Nyata?
« on: 01 August 2010, 10:06:29 AM »
Jika kita menyimak riwayat hidup tiga bhikkhu terkenal yaitu Bhikkhu Buddhaghosa, Moggaliputtatissa dan Nagasena, semuanya memiliki kemiripan kisah. Ada beberapa yang berpendapat bahwa kisah tiga bhikkhu ini hanya merupakn rekayasa para bhikkhu jaman dulu untuk memperkuat posisi Theravada. Ketiganya berasal dari wilayah di mana Sang Buddha membabarkan Dhammanya. Ketiganya berasal dari keluarga brahmana dan sangat terpelajar dalam ajaran Veda. Ketiganya menjadi bhikkhu dengan cara yang sama. Ada pendapat?

yang saya tahu di dunia ini sangat banyak yg aneh aneh bahkan di luar kepala dan akal sehat..........
misalkan seseorang yg di pelet ketika di obati malah ulat hidup keluar dari tubuh nya berjumlah ratusan....

bahkan bikkhu pun ada yg bisa meditasi di bawah laut atau bahkan ngubah air laut jadi air tawar hanya sekali injak.
mungkin bagi "pembaca" bukan umat buddha beranggapan cerita di Tipitaka adalah sebuah dongeng dragon ball versi akira toriyama ;D wkkwkwkw

118
menurut saya

sy tidak tahu kapan pasti nya sejarah ini berlangsung, hanya saja.....ketika ibu teressa saja melalui perwujudan cinta kasih nya....hal itu saja sudah cukup walau kita tidak tau ibu teressa itu ada atau nga...mau pakai ibu obama juga boleh... ;D

jadi sesuatu itu di lihat DALAM nya jangan LUAR nya...
kalau kita mau mencari apakah sejarah nyata atau nga...ga ada abisnya...
cinta kasih dan kebajikan adalah sebuah kebenaran mutlak..

misalkan cinta kasih...
ada yg terpantul melalui buddha Gotama, Guan yin,Mahatma gandhi,mother Teressa atau paus ke - XXXXX ???   bahkan tokoh tokoh lainnya..
jangan kita melihat tokoh nya..yg kita lihat cinta kasih nya.
ikuti dan teladani serta kembangkan....^^


119
Perkenalan / Re: salam kenal
« on: 01 August 2010, 09:45:36 AM »
w e l c o m e  bro in buddhis family... ;D


120
Theravada / Re: betulkah karma bisa diturunkan?
« on: 30 July 2010, 12:44:59 AM »
bro robby
kalau karma di turunkan langsung tentu ga ada dalam buddhisme
misalkan ayah kamu makan nasi, kamu yg kenyang? kan tidak,,

cuma ketika ayah berbuat baik ( misalkan melepas burung ) ketika anda melihat timbul pikiran "mudita" atau ikut berbahagia itu juga anda telah berbuat baik.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 102